AKUNTANSI ASET TETAP dan PSAK TERKAIT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ASET TIDAK BERWUJUD.
Advertisements

Akuntansi Ijarah Sartini, SE, MSc, Ak.
Ahmad Nurkhin LAPORAN KEUANGAN Ahmad Nurkhin
Akuisisi dan Disposisi Aktiva Tetap
PSAK 62 (2010) Kontrak Asuransi
Aset Tetap dan aset Tak Berwujud
PSAP 12 LAPORAN OPERASIONAL
MANAJEMEN KEUANGAN LITERATUR :
Kelompok 7 Mira Yulia Kitty Yolanda Anastasia Anindita
AKUNTANSI AKTIVA TETAP
AKUNTANSi AKUNTANSi AKTIVA TETAP AKTIVA TETAP.
B. SUNDARI, SE., MM. Akuntansi Pajak
RUANG LINGKUP PSAP 07 PSAP 07 diterapkan untuk seluruh unit pemerintahan yang menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum dan mengatur tentang perlakuan.
PSAK 64: EKSPLORASI DAN EVALUASI SUMBER DAYA MINERAL
PSAK 14 – PERSEDIAAN IAS 2 - INVENTORIES
PSAK 16 – ASET TETAP IAS 16 - PROPERTY PLANT & EQUIPMENT
IAS 16: PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT
PSAK 30 & ETAP 17 SEWA (REVISI 2011)
BULETIN TEKNIS NO. 05 AKUNTANSI PENYUSUTAN
ASET TETAP DAN PROPERTI INVESTASI
DEPRECIATION, IMPAIRMENTS
Bab 4 LAPORAN LABA-RUGI DAN INFORMASI TERKAIT Intermediate Accounting
Presented by: Dwi Martani Slide by : Nia Paramitasari
ASET TIDAK LANCAR DIMILIKI UNTUK DIJUAL
AUDIT SIKLUS PENGELUARAN
ISAK 29 PENGUPASAN TANAH PADA TAHAP PRODUKSI TAMBANG TERBUKA
LAPORAN KEUANGAN Catur Iswahyudi Manajemen Informatika (D3)
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
ASET TETAP (Fixed Assets)
Presented by: Dwi Martani
ASET TETAP DAN PROPERTI INVESTASI
AKUNTANSI SEWA Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 11.
PSAP NO 07 AKUNTANSI ASET TETAP
PSAK 16 ASET TETAP.
Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud
Aset Tetap dan aset Tak Berwujud
Aset Tetap dan aset Tak Berwujud
Aset Tetap: Akuisisi dan Disposisi
AKUNTANSI ASET TETAP (PSAK 16)
Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait
PSAK 26 Biaya Pinjaman.
AKUNTANSI ASET TETAP (PSAK 16)
PSAK 58 ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN IFRS 5 (2009): Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operation.
AKUNTANSI KOPERASI JUNAIDI, SE
AKUNTANSI SEWA.
PSAK 26 Biaya Pinjaman.
AKUNTANSI ASET TETAP (PSAK 16)
FAIR VALUE: ASET KEUANGAN, ASET TETAP, PROPERTI INVESTASI
Aset Tetap dan aset Tak Berwujud
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows
AKUNTANSI ASET TETAP (PSAK 16) DAN PSAK TERKAIT
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows
PSAK 58 ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN IFRS 5 (2009): Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operation.
PERBANDINGAN PSAP 07 & IPSAS 17 AKTIVA TETAP
PSAK 58 ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN IFRS 5 (2009): Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operation.
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows
Aktiva tetap, Perolehan dan Depresiasi
FAIR VALUE: ASET TETAP, DAN MODEL REVALUASI
Aktiva Tetap Berwujud Oleh : Muhammad Zainal Abidin SE, Ak, MM.
Aktiva Tak lancar.
ASET TETAP DISUSUN OLEH: KELOMPOK 8 RIZKI NAHRIYATI (A )
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1
Aset Tetap dan aset Tak Berwujud
Aktiva Tetap, Perolehan dan Depresiasi
Aset Tetap dan aset Tak Berwujud
ASET TETAP & ASET TIDAK BERWUJUD
1 Aset Tetap dan aset Tak Berwujud. 2 Tujuan Pembelajaran 1. Menentukan aset tetap dan akuntansinya 2. Menghitung depresiasi menggunakan metode berikut:
AKUNTANSI SEWA Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 14.
Transcript presentasi:

AKUNTANSI ASET TETAP dan PSAK TERKAIT oleh Dwi Martani

Agenda 1 Pengakuan 2 Penilaian 3 Depresiasi 4 Pengapusan 5 Pengungkapan

Sifat Aset Tetap Aset tetap mempunyai umur yang panjang atau permanen. Aset tetap berwujud karena mempunyai bentuk fisik. Dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dan tidak untuk dijual sebagai bagian dari operasional. Ya Tidak Aset Tetap Beban / Biaya Aset tak berwujud Persediaan Investasi

Pengaturan Aset Tetap dalam PSAK Bunga Pinjaman Penurunan Nilai Aset PSAK 48 2010 PSAK 26 2010 Aset Tetap PSAK – Terkait Aset tetap PSAK 16 2011 PSAK 58 2010 PSAK 13 & 19 ISAK 25 Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan PSAK 30 2011 Sewa Investasi Properti Aset tidak berwujud Tanah

Ikhtisar Perubahan PSAK 16 (Revisi 2011) No Perihal PSAK 16 Revisi PSAK 16 Lama 1 Istilah Aset Aktiva 2 Penyusutan Digabung di PSAK 16. Bagian yg signifikan disusutkan terpisah. Diatur di PSAK lain 3 Komponen biaya perolehan Termasuk: biaya imbalan kerja biaya pengujian aset – hasil penjualan dari pengujian Tidak mengatur 2 hal tsb secara spesifik. 4 Bukan komponen biaya perolehan Kegiatan insidental ini mungkin terjadi sebelum atau selama konstruksi atau aktivitas pengembangan (misal : parkir) Tidak mengatur hal tsb secara spesifik. 5 Pertukaran aset Membedakan antara ada substansi komersial atau tidak. Membedakan pertukaran sejenis dan tidak sejenis

Ikhtisar Perubahan PSAK 16 (Revisi 2011) No Perihal PSAK 16 Revisi PSAK 16 Lama 6 Pengukuran setelah pengakuan Awal Cost Model atau Revaluation Model Hanya Cost Model, revaluasi boleh dilakukan jika sesuai ketentuan pemerintah 7 Telaah ulang nilai residu, umur manfaat & metode penyusutan Harus dilakukan minimum tiap akhir tahun dan perubahannya diperlakukan sebagai perubahan estimasi (prospektif). Telaah nilai residu tidak diatur, perubahan umur manfaat diperlakukan prospektif, perubahan metode penyusutan retrospektif. 8 Aktiva Lain-lain Diatur di PSAK lain Mengatur Aktiva Lain-lain 9 Dismantling cost Diakui sebagai biaya perolehan dan kewajiban Tidak diatur

Pengertian Aset Tetap Ciri Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6) 1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan 2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode. Ciri “Used in operations” and not for resale. Long-term in nature and usually depreciated. Possess physical substance. Tidak berlaku untuk Hak penambangan Reservasi tambang

Harga Perolehan Aset Tetap - Dikapitalisasi Kapitalisasi — proses menangguhkan biaya perolehan yang terjadi pada periode sekarang ke periode masa depan di mana aset tersebut diharapkan memberikan manfaat   Biaya dikapitalisasi jika memenuhi kriteria : Terjadi dari transaksi masa lalu Dapat diidentifikasi dan memiliki manfaat di masa mendatang Pemilik memiliki kendali atas manfaat di masa depan dari aset tersebut control over future benefits

Harga Perolehan Aset Tetap Dialokasikan  Beban Depresiasi Alokasi — proses membebankan biaya yang dikapitalisasi pada periode di mana aset tersebut memberikan manfaat. Ditentukan oleh masa manfaat, nilai sisi dan metode alokasi Proses alokasi dikenal sebagai: • Depreciation untuk aset tetap

Pengakuan Aset Tetap Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.

