7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGGUNAAN OBAT RASIONAL (POR) DI INDONESIA
Advertisements

PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI
Oleh : Baju Widjasena Bagian K3 FKM UNDIP
Manajemen Rumah Sakit Dan Patient Safety
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
Praktek kedokteran keluarga di Puskesmas
UU NO.36 TENTANG RUMAH SAKIT MARKUS LUAHAMBOWO
Peran dan Tanggung Jawab Perawat CAPD
Subdit Farmasi Klinik.
PENGUKURAN EVALUASI TERHADAP INPUT, PROSES, OUTPUT DAN OUTCOME
UNDANG UNDANG NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT tgl
PATIENT SAFETY KESELAMATAN PASIEN S.Pd.,S.Kep.,M.Kes
Monitoring Efek Samping Obat ( MESO )
Konseling dan PIO Hening Pratiwi, M.Sc., Apt.
LUWIHARSIH BIDANG DIKLAT KARS luwi 13 februari 2013.
DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
PASIEN SAFTY Winarni, S. Kep., Ns. MKM.
PAFI JABAR 2017 Nova Petrika Maulana Mantik, S.Farm.,Apt
TELUSUR SISTEM MANAJEMEN DAN PENGGUNAAN OBAT
DI RUMAH SAKIT KESELAMATAN PASIEN dr. Among Wibowo, M.Kes, Sp.S.
ANALISIS AKAR MASALAH.
QA DAN PERFORMANCE IMPROVEMENT
Patient Safety.
FMEA sebagai standar keamanan pasien
Dr. drg. Haris Budi Widodo, M.Kes., A.P., SIP.
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Keselamatan Pasien.
Konseling KTD
LANGKAH - LANGKAH ANALISIS AKAR MASALAH ( AAM / RCA )
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI I
PENGANTAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK DAN RUMAH SAKIT
PESERTA PELATIHAN AKREDITASI FKTP PUSKESMAS KECAMATAN CENGKARENG
MANAGEMEN RESIKO Oleh : PANITIA MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN.
Standar Minimal Pelayanan IFRS
Pelayanan Informasi Obat
Tujuh Standar Keselamatan Pasien
Pemantauan Terapi Obat (Drug Therapy Monitoring)
Patient Safety in nursing YULIATI.,MM.,M.Kep.
UU Praktik Kedokteran no 29 tahun 2004
Dr Luwiharsih, Msc. 2 Merupakan metodologi yang dipergunakan KARS untuk melakukan survei on-site dng standar akreditasi versi 2012 Melalui telusur diharapkan.
Materi (11) MK SIK Kesmas-smt 3
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT (SNARS) EDISI 1
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
tika afriani,m.farm.,apt. universitas mohammad natsir
MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
Komite farmasi dan terapi
FARMASI RUMAH SAKIT KELOMPOK 6.
AKSES KE RUMAH SAKIT DAN KONTINUITAS PELAYANAN (ARK)
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RS EDISI 1 DR.Dr.Sutoto,M.Kes
PROGRAM NASIONAL.
LANGKAH - LANGKAH ANALISIS AKAR MASALAH ( AAM / RCA )
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
MANAJEMEN INFORMASI DAN REKAM MEDIK (MIRM)
SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)
INTRODUCTION FARMASI KLINIK
KETRAMPILAN FARMASI KLINIK
Materi (11) MK SIK Kesmas-smt 3
Manajemen K3 dr. Elfizon Amir, SpPD, Finasim. Manajemen risiko pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko,  tujuan.
National Nosocomial Infection Control (Policy & Manajemen)
Manajemen Kolaborasi Kebidanan Oleh : Rani Kusmirani.
Oleh : Rani Kusmirani. PENDAHULUAN Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai kewenangan yang diberikan dengan maksud meningkatkan.
Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien
PATIENT SAFETY Emmelia Astika Fitri Damayanti, Ns., M.Kep.
MANAJEMEN RISIKO PELAYANAN Disampaikan pada : Pelatihan Manajemen Puskesmas Rawat Inap Dinas Kesehatan Kab. Sukoharjo Selasa, 19 Nopember 2013.
By Jukas Mirnoto, S.Kep.,Ns SASARAN KESELAMATAN PASIEN.
PRINSIP DAN KONSEP PASIEN SAFETY Kelompok 1 :  Lia Siti Sonali  Lilis Setiawati  Neri Purwani  Rustayim  Yati Kusmiati.
PEN DAHULU AN MENGAPA UPAYA KESEHATAN KERJA PENTING ? Pekerja kemungkinan akan mendapat masalah terkait pekerjaan dan lingkungan pekerjaan disamping masalah.
Transcript presentasi:

