Laporan Fundamental Technical Plan (FTP) 2007

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
VOIP By Kustanto.
Advertisements

JARINGAN DAN TELEKOMUNIKASI NAMA KELOMPOK: 1. FITRI RACHMAD K.H( ) 2. SUCI RACHMAWATI( ) 3. TRI HENDRA MULJONO( )
BAB 10 KOMUNIKASI DATA.
KONSEP W-LAN.
Draft scoop of discussion Working Party: ENUM Working Group: Numbering March 03, 2010.
Rencana Pembahasan Working Party Interkoneksi Kedepan
FUNGSI TEKNOLOGI INFORMASI (Aplikasi Jaringan)
Sistem Telekomunikasi Pendahuluan
Aplikasi Teknologi Informasi Dalam Pendidikan
Pemrograman jaringan Teori dan Praktek
Dosen: Nahot Frastian, M.Kom
GSM PENDAHULUAN.
ALTERNATIF JARINGAN TELEKOMUNIKASI
BACKBONE PSTN (Sentral, Routing, Penomoran)
DAHLAN ABDULLAH MEDIA TRANSMISI DAHLAN ABDULLAH
UKURAN KECEPATAN AKSES INTERNET
Semarang, 14 Desember 2000 REGULASI VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VoIP) Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunmikasi.
Oleh : Muhammad Risal, S.Kom, MT.
VoIP Apa itu VoIP???? Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. Merupakan suatu cara berkomunikasi dengan mengirimkan paket-paket suara melalui.
RENCANA KERJA since June 2005 (endless love) Pribadi: 1.Melengkapi PPT utk DSK 2.Menyusun PPT utk KomDat 3.Menyusun buku berdasarkan trainer yang ada Jurusan:
Jaringan Telekomunikasi dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi
Telekomunikasi, Jaringan dan Internet
PSTN (Public Switch Telephony Network )
Gambaran Umum Sistem Jaringan Komunikasi Pertemuan 01
JARINGAN PUBLIK.
Pertemuan ke-10 perkuliahan komunikasi data
I Ketut Sathya ananda suputra (19) 9b
JARINGAN AKSES PSTN.
RANCANG BANGUNJARINGAN
TELEKOMUNIKASI DAN JARINGAN
Telekomunikasi & Jaringan
Protocol Dan Arsitektur Protocol
KOMUNIKASI DATA Oleh : M. Faisal Risqiansyah
Pertemuan 12 Pemahaman Interkoneksi
Teknik Penyaluran Sinyal
WiMAX Pertemuan IX.
FUNGSI TEKNOLOGI INFORMASI (Aplikasi Jaringan)
BAB II PENYELENGGARAAN JARINGAN DAN JASA TELEKOMUNIKASI
Dasar Perencanaan PSTN
TT 1122-PengTekTel-Modul:02
Garis Besar Sistem Komunikasi Pertemuan 01
Konsep Komunikasi Telepon
Telekomunikasi & Jaringan
Common Channel Signalling
TELECOMMUNICATIONS & NETWORKS
Jaringan Komunikasi Data
Komunikasi Data.
Tipe Sistem Mobile Computing
Jaringan PSTN Oleh : Anggita Sindy Wulandari ( )
Dasar Sistem Komunikasi (lanjutan)
Referensi OSI (Open System Interconection )
Nama : Mariana Silaen Jurusan : Teknik Sistem Perkapalan Nim :
BAB XI KOMUNIKASI DATA KETIKA SKALA OPERASI BISNIS BERKEMBANG, TIMBUL KEBUTUHAN UNTUK MENGUMPULKAN DATA DAN MENYEBARKAN KEPUTUSAN DI AREA GEOGRAFIS YANG.
KOMUNIKASI DATA S. Indriani L, M.T Teori Dasar Komunikasi Data.
Jaringan Telekomunikasi dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi
Mengenal dan Menggunakan Internet
Arsitektur Jaringan kabel & wireless
Numbering, Routing and Charging
Telekomunikasi & Jaringan
APA DAN MENGAPA…? Standar Kompetensi :
Telekomunikasi & Jaringan
Disusun oleh : Imam Syaifullah (8)
Kelompok 2 GPRS Oleh : Made Artana /
Wireless & Wireline Di susun oleh : Muhamad Sidiq A
Application Layer Pada TCP/IP.
Telephone Numbering & Exchange Happy Fibi ( )
WiMAX Pertemuan IX.
Bahan Ajar Semester VI – 2011 / Kelas R4A, R4E, S4I, S4J
PSTN (Public Switch Telephony Network )
Pengertian Definisi dari vendor Komponen Fungsi Cara Kerja Kelemahan 1. PUTRI ZULFA 2. OKTAVIA WULAN DARI 3. REYSHA MEITIKA PUSPA.
Transcript presentasi:

Laporan Fundamental Technical Plan (FTP) 2007 Oleh : Bambang Soesijanto ( DPH MASTEL)

PENDAHULUAN National Fundamental Technical Plan (FTP) atau Rencana Dasar Teknis Nasional, disusun dan ditetapkan untuk menjadi panduan teknis dan pedoman teknik dalam pembangunan telekomunikasi Nasional FTP sebagai panduan dan pedoman dalam pemilihan teknologi dan rancang bangun teknis, baik operator, vendor maupun supplier perangkat jaringan & terminal. FTP dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam menyusun rencana induk pembangunan masing-masing operator dan produsen. FTP harus dapat mewadahi setiap kemajuan teknologi yang akan diadopsi sesuai dengan standar dan rekomendasi Internasional, khususnya rekomendasi dari ITU Draft FTP 2007 merupakan addendum dari FPT 1985, FTP 1994 (edisi 1994 dan edisi 1996) dan FTP 2000.

RUANG LINGKUP FTP FTP memberikan jaminan bagi pengguna telekomunikasi/pelanggan dapat tersambung penuh (konektivitas penuh) dan menggunakan jasa dari operator, sesuai kaidah telekomunikasi umum. FTP menjadi pedoman dan pengaturan pemakaian sumber daya telekomunikasi yang terbatas. Sumber daya terbatas tersebut adalah Penomoran (numbering), Spektrum Frekuensi Radio dan Posisi Orbit Satelit. FTP menjadi pedoman dan pengaturan keterhubungan dan kerjasama antar perangkat dan antar-jaringan (interoperability). FTP menjadi penentuan standar teknik yang harus ditaati.

DRAFT FTP 2007 Mengakomodasi bergesernya paradigma yang ada, terutama dalam bidang elektronika, telekomunikasi, komputer dan internet serta penyiaran (broadcasting). Mewadahi konvergensi layanan yang terjadi diantara standar telekomunikasi, standar komputer dan standar penyiaran. Menjadi pedoman teknis dalam perencanaan migrasi dari “switching based” ke “packet based” dan “IP based”. Tidak termasuk bahasan FTP ini standar telekomunikasi yang ada di industri finansial, industri perhubungan dan telekomunikasi komunitas lainnya.

ISI DRAFT FTP 2007 Rencana Penomoran dan Pengalamatan (Addressing) Rencana Interkoneksi Antar Jaringan (Interconnection Plan) Rencana Pembebanan (Charging Plan) Rencana Ruting (Routing Plan) Rencana Transmisi (Transmission Plan) Rencana Interoperabilitas dan Pensinyalan (Interoperability and Signaling Plan) Rencana Sentral (Switching Plan) Rencana Ketersediaan dan Keamanan (Availibility and Security Plan) Rencana Manajemen Jaringan (Network Management Plan) Rencana Akses Pelanggan dan Terminal Rencana Penyelenggaraan dan Mutu Pelayanan.

Terima Kasih

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB II PENOMORAN DAN PENGALAMATAN 3. PRINSIP RENCANA PENOMORAN DAN PENGALAMATAN 3.1 Pengalamatan IP 3.1.1 Struktur IP Address (IPv4) 3.1.2 Alamat Khusus (Alamat Jaringan, Broadcast Address, dan Netmask) 3.1.3 Sintaks umum URL 3.1.4 Sintaks untuk untuk skema protokol berbasis IP 3.2 Penomoran berdasarkan Rekomendasi ITU-T E.l64 3.3 Penomoran berdasarkan Rekomendasi ITU-T X.121 3.4 Kapasitas register digit untuk trafik internasional. 3.5 Analisa digit 3.6 Kerjasama penomoran 3.7 Pemetaan Nomor Telepon Pemetaan berdasarkan pada DNS (Domain Name Server) disebut Telephone Number Mapping (ENUM). ENUM menggunakan DNS untuk memetakan nomor E.164 ke URI (Uniform Resource Identifier). 4. PROSEDUR PEMANGGILAN (DIALLING PROCEDURE) 4.1 Umum 4.2 Prosedur Pemanggilan ENUM

