Muhammad Cholis Hidayat FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pengaruh Polifenol Buah Tin (Ficus carica linn) Terhadap Kadar Leptin Serum Tikus (Rattus norvegicus) Galur Wistar Yang Diberi Diet Aterogenik Muhammad Cholis Hidayat 0910713053 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler menempati peringkat pertama sebagai penyebab kematian terbesar di dunia dengan angka kematian sebesar 23,94 % dari seluruh penyebab kematian (WHO, 2011) Hasil survey kesehatan nasional tahun 2007 (Riskesdas) menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular menempati peringkat pertama dari penyakit tidak menular di Indonesia (Depkes, 2009)
Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler menempati peringkat pertama sebagai penyebab kematian terbesar di dunia dengan angka kematian sebesar 23,94 % dari seluruh penyebab kematian (WHO, 2008) Hasil survey kesehatan nasional tahun 2007 (Riskesdas) menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular menempati peringkat pertama dari penyakit tidak menular di Indonesia (Depkes, 2009)
Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler menempati peringkat pertama sebagai penyebab kematian terbesar di dunia dengan angka kematian sebesar 23,94 % dari seluruh penyebab kematian (WHO, 2008) Hasil survey kesehatan nasional tahun 2007 (Riskesdas) menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular menempati peringkat pertama dari penyakit tidak menular di Indonesia (Depkes, 2009)
Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler menempati peringkat pertama sebagai penyebab kematian terbesar di dunia dengan angka kematian sebesar 23,94 % dari seluruh penyebab kematian (WHO, 2008) Hasil survey kesehatan nasional tahun 2007 (Riskesdas) menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular menempati peringkat pertama dari penyakit tidak menular di Indonesia (Depkes, 2009)
Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler menempati peringkat pertama sebagai penyebab kematian terbesar di dunia dengan angka kematian sebesar 23,94 % dari seluruh penyebab kematian (WHO, 2008) Hasil survey kesehatan nasional tahun 2007 (Riskesdas) menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular menempati peringkat pertama dari penyakit tidak menular di Indonesia (Depkes, 2009)
Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler menempati peringkat pertama sebagai penyebab kematian terbesar di dunia dengan angka kematian sebesar 23,94 % dari seluruh penyebab kematian (WHO, 2008) Hasil survey kesehatan nasional tahun 2007 (Riskesdas) menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular menempati peringkat pertama dari penyakit tidak menular di Indonesia (Depkes, 2009)
Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler menempati peringkat pertama sebagai penyebab kematian terbesar di dunia dengan angka kematian sebesar 23,94 % dari seluruh penyebab kematian (WHO, 2008) Hasil survey kesehatan nasional tahun 2007 (Riskesdas) menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskular menempati peringkat pertama dari penyakit tidak menular di Indonesia (Depkes, 2009)
Atrerosklerosis Penyakit kronis progresif berupa penebalan dan kekakuan pembuluh darah akibat penumpukan lemak, serta akumulasi jaringan fibrosa di dalam endotel pembuluh darah. (Su, 2009) Monocyte LDL-C Adhesion molecule Macrophage Foam cell Oxidized LDL-C Plaque rupture Smooth muscle cells CRP
