Riwayat Alamiah Penyakit Kelompok 5 Nini Banowati (G1B011025) Muharnis Supriyani P (G1B011031) Putri Abdi Oktaviani (G1B011060) Alphyyanto Eko S (G1B011079) Perdana Ady Wibawa (G1B011083)
Definisi Riwayat alamiah penyakit (natural history of disease) adalah deskripsi tentang perjalanan waktu dan perkembangan penyakit pada individu, dimulai sejak terjadinya paparan dengan agen kausal hingga terjadinya akibat penyakit, seperti kesembuhan atau kematian, tanpa terintrupsi oleh suatu intervensi preventive maupun terapetik. Menurut Timmreck, Riwayat alamiah penyakit merupakan salah satu elemen utama epidemiologi descriptive. Menurut Bhopal, Riwayat alamiah penyakit (natural history of disease) adalah perjalanan penyakit alami dan tanpa adanya pengobatan atau intervensi apapun yang terjadi mulai dari keadaan sehat hingga timbul penyakit.
Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit Tahap perjalanan penyakit: Tahap pre-patogenesa Tahap Patogenesa Tahap inkubasi Tahap penyakit dini Tahap penyakit lanjut Tahap akhir penyakit
Tahap pre-patogenesa Pada tahap ini telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh manusia dan belum masuk kedalam tubuh pejamu. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya tanda – tanda penyakit dan daya tahan tubuh pejamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Keadaan ini disebut sehat (Effendy, 1998).
Tahap Patogenesa Tahap inkubasi : Masa inkubasi adalah rentan waktu yang berlalu di antara waktu inokulasi dan waktu penampakan tanda atau gejala pertama penyakit. Tahap penyakit dini : Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejala-gejala penyakit, pada tahap ini pejamu sudah jatuh sakit tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya penderita masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak berobat. Tahap penyakit lanjut : Penyakit makin bertambah hebat, pada tahap ini penderita tidak dapat lagi melakukan pekerjaan dan jika datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan. Tahap akhir penyakit : Akhir dari perjalanan penyakit. Kronis : Perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan yang seperti tentu saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu tetap berada dalam keadaan sakit (Effendy, 1998). Meninggal dunia : Terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena sembuh, tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan keperawatan (Effendy, 1998).
Tahap Akhir Penyakit Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan, yaitu : Sembuh sempurna : penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit (Effendy, 1998). Sembuh tetapi cacat : penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat pada pejamu. Adapun yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat fisik yang dapat dilihat oleh mata, tetapi juga cacat mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan cacat social (Effendy, 1998). Karier : pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi
Macam-macam Karier Karier Masa Tunas : karier ini adalah orang-orang yang terinfeksi, tetapi belum menimbulkan gejala dan mempunyai potensi untuk menularkan penyakit. Karier Penyakit Tanpa Gejala : hal ini terjadi pada penyakit yang tidak menimbulkan gejala pada pejamu yang diserang. Karier Masa Pemulihan: keadaan ini terdapat pada penderita dalam stadium pemulihan, tetapi mempunyai potensi untuk menularkan penyakit. Karier Kronis: karier kronis ialah penderita penyakit menahun yang berfungsi sebagai reservoir dan mempunyai potensi untuk menularkan penyakit.
Pencegahan Penyakit Pencegahan penyakit adalah tindakan yang ditunjukan untuk mencegah, menunda, mengurangi, membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatan, dengan menerapkan atau sejumlah intervensi yang telah dibuktkan efektif.
Tiga Tingkat Pencegahan Penyakit Pencegahan primer Upaya memodifikasi faktor resiko atau mencegah berkembangnya faktor resiko, sebelum dimulainya perubahan patologis, dilakukan pada tahap seseptibel dan induksi penyakit, dengan tujuan mencegah atau menunda terjadinya kasus baru peyakit. Pencegahan sekunder Upaya pencegahan pada fase penyakit asimtomatis, tepatnya pada tahap preklinis, terhadap timbulnya gejala-gejala penyakit secara klinis melalui deteksi dini (early detection). Pencegahan tersier Upaya pencegahan progresi penyakit ke arahm berbagai akibat penyakit yang lebih buruk, dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup pasien.