INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KOMPONEN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PROSPEK PENGEMBANGAN INDUSTRI TELEMATIKA DI KALIMANTAN BARAT
Advertisements

Analisis Bisnis dan Lingkungan Makro PErusahaan
GLOBALISASI MARKETING
KEWIRAUSAHAAN & USAHA KECIL
LKPP MODUL 9 PENGADAAN BARANG / JASA DENGAN PENDAYAGUNAAN PRODUKSI
Skenario dan Strategi Konsep Agro Mina Politan Cluster
Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional (GPATN )
Oleh: Prof. Ir. Urip Santoso, S.IKom., M.Sc., Ph.D
PENGUATAN DAYA SAING DENGAN KLASTER INDUSTRI UNTUK MEMASUKI EKONOMI MODERN Kristiana ( )
ANALISIS LINGKUNGAN STRATEJIK
SAP 3 EVALUASI PROYEK DESAIN STUDI KELAYAKAN DAN MEMPEROLEH GAGASAN
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
A DHI P UTRA A LFIAN D IREKTUR P EMBERDAYAAN K OPERASI DAN UKM 27 F EBRUARI 2014.
Hilirisasi Komoditas Rumput Laut
PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA MELALUI POLA SENTRA HHBK
DINAS PERTANIAN PROVINSI BENGKULU 2012
PERMENDAG 35/M-DAG/PER/11/2011 KETENTUAN EKSPOR ROTAN DAN PRODUK ROTAN
PEMBANGUNAN INOVASI INKLUSIF
Merancang dan Mengelola Strategi Pemasaran Global
ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI SEKTOR PERTANIAN
Konsep Pengembangan Wilayah
EKONOMI KREATIF BERBASIS BUDAYA LOKAL: SOLUSI DALAM ERA MEA
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pemalang
PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN
PENGADAAN BARANG/JASA
Struktur Ekonomi Jawa Timur, 2016
BAB IX DASAR-DASAR PEMBENTUKAN INKUBATOR BISNIS
PELUANG BISNIS BERBASIS POTENSI LOKAL JAWA BARAT UNTUK PASAR GLOBAL
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
DUKUNGAN DPR DALAM PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBIAYAAN INDUSTRI
KEBIJAKAN DAN LANGKAH STRATEGIS PEMBANGUNAN SDM INDONESIA UNGGUL
KEGIATAN TAHUN 2010 Disampaikan pada RAKORTAS Pemberdayaan Koperasi dan UKM, 10 Februari 2010 DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA UKMK.
AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI
Chapter 5: aspek lingkungan & persaingan
By : Dr. Ir. F. Didiet Heru Swasono, M.P. SMT GASAL_2014/2015
BISNIS DAN PEMASARAN INTERNASIONAL
PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN DIY
INDUSTRI & PERDAGANGAN
Industrialisasi Perikanan untuk Kesejahteraan Masyarakat
Pertemuan X KEMITRAAN USAHA.
Pasar global Pertemuan 13 Buku 1 Jilid 2 Hal:
Implementasi Pemahaman Globalisasi Ekonomi dalam Pembangunan Wilayah: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DI ERA MASYARAT EKONOMI ASEAN (MEA) Oleh : Dr. Kurniyati.
Arah Kebijakan Persusuan
Arah Kebijakan Persusuan
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN KOPERASI DAN UMKM
PERAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN DI INDONESIA
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
JENIS, BENTUK KEMITRAAN DALAM KEWIRAUSAHAAN
KAJIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN USAHA UKM ( Studi Kasus, “ Jurnal Koperasi dan UKM”, ) mustikalukmanarief.
PENGEMBANGAN INDUSTRI & STRATEGI INDUSTRIALISASI
Merancang dan Mengelola Strategi Pemasaran Global
Oleh : ZULFAHRIZAL STP, M.Si 24 Desember 2009
Peranan Sektor Industri di Indonesia
Merancang dan Mengelola Strategi Pemasaran Global
Mempercepat Transformasi Industri Manufaktur Untuk Mewujudkan Industrialisasi Indonesia Yang Berdaya Saing Global Presented by :
DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN GALIAN NON LOGAM
EKSPOR IMPOR.
PEMBANGUNAN PERIKANAN
Dinas Koperasi, UKM Provinsi Jawa Timur Pemberdayaan Koperasi & UKM
PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DIFABEL
LEADERSHIP AND ENTREPRENEURSHIP
Kebijakan penumbuhan iklim & pengembangan usaha PERTEMUAN – 12 Mata Kuliah: Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
Merancang dan Mengelola Strategi Pemasaran Global
PEMBANGUNAN SENTRA IKM DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN INDUSTRI.
Judul : Perkembangan industri di Era globalisasi Terhadap pendapatan nasional indonesia Nama : Agustinus Jono Npm :
The Gateway to entire Business
RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS HORTIKULTURA 2020
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Pembentukan Sentra HKI Kota Prabumulih Rapat Pembahasan Rencana Kerja Kegiatan Tim Sentra HKI Kota Prabumulih Kantor Badan Penelitian dan Pengembangan.
Transcript presentasi:

INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KOMPONEN SEBAGAI RANTAI NILAI INDUSTRI MANUFAKTUR Oleh: Euis Saedah Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian RI Disampaikan pada acara Seminar Hari Ulang Tahun Yayasan Dharma Bhakti ASTRA Jakarta, 23 Agustus 2013

KONDISI UMUM Industri Kecil dan Menengah (IKM) mempunyai kedudukan yang strategis dalam perekonomian nasional. Pada akhir RPJMN 2005 – 2009, IKM telah memberikan kontribusi terhadap PDB sektor industri sebesar 32% (harga berlaku) dan berkembang menjadi pelaku ekonomi yang makin berbasis iptek dan berdaya saing. Tahun 2012, populasi IKM 70 % masih terkonsentrasi di pulau Jawa. Pengembangan IKM pada tahun 2010 – 2014 dilakukan dengan pendekatan perkuatan kewirausahaan dan peningkatan produktivitas. Perkembangan IKM dipengaruhi oleh berbagai kondisi : Tataran Global : Berlakunya AFTA, AC-FTA, dan beberapa FTA yang akan berlaku Tataran Nasional : Otonomi daerah, pengurangan subsidi (BBM dan TDL) Tataran lintas sektor : Potensi tumpang tindih dengan instansi lain. Tataran internal : Perubahan struktur organisasi

AKSELERASI PEMBANGUNAN IKM MELALUI PENINGKATAN DAYA SAING DAN PENUMBUHAN WUB 2009 2014 2024 2034 I. Unit IKM : ………………………… . 4 juta Tenaga kerja : …………………………. 10 juta Nilai Ekspor : …………………………. US $ 14 juta Nilai Impor : ………………………….. Nilai Produksi : ……………………….. Rp 650 Triliun Nilai Tambah : ………………………… Rp 260 Triliun MANDIRI DAN BRANDING II. 4 (Empat) Pilar Pendekatan Strategis: 1. Klaster 2. OVOP 3. Restrukturisasi 4. Penumbuhan Wirausaha Baru (Pertumbuhan IKM) Peningkatan Daya Saing Basis Ekonomi nasional yang Kuat 0(Kontribusi terhadap PDB < 50 %) CHAM-PION Struktur: Backward-forward linkage/network/ supply chain/value chain kuat – domestik & internasional Regional Seimbang APBN O & M Muatan : Kreatifitas Inovasi Teknologi Knowledged-base PDCA Kriteria: Kompetensi sesuai standard Bankable Subkontrak IK < 10 unit III. Mandat: - Perpres No.28 Tahun 2008 : (5 Klaster IKM tertentu) - Inpres No.6 tahun 2009 (klaster fashion & Kerajinan)

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN IKM KOMPONEN Mengembangkan pasar komponen melalui peningkatan penggunaan komponen buatan dalam negeri di industri otomotif. Mendorong peningkatan penguasaan teknologi dan penerapan sistem mutu. Melakukan penerapan standar pada komponen yang dibuat di IKM. Memfasilitasi peralatan uji mutu pada sentra IKM pembuat komponen. Memfasilitasi subsidi langsung pembelian mesin/peralatan produksi untuk IKM termasuk IKM Komponen Otomotif (Program Restrukturisasi Mesin dan/atau Peralatan IKM).

