SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI
TEORI PEMBENTUKAN BUMI George Buffon (Astronom Prancis) menduga mula-mula sebuah bintang melintas mendekati matahari menyebabkan sebagian dari selubung debu gas matahari tertarik keluar. Debu gas tersebut mengalami pendinginan dan berkumpul menjadi planet-planet, salah satunya bumi. Teori tersebut berkembang menjadi Teori Planetesimal.
TEORI PEMBENTUKAN BUMI Immanuel Kant (Jerman) mengemukakan Teori Kabut, dimana awan panas debu berputar perlahan-lahan dan semakin cepat akibat pemampatan gravitasional. Akibat rotasi semakin cepat, maka gaya sentrifugal bertambah besar dan mendorong awan debu ke arah luar sehingga gelang-gelang awan debu mengitari pusatnya dan tarik-menarik membentuk planet-planet, sedang materi awan debu yang berada di pusat semakin panas menjadi matahari.
TEORI PEMBENTUKAN BUMI Chamberlin dan Moulton (Astronom dari Univ. Chicago) melanjutkan dari teori planetesimal berukuran besar akan menarik yang kecil sehingga ukurannya semakin besar dan bertumbuh menjadi planet-planet. Pertumbuhan berlangsung terus-menerus menyebabkan ukurannya semakin besar mengalami pemanasan di bagian intinya.
LAPISAN-LAPISAN KULIT BUMI Crust Mantle Core
Crust (Kerak bumi) Lapisan ini merupakan terluar bumi dengan tebal kisaran 5-50 km. Lapisan ini tersusun materi-materi padat kaya silisium dan aluminium.
Litosfer (Letaknya paling luar dari mantle yang kaya silisium-aluminium dengan tebal 50-100 km). Mantle (Selimut bumi) Lapisan di bawah kerak bumi yang terdiri dari 3 lapisan, yaitu: Astenosfer (Lapisan di baeah litosfer yang kaya dengan silisium-aluminium-magnesium, tebalnya 130-160 km). Mesosfer (Lapisan yang lebih tebal dan berat kaya dengan silisium-magnesium, tebalnya 2400-2750 km).
Core (Inti bumi) Lapisan ini menempati bagian paling dalam yang terbagi 2 bagian, yakni inti bagian luar (tebalnya 2160 km kaya silisium, besi, dan magnesium) dan inti bagian dalam (tebalnya 1320 km kaya besi dan nikel).
TEORI LEMPENG TEKTONIK Alferd Wegener dalam bukunya The Origin of Continent’s and Ocean’s (1915) mengemukakan bahwa semula benua-benua yang ada sekarang bergabung menjadi satu benua, yakni pangea. Teori ini lebih dikenal dengan pergeseran benua.
Awal bumi kita Pergeseran benua
Pergeseran lempeng dan perubahan letak kerak bumi tersebut berskala besar sesuai dengan arah gerak lempeng pada batas interaksi lempeng yang dikenal ada 3 tipe batas lempeng.
Pergerakan Lempeng Konvergen (Batas kedua lempeng saling mendekati/bertabrakan). PLATE PLATE
Pergerakan Lempeng Divergen (Batas kedua lempeng saling menjauhi). PLATE PLATE
Pergerakan Lempeng Transform (Batas kedua lempeng saling berpapasan). pLATE PLATE
Permukaan bumi kita mempunyai bentuk bermacam-macam, ada yang tinggi dan rendah (relief daratan dan lautan). Proses relief tersebut dipengaruhi oleh tenaga endogen dan eksogen.
Tenaga Endogen (dalam bumi) Tektonisme (perubahan letak lapisan batuan kulit bumi, baik secara vertikal maupun horisontal), terbagi menjadi 2, yaitu: Epirogenetik Orogenetik 1
Tenaga Endogen (dalam bumi) Epirogenetik (Gerak permukaan bumi baik vertikal maupun horisontal yang lama dan wilayahnya luas), terbagi menjadi 2, yaitu: Epirogenetik positif. Gerak turunnya daratan sehingga permukaan laut kelihatan naik. Epirogenetik negatif. Gerak naiknya daratan sehingga permukaan laut kelihatan turun. Contohnya peristiwa pecahnya benua pangea merupakan epirogenetik.
Tenaga Endogen (dalam bumi) Orogenetik (Gerak pembentuk pegunungan. Hal ini disebabkan pengangkatan dan penurunan muka bumi yang berlangsung cepat), terbagi menjadi 2, yaitu: Lipatan. Kulit bumi mengalami pengerutan akibat tektonisme. Patahan. Tenaga endogen bekerja cepat sehingga kerak bumi kaku dan tidak dapat membentuk lapisan, melainkan terputus-putus membentuk patahan. Contohnya orogenetik adalah terbentuknya deretan pegunungan sirkum pasifik.
Tenaga Endogen (dalam bumi) Vulkanisme (peristiwa yang menyebabkan magma naik ke permukaan bumi). 2
Peta Jalur Pegunungan di Indonesia