GPIB JEMAAT IMMANUEL DI BEKASI SIMSON Seri Tokoh Alkitab GPIB JEMAAT IMMANUEL DI BEKASI Pdt. A. Letlora. 06 – 06 – 2011.
Simson. Hakim orang Dan. Kelahiran dijanji (dalam Hakim-hakim 13:1-25). Perkawinan dengan orang Filistin, tetapi istrinya diberikan kepada orang lain (dalam Hak 14:1-20). Melawan orang Filistin (dalam Hak 15:1-20). Dikhianati oleh Delila (Hak 16:1-22). Kematiannya (Hak 16:23-31). Perbuatan-perbuatan kekuatannya: membunuh seekor singa (Hak 14:6), 30 orang Filistin (Hak 14:19), 1.000 orang Filistin dengan tulang rahang keledai (Hak 15:13-17), mencabut pintu-pintu gerbang kota Gaza (Hak 16:3), merobohkan tempat ibadah Dagon (Hak 16:25-30).
Simson (Ibrani: שִׁמְשׁוֹן Šimšon, Tiberias Šimšôn, Arab:شمشون Syamsyawn, Sam'un) adalah hakim ketiga dari terakhir dalam zaman Anak-anak Israel kuno, diceritakan dalam kitab suci Yahudi. Ia digambarkan dalam Kitab Hakim-Hakim bab 13 hingga 16 Shimshon artinya "yang berasal dari matahari" – mungkin untuk menyebut bahwa dirinya menebarkan cahaya dan perkasa, atau "Dia yang melayani Tuhan".
Simson adalah seorang tokoh seperti Herkules, yang menggunakan kekuatan fisiknya yang luar biasa untuk bertempur melawan musuh-musuhnya dan melakukan beberapa aksi kepahlawanan yang tidak dapat dilakukan oleh manusia biasa: bergulat melawan singa, menghancurkan pasukan musuh dengan hanya menggunakan tulang rahang keledai, dan merobohkan sebuah bangunan raksasa.
Simson adalah manusia pilihan Allah Hakim-Hakim 13 : 3-5 menyatakan, Simson adalah manusia pilihan Allah. Alkitab mengajarkan secara jelas, bukan manusia yang memilih Allah, melainkan Allah yang memilih manusia. Allah telah memilih Abraham, Ishak, Yakub, serta tokoh-tokoh Alkitab yang lain, dan sekarang Simson. Alkitab menyatakan, Allah telah memilih dan menetapkan Simson menjadi Hakim atas Israel. Pilihan itu sudah dinyatakan bahkan sebelum kelahiran Simson
. Allah memilih Simson karena alasan yang terdapat dalam diri Allah sendiri, bukan karena kelayakan yang ada pada diri Simson. Pilihan Tuhan atas Simson, tokoh-tokoh Alkitab lain, serta atas saudara dan saya, menyatakan kedaulatan Allah, menyatakan kemurahan Allah, dan pada akhirnya menyatakan kesetiaan Allah.
Lahir dari keluarga yang mengasihi Tuhan Hakim-Hakim 13 : 8, menunjukan, Simson lahir dari keluarga yang mencintai Tuhan. Rancangan Tuhan atas hidup Simson benar-benar sempurna. Dia bukan hanya memilih dan menetapkan Simson menjadi alat-Nya, tetapi juga menyiapkan orang tua yang baik, mengasihi dan takut akan Tuhan, serta memiliki kerinduan untuk mendidik anaknya dalam jalan yang Tuhan tentukan baginya. Dalam segala hal Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan atas orang-orang yang dikasihi-Nya.
Jatuh karena wanita dan dosa seksual Hakim-Hakim 14 : 2, Hakim-Hakim 16: 1, Hakim-Hakim 16 : 4, menunjukkan kelemahan Simson. Alkitab tidak pernah menyembunyikan dosa. Sebagaimana kekudusan dinyatakan dengan sangat jelas, demikian juga dosa dinyatakan secara terbuka. Simson jatuh karena wanita dan dosa seksual. Alkitab mencatat ada 3 wanita dalam kehidupan Simson, dan semua wanita tersebut tidak mengenal Tuhan. Wanita ketiga bernama Delila. Cinta terlarangnya terhadap Delila, membawa Simson dalam masalah besar, kejatuhan dalam dosa, dan ditinggalkan Tuhan.
Membayar mahal kesalahannya Hakim-Hakim 16 : 21, mengatakan: Orang Filistin itu menangkap dia, mencungkil kedua matanya dan membawanya ke Gaza. Di situ ia dibelenggu dengan dua rantai tembaga dan pekerjaannya di penjara ialah menggiling. Dosa seksual, dan dosa apapun, selalu memiliki akibat, dan akibat yang ditimbulkannya selalu sangat besar. Cinta buta Simson membuatnya benar-benar buta. Semua kekuatan, kehormatan yang Tuhan berikan kepadanya, hilang dari hidupnya. Dosa telah menghancurkan hidupnya. Dosa seksual pada zaman sekarang, disamping memiliki risiko kematian kekal, juga memberi risiko kesehatan yang amat serius, seperti kehamilan di luar nikah, aborsi, serta tertular penyakit seperti HIV-AIDS.
Kesempatan kedua Hakim-Hakim 16 : 28, menunjukkan pertobatan Simson, serta pengharapannya akan kesempatan kedua dari Tuhan. Dalam kondisi buta, mata Rohani Simson mulai terbuka. Dia menyadari kesalahannya, dan berharap Tuhan memberi kesempatan yang kedua. Tuhan mengampuni, memulihkan, dan menyertainya kembali. Dengan kekuatan dari Tuhan, Simson rela mati untuk tujuan Ilahi atas hidupnya, menjadi Hakim atas Israel.