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB II PENOMORAN DAN PENGALAMATAN 4.2 Prosedur pemanggilan antar pelanggan jaringan telepon (PSTNI/ISDN) 4.3 Panggilan oleh Operator Telepon (operator dialling) 4.4 Prosedur pemanggilan untuk Jaringan Bergerak Seluler (STBS) 4.4.1 Panggilan ke terminal STBS 4.4.2 Panggilan dari Terminal STBS 4.5 Prosedur pemanggilan ke/dari terminal jaringan bergerak satelit 4.6 Prosedur pemanggilan ke/dari terminal radio trunking 4.7 Prosedur pemanggilan ke Pelayanan IN 5 FORMAT DAN PENGALOKASIAN NOMOR 5. FORMAT DAN PENGALOKASIAN NOMOR BERDASARKAN ITU-T E.164 5.1 Untuk penomoran dan penggunaan, prefiks 5.2 Format dan pengalokasian prefiks 5.2.3 Prefiks Nasional 5.2.4 Prefix SLJJ 5.2.5 Format untuk Prefiks VoIP 5.3 Penomoran untuk pelanggan/terminal PSTN / ISDN

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB II PENOMORAN DAN PENGALAMATAN 5.4 Penomoran dalam jaringan bergerak seluler (STBS) 5.4.1 Mobile Subscriber International ISDN Number (MSISDN) 5.4.2 Kode Tujuan Nasional (NDC) 5.4.3 Nomor Pelanggan 5.4.4 Penomoran internal dalam penyelenggaraan STBS 5.5 Penomoran dalam jaringan bergerak satelit 5.6 Penomoran dalam penyelenggaraan jasa radio trunking 5.7 Penomoran dalam penyelenggaraan jasa Intelligent Network (IN) 5.7.1 Nomor Nasional Pelayanan 5.7.2 Kode Akses Pelayanan (NDC) 5.7.3 Nomor Pelanggan 5.8 Kode Akses ke Jaringan Komunikasi Data 6. FORMAT DAN PENGALOKASIAN ALAMAT IP DAN PEMETAANNYA TERHADAP FORMAT PENOMORAN E.164 DI INDONESIA

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB III RENCANA INTERKONEKSI ANTAR JARINGAN BAB III RENCANA INTERKONEKSI Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika 08/Per/M.KOMINF/02/2006 tentang Interkoneksi dimaksudkan untuk menjamin kepastian dan transparansi penyediaan dan pelayanan interkoneksi antar penyelenggara telekomunikasi, dan untuk menetapkan ketentuan tentang interkoneksi antar penyelenggara telekomunikasi. POKOK-POKOK INTERKONEKSI ANTAR JARINGAN 3.1 Jenis jaringan yang berinterkoneksi 3.2 Sentral gerbang 3.2 Sentral gerbang (gateway) 3.2.1 Hakekat interkoneksi antar-jaringan adalah interkoneksi antar sentral gerbang (gateway). 3.2.2 Tiap penyelenggara jaringan yang berinterkoneksi wajib menyediakan sentral gerbang pada sisi masing-masing 3.2.3 Sentral gerbang (gateway) tidak perlu dikhususkan untuk keperluan interkoneksi antar jaringan. Disamping fungsi tersebut di atas, sentral gerbang (gateway) tetap berfungsi sebagai sentral atau simpul switching. 3.3 Interkoneksi fisik 3.4 Untuk menjamin kelancaran interoperabilitas yang efisien, maka perlu diatur tentang mekanisme interkoneksi

