BAB I TRAINING DAN TRAINER SUMBER DAYA MANUSIA
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA Kegiatan belajar untuk meningkatkan kinerja pekerja dalam pekerjaan yang mereka emban, kegiatan ini disebut pelatihan atau training Kegiatan untuk pengembangan diri pekerja secara umum dan menyeluruh, tanpa dikaitkan dengan tugas khusus yang mereka lakukan. Kegiatan belajar ini disebut pengembangan atau development Kegiatan belajar untuk menyiapkan pekerja untuk mengemban tugas baru dalam waktu dekat. Kegiatan belajar ini disebut education
TRAINING Mempelajari dan mendapatkan kecakapan-kecakapan baru Mempertahankan dan meningkatkan kecakapan-kecapakan yang sudah dikuasai Mendorong pekerja agar mau belajar dan berkembang Mempraktekkan di tempat kerja hal-hal yang sudah di pelajari dan diperoleh dalam training Mengembangkan pribadi pekerja Mengembangkan efektivitas lembaga Memberi motivasi kepada pekerja untuk terus belajar dan berkembang
TRAINER Trainer adalah orang yang membantu peserta training untuk menambah pengetahuan, mengubah prilaku menjadi lebih produktif dan meningkatkan kecakapan serta keterampilan melalui training.
TANGGUNG JAWAB DAN TUGAS TRAINER Mengumpulkan dan mendiagnosis data tentang kebutuhan training peserta, serta menganalisis dan menyimpulkan data tersebut untuk menentukan training yang diperlukan Merancang dan mengembangkan program training yang sesuai Menyusun rancangan penyampaian training yang meliputi metode, strategi, dan tekniknya Melaksanakan training, baik sendiri atapun dalam tim Menevaluasi training yang sudah dilaksanakan Mengadministrasi training yang sudah dilaksanakan, program, materi, sistem evaluasi, peserta dan pembiayaannya Menyusun rencana follow-up dan pelaksanaannya
BAB II PESERTA TRAINING PERANAN PESERTA DALAM KELOMPOK
PENGEMBANGAN PESERTA MENJADI KELOMPOK Memberi dorongan kepada peserta lain agar terlibat penuh dalam training. Ini dilakukan dengan sikap bersahaja, hangat, tanggap terhadap mereka, menghargai sumbangan, gagasan, dan bantuan mereka Ikut menetapkan pedoman untuk kebersamaan dan kerja sama antar peserta. Ini dilakukan dengan mengusulkan tata tertib, prosedur, dan pedoman kebersamaan mereka Ikut mendukung pedoman dan keputusan yang sudah disepakati kelompok. Ini dilakukan dengan menjalankan pedoman dan keputusan bersama itu dan mendorong peserta lain untuk berbuat hal yang sama
Mengambil prakarsa untuk menyampaikan gagasan, saran, atau usulan tentang hal yang sebaiknya dikerjakan kelompok, masalah yang ada, dan pemecahan masalah itu atau sekedar cara dan prosedur kerja yang efisien dan efektif Mencari dan memberi informasi berupa data, fakta, pedoman sehubungan tugas yang harus diselesaikan bersama Ikut mengatur pengarahan kerja dan cara pengolahan pekerjaan bersama Ikut aktif terlibat mengerjakan tugas bersama dan menyemangati peserta yang lain untuk berbuat yang sama Ikut mendiagnosis sumber-sumber penyebab masalah dan kesulitan, serta mengusulkan cara pemecahannya Menjadi perantara jika terjadi ketegangan
PENGEMBANGAN PESERTA MENJADI KELOMPOK Perkenalan dan orientasi kerja tentang yang hendak dilaksanakan bersama Kekompakan dan kesepakatan tentang hal-hal yang hendak dilakukan bersama Ketegangan dan kekecewaan Saling menerima dan kerja sama
CARA PENGEMBANGAN KELOMPOK Pembentukan sistem komunikasi yang baik dan aliran komunikasi yang lancar, dan bentuk komunikasi yang jujur, terbuka, tanpa menghilangkan tepo seliro dan sikap saling menghormati Penyusunan organisasi kerja yang bagus, pembagian tugas yang baik, pemberian peran yang tepat, jalinan kerja sama yang kokoh, serta sistem feedback, dan evaluasi yang efektif Pembuatan sistem laporan yang baik atau mekanisme pemecahan masalah serta pengatasan ketegangan dan konflik yang produktif