Pengakuan Aset Tetap Suku cadang utama dan peralatan siap pakai termasuk aset tetap jika digunakan lebih dari satu periode hanya digunakan untuk aset tertentu komponen yang diganti tidak diakui lagi. Contoh: Entitas membeli suatu komponen suku cadang dari suatu mesin. Suku cadang tersebut spesifik dan harganya material dibandingkan dengan nilai aset tersebut. Jangka waktu pemakaian suku cadang tersebut lebih satu tahun. Suku cadang dikategorikan sebagai aset pada saat pembelian, dengan syarat komponen yang akan diganti dihapuskan dari pembukuan.

Pengakuan Aset Tetap - materialitas Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi entitas. Kriteria agregasi atau invidual. Mempengaruhi nilai aset Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi  Laba (potensi earning management) Material sering digunakan sebagai tambahan kriteria untuk menentukan, apakah pengeluaran akan dicatat sebagai aset tetap Pengeluaran yang memenuhi kriteria aset tetap namun tidak material dari sisi jumlah seringkali tidak dikapitalisasi dan dicatat sebagai beban pada periode berjalan. Suatu aset secara individu tidak material, namun pembelian dalam jumlah banyak  material sehingga dikapitalisasi

Pengakuan Aset Tetap - materialitas Agregasi Entitas membeli satu buah kursi direksi seharga Rp3.000.000 Entitas membeli 50 buah kursi manajer dengan harga satuan Rp2.000.000 total Rp100.000.000 Materialitas Entitas membeli mesin hitung elektrik seharga Rp 1.500.000 Entitas membeli dinding seharga Rp1.250.000 ?

Pertimbangan - Materialitas Pertimbangan penentuan batas suatu pengeluaran dikapitalisasi sebagai aset tetap: Ukuran entitas Relevansi informasi bagi pengguna Biaya dan manfaat, biaya untuk menyelenggarakan pencatatan aset tetap dan manfaat dari informasi yang dihasilkan dari pencatatan aset tetap tersebut. Konsekuensi ekonomis Semakin tinggi batas materialitas  pengeluaran akan cenderung dicatat sebagai beban laba akan kecil Administrasi pencatatan aset lebih mudah Entitas dapat menetapkan 1 jt, 5 jt, 10jt, 25jt, 50jt Jika tidak dicatat sebagai aset biasanya tidak diinventarisasi  sehingga aset tidak dipelihara.

Pengukuran Awal Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. (par 15) Biaya Perolehan Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung Biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset

Biaya Perolehan awal Seluruh biaya terkait aset yang memiliki manfaat di masa mendatang. Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat memiliki manfaat di masa mendatang. Alat yang dipasang agar pabrik dapat berjalan sesuai dengan ketentuan pengolahan limbah industri.

Biaya Setelah Perolehan Awal Biaya pemeliharaan dan perbaikan  diakui beban di laporan laba rugi komprehensif periode berjalan Perawatan Suku cadang kecil Penggantian aset akan menambah aset jika: Memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat lebih dari satu periode dan diukur dengan andal) Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai aset jika: Memenuhi kriteria aset Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan pencatatanya

Komponen biaya Perolehan a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain; b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul ketika aset tersebut diperoleh, atau karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.

Biaya Diatribusikan Langsung Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau akuisisi aset tetap. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik; Biaya handling dan penyerahan awal; Biaya perakitan dan instalasi Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik (setelah dikurangi hasil penjualan produk tersebut) Komisi profesional

Bukan Komponen Biaya Perolehan Biaya pembukaan fasilitas baru Biaya pengenalan produk baru Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk biaya pelatihan staf Administrasi dan overhead umum Biaya saat alat belum beroperasi penuh Kerugian awal operasi Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas. Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari lahan yang belum digunakan). Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan perusahaan.

Ilustrasi Biaya Perolehan Contoh Entitas membeli peralatan yang diimport dari luar neger. Harga peralatan 400.000 USD. Cost insurance and freight sebesar 20.000 USD. Peralatan tersebut dikenakan bea masuk dan bea masuk tambahan sebesar 15% dari nilai CIF. PPN 10% dan PPh 22 sebesar 2,5%. Kurs spot atas atas pembelian peralatan tersebut sebesar 9.500 dan kurs KMK yang berlaku pada saat transaksi sebesar 9.600.

Ilustrasi Biaya Perolehan Contoh Nilai peralatan : 400.000 + 20.000 = 420.000 USD 420.000 x 9.500 = 3.990.000.000 pencatatan perusahaan Bea masuk 420.000 x 15% x 9.600 = 604.800.000 Total CIF + bea masuk (kurs pajak) = 420.000 x 115% x 9.600 = 4.636.800.000 PPN = 10% x 4.636.800.000 = 463.680.000 PPh 22 = 2,5% x 4.636.800.000 = 115.920.000 Nilai peralatan 3.990.000.000 + 604.800.000 = 4.594.800.000 Peralatan 3.990.000.000 Utang Dagang 3.990.000.000 Peralatan (bea masuk) 604.800.000 Kas 604.800.000 PPN Masukan 463.680.000 Pajak dby dmk PPh22 115.920.000

Ilustrasi Biaya Perolehan Contoh Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka perolehan mesin baru untuk produk barunya: 5 milyar untuk pembelian mesin 50 juta biaya tenaga kerja untuk merubah interior pabrik agar sesuai dengan penggunaan mesin. 100 juta untuk penyiapan lokasi pabrik 80 juta untuk pengiriman mesin 500 juta PPN dan 500 juta bea masuk. Biaya promosi produk baru 800 juta Biaya instalasi mesin sebesar 120 juta Biaya pengetesan awal 50 juta Biaya grand opening 130 juta Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan instalasi 30 juta Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 25 juta Diskusikan mana yang merupakan biaya perolehan??

