MENJAWAB TANTANGAN PROFESI MELALUI ORGANISASI Oleh Pengurus Pusat Sylva Indonesia disampaikan dalam kegiatan SEMINAR MAHASISWA KEHUTANAN INDONESIA Fakultas Kehutanan Universitas Haluoleo November 2013
Fakta yang Terjadi di Kehutanan Eksploitasi kayu dari hutan alam produksi, pembukaan wilayah, dan pengembangan transmigrasi periode 1970-1990 (Kartodihardjo 2012) periode 1990-2010 Pelaksanaan kebijakan pembangunan hutan tanaman serta meningkatnya kebutuhan lahan hutan bagi pembangunan pertanian secara luas, pertambangan serta insfrastruktur ekonomi dan pemukiman
Pendidikan kehutanan sebagai salah satu penyebabnya? Pertanyaan kritis? ? Pendidikan kehutanan sudah ada sejak dulu, namun faktanya kerusakan hutan masih saja terus terjadi ? Pendidikan kehutanan sebagai salah satu penyebabnya?
Mengungkap Pendidikan Kehutanan Pendidikan mempengaruhi sikap dan pola pikir Pendidikan kehutanan mengajarkan ilmu pengetahuan kehutanan Ilmu pengetahuan kehutanan telah terspesialisasi menjadi scientific forestry
(Lang dan Pye 2001 dalam Safitri 2012) Scientific Forestry The Forest First (Lang dan Pye 2001 dalam Safitri 2012) Merupakan paradigma yang memisahkan hutan dari kehidupan masyarakat setempat, dari ekonomi pedesaan dan menjadikan kekayaan hutan sebagai alat memenuhi kebutuhan industri yang disokong dan digerakkan negara. Khan (2011) Perundangan kehutanan Indonesia memperlihatkan ciri-ciri atau karakteristik yang identik dengan aliran pemikiran the forest first yaitu memahami hutan sebatas sifat alami dan biofisiknya saja.
Pengaruh Scientific Forestry The forest first mendukung berkembangnya Scientific Forestry Cenderung menjadikan rimbawan berbondong-bondong mempelajari hal-hal teknis saja Pola pokir menjadi kaku dan berkacamata kuda
Kacamata Kuda Pengelolaan Hutan 1 Pengelolaan hutan hanya didasarkan pada ilmu teknis 2 Enggan untuk mengikutsertakan ilmu yang dianggap diluar ilmu kehutanan 3 Merasa cukup hanya dengan ilmu kehutanan saja dapat membuat hutan lestari
Hipnotis Ilmu Pengetahuan Merasa nyaman dan cukup dengan ilmu yang dimiliki sehingga tertutup dengan ilmu lain untuk menyelesaikan masalah kehutanan membawa seseorang kedalam keadaan terhipnotis oleh ilmu pengetahuannya.
Contoh Kasus Ilmu teknis manajemen hutan sangat baik diterapkan (perencanaan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengaturan hasil, legalitas, dan perizinan) Perhutani 1 Masih saja terus terjadi konflik 3 Seminar Kehutanan kebanyakan hanya membicara kehutanan dari sudut pandang kehutanan saja (narasumber dan peserta) 2 Ego Kehutanan dan logika pendidikan yang kurang tepat
Harapan Sadar dari hipnotis Scientific Forestry 1 Sadar dari hipnotis Transdisciplinary Belajar dan menggugat Pendidikan yang membangun jiwa Education heart vs Education brain (Prof. Soetandyo Wignjosoebroto) 2 3 Scientific Forestry Transdisciplinary Goal Lestari untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
Biofisik dan Teknologi Sosial, budaya, kelembagaan Hukum Ekonomi Tambang Pertanian
Bagaimana di Level Mahasiswa Baca : Tersurat dan Tersirat Belajar : Terus perdalam pemahaman kita, belajar dengan siapa saja, dan ilmu apa saja (bodoh saja belum kok ngaku pintar) -> Ilmu dan kehidupan itu dinamis. Gugat: Diskusi/implementasi/demonstrasi. Terus baca, belajar, dan Gugat Mahasiswa adalah orang terpilih dan orang terpilih tidaklah diciptakan untuk dirinya sendiri namun untuk orang lain Orang Terpilih Sylva Indonesia adalah bagian kecil saja dari proses ini, menyiapkan diri kita untuk orang lain dan bangsa ini
“Semua tempat adalah sekolah dan semua yang ditemui adalah guru, jangan berhenti belajar dan menggugat” Terima kasih