TUJUAN PEMBENTUKAN KELOMPOK Membuat peserta untuk dapat saling menerima, menghargai, percaya dan mendukung Menciptakan sistem hubungan dan komunikasi yang baik, autetik, terbuka dan bertanggungjawab Menguatkan faktor-faktor pemersatu dalam kelompok dengan mengusahakan terbentuknya norma sebagai pegangan untuk kebersamaan dalam kerja sama, tersusunnya kepemimpinan yang dapat diandalkan, dan tata kebersamaan serta kerja sama yang bagus Mencegah perilaku yang merugikan kelompok Membentuk kekompakan dan kerja sama yang kokoh Menciptakan kesetiakawanan dan solidaritas antarpeserta dalam menjalani kebersamaan dan melaksanakan tugas bersama
PERSYARATAN PADA PESERTA Berminat maju dan berkembang Bermotivasi untuk mengikuti training, bukan terpaksa karena diharuskan atau sekedar memenuhi prasyarat untuk mendapatkan promosi Berpartisipasi dan terlibat penuh dalam training Bersedia untuk saling bekerja sama, baik antar sesama peserta maupun antar peserta dan trainer Bersedia membuat follow-up dan mempraktekkan hasil training dalam hidup dan kerja
BAB III PRINSIP, PROSES, DAN METODE TRAINING PRINSIP TRAINING
PRINSIP TRAINING Belajar dari pengalaman Melibatkan emosi dan budi Melalui kebersamaan dan kerja sama Melihat dan menentukan sendiri relevansi training
PROSES TRAINING Memperkenalkan pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, keterampilan baru yang lebih segar dan produktif Mempertahankan dan memperkuat pengetahuan, sikap, perilaku kecakapan, dan keterampilan yang masih produktif Meniadakan pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan, keterampilan yang tidak sesuai dengan hidup dan kerja
PENDEKATAN TRAINING Ekshortatif Pendekatan ilmiah Pendekatan “terjun langsung”
METODE TRAINING Metode pada babak awal Metode pada babak tengah Metode informatif Metode partisipatif Metode partisipatif – eksperiensial Metode eksperiensial Berpusat pada peserta, bukan pada materi atau isi training Pengolahan materi menyangkut pengolahan secara keseluruhan dan bukan dibatasi pada salah satu seginya saja Pengalaman dan pengetahuan para peserta didayagunakan dan diintegrasikan ke dalam pengolahan training Metode pada babak akhir
BAB IV MERANCANG TRAINING KEBUTUHAN TRAINING
KEBUTUHAN TRAINING Kinerja dan prestasi mereka belum sesuai dengan standar yang sudah ditentukan karena faktor-faktor yang ada pada mereka Lembaga menetapkan sasaran-sasaran baru, produk baru, atau pasar baru Lembaga mengadakan perluasan atau perampingan usaha sehingga perlu dibentuk struktur kerja baru Lembaga mengadakan modernisasi di bidang peralatan, struktur organisasi dan manajemen baru Terbit dan berlaku perundang-undangan pemerintah yang baru yang menuntut penyesuaian dan perubahan pada lembaga
TUJUAN TRAINING S = Specific, yang berarti khusus, terbatas jelas M = Measurable, yang berarti dapat diukur secara kuantitatif A = Achievable, yang berarti dapat dicapai oleh peserta training, penyelenggara, berdasarkan waktu, tempat dan fasilitas yang tersedia R = Realistic, berarti yang memnuhi kebutuhan training yang sebenarnya, bukan hanya berdasarkan keinginan peyelenggara atau trainer T = Timebound, yang berarti waktu pencapaian tujuan, dibatasi misalnya 3 hari, 2 minggu, 1 bulan, atau 2 tahun
