LIMBAH RUMAH SAKIT KELOMPOK XII ERWIN MASARUHI 0901051 WULANSARI LAKSMI 0901023 SRI PUJI LESTARI 0901022
PENDAHULUAN Limbah rumah sakit adalah semua limbah baik yang berbentuk padat maupun cair yang berasal dari kegiatan rumah sakit baik kegiatan medis maupun nonmedis yang kemungkinan besar mengandung mikroorganise, bahan kimia beracun, dan radioaktif.
Apabila tidak ditangani dengan baik, limbah rumah sakit dapat menimbulkan masalah baik dari aspek pelayanan maupun estetika selain dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan menjadi sumber penularan penyakit ( infeksi nosokomial ). Oleh karena itu, pengelolaan limbah rumah sakit perlu mendapat perhatian yang serius dan memadai agar dampak negatif yang terjadi dapat dihindari atau dikurangi.
Ada beberapa jenis limbah dari rumah sakit dan dapat dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Limbah medis a) Padat b) Cair c) Radioaktif 2. Limbah nonmedis
a) Limbah padat medis Limbah padat medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. b) Limbah padat nonmedis Limbah padat nonmedis adalah semua sampah padat diluar sampah padat medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan.
Kegiatan tersebut seperti : Kantor atau administrasi Unit pelengkapan Ruang tunggu Ruang inap Unit gizi atau dapur Halaman parker dan taman Unit pelayanan.
c) Limbah cair medis Limbah cair medis adalah limbah cair yang mengandung zat beracun, seperti bahan-bahan kimia anorganik. d) Limbah cair nonmedis Limbah cair nonmedis merupakan limbah rumah sakit yang berupa: Kotoran manusia seperti tinja dan air kemih yang berasal dari kloset dan peturasan di dalam toilet atau kamar mandi.
Limbah tidak boleh dihinggapi lalat, tikus, dan binatang lainnya. B. Pengelolaan Limbah Rumah Sakit Pengelolaan limbah rumah sakit harus dilakukan dengan benar dan efektif dan memenuhi persyaratan sanitasi. Adapun persyaratan senitasi yang harus dipenuhi, antara lain : Limbah tidak boleh mencemari tanah, permukaan air, atau air tanah, dan juga udara. Limbah tidak boleh dihinggapi lalat, tikus, dan binatang lainnya.
Limbah tidak menimbulkan bau busuk dan pemandangan yang tidak baik. Limbah cair yang beracun harus dipisahkan dari limbah lain dan harus memiliki tempat penampungannya sendiri. a) Perangkat penunjang pengolahan limbah Perangkat penunjang pada proses pengolahan limbah merupakan sarana dan prasarana yang digunakan untuk kegiatan tersebut.
Perangkat penunjang yang digunakan antara lain: Wadah penampungan Sarana pengangkutan Sarana pembuangan dan pemusnahan
C. Petugas atau operator Petugas diberi latihan khusus mengenai proses pengangkutan sampah, sedangkan pengawasan dan pengolahan sampah rumah sakit dilakukan oleh tenaga sanitas yg terdidik.Sampah dari setiap unit layanan fungsional rumah sakit dikumpulkan oleh tenaga perawat, khususnya jika berkaitan dengan pemisahan sampah medis dan nonmedis, sedangkan di ruang lain dapat dilakukan oleh tenaga kebersihan. Selain itu, petugas pengangkut harus dibekali dengan alat pelindung atau pakaian kerja yang memadai, seperti sepatu, baju, celana, sarung tangan, topi, dan masker.
D. Perangkat pemantauan Setiap kegiatan harus dilengkapi dengan suatu perangkat pengawasan dan pengendalian agar penyimpangan yang terjadi dapat ditekan seminimal mungkin sehingga target yang diinginkan dapat tercapai. Untuk keperluan pemantauan proses pengelolaan sampah, dapat dibuat beberapa formulir kegiatan sperti berikut : Formulir survey fisik Formulir wawancara
E. Tahapan pengelolaan limbah Di dalam pengelolaan limbah terdapat tiga fase kegiatan, yaitu pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan dan pemusnahan. Proses-proses tersebut dapat dilakukan secara manual maupun mekanis. Metode manual berkaitan dengan sumber daya manusia yang merupakan ujung tombak pengolahan limbah. Sementara itu, metode mekanisme memanfaatkan fungsi mekanis peralatan tertentu mulai dari pengangkutan sampai proses pembuangannya.
c. Evaluasi pengolahan limbah Evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pengolahan limbah. Evaluasi ini perlu dilakukan secara berkala. Berbagai indicator yang dapat digunakan di dalam evaluasi, antara lain: Akumulasi limbah yang tidak terangkut atau terolah. Pengukuran tingkat kepadatan lalat ( indeks lalat ). Ada tidaknya keluhan, baik dari masyarakat yang bertempat tinggal di rumah sakit, pengunjung, pasien, serta petugas rumah sakit sendiri. Dilakukan uji terhadap air hasil pengolahan, baik dari bahan organic maupun anorganik.
TERIMA KASIH