Pengukuran Awal Example Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar 5.000+50+100+80+500+500+120+50+30= 6,430 milyar Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut tidak boleh diakui. Biaya yang tidak boleh dimasukkan adalah: Biaya grand opening 130 juta Biaya promosi produk baru 800 juta Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 25 juta

Dismantling Cost Contoh Perusahaan menyewa sebuah lahan selama 5 tahun untuk didirikan bangunan sementara untuk kegiatan operasional kantor. Biaya untuk mendirikan bangunan tersebut sebesar 1.200 juta. Bangunan tersebut menurut perjanjian sewa, harus dibongkar di akhir masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran rumah tersebut 200 juta Harga perolehan bangunan adalah 1.200 juta ditambah estimasi biaya pembongkaran. 200 juta : (1 + 8%)5 = 135,1167 jt) Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut: Dr Aset Tetap 1.335.1167 jt Cr Kas 1.200 jt Kewajiban diestimasi 135,1167jt Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1 Cr Beban bunga 10,889 jt Kewajiban diestimasi 10,889 jt

Dismantling Cost Example PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi 24,94. Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut: Dr Aset Tetap 324,94 milyar Cr Kas 300 milyar Kewajiban diestimasi 24,94 milyar Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1 Cr Beban bunga 1,497 milyar Kewajiban diestimasi 1,497 milyar

Diskusi - Pengukuran Awal Example Entitas membeli peralatan dengan harga 2,4 milyar. Biaya instalasi dan pemasangan 200 juta. Biaya komisi / perantara sebesar 500 juta, biaya pengadaan dan perjalanan dinas terkait pengadaan peralatan tersebut 100 juta? Biaya lain-lain tersebut apakah dapat dikategorikan sebagai biaya perolehan aset ? Berdasarkan konsep perolehan semua biaya yang terkait dengan pengadaan dapat ditambahkan dalam penilaian aset. Namun jika nilai biaya ini material, akan membuat nilai tercatat aset tidak mencerminkan manfaat yang akan diperoleh di masa mendatang. Aset dapat dicatat mengalami penurunan nilai pada periode berikutnya Perlu koordinasi: akuntansi, pengelolaan dan pengguna

Diskusi - Pengukuran Awal Example Bagaimana pencatatan nilai aset dan biaya-biaya lain terkait dengan aset tersebut? Apakah perlu dipisahkan atau dicatat menjadi satu? Praktik yang sering dilakukan, semua biaya tersebut dicatat menjadi satu sebagai nilai aset. Dokumen transaksi yang menjelaskan secara rinci komponen biaya perolehan. Tanggal pengeluaran biaya seringkali berbeda-beda, dapat terjadi sebelum atau sesudah aset utama diperoleh. Untuk sebelum aset utama diperoleh jika dapat diidentifikasi berhubungan langsung dengan aset dapat diakui sebagai beban tangguhan sebelum dicatat sebagai aset. Untuk beban setelah aset utama diakui sebagai penambah nilai aset tetap  ditentukan titik pengakuan saat aset mulai digunakan.

Diskusi - Pengukuran Awal Example Apakah pencatatan aset dilakukan secara global sebagai satu kesatuan atau pencatatan harus dilakukan untuk masing-masing komponen. Pertimbangan pencatatan sebagai aset terpisah Manfaat dan biaya dari pencatatan aset secara terpisah Aset dapat diidentifikasi secara terpisah Entitas dapat secara ekonomis memisahkan biaya aset per komponen. Masing-masing komponen aset memiliki masa manfaat yang berbeda contoh rangka pesawat dan asesoris dalam pesawat; bangunan dan lift; tanah dan bangunan. Perolehan aset dilakukan secara terpisah sehingga dapat diidentifikasi dengan mudah.

Perolehan Bangunan Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi : Material, tenaga kerja, overhead selama proses konstruksi , biaya bunga  jika membangun sendiri Harga beli bangunan dan pengurusan hak perolehan bangunan. Fee profesional Ijin pendirian bangunan

Perolehan Tanah Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan tanah sesuai dengan tujuan penggunaan : Harga Beli Biaya pengurusan hak tanah (sertifikat, pajak/BPHTB, biaya notaris, dll. Biaya untuk perataan tanah, penghancuran bangunan yang tidak diperlukan.

Ilustrasi : Perolehan Pengeluaran dan penerimaan berikut terkait dengan tanah, land improvement dan pembelian gedung. Tentukan bagaimana perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran tersebut? Biaya arsitek membangun gedung Biaya untuk membeli pabrik, 2.000juta untuk tanah dan 5.000 bangunan Biaya komisi pembelian pabrik Biaya untuk membangun pagar di sekeliling tanah dan bangunan Biaya untuk menghancurkan bangunan yang ada di atas tanah sebelum gedung dibangun Hasil dari penjualan sisa bangunan yang dihancurkan Biaya untuk membangun lahan parkir Biaya untuk membeli pohon ditanam sekitar bangunan Bangunan Tanah Land Improvement (Tanah) Land

Biaya Perolehan Pengeluaran dan penerimaan berikut terkait dengan tanah, land improvement dan pembelian gedung. Tentukan bagaiaman perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran tersebut? Classification Uang yang dipinjam untuk mendanai konstruksi Pengeluaran untuk konstruksi dari pinjaman Biaya untuk perataan tanah Biaya pajak dan pengurusan ijin pemilikan tanah Pembayaran asuransi selama proses pembangunan konstruksi Pengembalian polis asuransi satu bulan karena konstruksi selesai lebih awal. Utang Bank Bangunan Tanah Tanah Bangunan (Bangunan)

PSAK 13 Tanah dan Bangunan  Investasi Properti Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah: properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk: 1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Sebagian aset digunakan sebagian yang lain disewakan  prorata

PSAK 13 Pengakuan Investasi Properti Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16 Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang Dapat diukur dengan andal Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal Biaya pengurusan surat-surat Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih menggunakan : Metode biaya  harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi Metode nilai wajar  nilai properti pada tanggal pelaporan, selisih perubahan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, aset properti investasi tidak disusutkan.

PSAK 13 Pengukuran setelah Pengakuan Awal Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16) Menggunakan nilai wajar Menggunakan nilai wajar Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya. Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laba rugi untuk penurunan nilai. Tidak ada penyusutan. Penyusutan. Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca. Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler.

Ilustrasi - Investasi Properti Entitas memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang menyewakan tanah dan bangunan kepada entitas lain atau untuk kepentingan induk. Entitas induk bergerak di bidang manufaktur. Entitas anak mencatat dan menyajikan tanah dan bangunan sebagai aset tetap Induk mencatat dan menyajikan tanah dan bangunan sebagai properti investasi

Ilustrasi - Investasi Properti Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan sisanya disewakan. Aktivitas utama entitas bukan menyewakan gedung. Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap, bagian gedung yang disewakan disajikan sebagai properti investasi Alokasi dapat dilakukan berdasarkan jumlah lantai

Perolehan Peralatan Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan kantor, peralatan pabrik, peralatan tambang, mesin dan peralatan lain. Biaya perolehan meliputi Harga beli, Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan Biaya transportasi Biaya asuransi selama pengiriman barang Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk melakukan instalasi Biaya untuk pengetesan peralatan

Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap digunakan: Aset Dibangun Sendiri Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap digunakan: Material dan tenaga kerja Overhead  biaya variabel dan porsi dari fixed overhead yang terkait langsung dengan pembangunan aset. Biaya bunga selama proses pembangunan

Bunga selama Proses Konstruksi Alternatif pembebanan biaya bungan yang muncul selama proses konstruksi Menambah Nilai Aset Rp 0 Rp ? Biaya bunga tidak dikapitalisasi selama konstruksi Kapitalisasi biaya bunga aktual selama konstruksi (dengan modifikasi) Kapitalisasi semua biaya bunga IFRS/PSAK

Bunga Pinjaman (PSAK 26) Qualifying Assets / Aset kualifikasi PSAK 26 (IFRS 23) mengkapitalisasi biaya bunga aktual (dengan modifikasi) Konsisten dengan prinsip harga perolehan Dalam kapitalisasi ada tiga pertimbangan Qualifying assets Periode kapitalisasi Jumlah yang dikapitalisasi Qualifying Assets / Aset kualifikasi Memerlukan periode yang cukup lama untuk membangun atau menyiapkan aset tujuan penggunaannya: Ada dua jenis aset : aset yang dibangun sendiri maupun aset yang akan dijual / disewakan.

