Standardization for Indonesian as a Foreign Language

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Soal Latihan 1 Diberikan pernyataan “Tidak benar bahwa dia belajar Algoritma tetapi tidak belajar Matematika”. (a)  Nyatakan pernyataan di atas dalam notasi.
Advertisements

TEKNIK PENYUSUNAN KLAIM (TEORI)
START.
Menunjukkan berbagai peralatan TIK melalui gambar
Tugas Praktikum 1 Dani Firdaus  1,12,23,34 Amanda  2,13,24,35 Dede  3,14,25,36 Gregorius  4,15,26,37 Mirza  5,16,27,38 M. Ari  6,17,28,39 Mughni.
1suhardjono waktu 1Keterkatian PKB dengan Karya Inovatif, Macam dan Angka Kredit Karya Inovatif (buku 4 halaman ) 3 Jp 3Menilai Karya Inovatif.
Matematika Diskrit Dr.-Ing. Erwin Sitompul
Nama: AGUS PRAYOGA INSTALASI WINDOWS XP Kelas : X_TKJ_1.
LATIHAN SOAL HIMPUNAN.
1. = 5 – 12 – 6 = – (1 - - ) X 300 = = = 130.
BAB 2 PENERAPAN HUKUM I PADA SISTEM TERTUTUP.
MATRIKS Trihastuti Agustinah.
WEEK 6 Teknik Elektro – UIN SGD Bandung PERULANGAN - LOOPING.
WORKSHOP INTERNAL SIM BOK
LIMIT FUNGSI LIMIT FUNGSI ALJABAR.
Pengantar Logika Proposional
A. KATEGORI/KELAS KATA Nomina (Kata Benda)
Tugas: Power Point Nama : cici indah sari NIM : DOSEN : suartin marzuki.
Integral Lipat-Tiga.
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SMA
Review Proposisi & Kesamaan Logika
: : Sisa Waktu.
Luas Daerah ( Integral ).
JENIS KALIMAT.
kalimat Pengertian kalimat
PEMINDAHAN HAK DENGAN INBRENG
Fungsi Invers, Eksponensial, Logaritma, dan Trigonometri
FUNGSI MATEMATIKA DISKRIT K- 6 Universitas Indonesia
EKUIVALENSI LOGIKA PERTEMUAN KE-7 OLEH: SUHARMAWAN, S.Pd., S.Kom.
LOGIKA LOGIKA LOGIKA.
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Peluang.
PERNYATAAN IMPLIKASI DAN BIIMPLIKASI
FRASA dan KLAUSA Maulfi Syaiful Rizal FIB UB.
Pemahaman Adiksi.
FUNGSI STRUKTUR DISKRIT K-8 Program Studi Teknik Komputer
G RAF 1. P ENDAHULUAN 2 3 D EFINISI G RAF 4 5.
Bahan Kuliah IF2091 Struktur Diskrit
Algoritma Branch and Bound
Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit Oleh: Rinaldi Munir
Logika (logic).
USAHA DAN ENERGI ENTER Klik ENTER untuk mulai...
Bersyukur.
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
Bahan Kuliah IF2120 Matematika Diskrit
Pohon (bagian ke 6) Matematika Diskrit.
TATA SURAT MENYURAT OLEH: SRI SULASTRI, M.Pd.
1. KALIMAT Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final.
PENDAFTARAN TANAH Pendaftaran Tanah (Pasal 1 angka 1 PP No.24 Th 1997)
Pengantar sistem informasi Rahma dhania salamah msp.
BENTUK DAN MAKNA.
SINTAKSIS.
KATA, FRASA, KALIMAT.
BENTUK DAN MAKNA FONEM bunyi terkecil yang dapat membedakan arti, sedangkan huruf adalah lambang bunyi atau lambang fonem. Apakah fonem sama.
Oleh: Septia Sugiarsih
Pertemuan II KELAS KATA DAN FRASE
KALIMAT Kalimat adalah kesatuan ujar yang mengungkapkan suatu konsep dan perasaan (Moeliono, 1999:434). Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang dapat.
JENIS KALIMAT Kelas : XI BAHAS Semester : 1. JENIS KALIMAT Kelas : XI BAHAS Semester : 1.
TATA KALIMAT BAHASA INDONESIA (SINTAKSIS)
Sintaksis Dewi Puspitasari.
KELAS KATA DAN FRASA Pertemuan 02
TUGAS SOFTSKILL PENJELASAN KALIMAT
KLAUSA.
SINTAKSIS (1) PERTEMUAN KE-8 Khusnul Fatonah, M.Pd. PGSD.
Oleh : Komarudin Fakultas : Pertanian
MATERI 6 KALIMAT oleh M.RIYANTON, S.S.,M.Pd
KELAS KATA Pertemuan 3 Matakuliah : O0054/Bahasa Indonesia
KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA
KALIMAT Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subyek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukan bagian ujaran itu sudah lengkap.
KELOMPOK 8 TATA KALIMAT BAHASA. TATA KALIMAT / SINTAKSIS Sintaksis adalah Pengaturan hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuan satuan yang.
Transcript presentasi:

Standardization for Indonesian as a Foreign Language Felicia N. Utorodewo

BIPA B = Bahasa I = Indonesia P = untuk Penutur A = Asing Indonesian Language for Non-native Speaker Indonesian as a Foreign Language

A BIPA teacher or lecturer is expected to master the Indonesian grammar. They really have to know all the nuts and bolts of the problems in the Indonesian grammar. The problem in teaching Indonesian as a foreign language is that there are no standard as yet.

In teaching language, we all need standards. Because of no standardisation in Indonesian, every institution or course has their own standard. In our research, we tried to trace down all kind of possibility concepts concerning Indonesian grammar. Phonology, morphology, syntax, and semantics

The Bahasa Indonesia Sounds It depends very much on where you learned Bahasa Indonesia or where your teacher is from. Is it Yogyakarta, Medan?

PHONOLOGY If we are talking about grammar, then we have to start from phonology. In Bahasa, we have: 22 consonants and 6 vowels

Consonants (22) /b/  bapak, ibu, sebab [p] /c/  cuci, baca /d/  dapat, jadi, abad [t] /f/  fatwa , mufakat, wakaf (from arabic) /g/  garpu, tegap, bedug [k] /h/  hati, paha, sedih /j/  jaga, saja /k/  kalau, kakak, adik /x/  khas, akhir, /l/  lari, tali, misal /m/  mata, rumah, garam /n/  nakal, minum, lengan /ñ/  nyanyi, sunyi /ŋ/  ngeri, telinga, kuping /p/  pipi, sapi, tutup /r/  rupa, lari, kasur /s/  sepatu, rasa, betis /ʃ/  syarat, asyik /t/  tangan, satu, tepat /w/  waktu, awas /y/  yaitu, sayang /z/  ziarah, ijazah

VOWELS (6) /a/  awas, tas, apa /i/  ibu, pintu, lari /ɛ/  enak, merah, tempe /ə/  empat, berat, kode /o/  orang, bola, jago /u/  ulang, tujuh, satu

MORPHOLOGY In Bahasa Indonesia there are 5 Morphology processes: Affixes Reduplication Compound Words Abbreviation Combination of the four processes mentioned above

No. Jenis Afiks Contoh 1. me- melihat, menggunting, membeku, 2. me-kan meletakkan, meninggalkan, menaikkan 3. me-i menaiki, menyirami, mengobati 4. memper- Memperindah, memperluas, memperoleh 5. memper-kan Mempermalukan, mempersiapkan, mempergunakan 6. memper-i Memperbaiki, memperbarui 7. member-kan Memberlakukan, memberdayakan 8. ber- Berjalan, beranak, berdiam, bernyanyi 9. ber-R Berjalan-jalan, bermain-main, bersenang-senang 10. ber-R-an Berdua-duaan, bermesra-mesraan, berpukul-pukulan

No. Jenis Afiks Contoh 11. ber-an Bermainan, berangkulan, bersapaan 12. ber-kan Berdasarkan, bertaburkan, bersenjatakan 13. berke-an Berkepentinganan, berkeadilan 14. berpe-an Berpenghasilan, berpendidikan 15. bersi- Bersikukuh, bersikeras 16. di- Diambil, dibuat, dikail 17. di-kan Dijahitkan, ditutupkan 18. diper- Diperbuat 19. diper-kan Dipermalukan 20. diper-i Diperingati

