Media (Komunikasi) Massa
Beberapa Pengertian Istilah media massa merujuk pada alat atau cara terorganisir untuk berkomunikasi secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada banyak orang (khalayak) dalam jarak waktu yang ringkas. Media massa bukan sekadar alat semata-mata tetapi juga institusionalisasi dalam masyarakat, sehingga ada proses pengaturan terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada maupun melalui kesepakatan-kesepakatan lain.
Media Cetak Unsur reproduksi utama: simbol verbal, gambar dan warna Portable: relatif nyaman dibawa ke mana-mana Bisa dibaca dimana saja dan berulang-ulang Unsur umpan balik: verbal (surat pembaca, kritik) dan nonverbal (penjualan) Sumber kehidupan: iklan dan penjualan (eceran maupun langganan); Isi utama bersifat informatif; Berfungsi sebagai public sphere; Relatif bebas dari regulasi (kontrol melalui peraturan) Urban/perkotaan
Media Audio Unsur reproduksi utama: suara Secara relatif bisa dibawa ke mana-mana Tidak dapat didengar kembali (sekali dengar) Bersifat serempak (laporan langsung) Menggunakan unsur umpan balik: verbal dan nonverbal Kehidupannya ditunjang oleh iklan
Media Audio-Visual Unsur reproduksi utama: verbal, gambar, warna, suara dan gerakan Tidak bisa dibawa ke mana kita suka Tampilan pesan sekilas, sehingga cepat berlalu (tidak bisa direview) Bersifat serempak Umpan balik: verbal dan nonverbal Kehidupannya ditunjang: iklan, iuran, subsidi pemerintah; Karakter publik dan pengaturan yang ketat (regulated media) Berisi aneka ragam bentuk informasi (berita, hiburan, pendidikan dll)
Pertumbuhan Media Massa Tahap Elite: Media dikonsumsi oleh sebagian kecil anggota masyarakat (hanya sebatas kelompok elite) mengingat: Tingkat kemakmuran yang masih rendah (daya beli terbatas, orang baru terfokus memenuhi kebutuhan primernya, sementara konsumsi media termasuk dalam pemenuhan kebutuhan tersier) Tingkat pendidikan yang masih rendah, sehingga kemampuan membaca (untuk media cetak) masih terbatas. Pembangunan infrastruktur yang masih terbatas
Pertumbuhan Media Tahap Populer: Media sudah dikonsumsi oleh mayoritas anggota masyarakat. Ini terjadi di negara-negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat, Australia dan sebagainya. Ini dimungkinkan karena: Tingkat kemakmuran penduduk yang sudah begitu tinggi Tingkat pendidikan rata-rata penduduk juga relatif tinggi Tahap ini ditandai adanya populer press yang antara lain didukung oleh adanya pembangunan infrastruktur teknis seperti jaringan transportasi (jaringan kereta api), dan adanya Undang-undang Pendidikan yang memberi kesempatan pendidikan secara massal.
Pertumbuhan Media TAHAP TERSPESIALISASI: Media dikonsumsi oleh segmen penduduk yang terfragmentasi dan terspesialisasi dari penduduk secara keseluruhan. Ada empat faktor, menurut Merrill dan Lowenstien (1979), yang mempengaruhi pertumbuhan ini: Pendidikan Tinggi: semakin tinggi tingkat pendidikan semakin terspesialisasi bidang yang dipelajari. Affluence (kemakmuran): Semakin makmur suatu masyarakat, semakin banyak konsumsi kebutuhan tersier yang dapat dilakukan. Leisure time (waktu luang): konsumsi media berkaitan dengan waktu luang yang dimiliki. Masyarakat yang sudah makmur memiliki waktu luang yang lebih besar. Ukuran Penduduk: harus ada sejumlah besar khalayak yang secara substansial mampu menghidupi sebuah media.
Perkembangan Media Indonesia 1999 2002 No Media Massa Perusahaan Media Tiras (dl jt-an Eks) Perusahaan Media Penetrasi 1 Media Cetak Suratkabar Tabloid Majalah & SKM Bulletin Stasiun Televisi 289 886 491 11 4,8 6,9 4,1 n.a 192 278 222 3 11% 2 TVRI + 5 Swasta + 5 ijin baru 30 jt Pesawat TV 50 80% 3 Stasiun radio RRI + 1.100 Radio swasta 32,3 jt radio 1.100 90% Sumber: Leo Batubara, 2005
Faktor Pendorong Pertumbuhan Media Politik: pertumbuhan media di suatu negera ditentukan pertama-tama oleh kebijakan pemerintah. Ekonomi: konsumsi media dipengaruhi daya beli yang dimiliki anggota masyarakat. Kultural: media massa (terutama media cetak) membutuhkan kemampuan baca tulis. Geografis: jumlah penduduk dan luas wilayah ikut menentukan pertumbuhan media massa di suatu negara Infrastruktur teknis: adanya infrastruktur teknis untuk masing-masing media ikut mempengaruhi pertumbuhan media.
Pertumbuhan Media di Indonesia Pers (umum) mengalami stagnasi pertumbuhan oplah sejak reformasi 1998 Pertumbuhan pers terspesialisasi sangat pesat untuk mengisi ceruk pasar kelas atas Perkembangan media elektronik relatif cepat setelah reformasi Tiras suratkabar harian di Indonesia terendah dibanding beberapa negara di Asia Perusahaan pers Indonesia jatuh bangun dan rata-rata berumur pendek
STRUKTUR SOSIAL DAN AKSES MEDIA AKSES TERHADAP MEDIA Kaya Media Elite Kelas Menengah Miskin media Massa STRUKTUR SOSIAL