Bunga Pinjaman (PSAK 26) Periode Kapitalisasi Dimulai : Berakhir terjadinya pengeluaran untuk aset; terjadinya biaya pinjaman; dan entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk menyiapkan aset untuk digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya. Berakhir Aset telah selesai dibangun dan siap digunakan Jika aset dihentikan pembangunannya karena kondisi force major maka kapitalisasi dihentikan sementara.

Bunga Pinjaman (PSAK 26) Jumlah yang dikapitalisasi Jumlah yang lebih kecil antara Biaya bunga aktual Avoidable interest – bunga yang dapat dihindarkan yaitu biaya bunga yang tidak akan muncul jika kegiatan pembangunan tersebut tidak dilaksanakan.

Bunga Pinjaman (PSAK 26) Pinjaman dapat meliputi Pinjaman khusus yang dikeluarkan untuk untuk mendanai aset tersebut Pinjaman umum yang ada saat proses pembangunan aset tersebut terjadi Pinjaman khusus  menggunakan aktual biaya bunga yang terjadi dikurangi pendapatan bunga yang dihasilkan dari pinjaman khusus sebelum digunakan. Pinjaman umum  menggunakan rata-rata tertimbang dana yang terpakai dikalikan dengan bunga rata-rata. Dana yang digunakan gabungan ?? PSAK / IFRS tidak ada penjelasan khusus US GAAP  sampai dengan jumlah sebesar pinjaman khusus menggunakan rate bunga pinjaman khusus, sisanya menggunakan bunga pinjaman umum

Pengakuan PSAK 26 Sepanjang entitas meminjam dana secara spesifik untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, entitas harus menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi sebesar: biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut selama periode berjalan dikurangi penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.

Pengakuan bunga pinjaman Menggunakan dana secara umum  tingkat kapitalisasi untuk pengeluaran atas aset tersebut. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman yang dapat diterapkan atas saldo pinjaman selama periode berjalan, selain pinjaman yang secara spesifik untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian. Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi  tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi. Gabungan dana  dipisahkan sumber dana dari pinjaman khusus dan pinjaman umum Pinjaman khusus = bunga aktual dikurangi hasil investasi Pinjaman umum = rata tertimbang biaya pinjaman x pinjaman umum yang digunakan untuk pembangunan aset

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman PT. Melati meminjam ke Bank sejumlah 10.000 juta untuk membangun gedung dengan tingkat bunga 8%. Pengeluaran dilakukan selama proses pembangunan sehingga sebagian dana diinvestasikan. Hasil investasi yang terjadi selama proses pembangunan gedung dari pinjaman yang belum dipakai sebesar 300juta. Total biaya bunga yang terjadi adalah: 10.000 x 8% = 800 juta Bunga yang dapat dikapiltalisasi adalah 800 juta – 300 juta = 500 juta

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman PT. Mutiara memiliki beberapa utang pada 1/1/2010 Utang 1 sebesar 1.600 juta bunga 9% Utang 2 sebesar 4.000 juta bunga 8% Utang 3 sebesar 800 juta bunga 7,5% Perusahaan membangun pabrik baru dengan total biaya 1.600 juta. Waktu untuk membangunnya 6 bulan. Tidak ada utang khusus yang ditarik untuk mendanai pembangunan pabrik tersebut. Bunga rata-rata pinjaman (1.600 x 0.09) + (4.000 x 0.08) + (800 x 0.075) / (1.600 + 4.000 + 800) = 8% Bunga yang dikapitalisasi adalah : 1.600 x 8% x 6/12 = 64 juta

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan pengeluaran selama tahun 2011: Jan 31: $480,000 July 31: $360,000. Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan return 6%. Perusahaan sebelumnya memiliki utang outstanding utang dalam bentuk notes. Sumber pendanaan pembangunan tersebut adalah sbb: 10%, 2-year note specifically for the project: $500,000 8%, 5-year note (other debt): $400,000 Berapa bunga yang dikapitalisasi ??

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman Up to specific loan, $500,000 at 10% x 11/12 $45,833 avoidable Expenditure $840,000 + Excess ($840,000 less $500,000 = $340.000) At 8% x 5/12 $11,333 avoidable $600 Revenue - $56,567

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman Bunga yang dapat dihindari : $56,567 Bunga aktual : $500,000 @ 10% = $50,000 $400,000 @ 8% = $32,000 $82,000 Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga aktual sehingga bunga yang dapat dikapitalisasi $56,567. Beban bunga $25,433 ($82.000-56,567).

Pengukuran Biaya Perolehan Diskon — Diskon harus dikurangkan dari harga perolehan aset  aset dicatat setelah diskon Pembayaran ditangguhkan— Aset yang dibeli dengan pembayaran ditangguhkan dinilai setara nilai tunainya. Perbedan nilai tunai dengan pembayaran diakui sebagai beban bunga. Pertukaran aset — menggunakan nilai wajar kecuali tidak ada substansi ekonomi atau tidak ada nilai wajar yang andal. Pembelian dengan lumpsum — dialokasikan nilai total biaya perolehan ke masing-masing aset dengan dasar nilai wajar aset. (jika asetnya diklasikan atau memiliki masa manfaat berbeda).

Pengukuran Biaya Perolehan Penerbitan saham — menggunakan dasar nilai wajar dari saham sebagai indikator nilai wajar aset, jika nilai saham dapat diandalkan. Mana yang lebih andal antara nilai wajar saham atau aset. Jika keduanya andal maka nilai wajar aset yang diserahkan digunakan untuk mengukur aset yang diterima. Hibah pemerintah — tidak boleh diakui sampai diperoleh keyakinan bahwa entitas memenuhi persyaratan dan hibah akan diperoleh.

Pertukaran Aset Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar kecuali: Tidak memiliki substansi komersial, atau Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal Substansi Komersial Nilai wajar Aset dipertukarkan Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.

Ilustrasi Pembayaran Tangguhan PT. Mulia membeli mesin melalui angsuran. Uang muka yang dibayarkan sebesar 500 juta dan angsuran selama 5 tahun yang dibayarkan 200juta per tahun. Tingkat bunga yang berlaku 12% Nilai tunai mesin tersebut adalah PVA i=12%, n=5. Nilai tunai angsuran = 720,95 Nilai mesin 730,95+500 = 1.230,95 Jurnal perolehan Mesin 1.230,95 Kas 500 Utang 720,95 Pembayaran angsuran 1 Utang 113,49 Beban bunga 86,51 Kas 200

Pengeluaran setelah Perolehan Aset Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap baru atau menambah aset tetap baru belanja modal = capital expenditure.

