Kelompok 3 Teknik Penyusunan dan pelaksanaan Tes Hasil Belajar Fandi Akhmad Wahyu Budi Nugroho Khotiatun Meyga Nurvita Sari Umi Hanizah
A. Ciri-ciri dan Tes Hasil Belajar yang Baik valid (shahih) Reliabel (tsabit) Obyektif (maudu’iy) Praktis (‘amaliy)
B. Prinsip-prinsip Dasar dalam Penyusunan Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional. Butir-butir soal hasil tes hasil belajar harus merupakan sampel yang representatif dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan. Bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat bervariasi. Tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Tes hasil belajar harus memiliki reabilitas yang dapat diandalkan. Tes hasil belajar disamping harus dapat dijadikan alat pengukur keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.
C. Bentuk-bentuk Tes Hasil Belajar dan Teknik Penyusunannya Tes Hasil Belajar Bentuk Uraian a. Pengertian Tes Uraian b. Penggolongan Tes Uraian c. Ketepatan Penggunaan tes Uraian d. Segi-segi Kebaikan dan Kelemahan Tes Uraian e. Petunjuk Operasional dalam Penyusunan Tes Uraian
2. Tes Hasil Belajar Obyektif (Objective Test) a. Pengertian Tes obyektif b. Penggolongan Tes Obyektif Tes Obyektif Bentuk Benar-Salah (True-False Test) Tes Obyektif Bentuk Matching Tes Obyektif Bentuk Pilihan Fill In Tes Obyektif Bentuk Complation Tes Obyektif Bentuk Multiple Choice Item
Tes Obyektif Bentuk Multiple Choice Item a). Model Melengkapi Lima Pilihan b). Model Asosiasi dengan Lima atau Empat Pilihan c). Model Melengkapi Berganda d). Model Analisis Hubungan antar Hal e). Model Analisis Kasus f). Model Hal Kecuali g). Model Hubungan Dinamik h). Model Perbandingan Kuantitatif i). Model Pemakaian Gambar/ Diagram/ Grafik/ Peta
c. Ketepatan Penggunaan Tes Obyektif d c. Ketepatan Penggunaan Tes Obyektif d. Segi-segi Kebaikan dan Kelemahan Tes Obyektif e. Petunjuk Operasional Penyusunan Tes Obyektif f. Pembuatan Tabel Spesifikasi Soal Sebagai Salah Satu Upaya Dalam Mengatasi Kelemahan Tes Obyektif 1). Pengertian Tabel Spasifikasi 2). Cara Membuat tabel Spesifikasi
D. Teknik Pelaksanaan Tes Hasil Belajar Teknik Pelaksanaan Tes Tertulis Agar dalam mengerjakan soal tes para peserta tes dapat ketenangan, seyogyanya ruang tempat berlangsungnya ruang tes dipilih jauh dari keramaian,kebisingan, suara hiruk pikuk dan lalu lalang orang. Ruang tes harus cukup longgar, tempat duduk di atur dengan jarak tertentu yang memungkinkan tercegahnya kerja sama yang tidak sehat diantara testee. Ruang tes sebaiknya memiliki sistem pencahayaan dan pertukaran udara yang baik
Jika diruang tes tidak tersedia meja tulis atau kursi yang memiliki alas tempat menulis, sbelum tes dilaksanakan hendaknya menyiapkan alat tulis terbuat dari triplek, hardboard atau bahan lainya, sehingga tastee tidak harus menulis jawaban di atas paha sabagai alas tulisnya. Agar testee dapat memulai tes secara bersamaan , hendaknya lembar soal-soal tes diletakan secara terbalik, sehingga tidak memungkinkan bagi testee untuk membaca dan mengerjakan soal lebih awal dari pada teman-temanya dalam mengawasi jalannya tes, pengawas hendak berlaku wajar. Artinya jangan terlalu banyak bergerak, terlalu sering berjalan-jalan dalam ruang tessehingga mengganggu konsentrasi testee dan sebaliknya.