No. Jenis Afiks Contoh 21. ter- Terinjak, terbawa, terkuras, terurai 22. ter-kan Terabaikan, tersebarkan 23. ter-i Tersaingi, terbujuki 24. ter-R Terbawa-bawa, tersenyum-senyum 25. ke- Ketua, kekasih 26. ke-an (noun) Ketinggian, kelebihan, kebalikan 27. ke-an (passive) Kecopetan, kehujanan, kelupaan 28. ke-R-an keserta-mertaan, 29. keber-an Keberhasilan, keberuntungan 30. kese-an Keseimbangan, keserasian

No. Jenis Afiks Contoh 31. keter-an Keterlambatan, keterlibatan 32. kepe-an Kepemimpinan, kepedulian 33. pe- Pemain, pemalu, penerima 34. pe-an Perbuatan, pengaturan, percobaan 35. per-kan Perlihatkan, permainkan 36. per-i Peringati, perbaiki 37. pemer- Pemersatu 38. pember-an pemberdayaan 39. pemer-an Pemersatuan, pemerolehan 40. perse-an Persekutuan, persesuaian

No. Jenis Afiks Contoh 41. se- Sesuatu, setelah, sekamar, setinggi, sebuah 42. se-nya Seandainya, sebaiknya 43. se-R-nya Sebesar-besarnya, sebanyak-banyaknya 44. -an Ruangan, masukan, masakan 45. R-an Sakit-sakitan, mobil-mobilan 46. -el- Geletar, geligi, gelegar 47. -er- Seruling, gerigi, gigi-gerigi 48. -in- Kinerja, sinambung 49. -em- Gemetar, kemilau, jari-jemari, tali-temali 50. -ha- Sahaja, sahaya, baharu

Besides all the affixes mentioned, there are still affixes adapted from foreign languages such as Arabic: –i, -iah, -wi (alami, alamiah, maknawi), English: -isasi, -isme. There are affixes that are no longer productive, such as –nda (ananda, ayahanda, ibunda), -wan, -wati, -man (wartawan, warta-wati, budiman). Not to mention the morphophonemics processes of the affixes: /meN-/, /beR-/, /peR-/, ect.

Reduplication We have 5 types of reduplication: dwipurwa: tetangga, lelaki, sesama dwilingga: rumah-rumah, pagi-pagi, makan-makan, kumur-kumur Dwilingga salin swara: mondar-mandir, bolak-balik, corat-coret Dwiwasana: perlahan-lahan, sekali-kali Trilingga salin swara: dag-dig-dug, cas-cis-cus

Compositum We have two ways of writing a compound word: Orang tua Tanggung jawab Kereta api Matahari Saputangan Kacamata As two words As a word

Abbreviation Singkatan: SMP, MPR Penggalan:Prof, Dok, Bu, Pak Akronim/Kontraksi: ABRI, Rudal, pemilu Lambang huruf: cm, dng, yg In Bahasa Indonesia, there are a combination of those abrreviation and creates an overlap between acronim and phrases, e.g: Kobangdiklat TNI-AD Komando Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat

SYNTAX The different view and concepts has been presented by Indonesian linguists creates problem: Word classification Phrases clauses Sentence Structure

Word Classes nomina, pronomina, verba, adjektiva, numeralia, Keraf, 1991 (8) Kridalaksana, 1999 (13) Alwi, 2003 Chaer, 2006 (15) nomina, pronomina, verba, adjektiva, numeralia, preposisi, konjungsi, adverbia adverbia, interogativa, artikula, demonstrativa, interjeksi, fatis Verba, adjektiva, adverbia, nomina, pronomina, numeralia, kata tugas: preposisi, konjungtor, interjeksi, artikel, partikel benda, ganti, kerja, sifat, sapaan, penunjuk, bilangan, penyangkal, depan, penghubung, keterangan, tanya, seru, sandang, penegas