Pengeluaran setelah Perolehan Aset Pengeluaran untuk memperbaiki atau memelihara aset tetap yang tidak memberikan manfaat di masa mendatang disebut belanja pendapatan = revenue expenditure.

Pengeluaran setelah Perolehan Aset Meningkatkan manfaat ekonomis masa depan Tidak PENGELUARAN Ya Belanja Pendapatan (Debit akun beban untuk pemeliharaan dan perbaikan rutin) Meningkatkan efisiensi operasi atau menambah kapasitas? Tidak Tidak Meningkatkan umur ekonomis Ya Ya Belanja Modal (Debit akun aset tetap) Belanja Modal (Debit akun akumulasi penyusutan)

Pengeluaran setelah Perolehan Aset KEWAJIBAN CAPITAL EXPENDITURE ASET EKUITAS PEMILIK Laba bersih 1. Biaya awal 2. Penambahan 3. Peningkatan 4. Perbaikan luar biasa BEBAN PENDAPATAN Perbaikan dan pemeliharaan normal dan rutin REVENUE EXPENDITURE

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Entitas harus memilih antara: Sebagai kebijakan akuntansinya, dan Menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Cost Model Revaluation Model

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : Biaya perolehan dikurangi Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset Cost Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi, dikurangi Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluation Model

Nilai Wajar Nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan.

Hirarki Penentuan Nilai Wajar Kuotasi harga di pasar aktif; Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik penilaian yang meliputi: penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika tersedia; referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama; analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow analysis); dan model penetapan harga opsi (option pricing model)

Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai.

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost).

Frekuensi Penilaian Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu asset tetap. Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.

Revaluation Model Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara reguler Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: proporsional, atau eliminasi.

Akumulasi Penyusutan – Revalution Model Revaluation Model Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: proporsional Nilai akumulasi depresiasi dan harga perolehan dinaikkan secara proporsional sehingga nilai bersih aset sama dengan nilai revaluasi. eliminasi. Nilai akumulasi depresiai ditutup mengurangi nilai aset. Kemudian aset dinaikkan menjadi nilai revaluasi

Revaluation Model Metode Proporsional Example Metode Proporsional Peralatan senilai 4.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4.800.000. 1/1/2012 Aset tetap 4.000,000 Kas 4.000,000 31/12/2012 Beban Penyusutan 800.000 Akumulasi Penyusutan 800.000 31/12/ 2012 Aset Tetap 2.000,000 Akumulasi Penyusutan 400.000* Surplus Revaluasi 1.600.000 *(4.800.000 - 3.200.000) / 3.200.000) x 800.000 = 400.000

Revaluation Model Metode Eliminasi Example Metode Eliminasi Peralatan senilai 2.000.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010 nilai wajar aset adalah 2.400.000. 1/1/ 2012 Aset tetap 4.000,000 Kas 4.000,000 31/12/ 2012 Beban Penyusutan 800.000 Akumulasi Penyusutan 800.000 31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 800.000 Aset Tetap 800.000 Aset Tetap 1.600,000 Surplus Revaluasi 1.600.000

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Revaluation Model Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan akibat revaluasi terdahulu / impairment. Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi. Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo laba. Entire class To Equity directly Negative to P/L

Revaluation Model Revaluation Model Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya. Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)  saat penyusutan Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis) Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan Laba Rugi.

Revaluation Model Example Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000. Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000 Dr – Aset Tetap 1.200.000 Cr – Surplus Revaluasi 1.200.000

Revaluation Model Example Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3.900.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp 400.000. Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000 Dr – Aset Tetap 1.200.000 Cr – Keuntungan Revaluasi 400.000 Cr - Surplus Revaluasi 800.000

Revaluation Model Example Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000. Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000 Dr – Rugi Revaluasi 700.000 Cr – Aset Tetap 700.000.

Revaluation Model Example Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp 400.000. Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000 Cr – Aset Tetap 3.300.000 Dr – Rugi Revaluasi 300.000 Dr – Surplus Revaluasi 400.000 Cr – Aset Tetap 700.000

Revaluation Model Contoh Revaluation Model 1.1.2010 Dr Aset tetap 50,000 Cr Kas 50,000 PT. Kenanga membeli mesin dengan harga 50.000 pada 1 Jan 2010 dan menggunakan metode revaluasi Mesin tersebut disusutkan dengan metode garis lurus 5thn. Pada 31 Desember 2010 direvaluasi sebesar 48.000 Buat jurnal untuk tahun 2010 dan 2011. 31.12.2010 Dr Beban Penyusutan 10,000 Cr Akumulasi Penyusutan 10,000 Dr Akumulasi Penyusutan 10,000 Cr Aset tetap 2,000 Cr Surplus Revaluasi 8,000 31.12.2011 Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000 Cr Akumulasi Penyusutan 12,000 Dr Surplus Revaluasi 2,000 Cr Saldo Laba 2,000

Penyusutan Cost Model Penyusutan Revaluation Model Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur manfaatnya (useful life).

Depresiasi  alokasi biaya perolehan Sifat Penyusutan Depresiasi fisik terjadi dari pengausan atau perusakan saat digunakan atau karena cuaca. Semua aset tetap kecuali tanah kehilangan kapasitasnya saat digunakan. Kehilangan kapasitas produksi ini diakui sebagai Beban Depresiasi. Depresiasi  alokasi biaya perolehan Depresasi fungsional terjadi saat aset tetap tidak lagi dapat digunakan pada tingkat yang diharapkan.

Beban Depresiasi Periodik Sifat Penyusutan Faktor yang Mempengaruhi Beban Depresiasi Biaya Perolehan Nilai Sisa Biaya didepresiasi - = Masa Manfaat 1 Beban Depresiasi Periodik 2 3 4 5

Penyusutan Penyusutan Setiap bagian aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. Contoh : rangka dan mesin pesawat Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laporan laba rugi kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lain.

Penyusutan Penyusutan Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap digunakan Pada saat aset berada di lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Penyusutan aset dihentikan lebih awal ketika: Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual; dan Aset dihentikan pengakuannya. Tanah dan bangunan diperlakukan sebagai aset terpisah walaupun diperoleh sekaligus. Penyusutan Implikasinya, penyusutan tidak dihentikan sekalipun aset: tidak digunakan atau dihentikan penggunaannya

Penyusutan Nilai residu dan umur manfaat suatu aset harus di-review minimum setiap akhir tahun buku Jika hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi.

Penyusutan Umur Manfaat Faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan umur manfaat. Prakiraan daya pakai aset; Prakiraan tingkat keausan fisik; Keusangan teknis dan keusangan komersil; Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum (misal : sewa).

Penyusutan Metode penyusutan yang digunakan: Harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan atas aset oleh entitas. Harus di-review minimum setiap akhir tahun buku, dan Perubahan metode diperlakukan sebagai perubahan estimasi. Metode Penyusutan

Penyusutan Metode Penyusutan Menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang umur manfaat selagi nilai residu tidak berubah Garis Lurus Menghasilkan pembebanan yang menurun sepanjang umur manfaat Saldo Menurun Menghasilkan pembebanan berdasarkan penggunaan Jumlah Unit

Penyusutan Sebagian besar perusahaan di USA menggunakan metode garis lurus / straight line Lainnya Unit Produksi Saldo Menurun Garis Lurus Sumber: Accounting Trends & Techniques, edisi 56, American Institute of Certified Public Accountants, New York, 2002.