sebelum berlangsungnya tes, hendaknya sudah ditentukan terlebih dahulu sanksi yang dapat dikenakan kepada tastee yang berbuat curang. sebagai bukti mengikuti tes, harus disiapkan daftar hadir yang harus ditanda tangani oleh seluruh peserta tes. Dalam mengedarkan daftar hadir tes hendaknya diusahakan agar tidak mengganggu ketenangan jalanya tes. jika waktu yang ditentukan telah habis, hendaknya testee diminta untuk menghentikan pekerjaanya dan secepatnya meninggalkan ruang tes. untuk mencegah timbulnya berbagai kesulitan dikemudian hari, pada berita acara pelaksanaan tes, harus dituliskan secara lengkap, berapa orang testee yang hadir dan siapa yang tidak hadir.
2. Teknik Pelaksanaan Tes Lisan Sebelum tes lisan dilaksanakan,seyogyanya tester sudah melakukan inventarisasi berbagai jenis soal yang akan diajukan kepada testee dalam tes lisan tersebut. Setiap butir soal yang telah ditetapkan untuk diajukan kedalam tes lisan itu, juga harus disiapkan sekaligus pedoman atau ancar-ancar jawaban betulnya Jangan sekali-kali menentukan skor atau hasil tes lisan setelah seluruh testee menjalani tes lisan. Skor atau nilai hasil tes lisan harus sudah dapat ditentukan di saat masing-masing testee selesei dites.
d. Tes hasil belajar yang dilaksanakan secara lisan hendaknya jangan sampai menyimpang atau berubah arah dari evaluasi menjadi diskusi. e. Dalam rangka menegakkan prinsip obyektivitas dan prinsip keadilan, dalam tes yang dilaksanakan secara lisan itu, tester hendaknya jangan sekali-kali “memberikan angin segar” atau memancing-mancing” dengan kata-kata, kalimat-kalimat atau kode-kode tertentu yang sifatnya menolong testee tertentu alasan “kasihan” atau karena tester menaruh “rasa simapti” kepada testee yang ada dihadapannya itu. Menguji, pada hakekatnya adalah “mengukur” dan bukan “membimbing” testee.
f. Tes lisan harus berlangsung secara wajar f. Tes lisan harus berlangsung secara wajar. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa tes lisan itu jangan sampai menimbulkan rasa takut, gugup atau panik di kalangan testee. Karena itu, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada testee, tester harus menggunakan kata-kata halus, bersifat sabar dan tidak emosional. g. Sekalipun acap kali sulit untuk dapat diwujudkan , namun sebaiknya tester mempunyai pedoman atau ancar-ancar yang pasti, berapa lama atau berapa waktu yang disediakan bagi tiap-tiap peserta tes dalam menjawab soal-soal atau pertanyaan pada tes lisan tersebut. h. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan hendaknya dibuat bervariasi, dalam arti bahwa sekalipun pertanyaan yang diajukan itu sama , namun cara pengajuan pertanyaanya dibuat berlainan atau beragam. i. Sejauh mungkin diusahakan agar tes lisan itu berlangsung secara individual (satu demi satu).
3. Teknik Pelaksaan Tes Perbuatan Tester harus mengamati secara teliti, cara yang ditempuh oleh testee dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan. Agar dapat dicapai kadar obyektifitas setinggi mungkin, hendaknya testeer yang berbicara atau berbuat sesuatu yang dapat mempengaruhi testee yang sedang mengerjakan tugas tersebut Dalam mengamati testee yang sedang melaksanakan tugas itu, hendaknya testee telah menyiapkan instrumen berupa lembar penilaian yang didalamnya telah ditentukan hal-hal apa sajakah yang harus diamati dan diberikan penilaian.
E. Soal-Soal Untuk Latihan dan Penugasan Terstruktur Di Luar Kelas Contoh soal