7 STANDAR KESELAMATAN PASIEN 1. Hak pasien 2. Mendidik pasien dan keluarga 3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan 4. Metode-metode kerja 5. Peran kepemimpinan 6. Mendidik staf 7. Komunikasi

Istilah yang berhubungan dengan cedera akibat obat Adverse event Adverse drug event Adverse drug reaction Medication error Side effect

medication error sesuai dampak Kategori Hasil No error A Kejadian atau yang berpotensi untuk terjadinya kesalahan Error, no harm B Terjadi kesalahan sebelum obat mencapai pasien C Terjadi kesalahan dan obat sudah diminum/digunakan pasien tetapi tidak membahayakan pasien D Terjadinya kesalahan, sehingga monitoring ketat harus dilakukan tetapi tidak membahayakan pasien Error, harm E Terjadi kesalahan, hingga terapi dan intervensi lanjut diperlukan dan kesalahan ini memberikan efek yang buruk yang sifatnya sementara F Terjadi kesalahan dan mengakibatkan pasien harus dirawat lebih lama di rumah sakit serta memberikan efek buruk yang sifatnya sementara G Terjadi kesalahan yang mengakibatkan efek buruk yang bersifat permanen H Terjadi kesalahan dan hampir merenggut nyawa pasien contoh syok anafilaktik Error, death I Terjadi kesalahan dan pasien meninggal dunia

Pengelompokan medication error sesuai dengan proses Tipe medication errors Keterangan Unauthorized drug Obat yang terlanjur diserahkan kepada pasien padahal diresepkan oleh bukan dokter yang berwenang Improper dose/quantity Dosis, strength atau jumlah obat yang tidak sesuai dengan yang dimaksud dalam resep Wrong dose preparation method Penyiapan/formulasi atau pencampuran obat yang tidak sesuai Wrong dose form Obat yang diserahkan dalam dosis dan cara pemberian yang tidak sesuai dengan yang diperintahkan di dalam resep

Tipe medication errors Keterangan Wrong patient Obat diserahkan atau diberikan pada pasien yang keliru yang tidak sesuai dengan yang tertera di resep Omission error Gagal dalam memberikan dosis sesuai permintaan, mengabaikan penolakan pasien atau keputusan klinik yang mengisyaratkan untuk tidak memberikan obat yang bersangkutan Extra dose Memberikan duplikasi obat pada waktu yang berbeda Prescribing error Obat diresepkan secara keliru atau perintah diberikan secara lisan atau diresepkan oleh dokter yang tidak berkompeten Wrong administration Technique Menggunakan cara pemberian yang keliru termasuk misalnya menyiapkan obat dengan teknik yang tidak dibenarkan (misalkan obat im diberikan iv) Wrong time Obat diberikan tidak sesuai dengan jadwal pemberian atau diluar jadwal yang ditetapkan

Berbagai faktor yang berkontribusi dalam medication error Komunikasi Kondisi lingkungan Gangguan Beban kerja Edukasi

Metode pendekatan dilakukan sebagai upaya menurunkan medication error Mendorong fungsi dan pembatasan Komputerisasi secara otomatis Standarisasi prosedur Sistem kontrol Peraturan dan kebijakan Pendidikan dan informasi Hati-hati dan waspada

Pengobatan rasional  keselamatan pasien pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dosis yang sesuai dengan kebutuhan, periode waktu yang tepat, dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat banyak  Menghindari medication errors

Peran apoteker dalam menngkatkan keselamatan pasien Mengelola laporan medication error. Mengidentifikasi pelaksanaan praktik profesi terbaik untuk menjamin keselamatan pasien. Mendidik staf dan klinisi terkait lainnya untuk melaksanakan praktik pengobatan yang aman. Berpartisipasi dalam komite/tim yang berhubungan dengan keselamatan pasien. Terlibat dalam pengembangan dan pengkajian kebijakan penggunaan obat. Memonitor kepatuhan terhadap standar pelaksanaan keselamatan pasien yang ada.