Data Biaya Awal.....………….. ... 2.400.000 Masa manfaat dalam tahun.. 5 tahun Masa manfaat dalam jam…... 10.000 Nilai sisa............................ 200.000

Metode Penyusutan Garis Lurus Biaya – Nilai Sisa = depresiasi tahunan Masa Manfaat 2.400.000 – 200.000 = 440.000 depresiasi tahunan 5 tahun 440.000 = 18.3% Tingkat depresiasi garis lurus 2.400.000

Metode Garis Lurus Akum. Depr. Nilai Buku Nilai buku pada awal pada awal Beban pada akhir Tahun Biaya tahun tahun Depr. tahun 1 2.400.000 2.400.000 440.000 1.960.000 2 2.400.000 440.000 1.960.000 440.000 1.520.000 3 2.400.000 880.000 1.520.000 440.000 1.080.000 4 2.400.000 1.320.000 1.080.000 440.000 640.000 5 2.400.000 1.760.000 640.000 440.000 200.000 Beban Depresiasi tahunan (440.000) Biaya (2.400.000) – Nilai Sisa (200.000) = Estimasi Masa Manfaat 5 thn)

Metode Unit Produksi Biaya – Estimasi nilai sisa = Depresiasi per unit, jam, dsb. Estimasi masa manfaat dalam unit, jam, dsb. 2.400.000 – 200.000 = 220 per jam. 10,000 jam Metode unit produksi lebih sesuai dibandingkan dengan metode garis lurus saat jumlah penggunaan aset tetap bervariasi dari tahun ke tahun.

2.400.000 – 200.000 Metode Saldo Menurun Tahap 1 Tahap 2 = 480.000 5 tahun Tahap 1 = 480.000 Mengabaikan nilai sisa, menghitung tingkat garis lurus 480.000 2.400.000 = 20% Tahap 2 Cara mudahnya dengan membagi satu dengan jumlah tahun (1 ÷ 5 = .20). Tingkat garis lurus dikali dua. 0.20 x 2 = .40 Untuk tahun pertama, biaya dari aset dikalikan dengan 0.40. Setelah tahun pertama, nilai buku yang menurun dari aset dikalikan dengan 0.40.

Tabel Perhitungan Saldo Menurun Tahap 3 Tahun Nilai Buku Awal Tahun Tingkat Depresiasi Tahunan Akumulasi Depresiasi Akhir Tahun Nilai Buku Akhir Tahun 1 2.400.000 40% 960.000 1.440.000 2 576.000 1.536.000 864.000 3 345.600 518.400 4 207.360 311.040 5 111.040 200.000 311.040 – 200.000 Nilai Buku akhir yang diinginkan

Penurunan Nilai – PSAK 48 PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas: Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset, Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai. Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount) Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset. Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi

Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai Aset Ikatan Akuntan Indonesia Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai Aset Akhir periode Entitas menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai Jika ada indikasi Entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset. Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus: Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai (impairment test). Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas Aset tidak berwujud yang belum digunakan Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis Par 10 Hendang Tanusdjaja (djaja99@yahoo.com)

Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai Aset Ikatan Akuntan Indonesia Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai Aset PSAK 48 par 12 Informasi minimum yang dipertimbangkan Informasi dari sumber-sumber eksternal Perubahan signifikan nilai pasar Perubahan signifikan teknologi, pasar, ekonomi dan lingkup hukum Perubahan suku bunga Jumlah tercatat aset neto enttitas melebihi kapitalisasi pasarnya Informasi dari sumber-sumber internal Bukti keusangan atau kerusakan fisik aset Perubahan signifikan atas penggunaan, penghentian dan masa manfaat aset Bukti internal mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan. Par 12 Hendang Tanusdjaja (djaja99@yahoo.com)

Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai Carrying Amount Nilai Aset Akumulasi Penyusutan dan Akumulasi Rugi Penurunan Nilai Nilai Wajar dikurangi Biaya Penjualan Nilai Pakai Recovered through sale Recoverable Amount  Nilai tertinggi Recovered through use

Pengukuran Jumlah Terpulihkan PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah yang lebih tinggi antara: Fair Value Less Costs to Sell dan Nilai pakai (Value in Use) adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset. adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima atau unit penghasil kas.

Pengakuan Rugi Penurunan Nilai nilai terpulihkan aset < dari nilai tercatatnya PSAK 48 Par 59-60-61 nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi, Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan standar lain (Contoh PSAK 16: Aset Tetap)

Pengakuan Rugi Penurunan Nilai Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi. diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama rugi penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut

Ilustrasi Penurunan Nilai 1 Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200 juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp180 juta dan nilai pakainyaRp 205 juta. Rp 200 juta Rp 205 juta Tidak ada penurunan nilai Rp 180 juta Rp 205 juta

Ilustrasi Penurunan Nilai 2 Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai pakai dari peralatan sebesar Rp 175 juta. Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai Illustration 11-15 Rp 200 juta Rp 180 juta Rp 180 juta Rp 175 juta

Ilustrasi Penurunan Nilai 2 (Cont’d) PT Mawar membuat jurnal berikut ini untuk mencatat kerugian penurunan nilai:. Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 20 juta Cr. Akulumasi Depresiasi - Peralatan Rp 20 juta

Penghentian Pengakuan Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat: a) dilepaskan; atau b) Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam laporan laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual-sewa balik). Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.

Penghentian Pengakuan Penghentin pengakuan pada saat penggantian sebagian aset tetap Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah tercatat aset, Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah disusutkan secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan penggantian = biaya perolehan yang digantikan . Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara : Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan Jumlah tercatat dari aset.

Penghentian Pengakuan Penghentian pengakuan aset dapat dilakukan dengan beberapa cara : 1. dibuang, 2. dijual, atau 3. ditukar tambah dengan aset serupa. Jurnal yang diperlukan tergantung pelepasan dan kondisi, namun secara umum terdiri dari: Akun aset dikredit untuk mengeluarkan aset dari pembukuan Akun Akumulasi Penyusutan terkait harus didebit untuk mengeluarkan saldonya dari buku besar. Tambahkan aset yang diterima dari proses penghentian jika ada Selisih akan diperhitungkan dalam keuntungan atau kerugian

Penghentian aset Suatu peralatan dibeli dengan harga 2.50.000 telah sepenuhnya disusutkan. Pada tanggal 14 Februari, peralatan tersebut dibuang. Feb. 14 Akumulasi Peny.—Peralatan 2.500.000 Peralatan 2.500.000 Menghapus peralatan yang sudah sepenuhnya disusutkan.

Penjualan Aset Ketika aset tetap dijual, dapat timbul kerugian atau keuntungan. Jika harga jual sama dengan dengan nilai buku, tidak ada untung atau rugi. Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, ada kerugian sebesar selisih tersebut. Jika harga jual lebih besar dari nilai buku, ada keuntungan sebesar selisih tersebut. Keuntungan atau kerugian akan dilaporkan di laporan laba rugi sebagai Pendapatan Lain-lain atau Kerugian Lain-lain.

