VERBAL DAN NON VERBAL
VERBAL Jalaluddin Rakhmat (1994), mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. menekankan dimiliki bersama, bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya.
Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti.
bahasa harus memenuhi tiga fungsi, yaitu: 1. Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa kita mempelajari apa saja yang menarik minat kita, mulai dari sejarah suatu bangsa yang hidup pada masa lalu sampai pada kemajuan teknologi saat ini.
2. Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita bergaul dengan orang lain untuk kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka untuk mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengendalikan lingkungan kita, termasuk orang-orang di sekitar kita.
3.Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Bahasa memungkinkan kita untuk lebih teratur, saling memahami mengenal diri kita, kepercayaan-kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita.
Keterbatasan Bahasa: Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek. Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata tersedia untuk merujuk pada objek. Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi buka realitas itu sendiri.
Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual. Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda pula. EX : REPRESENTASIKAN MENGENAI KATA CENTIL, KAKU, BERAT, PANAS.
Kata-kata mengandung bias budaya. Bahasa terikat konteks budaya. terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya dan subbudaya yang berbeda dan terdapat kata-kata yang (kebetulan) sama atau hampir sama tetapi dimaknai secara berbeda, atau kata-kata yang berbeda namun dimaknai secara sama. EX : kereta,pusing, aku dan saya, gw, ambo.
Percampuranadukkan fakta, penafsiran, dan penilaian. Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta (uraian), penafsiran (dugaan), dan penilaian. Masalah ini berkaitan dengan dengan kekeliruan persepsi. Ex : bagaimana pendapat kamu melihat orang jalan kaki jam 6 ?
NON VERBAL Merupakan komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Semua rangsangan dlm setting komunikasi yg dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yg mempunyai pesan potensial bagi pengirim atau penerima.
Dalam komunikasi non verbal terdpt perilaku yg disengaja maupun tidak Pesan non verbal sangat berpengaruh dalam komunikasi Sifat isyarat non verbal: Tidak universal tetapi terikat budaya Spontan • Ambigu (ketidakpastian) • Berlangsung cepat
Menurut Edward T. Hall, bahasa non verbal disebut juga bahasa diam (silent language) dan dimensi tersembunyi (hidden dimension).
Jurgen Ruesch membagi non verbal: Bahasa tanda (sign language), contoh: kelingking untuk mengecilkan seuatu, bahasa isyaratnya tuna rungu Bahasa tindakan (action language), semua gerakan tubuh yg tidak secara khusus digunakan sebagai pemberi sinyal, mis: berjalan
3.Bahasa objek (object language), pertunjukan benda, pakaian dan lambang non verbal lain yg bersifat publik (bendera, lukisan), music
Enam fungsi komunikasi nonverbal (Ekman;Knapp,1978) Untuk menekankan. Kita menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan verbal. anda mungkin tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau anda memukulkan tangan anda ke meja untuk menekankan suatu hal tertentu.
2.Untuk melengkapi (complement) Kita juga menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal. EX: tersenyum ketika menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-gelengkan kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang.
3.Untuk Menunjukkan Kontradiksi. Kita bisa dengan sengaja mempertentangkan pesan verbal kita dengan gerakan nonverbal. EX: anda dapat menyilangkan jari atau mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang anda katakan adalah tidak benar.
4.Untuk Mengatur. Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan anda untuk mengatur arus pesan verbal. EX: Mengerutkan bibir, mencondongkan badan ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk menujukkan bahwa anda ingin mengatakan sesuatu Anda mungkin juga mengangkat tangan dan atau menyuarakan jenak (pause) anda (misalnya dengan menggumamkan “umm”) untuk memperlihatkan bahwa anda belum selesai bicara.
5.Untuk Mengulangi. Kita juga dapat mengulang atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal. EX,anda dapat menyertakan pernyataan verbal “Apa benar? ” dengan mengangkat alis mata anda, atau anda dapat menggerakan kepala atau tangan untuk mengulangi pesan verbal “ayo kita pergi.”
6.Untuk menggantikan pesan verbal. Kita dapat menyatakan dengan “oke” dengan tangan anda tanpa berkata apa-apa. Anda dapat mengangguk untuk mengatakan “ya” atau menggeleng untuk mengatakan “tidak”.
BAHASA TUBUH 1. Isyarat tangan: Sering dipakai utk menyertai ucapan Masing-masing daerah / negara berbeda meskipun ada gerakan yg sama. Dpt terjadi mispersepsi jika tidak memahami makna cultural
2. Gerakan kepala Misal: menggeleng, mengangguk 3. Postur tubuh dan posisi kaki, sering bersifat simbolik. Menurut Willian Sheldon, postur tubuh mengkomunikasikan: Endomorph (gemuk): malas dan tenang Mesomorph (atletik, ideal): asertif dan percaya diri Ectomorph (kurus): introvert.
4. Ekspresi wajah dan tatapan mata Perilaku non verbal yg plg banyak berbicara adalah: ekspresi wajah Andil wajah dlm komunikasi: 55%. Kontak mata : fungsi pengatur (membuka proses komunikasi) fungsi ekspresif (memberi tahu perasaan)
4 Fungsi Komunikasi mata menurut Mark Knapp (1978) Mencari umpan balik, riset mengungkapkan bahwa persentase waktu interaksi yang digunakan untuk memandang sambil mendengarkan adalah 62 s/d 75%. Sedangkan persentase waktu yang digunakan untuk memandang sambil berbicara adalah antara 38 s/d 41%. Kaum wanita lebih banyak melakukan kontak mata dan melakukannya lebih lama, baik dalam berbicara maupun dalam mendengarkan ketimbang kaum pria.
Perbedaan perilaku mata ini mungkin disebabkan kecendrungan wanita untuk menampakkan emosi mereka lebih daripada kaum laki-laki. 2. Menginformasikan pihak lain untuk berbicara, dengan pandangan mata ada kode yang menyatakan saluran komunikasi telah terbuka dan bahwa ia sekarang dapat berbicara.
3. Mengisyaratkan sifat hubungan, Exs: hubungan positif yang ditandai dengan pandangan terfokus yang penuh perhatian atau hubungan negative yang ditandai dengan penghindaran kontak mata. 4. Mengkompensasi bertambahnya jarak fisik, dengan melakukan kontak mata, kita secara psikologis mengatasi jarak fisik yang memisahkan kita.
Keterampilan Komunikasi dengan mata: Menciptakan Keakraban· Melakukan Intimidasi· Terjadi Keterlibatan Memandang satu lawan bicara selama 5 - 10 detik sebatas bingkai kacamata. Lebih dari satu orang selama 2 - 5 detik. Jangan terlalu banyak menggerak-gerakkan mata. Jangan terlalu lama memejamkan mata.
SENTUHAN Suatu perilaku non verbal yg multi makna krn dpt menggantikan 1000 kata. Menurut Heslin, ada 5 kategori sentuhan, yaitu: Fungsional-fungsional, sentuhan bersifat dingin dan berorientasi bisnis, misalnya pramuniaga membantu pembeli memilihkan pakaian
2. Sosial-sopan, membangun dan memperteguh pengharapan, aturan dan praktik sosial yg berlaku, mis: jabat tangan. 3. Persahabatan-kehangatan, meliputi setiap sentuhan yg menandakan afeksi atau hubungan akrab, mis: saling merangkul. 4. Cinta-keakraban, menunjuk pd sentuhan yg menyatakan keterikatan emosional, mis: cium pipi pd orang tua