MATERI TRAINING Bidang Kepribadian Identitas, gambaran, kesadaran, harga dan kepercayaan diri Pengenalan, pengelolaan dan pengarahan perasaan, kecerdasan emosional Pandangan, keyakinan, filsafat hidup Nilai, hierarki nilai dan sistem nilai, dan sikat terhadap kehidupan Kehendak, motivasi, cita-cita, idealisme hidup Potensi diri dan pengembangannya Perilaku, perbuatan dan cara hidup Pengambilan keputusan pribadi Tanggung jawab pribadi Pengelolaan stres hidup Arah hidup dan pengembangan hidup yang sehat Bidang Hubungan dengan Orang Lain Bidang Kerja
METODE, STRATEGI DAN TEKNIK TRAINING
SUSUNAN DAN JADWAL SESI DALAM TRAINING Alur Jarak Nada Warna Jalinan
PETUGAS YANG BERTANGGUNG JAWAB DAN PERLENGKAPANNYA
EVALUASI
UNSUR-UNSUR RANCANGAN TRAINING Topik dan tema Tujuan Materi Metode Jadwal Trainer Bahan, peralatan dan perlengkapan Evaluasi Follow-up
KECAKAPAN YANG DIPERLUKAN Menemukan dan merumuskan kebutuhan training yang berupa pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan yang kurang atau perlu ditingkatkan Menetapkan topik dan tema training Merumuskan tujuan seluruh training Menetapkan jumlah sesi dan menentukan materi yang akan diolah dalam tiap-tiap sesi itu Menetapkan metode yang akan digunakan untuk tiap-tiap sesi maupun untuk seluruh training Menetapkan evaluasi untuk seluruh training dan untuk tiap sesi Untuk masing-masing sesi mempersiapkan uraian tertulis dan menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaannya Menyiapkan pelaksanaan training dengan merumuskan kerja sama dengan penyelenggara dan membagi tugas dengan para ko-trainer dan asisten trainer dalam tim
BAB V MELAKSANAKAN TRAINING TRAINING BABAK AWAL
TRAINING BABAK AWAL Sambutan Perkenalan Pemanasan Penjelasan Training
TRAINING BABAK TENGAH Penyesuaian Training Kegiatan Eksperiensial Menyesuaikan Sesi dalam Training Melaksanakan Sesi dalam Training Membentuk Peserta Menjadi Kelompok yang Kompak Membaca Proses Kelompok Mengolah Masalah Memotivasi Peserta Mengolah Kegagalan
TRAINING BABAK AKHIR Kesimpulan Umum Evaluasi Umum Penutupan
GAYA PELAKSANAAN TRAINING
KEGIATAN TRAINER DALAM TRAINING Menciptakan suasana training yang baik fisik maupun psikologis yang mendukung jalannya training Menjaga proses training tetap tertuju dan mengarah ketujuan Mendorong dan memotivasi peserta Menjaga, mendampingi dan mengamati kegiatan peserta dalam kelompok kecil untuk mengolah materi training Mengawasi proses training dalam memperhatikan urutan acara, dan pergantian dari satu sesi ke sesi lain Menjembatani sesi yang satu ke sesi lain dengan menyebut hubungannya satu sama lain Mengamati cara penyajian materi
BAB VI MENGEVALUASI TRAINING MACAM EVALUASI
MACAM EVALUASI Evaluasi selama proses training Evaluasi pada akhir setiap sesi Evaluasi pada akhir seluruh training
CARA MENGADAKAN EVALUASI Cara lisan Evaluasi oleh semua peserta Evaluasi oleh beberapa wakil peserta Evaluasi oleh penyelenggara Evaluasi oleh trainer Sikap saling percaya, saling menerima, saling mendukung, dan saling membantu serta kerjasama Sikap yang baik dan kecakapan yang cukup untuk mengutarakan evaluasi saran-saran itu secara jelas Sikap hati untuk menerima evaluasi dan saran itu dengan pengertian dan lapang kata Sikap terbuka untuk mendengarkan evaluasi dan saran itu memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas training di kesempatan lain Cara tertulis Ungkapan tertulis secara bebas mengenai unsur-unsur training Daftar pertanyaan (Questionnaire) Daftar isian (Check List) Kesan/saran yang berhubungan dengan training yang sudah diadakan Cara gabungan Khusus untuk training
UKURAN EVALUASI
BAB VII MASALAH-MASALAH DALAM TRAINING MASALAH PADA BABAK AWAL TRAINING
MASALAH PADA BABAK AWAL TRAINING Training dimulai tidak pada waktunya Sesi pembukaan tidak jalan Sesi pemanasan tidak mancapai sasaran Peserta tidak terlibat