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB III RENCANA INTERKONEKSI ANTAR JARINGAN BAB III RENCANA INTERKONEKSI INTERKONEKSI ANTAR JARINGAN YANG MENYELENGGARAKAN JASA TELEPONI DASAR 4.1 Titik interkoneksi Point of Interconnection (POI) 4.1.1 Jumlah titik interkoneksi 4.1.2 Letak titik interkoneksi dan jenis interkoneksi 4.1.3 Terminasi link interkoneksi 4.2 Interface 4.2.1 Interface digital 2 Mbit/s PCM atau kelipatannya 4.2.2 Sebagai standar pensinyalan dapat digunakan Sistem Pensinyalan ITU-T No.7 (CCS No.7) atau sistem pensinyalan lainnya, dengan ISDN User Part (ISUP) seperti dispesifikasikan dalam Rekomendasi ITU-T Q.761-764. 4.2 Interface 4.2.1 Interface digital 2 Mbit/s PCM atau kelipatannya 4.2.2 Sebagai standar pensinyalan dapat digunakan Sistem Pensinyalan ITU-T No.7 (CCS No.7) atau sistem pensinyalan lainnya, dengan ISDN User Part (ISUP) seperti dispesifikasikan dalam Rekomendasi ITU-T Q.761-764. 4.2.3 Untuk keperluan interkoneksi antar jaringan, khususnya saat migrasi dari Jaringan Existing saat ini ke Jaringan Masa Depan, maka perlu inventarisasi dan pengaturan/standarisasi secara nasional 4.3 Sinkronisasi 4.4 Kinerja (Performance) 4.4.1 Loudness rating (LR) 4.4.2 Alokasi QDU (Quantizing Distortion Unit) 4.5 Grade of Service

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB III RENCANA INTERKONEKSI ANTAR JARINGAN BAB III RENCANA INTERKONEKSI 4.6 Standar Pensinyalan Interkoneksi 4.6 Standar Pensinyalan Interkoneksi Jaringan penyelenggara harus menggunakan teknorogi digital. Oleh karena itu interkoneksi antar-jaringan di Indonesia menggunakan pensinyalan CCS No.7 yang di spesifikasikan dalam Rekomendasi IT-T Q.831 (6) Jaringan penyelenggara dapat menggunakan teknologi digital atau teknologi pensinyalan lainnya (sesuai kesepakatan bilateral antara penyelenggara jaringan). Oleh karena itu interkoneksi antar-jaringan di Indonesia menggunakan pensinyalan CCS No.7 yang dispesifikasikan dalam Rekomendasi ITU-T Q.700 sampai Q.821 [6] 4.6.1 Struktur jaringan CCS No.7 yang berinterkoneksi 4.6.2 Tata penomoran Signalling Point Code (SPC) 4.6.3 Penyaringan message CCS No.7 oleh ST/SP gerbang interkoneksi 5. INTERKONEKSI ANTAR JARINGAN YANG MENYELENGGARAKAN JASA MULTIMEDIA

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 3.1 Pembebanan Kepada Pelanggan BAB IV RENCANA PEMBEBANAN BAB IV RENCANA PEMBEBANAN 3.1 Pembebanan Kepada Pelanggan 3.1 Parameter pembebanan pada pelanggan 3.2 Kinerja Peralatan Sistem Pembebanan dan Peneraan 3.2.1 Persyaratan Kinerja Sistem Pembebanan PPM 3.2.2 Persyaratan kinerja sistem Pembebanan AMA 4. PEMBEBENAN ANTAR PENYELENGGARA 4.1 Metodologi Perhitungan 4.2 Pembebanan atas penggunaan jasa interkoneksi 4.2.1 Pembebanan Jasa Akses 4.2.3 Pembebanan Pemakaian (usage charge) 4.2.4 Kontribusi untuk Pelaksanaan USO 4.3 Pembebanan atas Penggunaan Jaringan Pensinyalan 5. PEMBEBANAN DAN AKONTING JARINGAN STBS KE JARINGAN LAIN 5.1 Prinsip Pembebanan dan Akonting Penjelajahan Antar STBS 5.2 Beberapa Skenario Pembebanan dan Akonting 5.3 Beberapa Skenario Pembebanan dan Akonting

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB V RENCANA RUTING BAB V RENCANA RUTING 3 KETENTUAN DASAR RUTING 3.1 Persyaratan umum Keberhasilan ruting dalam lingkungan multi-jaringan dan multi-penyelenggara ditentukan oleh adanya pejanjian kerjasama (PKS) interkoneksi atau (suatu Service Level Agreement ) antara para penyelenggara jaringan yang terkait 3.2 Ruting internal pengaturan rute di dalam satu jaringan. Ruting internal sepenuhnya menjadi urusan dan tanggung jawab masing-masing penyelenggara. dan tidak diatur di dalam FTP Nasional 2000 ini pengaturan rute di dalam jaringan yang dikelola oleh suatu penyelenggara 3.3 Ruting lokal 3.4 Ruting jarak jauh 3.5 Ruting nasional secara teknis harus memungkinkan memilih infrastruktur penyelenggara ke lokasi terdekat jika comply. 3.6 Ruting internasional

