Pembicara dapat menimbulkan kesan-kesan / isyarat- isyarat refleks pada saat berbicara di hadapan para pendengar baik yang disengaja ataupun tidak disengaja oleh pembicara tersebut.
Pembicara bergantung pada audiens untuk menerima isyarat yang bertindak sebagai sinyal penting tentang kinerja mereka.
Tiga peristiwa yang sering terjadi pada pembicara diberbagai keadaan, yaitu: Seorang pembicara mungkin tidak sengaja memperlihatkan ketidakmampuannya dalam berkomunikasi, ketidakpantasan, ketidaksesuaian dikarenakan kehilangan kontrol dari diri nya sendiri.
Dalam situasi di depan audiens, pembicara biasanya memberikan kesan bahwa pembicara tersebut gugup. Seperti pada saat berjalan, kaki nya tersandung; menggaruk- garuk kepala; dsb.
Pada saat presentasi, biasanya pembicara lupa akan urutan materi sehingga terlihat tidak menyambung antara materi yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Santayana, dalam bermasyaratakat dan bersosialisali kita tidak hanya mengubah sikap namun harus bisa memperbaiki sikap tersebut. Seperti bentuk wajah pada saat mendengarkan sesuatu hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan baik pada saat kita sedang mendengarkan cerita orang lain kepada kita maupun dalam suatu komunitas.
Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman akan berkomunikasi kita hidup tidak hanya untuk bertindak melainkan harus menyusun dan bermain karakter apa yang akan kita pilih.
Dalam bersosialisasi kita harus tetap mempertahankan karakter kehidupan sosial kita yang sebenarnya bukan yang selalu berubah-ubah. Menurut Simone de Beauvoir: hiduplah sesuai dengan karakter kita seperti sebuah gaun pakaian wanita yang sudah dibentuk sesuai dengan modelnya yang tidak bisa diubah lagi.
Maksudnya adalah kita harus menjadi diri kita sendiri dalam bermasyarakat sehingga orang lain akan menilai kita dengan penilaian yang baik bukan penilaian yang buruk akan diri kita.