Penjualan Aset Peralatan seharga 1.000.000 didepresiasikan dengan metode tahunan garis lurus 10 tahun. Peralatan tersebut dijual secara tunai pada tanggal 1 Oktober. Akumulasi Penyusutan (terakhir disesuaikan tanggal 31 Des.) memiliki saldo sebesar 700.000. Okt. 1 Beban Penyusutan—Peralatan 75.000 1.000.000 × ¾ ×10% Ak. Penyusutan—Peralatan 75.000 Mencatat beban penyusutan tahun berjalan atas peralatan yang dijual.

Penjualan Aset Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual seharga 225.000, jadi tidak untung maupun rugi. Okt. 1 Kas 225.000 Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000 Peralatan 1.000.000 Menjual peralatan.

Penjualan Aset Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual seharga 100.000, jadi terjadi kerugian.125.000 Okt. 1 Kas 100.000 Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000 Kerugian atas Pelepasan Aset Tetap 125.000 Peralatan 1.000.000 Menjual peralatan.

Penjualan Aset Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual seharga 300.000, jadi terjadi keuntungan.75.000 Okt. 1 Kas 300.000 Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000 Keuntunganatas Pelepasan Aset 75.000 Peralatan 1.000.000 Menjual peralatan.

Ilustrasi Penjualan Aset Sale of Plant Assets Ottawa Corporation owns machinery that cost $20,000 when purchased on July 1, 2007. Depreciation has been recorded at a rate of $2,400 per year, resulting in a balance in accumulated depreciation of $8,400 at December 31, 2010. The machinery is sold on September 1, 2011, for $10,500. Prepare journal entries to update depreciation for 2011 and record the sale.

Ilustrasi Penjualan Aset a) Depreciation for 2011 Depreciation expense ($2,400 x 8/12) 1,600 Accumulated depreciation 1,600 b) Record the sale Cash 10,500 Accumulated depreciation 10,000 Machinery 20,000 Gain on sale 500 * * $8,400 + $1,600 = $10,000

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan PSAK 58 - Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan Kriteria : aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat dijual dengan segera penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap rencana penjualan aset. Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar dan terpisah dari pos lainnya.

Klasifikasi Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual JIKA Jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut Syarat yang harus terpenuhi: Berada dalam keadaan dapat/tersedia dijual Penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable)

Penyajian Menurut PSAK 58 2005 Annual Report:

Contoh 1 PT XYZ mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember 2004 pada biaya perolehan Rp100juta. Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp10juta dan masa manfaat 10 tahun. Pada 1 Desember 2007, aset tsb diklasifikasikan sebagai “aset dimiliki untuk dijual”. Nilai wajar diestimasikan Rp80juta dan biaya untuk menjual adalah Rp3juta. Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008 pada harga Rp77juta.

Contoh 1 Pada saat reklasifikasi aset tgl 1 Desember 2007: Aset dipindahkan dari kelompok Aset Tetap ke kelompok Aset dimiliki untuk dijual Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tsb adalah Rp77juta (Rp80 – Rp3juta). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset sebesar Rp73juta (Rp100 – ((Rp100-Rp10)/10 X 3). Jadi Aset tetap diukur sebesar Rp73juta. Pada saat dijual tgl 30 Juni 2008, mengakui laba dari penjualan sebesar Rp4juta (perolehan Rp77juta – nilai tercatat kini Rp73juta)

Contoh 1 Jurnal: 1 Desember 2007 Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp73juta Dr. Akumulasi depresiasi Rp27juta Cr. Aset tetap Rp100juta 30 Juni 2008 Dr. Kas Rp77juta Cr. Aset dimiliki utk dijual Rp73juta Cr. Keuntungan penjualan aset Rp4juta

Pengungkapan Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto Metode penyusutan yang digunakan Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir periode. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena penjaminan utang Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami penurunan nilai, hilang / dihentikan. Pemilihan metode akuntansi Perubahan estimasi

Pengungkapan Revaluasi Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aktiva Tanggal efektif penilaian Nama penilai independen, bila ada Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya pengganti Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap Surplus penilaian kembali neraca

Penyajian dan Analisis Analisis Aset Tetap Asset Turnover Ratio Mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan yang dihasilkan dari aset yang diinvertsasikan Illustration 11-24

Penyajian dan Analisis Analisis Aset Tetap Profit Margin on Sales Mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari setiap penjualan yang dilakukan Illustration 11-25

Penyajian dan Analisis Analisis Aset Tetap Rate of Return on Assets Mengukur keberhasilan perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba Illustration 11-26 LO 8

Penyajian dan Analisis ROA dapat diagregasi menjadi komponen profit margin dan turnover yang merupakan perpaduan antara efisiensi dan profitabilitas Rate of Return on Assets Profit Margin on Sales Asset Turnover = x Net Income Net Income Net Sales = x Average Total Assets Net Sales Average Total Assets

Penyajian dan Analisis Agregasi ROA menjadi komponen profitabilitas dan efisiensi Profitabilitas Efisiensi Rate of Return on Assets Profit Margin on Sales Asset Turnover = x €644 €644 €10,799 = x (€9,533 €8,325) / 2 €10,799 (€9,533 €8,325) / 2 7.2% = 5.96% x 1.21

Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Ilustrasi kapitalisasi bunga: Blue Corporation meminjam dana senilai $200,000 dengan suku bunga 12% dari Bank Negara pada tanggal 1 Januari 2011. Pinjaman tersebut khusus digunakan untuk membuat peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan operasinya. Pembuatan peralatan tersebut dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Dana yang tidak terpakai diinvestasikan dengan bunga 10%. Berikut ini pengeluaran yang terjadi untuk pembuatan peralatan sebelum pembuatan selesai pada tanggal 31 Desember 2011: Pengeluaran Aktual 2011: 1 Januari $100,000 30 April 150,000 1 November 300,000 31 Desember 100,000 Total pengeluaran $650,000 Pinjaman umum yang ada pada 1 Januari 2011: Obligasi $500,000, 14%, 10 tahun Wesel bayar $300,000, 10%, 5 tahun

Menghitung Avoidable Interest Rate Up to specific loan, $200,000 at 10% x 11/12 $18,333.33 avoidable Expenditure $650,000 + $22,500 Excess ($650,000 less $200,000 = $450,000) At 12.5% x 8/12 $37,500 avoidable $3,333.33 Revenue -

Membandingkan Bunga Aktual dan Avoidable: Avoidable interest: $22,500 Actual interest: $500,000 @ 14% = 70,000 $300,000 @ 10% = 30,000 $100,000 Capitalize avoidable interest of $22,500 (the lesser of avoidable and actual interest). Expense $77,500 ($100,000 less $22,500).

Kasus Pertukaran Aset Santana Company exchanged equipment used in its manufacturing operations plus $2,000 in cash for similar equipment used in the operations of Delaware Company. The following information pertains to the exchange. Instructions: Prepare the journal entries to record the exchange on the books of both companies.

