KONSTRUKSI SOSIAL SEKSUALITAS MANUSIA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KDRT Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Advertisements

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) sebagai Salah Satu Bentuk Penyimpangan Sosial
PENYESUAIAN DIRI REMAJA
SIKLUS HIDUP, KESEHATAN DAN PERAN SOSIAL
Materi ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA Outline
PERMASALAHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH MENENGAH
LAKI – LAKI MATI LEBIH DULU DARIPADA PEREMPUAN
Materi Pengenalan Peserta Didik
CICI BAEDIRINI DINI DWI KUSUMANINGRUM GANGGAS WIBISONO IGNAZIO.
GENDER DAN KESEHATAN.
sexualitas&gender-joycecs
HAKEKAT MANUSIA Pandangan tentang hakikat manusia adalah bagian dari filsafat antropologi manusia yang merupakan karya Tuhan yang paling sempurna/istimewa.
Pengertian Sex dan Gender
MEMAHAMI KONDISI DAN TINGKAH LAKU MANUSIA
FEMINISME DAN KRIMINOLOGI
feminisme - joice c.siagian.
MENGELOLA PERBEDAAN “MENUMBUHKAN POTENSI SETIAP KARYAWAN”
PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA
PERTEMUAN 15.
Pembentukan Sikap Dan Tingkah Laku
MOTIVASI PERTEMUAN 8 4/12/2017.
STIGMA DAN IDENTITAS SOSIAL
ETIKA KOMUNIKASI DAN MASALAH PORNOGRAFI Pertemuan 11
PENYESUAIAN DIRI REMAJA
Teori – Teori Sosial Pip, Jones (2009).
Karen Horney Latar belakang: - pendidikan: kedokteran
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
BAB 04 TINDAKAN SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
Perlindungan Khusus pada Anak
Worldview: Cultural Explanations
Konsep-Konsep Dasar Feminisme
JENIS KELAMIN DAN GENDER
Cahyaningrum Dewojati
Konsepsi Psikologi tentang Manusia
Konsep Diri Menentukan Identitas Individu
Masalah sosial Muhammad Noor Hidayat.
Gangguan Psikologis.
SEKS: Berkat Atau Perangkap
BUDAYA POLITIK DI I N D O N E S I A
PELAKSANAAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) DALAM RELASI HUKUM DAN KEKUASAAN SERTA DALAM MENGHADAPI ISU-ISU GLOBAL Kelompok 10 Anesta Ebri Dewanty
Kesehatan Reproduksi Remaja
SIKAP DAN TINGKAH LAKU. TINGKAH LAKU MANUSIA DAN LINGKUNGAN SOSIAL (HUMAN BEHAVIOR AND SOCIAL ENVIRONMENT)
BIMBINGAN DAN KONSELING
cinta-kasih, penderitaan, dan keadilan oleh: DEDY ARFIYANTO
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
PSIKOLOGI KESEHATAN.
MASALAH-MASALAH SOSIAL
SEKS MENURUT ALKITAB ANGGOTA : 1. NICO NEGUS LUMBANTOBING
Apa? Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta.
Struktur sosial masyarakat
PERTUMBUHAN FISIK REMAJA FKIP EKONOMI AKUNTANSI-2B
KELAINAN SEKSUAL Panji Hidayat, M.Pd.
KONSEP SEKSUALITAS By. Retno HS, SST.Keb., MPH.
PENDEKATAN PSIKOANALISIS
MANUSIA KOMUNIKAN.
MATA KULIAH TINDAK PIDANA KHUSUS
Oleh Kelompok 6: Andini Novela C. (o3) Barkah Miladina (05) Emilda Ayuliana (15) Nur Andini Eka P. (33) Rofika Dewi M. (37)
KAIDAH SOSIAL.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga.  KDRT adalah salah satu bentuk kekerasan berdasar asumsi yang bias gender tentang relasi laki-laki dan perempuan,  KDRT.
KONSTRUKTIVISME Pertemuan 6
ANAK – REMAJA
PERNIKAHAN & KELUARGA.
ANAK – REMAJA
EMOSI dan STRES ADAPTASI
AHMAD RAMADHAN P KEPRIBADIAN PEMIMPIN. kepemimpinan tidak dapat dilepaskan dari masalah hubungan antar pribadi. Pemimpin dengan sifat-sifat.
TEORI SASTRA PERTEMUAN 3.
Penyimpangan Seksual. TUJUAN Siswa memiliki perilaku seksual yang sehat sesuai gendernya.
Transcript presentasi:

KONSTRUKSI SOSIAL SEKSUALITAS MANUSIA   KONSTRUKSI SOSIAL SEKSUALITAS MANUSIA  

PATRIARCHALIS Vs MATRIARCHALIS Pertentanga tentang persoalan ‘alami’ dari hubungan heteroseksual laki-laki dan perempuan

PATRIARCHALIS Pola Hewan menunjuk pada sesuatu yang bersifat jasmaniah Seksualitas dikonsepsikan sebagai kekuatan instinktif (naluriah) yang menggerakkan dan menguasai individu dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Jika kekuatan ini tidak disalurkan ke dalam ekspresi seksual yang langsung, maka ia akan muncul sebagai kelainan jiwa atau neurosis

MATRIARCHALIS Seksualitas manusia sifatnya normatif karena mereka adalah makhluk bio-sosial Matriarchy lebih unggul karena proses historisnya

Kategori pertentangan yang saling berlawanan ini menurut Suryakusuma (1991) digolongkan atas kategori esensialis dan non esensialis.

PATRIARCHALIS: Sigmund Freud Konsep libido manusia berpijak pada skema hidrolik: libido meningkat, tekanan darah meningkat, keresahan meningkat. Tindakan seksual akan menurunkan ketegangan dan keresahan untuk beberapa saat sampai ketegangan itu kembali muncul. Pengekangan seksual dapat menimbulkan gangguan mental.

PATRIARCHALIS Havelock Ellis dalam bukunya “Studies in the Psychology of Sex”— menyatakan keprihatinannya atas kecenderungan perempuan yang semakin meningkat untuk menolak fungsi ‘keibuan’ mereka dan menuduh penganut matriarchalis telah membelokkan perempuan jauh dari ‘hukum alam mereka sendiri’

PATRIARCHALIS Desakan laki-laki adalah desakan yang ‘menaklukkan’ dan desakan perempuan adalah desakan untuk ‘ditaklukkan’. Apabila terjadi penolakan oleh perempuan, maka penolakan itu sebenarnya tidaklah nyata (pura-pura) tetapi itu semua adalah bagian dari permainan yang dirancang untuk meningkatkan bangkitnya nafsu seksual laki- laki’

PATRIARCHALIS Margareth Sanger : “laki-laki harus menjadi perayu, pengejar dan pemburu. Laki-laki adalah agressor….”. Leonora Eyles : ‘Setiap perempuan sebenarnya menyukai laki-laki, segala sesuatunya seperti orang-orang gua, dia menyukai kejutan, dia menyukai berlari jauh dan ditangkap dan diberi permainan cinta’

PATRIARCHALIS ….”untuk mendesakkan kekuasaan ….adalah satu dari dorongan hari kita yang paling primer dan senantiasa hal itu berkecenderungan untuk dimanifestasikan dalam sikap seorang laki-laki terhadap perempuan yang ia cintai”’

PATRIARCHALIS Fungsi penolakan perempuan adalah untuk meningkatkan bangkitnya nafsu laki-laki dan akhirnya menjamin —menurut hukum seleksi alam— bahwa hanya pria yang terbaik dan paling gigihlah yang berhasil membuahkan keturunan mereka, Maka harus ada perpaduan yang sama-sama erat antara kesenangan seksual perempuan dan kesakitannya’

PATRIARCHALIS Laki-laki adalah korban dari desakan-desakan seksual yang untuk desakan itu mereka tidak mampu mengendalikan; Kebutuhan seksualitas adalah sama mendasarnya seperti kebutuhan makan dan minum sehingga apabila tidak terpenuhi akan menyebabkan sakit jiwa atau neurosis; Desakan seksual laki-laki jauh lebih kuat daripada perempuan.

MATRIARCHALIS Matriarchalis umumnya menganggap bahwa kepercayaan-kepercayaan di atas hanyalah mitos-mitos dan itu digunakan sebagai senjata bagi kaum laki-laki sebagai sarana untuk mengendalikan perempuan dan mempertahankan kedudukan mereka.

MATRIARCHALIS Bias jender dalam seksualitas lebih banyak disebabkan faktor kekuasaan dan dominasi laki-laki daripada faktor biologis.