Peningkatan Daya Saing RANTAI NILAI Pemerintah Kementerian Pendidikan Nasional Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan Kementerian Kehutanan Kementerian Keuangan Kementerian Perhubungan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kementerian Ristek Kementerian Lingkungan Hidup Kepolisian, dll Asosiasi & Lembaga Litbang Perguruan Tinggi, Politeknik Manufaktur (POLMAN) ASBEKINDO, ASPEP, GAMMA, GABEL, GAIKINDO, GIAMM, KIKO Lembaga Litbang, UPT, dll Produsen Perusahaan Penyedia Industri Penunjang, Perusahaan Penyedia Mesin Peralatan, Jasa Transportasi, Jasa Keuangan, Jasa Konsultasi Perusahaan Penghasil Bahan Baku Perusahaan Pembuatan Tools, Dies, Mould Perusahaan Alat Transportasi Pengumpul Skrap Peningkatan Daya Saing

ANALISA SWOT KEKUATAN : Tersedianya tenaga kerja untuk industri komponen otomotif. Beberapa IKM telah mampu membuat komponen otomotif sebagai OEM, terutama untuk non-critical parts. Tersedianya fasilitasi dalam pelayanan teknis melalui UPT Logam. Ada institusi pendukung: Polman Astra, Polman Bandung, Polman Ceper, ATMI Surakarta, SMK Otomotif Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Sentra Otomotif Indonesia (SOI) Koperasi Industri Komponen Otomotif Indonesia (KIKO) KELEMAHAN: Pendidikan keteknikan yang dimiliki pelaku usaha IKM rata–rata rendah, sehingga kemampuan di bidang desain produk masih lemah. Kemampuan di bidang teknologi produksi dan QCD belum memadai. Pemesinan yang dimiliki kurang mendukung, sebagian besar “out of date” dan tidak efisien. Ketersediaan bahan baku dan bahan penolong tidak stabil, sehingga mengakibatkan ketidakpastian pasokan dan tingginya harga bahan baku. Masih terbatasnya kemampuan IKM Komponen untuk membuat produk yang presisi. Terbatasnya permodalan. PELUANG : Pasar dalam negeri masih sangat terbuka bagi produk komponen otomotif karena pelaku pembuat komponen masih terbatas. Adanya investasi asing untuk membangun sentra industri otomotif di Indonesia. Perkembangan industri otomotif baik di dalam maupun luar negeri trendnya sedang meningkat. Import komponen masih besar (tumbuh rata-rata 2,4% per tahun dari tahun 2000 s/d 2012), diharapkan dapat diisi produk DN. Kebijakan industri otomotif nasional untuk memperkuat struktur industri otomotif melalui peningkatan kandungan lokal. TANTANGAN: Masuknya komponen kendaraan bermotor dari luar negeri, baik legal maupun ilegal, menjadikan persaingan produk sejenis sangat ketat. Peningkatan kualitas, kapasitas produksi, sistem jaminan mutu yang perlu diperbaiki. Kemampuan melakukan inovasi untuk melakukan diversifikasi produk masih terbatas.

Automotive Value Chain Raw Material Source: Adapted from Capgemni Consulting; McKinsey

Pasar IKM Komponen dalam Industri Manufaktur Tier 3 Tier 2 Tier 1 IKM komponen PMA joint venture Pasar Komponen Dalam & Luar Negeri (Original Equipment Market) / Manufacturing OEM (Replacement /After Market) REM Genuine parts Non Genuine parts Produk IKM Produk impor

STRATEGI PENGEMBANGAN OEM Mendorong peningkatan sub-kontrak kemitraan. Mengoptimalkan fungsi dan peran UPT logam sehingga dapat menjadi “center of excellence” yang mendukung pengembangan pembuatan komponen otomotif. Mendirikan UPT Logam di sentra baru yang potensial. Memfasilitasi pendirian pooling bahan baku. Mendorong dan memfasilitasi industri menengah yang potensial berkembang untuk masuk bursa saham (go public), serta memfasilitasi IKM menjadi bankable guna mengakses sumber pendanaan. Mendorong dan memfasilitasi IKM komponen masuk dalam sistem global value chain, melalui peningkatan penguasaan teknologi maju serta meningkatkan penerapan sistem manajemen mutu dan fasilitasi untuk sertifikasi. Mendorong dan memfasilitasi IKM untuk melakukan diversifikasi produk. Penumbuhan Wirausaha Baru di bidang permesinan modern melalui pelatihan dan inkubator.