Kasus Pertukaran Aset Calculation of Gain or Loss

Kasus Pertukaran Aset Has Commercial Substance Santana: Delaware: Equipment 15,500 Accumulated depreciation 19,000 Cash 2,000 Equipment 28,000 Gain on exchange 4,500 Delaware: Cash 2,000 Equipment 13,500 Accumulated depreciation 10,000 Loss on exchange 2,500 Equipment 28,000

Kasus Pertukaran Aset Santana (Has Commercial Substance): Equipment 15,500 Accumulated depreciation 19,000 Cash 2,000 Equipment 28,000 Gain on disposal of equipment 4,500 Santana (LACKS Commercial Substance): Equipment (15,500 – 4,500) 11,000 Accumulated depreciation 19,000 Cash 2,000 Equipment 28,000

Kasus Pertukaran Aset Delaware (Has Commercial Substance): Cash 2,000 Equipment 13,500 Accumulated depreciation 10,000 Loss on disposal of equipment 2,500 Equipment 28,000 Delaware (LACKS Commercial Substance): Cash 2,000 Equipment 13,500 Accumulated depreciation 10,000 Loss on disposal of equipment 2,500 Equipment 28,000

Kasus Revaluasi Revaluation—Land Illustration: Siemens Group (DEU) purchased land for €1,000,000 on January 5, 2010. The company elects to use revaluation accounting for the land in subsequent periods. At December 31, 2010, the land’s fair value is €1,200,000. The entry to record the land at fair value is as follows. Land 200,000 Unrealized Gain on Revaluation - Land 200,000 Unrealized Gain on Revaluation—Land increases other comprehensive income in the statement of comprehensive income.

Kasus Revaluasi Revaluation—Depreciable Assets Illustration: Lenovo Group (CHN) purchases equipment for ¥500,000 on January 2, 2010. The equipment has a useful life of five years, is depreciated using the straight-line method of depreciation, and its residual value is zero. Lenovo chooses to revalue its equipment to fair value over the life of the equipment. Lenovo records depreciation expense of ¥100,000 (¥500,000 5) at December 31, 2010, as follows. Depreciation Expense 100,000 Accumulated Depreciation—Equipment 100,000

Kasus Revaluasi Revaluation—Depreciable Assets After this entry, Lenovo’s equipment has a carrying amount of ¥400,000 (¥500,000 - ¥100,000). Lenovo receives an independent appraisal for the fair value of equipment at December 31, 2010, which is ¥460,000. Accumulated Depreciation—Equipment 100,000 Equipment 40,000 Unrealized Gain on Revaluation—Equipment 60,000

Kasus Revaluasi Revaluation—Depreciable Assets Illustration 11-22 Financial Statement Presentation—Revaluations Lenovo reports depreciation expense of ¥100,000. The Accumulated Other Comprehensive Income account related to revaluations cannot have a negative balance.

Kasus – Model Revaluasi & Cost An asset was acquired January 1, 2006, for 1.000.000 and is expected to have a 5-year life without any salvage value. Straight-line depreciation is used. • On January 1, 2007 the asset is appraised at a sound value (depreciated replacement cost) of 1.200.000 • On January 1, 2008 the asset is appraised at a sound value (depreciated replacement cost) of 450.000 • On January 1, 2009 the asset is appraised at a sound value (depreciated replacement cost) of 500.000 Required: a. Prepare all necessary journal based on revaluation model! b. Prepare all necessary journal based on cost model! Assume that the condition of January 1, 2008 fulfills the criteria for impairment!

Ilustrasi Perubahan Estimasi Arcadia HS, purchased equipment for $510,000 which was estimated to have a useful life of 10 years with a residual value of $10,000 at the end of that time. Depreciation has been recorded for 7 years on a straight-line basis. In 2010 (year 8), it is determined that the total estimated life should be 15 years with a residual value of $5,000 at the end of that time. Questions: What is the journal entry to correct the prior years’ depreciation? Calculate the depreciation expense for 2010.

Kasus Penurunan Nilai Impairments Illustrations Case 1 At December 31, 2011, Hanoi Company has equipment with a cost of VND26,000,000, and accumulated depreciation of VND12,000,000. The equipment has a total useful life of four years with a residual value of VND2,000,000. The following information relates to this equipment. The equipment’s carrying amount at December 31, 2011, is VND14,000,000 (VND26,000,000 VND12,000,000). Hanoi uses straight-line depreciation. Depreciation was VND6,000,000 for 2011 and is recorded. Hanoi has determined that the recoverable amount for this asset at December 31, 2011, is VND11,000,000. The remaining useful life after December 31, 2011, is two years.

Kasus Penurunan Nilai Case 1: Hanoi records the impairment on its equipment at December 31, 2011, as follows. VND3,000,000 Impairment Loss VND14,000,000 VND11,000,000 Loss on Impairment 3,000,000 Accumulated Depreciation—Equipment 3,000,000

Kasus Penurunan Nilai Equipment VND 26,000,000 Less: Accumulated Depreciation-Equipment 15,000,000 Carrying value (Dec. 31, 2011) VND 11,000,000 Hanoi Company determines that the equipment’s total useful life has not changed (remaining useful life is still two years). However, the estimated residual value of the equipment is now zero. Hanoi continues to use straight-line depreciation and makes the following journal entry to record depreciation for 2012. Depreciation Expense 5,500,000 Accumulated Depreciation—Equipment 5,500,000

Kasus Penurunan Nilai Impairments Illustrations Case 2 At the end of 2010, Verma Company tests a machine for impairment. The machine has a carrying amount of $200,000. It has an estimated remaining useful life of five years. Because there is little market-related information on which to base a recoverable amount based on fair value, Verma determines the machine’s recoverable amount should be based on value-in-use. Verma uses a discount rate of 8 percent. Verma’s analysis indicates that its future cash flows will be $40,000 each year for five years, and it will receive a residual value of $10,000 at the end of the five years. It is assumed that all cash flows occur at the end of the year. Illustration 11-16

Kasus Penurunan Nilai Case 2: Computation of the impairment loss on the machine at the end of 2010. $33,486 Impairment Loss Illustration 11-15 $200,000 $166,514 Unknown $166,514

Kasus Penurunan Nilai Case 2: Computation of the impairment loss on the machine at the end of 2010. $33,486 Impairment Loss Illustration 11-15 $200,000 $166,514 Loss on Impairment 33,486 Accumulated Depreciation—machine 33,486 Unknown $166,514

Kasus Penurunan Nilai Reversal of Impairment Loss Tan Company purchases equipment on January 1, 2010, for $300,000, useful life of three years, and no residual value. At December 31, 2010, Tan records an impairment loss of $20,000. Loss on Impairment 20,000 Accumulated Depreciation—Equipment 20,000

Kasus Penurunan Nilai Reversal of Impairment Loss Depreciation expense and related carrying amount after the impairment. At the end of 2011, Tan determines that the recoverable amount of the equipment is $96,000. Tan reverses the impairment loss. Accumulated Depreciation—Equipment 6,000 Recovery of Impairment Loss 6,000

Main References Intermediate Accounting Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley Standar Akuntansi Keuangan Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

TERIMA KASIH Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com http://staff.blog.ui.ac.id atau dwimartani.com 08161932935 atau 081318227080