MATRIARCHALIS Feminis yang ‘radikal’ merasa pasti bahwa untuk memerangi aspek kekuasaan dan dominasi laki-laki ini mereka membela apa yang dinamakan “mogok seks” sebagai cara penolakan. Lucy Re-Bertlett (Jackson, 1986) menulis: “Dalam hati banyak perempuan hari ini mencuat jeritan seperti ini: Saya tidak akan mengenal laki-laki dan tidak pernah melahirkan anak hingga rasa apatis ini hilang. Itulah pemogokan dingin dan akan berlangsung di seluruh dunia".

PATRIARCHALIS Membuat ‘konstruksi sosial’ baru tentang mogok seks. Walter Gallichan dalam bukunya ‘Sexual Apathy and Coldnes in Women’ yang intinya mengatakan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara ‘frigiditas’ dan ‘feminisme’: “...Perempuan yang mempunyai sifat dingin sering menjadi pendukung aktif organisasi-organisasi reformasi, pejuang-pejuang suci emansipasi perempuan, kampanye-kampanye kesucian dan masyarakat untuk penindasan perempuan…(dia) kurang faham akan fakta-fakta kehidupan yang fundamental”.

PATRIARCHALIS William Stekel beragumentasi bahwa “Perempuan yang dingin akan mengalami penderitaan yang menghambat, yang tersembunyi dan menyatakan dirinya sebagai “saya tidak akan” dan bahwa peningkatan dalam frigiditas pada zaman-zaman modern nantinya diinterpretasikan sebagai manifestasi sosial yang sifatnya terbuka, secara khusus sebagai suatu fase dalam perjuangan perempuan untuk hak-hak yang sama

PATRIARCHALIS Kata Gallichan, perempuan yang dingin histeris harus diajari untuk menghadapi realitas-realitas alam, dan untuk meninggalkan persepsi-persepsi palsu tentang ‘kengerian akan seksualitas”. Sayangnya perempuan-perempuan yang demikian ‘sangatlah resistan’. Penolakan mereka untuk menerima kenyataan percintaan dari dua jenis kelamin seringkali demikian susah dihilangkan hingga segala macam pengajaran tampaknya tak mungkin dalam kasus mereka

MATRIARCHALIS Penganut feminisi menentang hal tersebut dan mempertanyakan mengapa seksualitas perempuan secara pasti perlu dibangunkan oleh laki-laki ternyata tidak pernah dijelaskan dan terjawab dan nyatanya tidak dipandang sebagai problema yang membutuhkan penjelasan

MATRIARCHALIS Penganut feminisi menuntut otonomi seksual perempuan, hak untuk merumuskan dan mengendalikan seksualitas mereka sendiri, bebas dari eksploitasi seksual laki-laki dan pemaksaan. Otonomi ini tentu saja tidak bisa diringkas sebagai ‘cinta bebas’.

MATRIARCHALIS Seksualitas manusia ditentukan oleh masyarakat, mengikuti konstruksi sosial yang dibuat oleh masyarakat. Manusia adalah makhluk bio-sosial, dengan demikian seksualitas manusia adalah normatif. Seksualitas bukan hanya biologik fisik, tapi selalu merupakan suatu bentuk interaksi sosial

MATRIARCHALIS Menghadapi tuduhan ‘frigid’ terhadap feminis, ditegaskan bahwa persoalan ‘frigid atau tidak’ akan sangat tergantung dari perlakuan laki-laki terhadap partner mereka. Paksaan atau tidak !

MATRIARCHALIS Manusia sejak awal mempunyai cara-cara untuk mementukan berbagai aturan yang menyangkut perihal kegiatan seksual. Kegiatan seksual dipandang tidak hanya sebagai prokreasi (=melanggengkan keturunan), tapi mengandung juga dimensi rekreasi (kenikmatan), relasi (hubungan) dan juga institusi (kelembagaaan)

MATRIARCHALIS Setiap kehidupan berkelompok, seks sebagai aktifitas biologis yang menyangkut hubungan kekerabatan dan berhubungan erat dengan norma-norma sosial yang berlaku di kelompok tersebut. Berlaku berbagai ketentuan yang menyangkut apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang yang berhubungan dengan kegiatan seksual para anggotanya. Itulah yang membedakan manusia dengan ‘hewan’.

MATRIARCHALIS Manusia sejak awal mempunyai cara-cara untuk mementukan berbagai aturan yang menyangkut perihal kegiatan seksual. Kegiatan seksual dipandang tidak hanya sebagai prokreasi (=melanggengkan keturunan), tapi mengandung juga dimensi rekreasi (kenikmatan), relasi (hubungan) dan juga institusi (kelembagaaan)

DISKUSI KASUS

WASS. WR. WB Sekian . . . Terima Kasih