BAB 02 SOSIALISASI Berbeda dengan binatang yang segala sesuatunya digerakkan oleh nalurinya, manusia harus memutuskan sendiri apa yang harus dilakukannya. Keputusan yang diambil oleh suatu kelompok manusia berbeda dengan kelompok lain, sehingga kita menjumpai keanekaragaman. Kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki oleh manusia didapat melalui proses belajar. Setiap anggota baru dari kelompok masyarakat harus mempelajari kebiasaan melalui proses yang dinamakan SOSIALISASI
DEFINISI SOSIALISASI: Keseluruhan kebiasaan manusia yang harus dipelajari oleh setiap anggota baru suatu masyarakat. Yg diajarkan melalui sosialisasi adalah peranan-peranan, oleh sebab itu teori sosialisasi oleh sejumlah tokoh sosiologi dikatakan sebagai teori peranan (role theory) Sosialisasi dapat juga diartikan sebagai “Proses seorang anak belajar menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat” (Peter L. Berger) Bila cermin memantulkan apa yg terdapat di depannya, maka seseorang pun memantulkan apa yang dirasakannya sbg tanggapan masyarakat (Teori Looking Glass Self dari C.H. Cooley): 1. Persepsi kita memandang orang lain. 2. Persepsi kita tentang penilaian mereka, 3. Persepsi kita tentang penilaian-penilaian.
Dalam bersosialisasi dikenal “Pengambilan Peranan.” Pengambilan peranan adalah proses dimana anggota baru masyarakat mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat. (George Herbert Mead) Play Stage: Tahap dimana anak baru masyarakat mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat. Game Stage: Tahap dimana anak telah mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain. Generalized Other: Tahap dimana anak memilih peranan yang ia kehendaki sehingga ia memiliki jatidiri. Dalam tahapan-tahapan tersebut ada orang-orang penting dalam proses sosialisasi yang dikenal dengan sebutan significant other.
Seseorang yang tidak mengalami sosialisasi tidak dapat berinteraksi dengan orang lain. Tidak ada seorang manusia pun yang tidak melakukan proses sosialisasi dalam hidupnya. Apabila ada manusia yang tidak bergaul / berkumpul dengan manusia lain, itu merupakan kasus khusus. Sosialisasi dapat berjalan lancar, teratur, intensif bila masyarakat mempunyai lembaga-lembaga yang mendapat tugas khusus. Yang dinamakan Social Institution, seperti Lembaga Keluarga, Lembaga Pendidikan, Lembaga Keagamaan, Lembaga Ekonomi, Lembaga Politik, dan lain-lain Tujuan Sosialisasi Membekali seseorang dg ketrampilan yg dibutuhkan dlm kehidupan. Mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi seperti dalam membaca, menulis, dan berbicara. Membiasakan diri dengan nilai-nilai kepercayaan pokok yg ada di masyarakat
Sosialisasi berlangsung seumur hidup manusia selama ia masih mau dan mampu meningkatkan kemampuannya. Sehingga dapat dikatakan sebagai “never ending studies”. Sebab perubahan selalu terjadi dalam masyarakat, sebagai anggota masyarakat kita harus selalu belajar dari perubahan tersebut. Tipe Sosialisasi Formal. Sosialisasi melalui lembaga-lembaga yg berwenang seperti pendidikan di sekolah. Informal. Sosialisasi yg terdapat di masyarakat atau dlm pergaulan yg bersifat kekeluargaan seperti teman, sahabat, sesama anggota klub, dll. Sosialisasi dibedakan menjadi : Sosialisasi Primer, yaitu sosialisasi paling dini yg diterima individu dari lingkungan hidupnya. Sosialisasi sekunder, yaitu sosialisasi lanjutan dari sosialisasi primer.
AGEN SOSIALISASI 1. Keluarga Terdiri atas orang tua dan saudara., kerabat dan bukan kerabat. Contoh: Baby sitter, driver, security, dll) Peran ortu sangat penting pada tahap awal ini. Kemampuan-kemampuan tertentu hanya dapat diajarkan pada periode tertentu. Terkadang terjadi pula KDRT / Child Abuse. 2. Teman Tetangga, teman sekolah, teman gank (cyber friends). Berinteraksi dengan teman sederajat mulai mempelajari kemampuan baru, mulai belajar nilai-nilai keadilan.
3. Sekolah Pendidikan formal yang mempersiapkan penguasaan peranan-peranan baru dikemudian hari. Selain membaca. Menulis, berhitung, dipelajari pula tentang: Kemandirian (independence) Prestasi (achievement) Universal (universalisme) Spesifikasi (specificity) Tanggung jawab (responsibility)
4. Media Massa Pesan-pesan yang ditayangkan media dapat mengarah publik ke arah perilaku pro-sosial atau anti-sosial. Penayangan tayangan / acara di layar kaca atau layar lebar, dapat mempengaruhi penontonnya. Anak-anak menghabiskan waktunya lebih banyak di depan televisi ketimbang untuk belajar. Iklan yang ditayangkan di koran, tabloid, dan televisi mempunyai potensi untuk memicu perubahan pola konsumsi dan gaya hidup.
Dalam pergaulan hidup, manusia tidak lepas dari penilaian orang lain Dalam pergaulan hidup, manusia tidak lepas dari penilaian orang lain. Banyak orang mengartikan sikap dan tingkah laku seseorang sebagai kepribadian atau personality, sebenarnya setiap orang mempunyai kepribadian, hanya saja pribadi yang satu berbeda dengan pribadi yang lain. Proses sosialisasi berperan dalam menentukan kepribadian seseorang. Jika proses sosialisasi sejak awal sudah berjalan baik, akan menghasilkan kepribadian yang baik pula. Sebaliknya jika sosialiasasi berjalan kurang sempurna besar kemungkinan akan menghasilkan pribadi yang tidak baik, seperti pemurung, kurang percaya diri, penakut, nakal, dlsb.
SEKIAN & TERIMAKASIH