Leptin Hormon peptide diproduksi oleh jaringan adipose (Dubey & Hesong, 2006) Meregulasi nafsu makan & merangsang termogenesis (Wardah et al, 2012) Dapat merangsang berbagai sel imunitas dan mengatur sitokin pro dan anti inflamasi (IL-2, IL-6, IL12 & IL-18), serta TNF-α dan IFN-γ (Dubey & Hesong, 2006) Menginduksi stres oksidatif, meningkatkan produksi MCP-1 dan mempotensiasi terjadinya proliferasi sel- sel endotel (Yang, 2007)
Polifenol Polifenol Anti-oksidan pemutus rantai yang kuat Polifenol melindungi tubuh dari peroksidasi lipid (Singh et al, 2009) Kandungan polifenol buah tin Tinggi
Buah Tin (Ficus carica linn) Komponen Jumlah per 100 g Kalori total 283 Kalori dari lemak 4,7 Lemak total 0,52 g Lemak jenuh 0,0 mg Kolesterol Sodium 12,26 mg Potassium 609 mg Karbohidrat total 66,16 g Serat tidak larut 8,74 g Serat larut 3,47 g Gula 49 g Protein 3,14 g Vitamin A 9,76 IU Vitamin C 0,68 mg Kalsium 133 mg Besi 3,07 mg Total polifenol 1.090 – 1.110 mg Pohon tumbuh cepat Buah sepanjang musim & mulai dikembangkan di Indonesia Komposisi : (Vinson, 1999) Lemak jenuh 0 mg Kolesterol 0 mg Total polifenol 1.090 – 1.110 mg Polifenol buah Tin memiliki sifat antioksidan primer (Qusti et al, 2010)
Kerangka Konsep Aterosklerosis Diet Aterogenik LDL ↑ Hiperlipidemia Disfungsi Endotel Respon Inflamasi Sitokin Pro-Inflamasi (TNF-α, IL-6, NF-κB, dll) Leptin Radikal Bebas ↑ (ROS) Aterosklerosis Obesitas Buah Tin (Ficus Carica) Resistensi Leptin Polifenol Sel Busa (Foam Cell) Kerusakan Endotel Aktivasi Makrofag Respon sel T Proliferasi sel otot polos Fatty Streaks Ox-LDL
Rumusan Masalah & Tujuan Penelitian Apakah pemberian polifenol buah Tin dengan berbagai dosis dapat menurunkan kadar Leptin pada serum tikus putih Rattus norvegicus L. galur wistar dengan diet aterogenik ? Membuktikan pengaruh pemberian polifenol buah Tin dengan berbagai dosis terhadap penurunan kadar Leptin pada serum tikus putih galur wistar jantan dengan diet aterogenik.
Jenis Penelitian Desain Penelitian Metode Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian Eksperimental Laboratorik Control Group Post Test Design
Pengukuran Leptin dalam Serum darah Metode Penelitian Prosedur Penelitian Pengukuran Leptin dalam Serum darah ELISA
Metode Penelitian Pakan Standart Pakan standart Diet normal aterogenik Diet aterogenik + 4,5 mg polifenol buah Tin 9 mg polifenol buah Tin 18 mg polifenol buah Tin Eksplorasi pakan tikus dan pengondisian lingkungan bagi tikus (7 hari) PENELITIAN UTAMA Diberikan selama 65 hari Pengukuran kadar Leptin serum dengan ELISA Analisis data Pengumpulan 25 ekor tikus (Rattus norvegicus) wistar jantan Seleksi sesuai kriteria inklusi dan eksklusi Metode Penelitian
Dosis manusia (70 kg bb) = 500 mg/hari (Williamson, 2008) Penentuan Dosis konsumsi total fenol yang dianjurkan pada manusia konversi dosis (Paget dan Barnes, 1971) Dosis manusia (70 kg bb) = 500 mg/hari (Williamson, 2008) Dosis tikus (200 g bb) = 500 mg/hari x 0,018= 9 mg/hari Variasi pemberian dosis : - dosis 1 = 4,5 mg/hari - dosis 2 = 9 mg/hari - dosis 3 = 18 mg/hari Konsumsi total fenol yang dianjurkan pada manusia adalah >500 mg/hari (Williamson, 2008). Nilai ini kemudian dikonversi dosisnya untuk menentukan dosis pada tikus, berdasarkan tabel perbandingan luas permukaan hewan coba (Paget dan Barnes, 1971), sehingga didapatkan dosis 9 mg/hari untuk tikus. Variasi pemberian dosis didasarkan pada deret ukur 1/2n, n, dan 2n, sehingga didapatkan dosis yang akan diberikan pada tikus adalah: 4,5 mg/hari, 9 mg/hari, dan 18 mg/hari.