Kelahiran dan pertumbuhannya (Hak 13) Seperti Ishak, Samuel dan Yohanes Pembaptis, Simson dilahirkan oleh wanita mandul. Malaikat Yahweh menjanjikan kepada Manoah dan istrinya seorang anak laki-laki yg akan membebaskan Israel (13:5). Simson diasuh dengan latihan kerohanian; sebagai hasilnya Roh mendorongnya melawan orang Filistin (13:25; 14:4; *FILISTIN, FILISTEA).
Perkawinan dan pembalasannya (14:1-15:8) Simson melihat seorang wanita Filistin di Timnat, yang ia yakin harus mengawininya guna memancing perselisihan dengan orang Filistin. Sesudah orangtuanya mengatur pinangan, ia kembali sehabis panen anggur untuk menikahi wanita itu. Dalam pesta pernikahan yg berlangsung 7 hari (bnd Kej 29:27), ia menghibur tamunya dengan sebuah teka-teki, dan taruhannya 30 pasang pakaian pesta jika mereka dapat menebaknya. Mereka tidak dapat menebak teka-teki madu dalam tengkorak singa yg dibunuhnya. Karena itu mereka mengancam mempelai wanita untuk mendapatkan jawaban teka-teki itu. Simson mengabulkan permintaan mempelainya yang sungguh-sungguh mendesak jawaban teka-teki itu. Untuk memenuhi taruhannya, ia pergi ke Askelon dan membunuh 30 orang Filistin guna memperoleh jubah jubah yg dijanjikannya. Dalam keadaan marah terhadap orang banyak itu ia kembali. Mempelainya diserahkan kepada temannya (14:1-20).
Ketika ia kembali menjenguk istrinya pada musim semi berikutnya, ayah mertuanya menolak dia. Kini dengan alasan yg kuat, dengan cerdik ia menangkap 300 ekor serigala. Mengikatkan ranting-ranting yg kemudian dibakar pada ekor binatang-binatang itu dan melepaskannya ke ladang gandum musuh-musuhnya. Walaupun ia tidak mampu mengumpulkan 300 orang yg setia seperti yg dilakukan oleh Gideon, ternyata ia telah menimbulkan kerugian besar. Sebagai balas dendam, orang Filistin membakar istri dan ayah mertuanya; Simson kembali membalas hal ini dengan pembantaian besar-besaran (15:1-8).
Tugasnya sebagai Hakim (15:20) Setelah mendirikan kekuasaannya yg kharismatik itu, Simson membereskan masalah-masalah lokal bagi suku Dan dan Yehuda, dan mungkin ia bertempat tinggal di Hebron, kota utama daerah Yehuda (lih 16:3), sementara Samuel menjadi hakim di Mizpa (Tell en-Nasbeh, 1 Sam 7:6). Dipenuhi oleh Roh, Simson nampaknya bertindak bijaksana selama hampir 20 thn. Namun ia tidak pernah mampu mengumpulkan pasukan untuk melawan Filistin.
Seperti Salomo, Simson hancur oleh perbuatannya yg memerosotkan kasih menjadi nafsu belaka. Dengan penuh percaya diri ia berjalan jalan di Gaza (*GAZA), mungkin mencari gara-gara (bnd Yos 11:22; 2 Sam 21:15-22). Tertarik kepada seorang pelacur, ia menyerah. Ketika orang Filistin mendengar hal itu mereka mengepung kota sepanjang malam. Tapi tengah malam Simson bangun dan mencabut pintu gerbang jaga dan tiangnya, mengangkutnya menuju Hebron. Ini merupakan penghinaan paling keji terhadap musuh-musuhnya, karena pintu gerbang kota merupakan lambang kekuatan nasional (16:1-3).
Akhirnya, terkecoh oleh kegilaan nafsunya, ia mengatakan bahwa ia seorang nazir, dan bahwa rambutnya yg panjang dan tergulung adalah kunci kekuatannya. Dengan membukakan rahasia ini ia sepenuhnya telah mengkhianati sumpah perjanjiannya, dan Allah meninggalkannya (Hak 16:4-20).
Mata Simson dibutakan dan ia harus melakukan pekerjaan hina, 'tanpa mata di Gaza, bersama-sama dengan para budak di penggilingan'. Simson akhirnya dituntun ke luar dari penjara Gaza ke halaman depan kuil Dagon untuk dijadikan tertawaan di hadapan orang banyak yg sedang berpesta pora. Sementara itu rambut Simson (bersama pertobatannya) telah tumbuh kembali, dan bersamaan dengan itu juga kekuatannya. Dengan menyeru nama Yahweh, Simson mendorong dua tiang kayu yg menyangga atap panggung tempat para bangsawan menonton; di atas ada 3.000 orang. Ia mendorong kedua tiang itu dari batu alasnya dan robohlah gedung itu. Simson beserta orang Filistin yg jumlahnya jauh lebih besar dari yg pernah dibunuhnya, mati terbunuh. Bencana ini mengurangi jumlah orang Filistin. Dengan demikian membantu kemenangan orang Israel dalam pertempuran di Eben-Haezer, yg terjadi tak lama sesudah itu (1 Sam 7).
Refleksi. Bagaimana kita menempatkan kisah Simson dalam konteks sekarang ? Allah seperti apa yang kita ‘jumpai’ melalui peristiwa Simson ?