Tahapan-tahapan yang memerlukan peran apoteker: Pemilihan perbekalan farmasi Pengadaan Penyimpanan Skrining resep Dispensing KIE Penggunaan obat Monitoring dan evaluasi

E. Pencatatan dan Pelaporan Meliputi : Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), dan kejadian Sentinel  saat ini belum dilakukan dalam pelayanan kefarmasian Sampai sekarang belum ada panduan untuk pelaporan  yang dilakukan pencatatan untuk monitoring dan evaluasi

Langkah-langkah pencapaian keselamatan pasien : Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien Memimpin dan mendukung staf Mengembangkan sistem pelaporan Melibatkan komunikasi dengan pasien Belajar dan berbagi pengalaman Mencegah KTD, KNC, dan kejadian sentinel

Perlunya pelaporan menurunkan insiden patient safety yang terkait KTD, KNC, dan kejadian sentinel, meningkatkan mutu pelayanan, memonitor upaya pencegahan terjadinya kesalahan Mendorong dilakukannya investigasi lebih lanjut

Alur pelaporan Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial terjadi, ataupun yang nyaris terjadi. Laporan insiden dapat dibuat oleh siapa saja atau staf farmasi yang pertama kali menemukan kejadian atau terlibat dalam kejadian. Pelaporan dilakukan dengan mengisi “Formulir Laporan Insiden” yang bersifat rahasia.

Alur pelaporan insiden ke tim Keselamatan Pasien (KP) di rumah sakit(internal) insiden (KNC/KTD/Kejadian Sentinel) Tindak lanjut (dicegah/ditangani) Buat laporan insiden ( isi formulir pada akir kerja dan diserahkan ke APA) APA memeriksa laporan ( melakukan grading risiko) Dilihat hasil investigasi dan dilaporkan ke tim KP di RS Tim KP RS menganalisis lagi hasil investigasi dan laporan insiden

Con’t Untuk grade kuning/merah, Tim KP di RS akan melakukan Root Cause Analysis (RCA) Tim KP di RS akan membuat laporan dan rekomendasi untuk perbaikan serta “pembelajaran” berupa: petunjuk/safety alert Hasil Root Cause Analysis (RCA), rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada direksi Rekomendasi untuk “Perbaikan dan Pembelajaran” diberikan umpan balik kepada instalasi farmasi APA akan membuat analisis dan tren kejadian di satuan kerjanya, monitoring dan evaluasi perbaikan oleh Tim KP di RS

Alur pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) (Eksternal) Laporan Hasil investigasi sederhana/analisis akar masalah/ RCA yang terjadi pada pasien dilaporkan oleh Tim KP di RS (internal)/ Pimpinan RS ke KPRS dengan mengisi formulir Lporan Insiden Keselamatan Pasien. Laporan dikirim ke KKP-RS lewat POS atau kurir ke alamat Sekretariat KKP-RS d/a Kantor PERSI : Jl. Boulevard Artha Gading Blok A-7 A No 28, Kelapa Gading Jakarta Utara 14240. Telp (021) 45845303/304

Analisis Matriks Risiko dilakukan untuk menentukan seberapa besar risiko suatu insiden berdasarkan dampak dan probabilitasnya. Penilaian dampak dapat diartikan sebagai seberapa berat akibat yang dialami pasien mulai dari tidak ada cedera sampai meninggal. Penilaian tingkat probabilitas dapat diartikan sebagai seberapa seringnya insiden tersebut.

Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, masukkan ke dalam tabel matriks grading risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko. Skor risiko ini ditentukan dengan menggunakan tabel matriks grading risiko, yaitu: - Pada kolom kiri: frekuensi. - Pada baris kearah kanan: dampak. - Pertemuan antara frekuensi dan dampak: ditetapkan untuk mendapatkan warna bands.

