Storyboard dalam proses produksi ( Proses Produksi Multimedia ) Storyboard dalam proses produksi
Sekilas Animasi 2D Pembuatan sebuah film animasi 2D memang belum marak dilakukan di Indonesia. Padahal seiring dengan berkembangnya bisnis hiburan, industri ini menawarkan peluang besar di masa yang akan datang.
Con’t d Hasil survey dari PUSTEKOMDIKNAS tahun 1998 ………… 74% anak-anak menyukai film animasi dibandingkan film bukan animasi
Con’t d Walt Disney, sebuah raksasa animasi di Amerika Serikat sejak tahun 1930-an hingga tahun 2003 telah memperoleh royalti dari berbagai film yang dihasilkan dan merchandise yang dijual lebih dari 59 Bilion USD atau setara dengan 590 triliun rupiah diseluruh dunia,
Con’t d Penyebab utama film animasi Indonesia belum banyak ditayangkan di televisi ataupun bioskop adalah Tingginya biaya produksi dalam pembuatan sebuah film animasi, Kualitas gerakan yang kurang halus sehingga mempengaruhi daya tawar animasi buatan lokal.
Tahap Produksi Film Animasi Proses produksi dalam pembuatan sebuah film animasi terbagi pada 3 tahapan utama, yaitu Tahap praproduksi, Tahap produksi Pasca produksi
Tahap Pra-Produksi Tahap praproduksi adalah sebuah awal dari suatu proses pembuatan film animasi Dimulai dari tahap naskah cerita. Untuk membuat cerita yang bagus sangat diperlukan struktur cerita yang jelas
Flowchart Pra-produksi
Con’t d Cerita tersebut harus mempunyai awalan, nilai tengah dan akhir cerita yang sering disebut dengan babak Ide cerita merupakan hal mendasar untuk mengembangkan sebuah karya film animasi.
Con’t d Ide dapat diinspirasikan dari berbagai hal, misalnya: pengalaman pribadi, legenda, cerita rakyat, mitos, kehidupan sehari-hari, pendidikan, perjalanan/petualangan dan lain sebagainya.
Con’t d Setelah semua ide terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menentukan tema sebuah cerita. Tema cerita diekspresikan dalam bentuk sinopsis. Biasanya puluhan hingga ratusan visualisasi awal cerita (preproduction painting) dihasilkan untuk mengeksplorasi kemungkinan cerita.
Con’t d Visualisasi awal cerita kemudian dituangkan dalam sebuah sebuah storyboard. Ini sebagai rancangan dasar dalam menciptakan suatu animasi kartun. Storyboard memberikan nyawa bagi script, bagaimana sebuah cerita akan berjalan dan memudahkan untuk dipahami.
Con’t d Bentuk storyboard menyerupai halaman komik. Perbedaannya dengan komik, dalam storyboard masih ada catatan-catatan kecil di sekitar gambar untuk diperbaiki atau dipertimbangkan.
Con’t d Storyboard akan memperlihatkan setiap adegan (scene), sudut pandang kamera, untuk menjelaskan ke semua orang. Halaman yang dibangun dalam storyboard ini akan memandu kartunis dan animator dalam membuat gambar dan animasinya.
Con’t d Team Work untuk proses pembuatan film animasi : Sutradara Art Director in betweener, assistant animator, animator, Supervising animator, Character animation, Special Effect animation, etc
Tahap Produksi Setelah melalui proses praproduksi, maka animator mulai bekerja menggambar gambar-gambar ekstrim yang menjadi penentu arah gerakan/antisipasi yang lebih dikenal keyframe. Animator yang bertanggung-jawab untuk membuat gambar-gambar keyframe ini disebut keyframer
Flowchart Produksi
Con’t d Selesai keyframe dibuat, maka proses berlanjut pada pengisian gambar-gambar yang mengisi gerakan diantara gambargambar keyframe yang disebut in between.
Con’t d Banyak sedikitnya jumlah gambar in between tergantung pada durasi yang dibutuhkan dalam melakukan gerakan dari keyframe yang satu ke keyframe berikutnya. Animator yang bertugas membuat gambar in between disebut ‘in betweener’. Sampai pada proses ini, animasi gerakan sudah bisa dilihat.
Tahap Pasca Produksi 1. Editing Audio Editing Audio merupakan kelanjutan dari proses dubing. Selain itu, sound editor membuat sound FX dan background musik.
Con’t d Biasanya editing audio berjalan bersama Video Editing untuk menciptakan suasana dan sinkronisasi antara visual dengan audio. Seorang audio engineer harus memastikan level volume dan balancing dari semua dubing, musik ilustrasi dan sound effect.
Flowchart Pasca Produksi
Con’t d 2. Editing Video Tahap selanjutnya dalam pembuatan film animasi yaitu Editing. Editing dilakukan untuk mengemas hasil akhir sebuah film, mensingkronkan antara suara dengan visual, memberikan special effect dan ekspor dalam media yang ditentukan.
Con’t d 3. Mastering & Distributing Setelah semua proses dilalui maka proses selanjutnya yaitu membuat master film. Untuk pembuatan film layar lebar maka harus dibuat master dengan pita seluloid 9mm.
Con’t d Namun untuk distribusi untuk media seperti televisi dapat digunakan kaset Betacam SP atau format DV Cam. Jika untuk aplikasi home video dapat menggunakan DVD atau Video CD.
End … creating animation