METODE DAKWAH RASUL Andri Ismail, MA منهج دعوةالرسول Bagian ke-2
منهج دعوة الرسول تعلم تزكيه تلاوه
تلاوه فرقان (Membedakan) manusia mana yang mukmin dan mana yang kafir. Perhatikan pernyataan Allah : Q.S. Al-Thaghabun (64) : 2 : وَ الَّذِي خَلَقَكُمْ فَمِنكُمْ كَافِرٌ وَمِنكُم مُّؤْمِنٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ Dia-lah yang menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang mu’min. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”–(Q.S At-Taghabun : 2).
Dalam ayat kita ini, Allah menegaskan manusia menjadi dua golongan: Mukmin Kafir
Lalu bagaimana membedakan seseorang itu mukmin atau kafir…? Allah memberikan petunjuknya pada kita: perhatikan FirmanNya dalam Surat Muhammad (47) : 3 : ذَلِكَ بِأَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَأَنَّ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ مِنْ رَبِّهِمْ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ لِلنَّاسِ أَمْثَالَهُمْ “Yang demikian adalah karena sesungguhnya, orang-orang kafir mengikuti yang batil, dan sesungguhnya, orang-orang yang beriman mengikuti yang hak dari Rabb-mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia, perbandingan-perbandingan bagi mereka."– (QS. Muhammad (47) : 3).
اتبعوا الحق من ربهم اتبعوا الباطل Manusia Mukmin Yang Haq Mengikuti Kafir Yang Bathil اتبعوا الحق من ربهم اتبعوا الباطل
Bagaimana Membedakan yang Haq (Benar) dengan yang Bathil (salah), karena semua orang merasa benar…??? Perhatikan Ayat ini kembali : ذَلِكَ بِأَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَأَنَّ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ مِنْ رَبِّهِمْ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ لِلنَّاسِ أَمْثَالَهُمْ الْحَقَّ مِنْ رَبِّهِمْ = Haq dari Rab Mereka. Maka Ukuran benar itu adalah مِنْ رَبِّهِمْ (Dari Rab Sang Pencipta Alam Semesta). Perhatikan Ayat Allah dalam Surat Al-Haj (22): 62 :
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ yang demikian itu, adalah Karena Sesungguhnya Allah, Dialah yang Haq dan Sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, Itulah yang batil, dan Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar”.–(Q.S Al-Hajj : 62). Allah Adalah al-Haq dan Sumber al-haq (kebenaran).
وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ = Dan apa saja yang didakwahkan, dihimbaukan, difatwakan, مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ bukan bersumberkan dariNya adalah bathil. الحق من ربك فلا تكونن من الممتر ين Kebenaran itu adalah dari Rabmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu (Q.S. AL-Baqarah (2):147 Beda benar dan dan salah itu ditentukan oleh dari mana sumbernya. Jika dari Allah pasti benar. Dan jika tidak dari Allah pasti salah. Jika betul itupun kebetulan.
KEBENARAN DARI PERSANGKAAN (PASTI SALAH/KALAU BENAR ITU KEBETULAN). MANUSIA KAFIR MUKMIN IKUTI YANG HAQ IKUTIN YANG BATIL KEBENARAN DARI PERSANGKAAN (PASTI SALAH/KALAU BENAR ITU KEBETULAN). KEBENARAN DARI ALLAH (PASTI BENAR) AL- QURAN DAN SUNNAH PIKIRAN, PENGALAMAN, DLL
Apakah seseorang beriman itu karena taqdir dengan artian kehendak Allah, atau kehendak dan keinginan manusia itu sendiri…?? Perhatikan Firman Allah dalam surat al-Kahfi ayat: 29: وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Rabmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka.dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.–(Q .S. Al-Kahfi (18): 29)
Iman atau kafir adalah atas pilihan sendiri… Dan setiap pilihan ada konsekwensi. Firman Allah : لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya, telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Taghut, dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya, ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat, yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui." – (QS.Al-Baqarah (2): 256)
(تبين رشد من الغي) لااكره فى الدين (TIDAK ADA PAKSAAN) BEBAS MEMILIH: MAU MENERIMA KEBENARAN DARI ALLAH ATAU MENOLAK DIJELASKAN MANA YANG BENAR (AL-HAQ DARI ALLAH) DAN MANA YANG BATHIL (تبين رشد من الغي) MENERIMA ADALAH BERIMAN MENOLAK ADALAH KAFIR DIBERIKAN KEREDHAAN DAN SORGA DIMURKAI DAN DIANCAM NERAKA
MEREKA YANG MUKMIN DIBACAKAN AYAT ALLAH MEREKA YANG MUKMIN DIBACAKAN AYAT ALLAH. MEREKA DENGARKAN DAN MEREKA BERSYUKUR. MEREKA YANG KAFIR DIBACAKAN AYAT ALLAH, MENUTUP TELINGA DAN HATI MEREKA. FIRMAN ALLAH : وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ Dan orang-orang yang kafir berkata: 'Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Qur'an ini, dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka).” – (QS. Fushilat (41) :26)