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB V RENCANA RUTING BAB V RENCANA RUTING 4. KETENTUAN RUTING 4.1 Ruting untuk panggilan lokal 4.2 Ruting untuk panggilan ke pelayanan darurat dan pelayanan khusus 4.3 Ruting untuk sambungan langsung jarak jauh (SLJJ) 4.4 Ruting untuk sambungan langsung internasional (SLI) 4.5 Ruting untuk ISDN 4.6 Ruting untuk panggilan ke dan dari terminal STBS 4.7 Ruting untuk panggilan ke dan dari terminal jaringan bergerak satelit 4.8 Ruting untuk panggilan ke dan dari terminal radio trunking 4.9 Ruting untuk panggilan melalui jasa VoIP 4.10 Ruting untuk akses ke pelayanan Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP)

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB VI RENCANA TRANSMISI 3. SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DAN POSISl ORBIT 4. POKOK POKOK KETENTUAN PENGGUNAAN FREKUENSI 5. ALOKASI PITA FREKUENSI UNTUK KOMUNlKASl RADIO JARINGAN TELEKOMUNIKASI Alokasi pita frekuensi untuk komunikasi radio terestrial pada ruas antar sentral dengan gelombang mikro digital (GMD). Gelombang mikro digital sebagai sistem komunikasi radio antar sentral sebaiknya digunakan jika sistem serat optik sulit diimplementasikan karena kondisi geografis yang tidak menguntungkan. Dalam penerapan pita-pita berfrekuensi tinggi seperti 11 GHz, 13 GHz, 15 GHz, 18.23 GHz dan 38 GHz sangat dipengaruhi oleh redaman curah hujan, sehingga penerapannya harus berdasarkan rekomendasi ITU-R 530-3 Alokasi pita frekuensi untuk komunikasi radio terestrial pada ruas antar sentral 6. DIGITALISASI JARINGAN 7. INTERFERENSI

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 PENSINYALAN ANTAR JARINGAN BAB VII RENCANA INTERPORABILITAS DAN PENSINYALAN BAB VII RENCANA INTERPORABILITAS DAN PENSINYALAN PENSINYALAN ANTAR JARINGAN 3.1 Jaringan yang terlibat dalam kerjasama antar-jaringan - Jaringan tetap PSTN/ISDN - - Jaringan tetap nirkabel (wireless) - Jaringan bergerak seluler - Jaringan bergerak satelit 3.2 Kerjasama pensinyalan antar-jaringan PENSlNYALAN ANTARA PERANGKAT PELANGGAN DAN JARINGAN 4.1 Akses Pelanggan 4.2 Pensinyalan pada link akses

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 FUNGSI DASAR SENTRAL PENYAMBUNGAN BAB VIII RENCANA SWITCHING BAB VIII RENCANA SWITCHING FUNGSI DASAR SENTRAL PENYAMBUNGAN 2.1 Fungsi switching 2.2 Fungsi pengendalian panggilan 2.3 Fungsi signaling 2.4 Fungsi Ruting 2.3 Fungsi interface 2.4 Fungsi pembebanan FUNGSI DASAR SENTRAL PENYAMBUNGAN TELEPON

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB IX RENCANA KETERSEDIAAN DAN KEAMANAN POKOK-POKOK KETERSEDIAAN DAN KEAMANAN 2.1 Ketersediaan jaringan 2.2 Keamanan KETERSEDIAAN DAN KEAMANAN DALAM LINGKUNGAN MULTI-PENYELENGGARA

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB X RENCANA MANAJEMEN JARINGAN BAB X

FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB XI RENCANA AKSES BAB XI RENCANA AKSES 3. AKSES PELANGGAN 3. TEKNOLOGI JARINGAN AKSES

RENCANA PENYELENGGARAAN DAN MUTU PELAYANAN FTP 2000 VS DRAFT FTP 2007 BAB XII RENCANA PENYELENGGARAAN DAN MUTU PELAYANAN BAB XII RENCANA PENYELENGGARAAN DAN MUTU PELAYANAN