STRATEGI PENGEMBANGAN OEM (2) Pendekatan 1 Meningkatkan kemampuan IKM logam dalam bidang teknologi produksi dan keterampilan manajemen. Dalam hal ini mutlak adanya dukungan dari Pemerintah, assemblers, lembaga litbang, perguruan tinggi dan institusi lainnya yang terkait. Pendekatan 2 Pembentukan asosiasi berdasarkan jenis pekerjaan dan wilayah untuk memudahkan mencari partner dalam menangani pesanan, memperkuat posisi penawaran serta mempermudah pembinaan.

STRATEGI PENGEMBANGAN OEM (3) Pendekatan 3 Meningkatkan volume dan nilai sub kontrak dari assemblers. Transfer teknologi dari assemblers kepada IKM sub kontrak perlu didorong. Desiminasi informasi pasar dan informasi potensi IKM Pendekatan 4 Menyediakan berbagai dukungan berupa iklim bisnis yang menunjang serta infrastruktur yang diperlukan oleh stakeholders, termasuk sistem pendanaan, dukungan R&D dan standardisasi

STRATEGI PENGEMBANGAN REM Pendekatan 1 Meningkatkan mutu dan standarisasi produk IKM komponen (QSEAL, SNI, ISO/TS untuk non genuine parts). Pendekatan 2 Meningkatkan kemampuan IKM komponen dalam bidang teknis produksi dan manajemen industri. Pendekatan 3 Membangun kepercayaan pasar terhadap produk non-genuine parts yang diproduksi IKM komponen melalui pameran, temu bisnis dan sosialisasi.

STRATEGI PENGEMBANGAN REM (2) Pendekatan 4 Memberikan jaminan ketersediaan , kualitas dan kestabilan harga bahan baku lokal Pendekatan 5 Menyediakan iklim usaha yang menunjang , bantuan mesin dan peralatan yang diperlukan serta dukungan R & D sehingga IKM komponen dapat memproduksi komponen dalam jumlah yang memenuhi skala ekonomis dengan tetap memperhatikan kualitas produk.

PERAN STAKEHOLDER 1. P e m e r i n t a h Pengembangan Produksi Arahan Pengembangan Mutu Arahan Pengembangan Manajemen Dukungan Terhadap Kegiatan R & D Jasa Pengujian Mutu dan HKI Layanan Teknologi (Balai Litbang, UPT) Pengembangan Pemasaran Pelayanan informasi dan promosi serta fasilitasi pameran / temu bisnis. Fasilitasi Keuangan Skim kredit yang mendukung

PERAN STAKEHOLDER (2) 1. P e m e r i n t a h (lanjutan) Pengembangan Sumber Daya Manusia Pelatihan ( sistim kelas maupun magang dan studi banding ) Pengembangan Teknologi Penguatan lembaga pembina/pendukung teknologi (unit pelayanan teknis) di daerah Bantuan sertifikasi (ISO 9000 dan ISO/TS 16949) atau standar terpilih lainnya.

PERAN STAKEHOLDER (3) 2. A s o s i a s i Penyediaan Informasi Teknis Pendidikan dan Pelatihan Promosi / Pameran / Temu Bisnis Dukungan Untuk Kontak Bisnis 3. Perusahaan Produsen ( IKM ) Pengembangan produksi Pengembangan sumber daya manusia Pengembangan pemasaran Memperkuat aspek permodalan Pengembangan organisasi dan manajemen

PERAN STAKEHOLDER (4) 4. Perusahaan Assembler Membuka peluang pesanan Memberikan arahan teknis dan manajemen Dukungan keuangan Pelatihan Pembinaan ke IKM bersama dengan Sub Kontraktor Penyediaan Informasi dan Peluang Usaha Dukungan terhadap Pemasaran

KESIMPULAN Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan IKM komponen untuk memenuhi permintaan pasar original equipment market (OEM) dan terutama replacement market (REM). Komponen yang sangat potensial untuk dipenuhi permintaannya oleh IKM komponen adalah komponen-komponen yang masuk ke dalam kategori fast moving dan non-critical part. Tantangan yang dihadapi IKM komponen agar dapat bersaing ialah berupa peningkatan kualitas dan ketersediaan bahan baku dalam negeri, kompetensi SDM, peningkatan teknologi dan standarisasi, serta perluasan akses pasar. Dalam rangka penumbuhan dan pengembangan daya saing IKM komponen diperlukan dukungan dari seluruh stakeholder sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

TERIMA KASIH