STANDARISASI HELM BER - SNI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
SOP PPID DAN LAYANAN INFORMASI PUBLIK
Advertisements

SOAL-SOAL RESPONSI 9 STAF PENGAJAR FISIKA.
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK (GOOD MANUFACTURING PRACTICES) INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN Direktorat Jenderal Industri Agro.
PEMBELAJARAN FISIKA INTERAKTIF
Kumpulan Soal 3. Energi Dan Momentum
Oleh Drs.Muhammad Choliq
STAF PENGAJAR FISIKA DEPT. FISIKA, FMIPA, IPB
GUDANG BAHAN PELEDAK.
RANCANG BANGUN DAN REKAYASA KENDARAAN BERMOTOR
PENGATURAN LABEL PRODUK PANGAN DAN NON PANGAN DALAM RANGKA PENGUATAN PASAR DOMESTIK dr. Bayu khrisnamurti wakil menteri KEMENTERIAN PERDAGANGAN RI 11.
WAKTU SIDERIS WIDIANA ( ).
Unit Pelayanan Area mempunyai tugas pokok :
Oleh Otong Suhyanto, M.Si
TEKNIK PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Struktur Baja II Jembatan Komposit
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
LATIHAN SOAL-SOAL 1. Himpunan 2. Aritmatika Sosial 3. Persamaan GL.
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi 2010
SOAL ESSAY KELAS XI IPS.
KETERKAITAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG KEARSIPAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK BADAN.
MODEL PENGEMBANGAN KTSP SMA
SOSIALISASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL.
Circle (LINGkaRan) Enggar Fathia Ch*Fuji Lestari*Ni Made Ratna W*Ria Oktavia*
Latihan Soal Persamaan Linier Dua Variabel.
LUAS DAERAH LINGKARAN LANGKAH-LANGKAH :
Dasar Hukum dan Persyaratan Penerbitan Rekomendasi/Pertimbangan Teknis di Lingkungan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Jakarta, 28.
1 DAMPAK PNPM, PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PADA PELUANG KERJA DAN PEMBERANTASAN KEMISKINAN Jakarta – April 12, 2007 Gustav F. Papanek Boston Institute.
SOP Penggunaan dan Perawatan Alat Semprot Bertekanan Tinggi
Matakuliah : S0362/Konstruksi Bangunan dan CAD II Tahun : 2006 Versi :
Alat Bantu & Alat Ukur Laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 2010 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 19/PJ/2010 Tentang PENETAPAN SATU TEMPAT ATAU LEBIH SEBAGAI TEMPAT PAJAK PERTAMBAHAN.
PAHAT BUBUT RATA KANAN / KIRI PAHAT BUBUT ALUR / POTONG
Latar Belakang Safety Tips “Mudik Lebaran”
KESELAMATAN KERJA.
Pendidikan Kewarganegaraan
KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUNGAI SALAK
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
Ayo Bersepeda! Bumi semakin tua, manusia pun cepat meninggal. Mengapa? Salah satunya mungkin karena gaya hidup mereka yang serba instan. Ada makanan cepat.
DALAM PERTOLONGAN PERTAMA
Fakta di Lapangan. PENERAPAN STANDAR WAJIB SNI 1811–2007 Helm Pengendara Kendaraan Roda Dua.
Dr. Wahyu Eko Widiharso, SpOT, (K) Spine
UJI KOMPETENSI 1.
Menggambar perspektif
Pujianto DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014
* Asuransi & Manajemen Risiko
Pemahaman Adiksi.
Cetakan, Inti & Perhitungannya
SR42 BMI TAPE Wide 14 mm Length 1,5 m.
1 STRATIFIKASI SOSIAL. 2 Stratifikasi sosial  stratum (lapisan- lapisan) Pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat yang.
USAHA DAN ENERGI ENTER Klik ENTER untuk mulai...
ASPEK HUKUM USAHA WARALABA
USAHA DAN ENERGI.
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 PPh 23 & 26.
DAMPAK KESEHATAN PADA PEMAKAIAN KOMPUTER
2 Kompetensi Dasar Indikator
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1 PP No.24 Th 1997)
PENGARUH MOTIVASI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN Dimaz Herjuno Katri Indarto for further detail, please visit
UNDANG-UNDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
REKAYASA JALAN RAYA I Sartika Nisumanti, ST.,MT FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
SYAFRIANI, SKM EPIDEMIOLOGY KECELAKAAN LALU LINTAS
Karakter Berlalu Lintas Pengendara Bermotor.
TUJUAN PEMBERIAN PERTOLONGAN
Pengetahuan Selama Bekerja
ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENGENDARA SEPEDA MOTOR
EPIDEMIOLOGI KECELAKAAN
Standar Nasional Indonesia
Kecelakaan kerja.
Transcript presentasi:

STANDARISASI HELM BER - SNI Kelompok : Ricky Ansori A2D009004 Andi Ikhwanudin A2D009018 Dede Aji F A2D009029 Farid Rahmat K A2D009032 Rohman Etris A2D009039

Pendahuluan Terdapat data yang cukup mencengangkan terkait dengan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan sepeda motor. Data Global Road Safety Partnership (GRSP), lembaga internasional berbasis di Jenewa, menyebutkan 84 persen kecelakaan di jalan raya melibatkan sepeda motor, dan 90 persen korbannya menderita luka parah di kepala. Sedangkan berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan, pada tahun 2008 menyebutkan, dari 130.062 kendaraan yang terlibat dalam 56.584 kecelakaan lalu lintas yang terjadi, 95.209 di antaranya adalah sepeda motor (73 % dari total kendaraan yang terlibat).

Jumlah kecelakaan dan Kendaraan yang terlibat 2004 2005 2006 2007 2008 Jumlah Kecelakaan 17.732 91.623 87.020 48.508 56.584 Jumlah kendaraan yang terlibat 26.187 28.245 70.308 84.090 130.062 Jumlah Sepeda motor yang terlibat 14.223 15.671 47.591 57.080 95.209 Sumber : Ditjen perhubungan darat Dephub. Tingginya angka kecelakaan yang melibatkan sepeda motor ini, diiringi juga dengan fakta hasil penelitian di Indonesia, bahwa satu dari tiga orang yang kecelakaan sepeda motor mengalami cedera di kepala. Dampak lebih lanjut dari cedera di kepala dapat menyebabkan gangguan pada otak, pusat sistem syaraf, dan urat syaraf tulang belakang bagian atas. Gegar otak biasanya sulit untuk dipulihkan. Tentu saja hal ini dapat mengganggu ketentraman hidup yang bersangkutan dan keluarganya.

Dasar pemberlakuan standar Wajib Helm ber-SNI Permen Perindustrian RI No. 40/M-IND/PER/4/2009 tentang Perubahan Atas Permen Perindustrian Nomor 40/M-IND/PER/6/2008 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua Secara Wajib. Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 2010. Pasal 2 Memberlakukan secara wajib Standar Nasional Indonesia (SNI) atau revisinya terhadap Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua SNI 1811-2007 dengan pos tarif HS 6506.10.10.00. Pemberlakuan secara wajib SNI Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku pula bagi helm yang digunakan pengendara kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang tidak dilengkapi dengan rumah-rumah (terbuka). Peraturan ini mewajibkan perusahaan dan importir yang memproduksi dan memperdagangkan helm di dalam negeri untuk memenuhi persyaratan SNI.

Helm berstandar SNI Helm yang memenuhi Standar Nasional Indonesia berarti telah memenuhi persyaratan material dan konstruksi. SNI 18-11-2007 menetapkan spesifikasi teknis untuk helm pelindung yang digunakan oleh pengendara dan penumpang kendaraan bermotor roda dua, meliputi klasifikasi helm standar terbuka (open face) dan helm standar tertutup (full -face). Material : Bahan helm harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. Dibuat dari bahan yang kuat dan bukan logam, tidak berubah jika ditempatkan di ruang terbuka pada suhu 0 derajat Celsius sampai 55 derajat Celsius selama paling sedikit 4 jam, serta harus tahan dari akibat pengaruh bensin, minyak, sabun, air, deterjen dan pembersih lainnya b. Bahan pelengkap helm harus tahan lapuk, tahan air dan tidak dapat terpengaruh oleh perubahan suhu c. Bahan-bahan yang bersentuhan dengan tubuh tidak boleh terbuat dari bahan yang dapat menyebabkan iritasi atau penyakit pada kulit, dan tidak mengurangi kekuatan terhadap benturan maupun perubahan fisik sebagai akibat dari bersentuhan langsung dengan keringat, minyak dan lemak si pemakai.

Material Disain Lapisan Luar & Dalam : 1. Lapisan luar yang keras (hard outer shell) Di desain untuk dapat pecah jika mengalami benturan untuk mengurangi dampak tekanan sebelum sampai ke kepala. Lapisan ini biasanya terbuat dari bahan polycarbonate. 2. Lapisan dalam yang tebal (inside shell or liner) Disebelah dalam lapisan luar adalah lapisan yang sama pentingnya untuk dampak pelapis penyangga. Biasanya dibuat dari bahan polyatyrene (Styrofoam). Lapisan tebal ini memberikan bantalan yang berfungsi menahan goncangan sewaktu helm terbentur benda keras sementara kepala masih bergerak. 3. Lapisan dalam yang lunak (comfort padding) Merupakan bagian dalam yang terdiri dari bahan lunak dan kain untuk menempatkan kepala secara pas dan tepat pada rongga helm.