MASALAH PADA BABAK TENGAH TRAINING Peserta sebagai pribadi Peserta sebagai kelompok Trainer Training
MASALAH PADA BABAK AKHIR TRAINING Evaluasi Penutupan
KEGAGALAN Alasan-alasan mengadakan training tidak jelas Training ditujukan untuk mengatasi gejala-gejala, bukan menanggapi kebutuhan-kebutuhan training yang nyata Rancangan, pelaksanaan dan evaluasi training buruk atau baik tetapi tidak ditindak lanjuti denga baik Faktor-faktor penting yang mempengaruhi pelaksanaan dan tindak lanjut training tidak diperhatikan Tidak ada dukungan dari pimpinan lembaga Atasan langsung dari peserta training kurang dilibatkan Jumlah peserta per bagian atau unit lembaga yang diikutsertakan dalam training terlalu sedikit dan cara menyeleksipun sembarangan
BAB VIII PRIBADI TRAINER KEYAKINAN TRAINER
KEYAKINAN TRAINER Peserta adalah manusia dan pribadi yang bermartabat, karena itu harus dihormati Sebagai manusia, peserta dapat berubah dan berkembang baik pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan maupun keterampilannya Training merupakan salah satu alat yang dapat dimanfaatkan untuk membantu peserta mendapatkan pengetahuan, sikap, perilaku, kecakapan dan keterampilan yang lebih produktif Metode dan teknik training mempunyai sifat dan dampak tersendiri yang ikut menentukan keberhasilan training yang dilakukan
PRINSIP-PRINSIP TRAINING Peserta harus dihormati, diperlakukan sebagai pribadi dan subjek, dan bukan diperalat sebagai barang dan objek Dalam melaksanakan training harus ada sikap terlibat total, bukan setengah-tengah, dengan mencurahkan pikiran, tenaga dan waktu Pelatih harus bersifat utuh, jujur dan autentik, tanpa menjadi kasar dan otoriter Harus ada standar perilaku yang berlaku baik bagi peserta maupun trainer Mempengaruhi dan membantu peserta ke arah tujuan yang hendak dicapai
SIKAP TRAINER Percaya kepada peserta bahwa mereka mau terlibat dan mau belajar sesuatu dari training yang diikuti Memberi kebebasan kepada peserta agar mereka dapat mengikuti training dengan leluasa tanpa beban yang tidak perlu, namun tidak melepaskan tanggung jawab sebagai trainer yang berperan sebagai pemimpin dan manajer training Jujur, tulus, autentik, tidak main sandiwara, atau bertopeng dalam berhubungan dengan peserta Menghormati kegiatan para peserta yang melaksanakan tugas training Berusaha peka terhadap kebutuhan peserta sebagai pribadi maupun sebagai kelompok dan bersedia menangapinya dengan sepenuh hati dan jujur
KUALIFIKASI TRAINER Mengenal diri Merasa aman dengan diri sendiri Mencapai integritas diri Mencapai perkembangan cipta, rasa, karsa dan karya yang memadai Mampu mengembangkan daya kreasi, imajinatif dan inovatif Cerdik membaca situasi training dan menanggapi dengan tepat Bersikap terbuka dan mau belajar terus-menerus dari siapapun dan dari manapun Memiliki daya tahan dan stamina tinggi Memiliki rasa humor yang sehat Memiliki pengetahuan dan keahlian dalam training
HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN Bersikap tenang (at home), tak mudah terganggu, dan tidak mudah kehilangan keseimbangan dalam berhadapan dengan orang lain siapapun dia dan apapun kedudukan dan jabatannya Percaya pada maksud baik orang lain, tanpa menjadi naif dan kehilangan kewaspadaan Mengenal pribadi masing-masing peserta serta menanggapi segala perilaku mereka Bersikap terbuka dan membantu Mampu menjadi pendamai, pemersatu dan cakap mengatasi konflik Mampu berperan sebagai konselor dan mampu menampung keluhan, rasa stres, rasa frustasi dan kesulitan orang Mempunyai rasa terpanggil dan termotivasi untuk melayani orang melalui training
KEWIBAWAAN TRAINER