Namun bagi yang beriman: Firman Allah : وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ “Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang, agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raf (7):204) Kenapa…? Karena rasa syukur dan rasa sombong. إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا :“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (QS. Al-A’raf (76) :3)
Terhadap mereka yang kafIr: mereka tidak hanya sekedar menolak, tapi bakal mengejek, menfitnah, dan mengatakan perkataan yang menyakitkan… 40:83 83:32 وَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلا (۱۰) وَذَرْنِي وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلا (۱۱) Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan, dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.” 11. “Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan, dan beri tangguhlah mereka barang sebentar.” – (QS. Al-Muzammail(73):10-11)
ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا(۱۱)وَجَعَلْتُ لَهُ مَالا مَمْدُودًا (۱۲)وَبَنِينَ شُهُودًا (۱۳)وَمَهَّدْتُ لَهُ تَمْهِيدًا (۱٤)ثُمَّ يَطْمَعُ أَنْ أَزِيدَ (۱۵)كَلا إِنَّهُ كَانَ لآيَاتِنَا عَنِيدًا(۱٦) 11. Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang, yang Aku telah menciptakannya sendirian." 12. "D"an Aku jadikan baginya harta benda yang banyak," 13. "dan anak-anak yang selalu bersama dia," 14. "dan Ku-lapangkan baginya (rejeki dan kekuasaan), dengan selapang-lapangnya," 15. "kemudian dia ingin sekali, supaya Aku menambahnya." 16. "Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur'an)." (QS.Al-Muddatstsir(74): 11-16) 9:85.
Terhadap mereka yang beriman ----> Rasul Mensucikan mereka. ‘AQIDAH MEREKA DENGAN TAUHID HARTA MEREKA DENGAN MAKANAN YANG HALAL , ZAKAT, DAN SADAQAH TINGKAH LAKU MEREKA DENGAN LARANGAN BERBUAT MA’SHIAT
Hal ini dapat kita pahami dari Hadits berikut: تَعَالَوْا بَايِعُونِي عَلَى أَنْ لَا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا وَلَا تَسْرِقُوا وَلَا تَزْنُوا وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ وَلَا تَأْتُوا بِبُهْتَانٍ تَفْتَرُونَهُ بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَأَرْجُلِكُمْ وَلَا تَعْصُونِي فِي مَعْرُوفٍ فَمَنْ وَفَى مِنْكُمْ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَمَنْ أَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَعُوقِبَ بِهِ فِي الدُّنْيَا فَهُوَ لَهُ كَفَّارَةٌ وَمَنْ أَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَسَتَرَهُ اللَّهُ فَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ إِنْ شَاءَ عَاقَبَهُ وَإِنْ شَاءَ عَفَا عَنْهُ Kemarilah, hendaklah kalian berbai'at kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan apapun, kalian tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kalian, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki kalian, tidak durhaka kepadaku dalam perkara yang ma'ruf. Barang siapa yang menepati bai'at (janji) ini, maka ia akan mendapatkan pahala dari Allah Azza wa Jalla. Barang siapa yang melanggar salah satunya, lalu dihukum di dunia, maka hukuman itu menjadi kaffarah (penghapus dosa) baginya. Barang siapa yang melanggar salah satunya, lalu Allah Azza wa Jalla menutupi kesalahannya tersebut, maka urusannya dengan Allah, jika Allah Azza wa Jalla berkehendak, maka Allah akan menghukumnya; jika Allah Azza wa Jalla berkehendak, maka Allah Azza wa Jalla bisa memaafkanya (H.R. Muslim).
Mereka yang melanggar ketentuan maka mereka menyerahkan urusan mereka pada Rasul.
Bahkan menyerahkan setiap perkara kepada Rasulullah merupakan takaran keImanan
Setelah mereka Bersih Diajarkan Kitab dan Hikmah Setelah mereka Bersih Diajarkan Kitab dan Hikmah. dari Musrik kepada Tauhid Dari Jahiliyah kepada Islamiyah. Kembali perhatikan ayat: هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf (ummy) seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”
وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ = Adalah kondisi mereka sebelum (diTilawah, diTazkiyah, dan diTa’lim) sungguh berada dalam keadaan sesat yang nyata. Maka untuk mengembalikan ummat kepada masyarakat yang Islami mestilah dilakukan apa yang telah dilakukan Nabi terhadap para sahabatnya itu. Firman Allah: Untuk lebih memahami perhatikan firman Allah dalam Surat al-Jum’ah (62): 3.
Dengan demikian setiap Muslim menjalani proses Tilawah, Tazkiah dan Ta’lim agar Amaliah Ibadah mereka tidak tercampur dengan kejahiliyah dan kemusyrikan serta dituntun dengan Ilmu yang benar.
Walhamdulillah… Semoga bermanfaat…