Konstruksi Konstruksi helm harus memenuhi persyaratan sebagai berikut Helm harus terdiri dari tempurung keras dengan permukaan halus, lapisan peredam benturan dan tali pengikat ke dagu, Tinggi helm sekurang-kurangnya 114 milimeter diukur dari puncak helm ke bidang utama yaitu bidang horizontal yang melalui lubang telinga dan bagian bawah dari dudukan bola mata, Keliling lingkaran bagian dalam helm adalah sebagai berikut: Ukuran Keliling Lingkaran Bagian dalam (mm) S Antara 500 – kurang dari 540 M Antara 540 – kurang dari 580 L Antara 580 – kurang dari 620 XL Lebih dari 620

Konstruksi Tempurung terbuat dari bahan yang keras, sama tebal dan homogen kemampuannya, tidak menyatu dengan pelindung muka dan mata serta tidak boleh mempunyai penguatan setempat. Peredam benturan terdiri dari lapisan peredam kejut yang dipasang pada permukaan bagian dalam tempurung dengan tebal sekurang-kurangnya 10 milimeter dan jaring helm atau konstruksi lain yang berfungsi seperti jaring helm. Tali pengikat dagu lebarnya minimum 20 milimeter dan harus benar-benar berfungsi sebagai pengikat helm ketika dikenakan di kepala dan dilengkapi dengan penutup telinga dan tengkuk, Tempurung tidak boleh ada tonjolan keluar yang tingginya melebihi 5 milimeter dari permukaan luar tempurung dan setiap tonjolan harus ditutupi dengan bahan lunak dan tidak boleh ada bagian tepi yang tajam,

Konstruksi Lebar sudut pandang sekeliling sekurang-kurangnya 105 derajat pada tiap sisi dan sudut pandang vertikal sekurang-kurangnya 30 derajat di atas dan 45 derajat di bawah bidang utama. Helm harus dilengkapi dengan pelindung telinga, penutup leher, pet yang bisa dipindahkan, tameng atau tutup dagu. Memiliki daerah pelindung helm Helm tidak boleh mempengaruhi fungsi aura dari pengguna terhadap suatu bahaya. Lubang ventilasi dipasang pada tempurung sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan temperatur pada ruang antara kepala dan tempurung. Setiap penonjolan ujung dari paku/keling harus berupa lengkungan dan tidak boleh menonjol lebih dari 2 mm dari permukaan luar tempurung. Helm harus dapat dipertahankan di atas kepala pengguna dengan kuat melalui atau menggunakan tali dengan cara mengaitkan di bawah dagu atau melewati tali pemegang di bawah dagu yang dihubungkan dengan tempurung.

Daftar Merk HELM Standar SNI (Standar Nasional Indonesia) 1.NHK 2.GM 3.VOG 4.MAZ 5.MIX 6.INK 7.KYT 8.MDS 9.BMC 10.HIU 11.JPN 12.BESTI 13.CROSX 14.SMI 15.SHC 16.OTOKOGI 17.CABERG 18. HBC 19. Cargloss Helmet

DAFTAR PUSTAKA WWW.BSN.GO.ID OTO.DETIK.COM

SEKIAN TERIMA KASIH

Pertanyaan 1. Apakah helm yang mempunyai desain langsungan kaca sudah mempunya standar SNI? karena Helm dengan desain tersebut akhir akhir ini terjaring razia polisi. ( Infani Karin W) Jawab : - Untuk lebih jelasnya kami belum tahu, tapi selama ini helm dengan desain tersebut sudah mendapatkan standar SNI, tergantung dari merk dan kualitas produknya juga. Mungkin bila akhir akhir ini helm dengan desain tersebut terjaring razia, ada beberapa faktor yang mempengaruhi untuk perubahan aturan standarnya, misalkan standar keselamatan. 2. Apakah kaca warni warni mempunyai aturan standar tersendiri? (Ayu Indah Puspita Sari) - Untuk standar warna kaca tidak ada aturan yang mengikat, baik kaca yang buram, bening maupun pelangi bisa digunakan tergantung kebutuhan ataupun kesukaan masing masing pemakai.

Pertanyaan 3. Untuk standar warna helm baik warna pabrikan maupun custom, apakah ada aturan atau standarnya tersendiri? (Stevanus Maranatha) Jawab : - Tidak ada, untuk warna helm 4. pada sebuah helm, kadang ada beberapa lubang lubang di kontruksi helm. Apakah ada standar atau aturannya?? ( Dicky Agus Nugroho ) - Ada,lubang lubang tersebut termasuk pada sistem ventilasi suatu helm. untuk lebih jelasnya silahkan lihat pada standar kontruksi helm point k, atau sebagai berikut : K. Helm tidak boleh mempengaruhi fungsi aura dari pengguna terhadap suatu bahaya. Lubang ventilasi dipasang pada tempurung sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan temperatur pada ruang antara kepala dan tempurung