Hasil penelitian dan analisis Rata-rata Berat Badan Awal dan Akhir Tikus
Hasil penelitian dan analisis Rerata Kadar Leptin Serum Uji normalitas (Kolgorov-Smirnov) sebaran normal (p > 0,05) Uji homogenitas (Levene Test) data homogen (p > 0,05) Oneway ANOVA (p < 0,05) Terdapat perbedaan rata-rata kadar Leptin serum yang signifikan pada minimal 2 kelompok perlakuan Tuckey HSD K- dengan K+ berbeda signifikan (p<0,05) K+ dengan PC berbeda secara signifikan (p<0,05)
Pembahasan Rerata kadar leptin serum pada K+ paling tinggi Paparan diet ateogenik yang kronis akan menyebabkan kenaikan kadar leptin (Dubey & Hesong, 2006) K+ dan K- berbeda secara signifikan Paparan diet tinggi lemak akan menyebabkan peningkatan sel adiposit, yang akan diikuti oleh jumlah leptin dalam serum hingga terjadi hiperleptinemia (Wardah et al, 2012)
Pembahasan K+ dengan PC dan PA dengan PC berbeda secara signifikan (p = 0,000) Terjadi penurunan sebesar ±20% Efek Polifenol buah tin yang dose-dependent terhadap kadar leptin serum (Vinson, 2005) Polifenol merupakan antioksidan primer yang memiliki kemampuan radikal scavenger (Tsao, 2010) dengan mekanisme berikut : R* + AH RH + A* Sehingga, peroksidasi LDL serta runtutan inflamasi yang mengikutinya dapat dicegah (Nijveldt et al, 2001 ) Polifenol juga dapat menghambat absorpsi & meningkatkan ekskresi kolestrol (Seigo et al, 2007)
Kesimpulan Saran “Pemberian polifenol buah Tin (Ficus carica L.) dosis 18 mg/hari selama 65 hari mampu menghambat peningkatan kadar Leptin serum tikus Wistar jantan dengan diet aterogenik secara signifikan (p=0,000)” Saran Variasi dosis lebih tinggi Identifikasi jenis polifenol Efek polifenol terhadap mediator intraseluler
‘If I should wish a fruit brought to Paradise, it would certainly be a fig’ _mohammed the prophet_
Ekstraksi dari laboratorium MIPA ITB Polifenol Buah Tin Ekstraksi dari laboratorium MIPA ITB Buah tin kering disonikasi dengan pelarut metanol ekstraksi dengan n-heksana ekstraksi dengan etil asetat ekstraksi dengan n-butanol. Senyawa murni memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang kuat (IC50 = 30,89). Ekstrak butanol memiliki aktivitas antioksidan (IC50 = 827).
Metode ekstraksi Potensi anti-oksidan IC50 dari Fraksi butanol : 827 ppm - Senyawa murn : 30,89 (KUAT)
Kandungan total polifenol pada makanan dan minuman (Vinson, 1999) Polifenol buah tin kering adalah yg tertinggi : dalam penelitian kami sesuai literatur 1% dr berat buah
Kami ada di fase preclinical testing – animal testing
Rata-rata Jumlah Foam Cell Kelompok Perlakuan Rata-rata Jumlah Foam Cell Standar Deviasi Kontrol negatif (K-) 2,4 0,894 Kontrol positif (K+) 32,6 2,793 Perlakuan 1 (PA) 21,6 1,517 Perlakuan 2 (PB) 15,2 0,837 Perlakuan 3 (PC) 6,4 1,14
Diet normal saja selama 65 hari Diet aterogenik saja 65 hari Foto Foam Cell KONTROL NEGATIF Diet normal saja selama 65 hari KONTROL POSITIF Diet aterogenik saja 65 hari
Foto Foam Cell KEL. PERLAKUAN 1 (PA) Diet aterogenik + polifenol 4,5 mg/hari KEL. PERLAKUAN 2 (PB) Diet aterogenik + polifenol 9 mg/hari
Diet aterogenik + polifenol 18 mg/hari Foto Foam Cell KEL. PERLAKUAN 3 (PC) Diet aterogenik + polifenol 18 mg/hari