Phrases Keraf, 1991 Kridalaksana, 1999 Alwi, 2003 Chaer, 2006 endosentris atributif, koordinatif (aditif, alternatif, apositif, korelatif; eksosentris direktif (objektif, patikel direktif, konjungtif), konektif endosentris berhulu 1, berhulu majemuk (koordinatif: hipotaktis, parataktis; apositif). Eksosentris: preposisional (direktif, nondirektif), nonpreposisional (artikulatif dan konjungtif) Frase verbal, adjektival, nominal, pronominal, numeralia benda, kerja, sifat, preposisi dan Keterangan

Clauses Klausa: bebas dan terikat, urutan kata Keraf, 1991 Kridalaksana, 1999 Alwi, 2003 Chaer, 2006 Klausa: bebas dan terikat, urutan kata Berdasarkan strukturnya: klausa lengkap dan taklengkap Berdasarkan potensinya menjadi kalimat: bebas dan terikat Berdasarkan predikatnya: klausa verbal dan nonverbal

SENTENCE Keraf, 1991 Berdasarkan jumlah inti: kalimat minor dan mayor Berdasarkan kontur: kalimat minim dan panjang Berdasarkan pola2 dasar: kalimat inti, luas, transformasi Berdasarkan ragam/diatesis: kalimat aktif dan pasif Berdasarkan urutan katanya: kalimat normal dan inversi Berdasarkan jumlah pola dan hubungan antarpola: kalimat tunggal dan majemuk (setara, bertingkat, campuran. Berdasarkan tujuan/sasran yang akan dicapai: kalimat berita, tanya, perintah, harapan, pengandaian

SENTENCE Alwi, 2003 Berdasarkan jumlah klausanya: kalimat tunggal (berdasarkan kategori predikat: kalimat nominal, adjektival, verbal, dan numeral) dan majemuk (kalimat majemuk setara dan bertingkat) Berdasarkan kategori sintaktisnya: kalimat deklaratif, imperatif, interogatif, eksklamatif Berdasarkan kelengkapan unsurnya: Kalimat lengkap (mayor) dan taklengkap (minor) Berdasarkan susunan S dan P: kalimat biasa dan inversi Chaer, 2006 ( 1) Kalimat rapatan, (2) luas rapatan, (3) luas bersisipan, (4) setara, (5) bertingkat, (6) kompleks, (7) elips, (8) berita, (9) tanya, (10) perintah, (11) larangan, (12) seruan.

SENTENCE Kridalaksana, 1999 Berdasarkan jumlah klausa: kalimat tunggal, kalimat majemuk (setara, bersusun, bertopang), kalimat kombinasi Berdasarkan struktur klausa: kalimat lengkap, taklengkap (elips, sampingan, urutan, minor: panggilan, salam, ucapan, seruan, judul, moto, inskripsi, ungkapan khusus: larangan, peringatan, permintaan, anjuran, harapan, perintah, pernyataan) Berdasarkan kategori predikat: kalimat verbal, nonverbal Berdasarkan pola intonasi: kalimat deklaratif, interogativa, imperatif, aditif, responsif, eksklamatif. Berdasarkan amanat wacana: pernyataan (performatif, seruan, makian/imprekatif, harapan/optatif), pertanyaan (pilihan, terbuka, retoris, pengukuh, fatis), perintah (biasa, larangan/prihibitif/vetatif, ajakan/hortatif, peringatan, penyilaan) Berdasarkan penyematan: kalimat langsung, taklangsung.

Alwi, Hasan. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (ed. Ke-2) Alwi, Hasan. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (ed. Ke-2). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta Keraf, Gorys. 1991. Tata bahasa rujukan bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo Kridalaksana, Harimurti. 1999. Tata Wacana Deskriptif Bahasa Indonesia. Belum diterbitkan.

Not to mention th inference of the different local dialects

Pria punya selera The stucture of this sentence is heavily influence by East Indonesian Malay (Manado, Makasar, Ambon, Papua) : Torang pe ayah In proper Indonesian, we should use: Selera pria This structure could be altered into Seleranya Pria. A structur that is heavily influenced by the Javanese Dialect: Selerane pria

TERIMA KASIH…!