Tabel matriks Grading Risiko

Bands biru : rendah  investigasi sederhana Skor risiko akan menentukan prioritas risiko. Jika pada penilaian risiko ditemukan dua insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama, maka untuk memilih prioritasnya dapat menggunakan warna bands risiko. Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam 4 warna yaitu biru, hijau, kuning, merah. Skala prioritas bands risiko adalah : Bands biru : rendah  investigasi sederhana Bands hijau : sedang  inv. sederhana Bands kuning : tinggi  inv. komprehensif/RCA Bands merah : sngt tinggi  inv. komprehensif/RCA

Tindakan yg dilakukan setelah diketahui tingkat dan bands risiko

MONITORING DAN EVALUASI

TUJUAN MONITORING Mendapatkan gambaran keadaan saat ini Membandingkan pola penggunaan obat Penilaian berkala atas penggunaan obat spesifik (efek terapi, efek samping, dan kepatuhan) Menilai pengaruh intervensi atas pola penggunaan obat.

TUJUAN PEMANTAUAN ESO Menemukan ESO (Efek Samping Obat) sedini mungkin  berat, tidak dikenal, dan jarang. Menentukan frekuensi ESO yang sudah dikenal. Mengenal semua faktor yang mungkin dapat mempengaruhi timbulnya ESO, angka kejadian, dan hebatnya ESO.

MEMANTAU ESO Menganalisis laporan ESO. Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai risiko tinggi Mengisi formulir ESO Melaporkan ke Panitia ESO Nasional

KEPATUHAN PASIEN Non Compliance?? Terapi tidak optimal Terapi gagal Terjadi komplikasi  fatal Tingkatkan kepatuhan? Info obat & penggunaan KONSELING

KONSELING Tujuan?? Pemahaman pd pasien & tenaga kesehatan: Nama obat Tujuan pengobatan Jadwal pengobatan Cara penggunaan Lama penggunaan ESO Tanda toksisitas Cara penyimpanan Penggunaan obat2 lain Identifikasi & selesaikan masalah pasien terkait pengobatan

REVIEW KASUS

Medication Errors in the Emergency Department: Need for Pharmacy Involvement? Tahun 1996-2006 kunjungan ke UGD di US meningkat 32%, jumlah UGD menurun 5%. Pasien di UGD menumpuk Risiko keberbahayaan pada keselamatan pasien di UGD meningkat

Medication errors di UGD Sistem distribusi obat berbeda  ADC (automated dispensing cabinet)  tanpa pengawasan apoteker Resep dari dokter tidak diperiksa oleh apoteker

Medication errors di UGD Pennsylvania (1 Agustus 2009-31 Juli 2010) 2569 kasus Peringkat ketiga  6% Profil pasien UGD adalah sebagai berikut: 42,8% (1100) pasien dewasa 17-64 tahun 27,6% (710) pasien pediatrik <17 tahun 29,5% (759) pasien geriatri ≥65 tahun

Tipe Kejadian Medication Errors Jumlah Persentase Dosis salah/overdosis 452 17.6% Kelalaian obat 353 13.7% Lain-lain 301 11.7% Obat salah 269 10.5% Dosis salah/underdose 180 7.0% Dosis ekstra 140 5.4% Salah rute pemberian 130 5.1%

Overdosis?? Obat yang diresepkan Jumlah Persentase Deksametason 32 7,1% Heparin 30 6,6% Ibuprofen 20 4,4% Tamiflu ® 19 4,2% Asetaminofen 17 3,8% Gentamisin 15 3,3% Keorolak 12 2,7% Prednisolon 10 2,2% Hidromorfon Azitromisin

Apoteker?? Sering tidak menjadi bagian dari proses penggunaan obat di UGD. Peran apoteker biasanya hanya terbatas pada penyiapan ADC, penyiapan larutan IV untuk keadaan darurat, dan pemeriksaan secara retrospektif terhadap peresepan. harusnya apoteker juga dapat memeriksa kesalahan peresepan yang mungkin dilakukan dokter kepada pasien di UGD.

Strategi mengurangi risiko medication error di UGD 1. Bekerja sama dengan apoteker apoteker secara prospektif memeriksa peresepan dokter.  mengurangi kejadian penggantian obat, obat menjadi lebih mudah tersedia, dan meningkatkan kepatuhan.  membantu dalam pemilihan obat, rute pemakaian obat, monitoring pasien.

Strategi mengurangi risiko medication error di UGD 2. Kerjasama multidisipliner pasien pediatri yang mengalami trauma,  kerjasama antara dokter spesialis anak, koordinator perawatan anak, perawat anak, apoteker, dan pelayanan trauma. 3. Pembatasan Jumlah dan jenis obat, jenis dosis

Strategi mengurangi risiko medication error di UGD 4. Pengulangan double check oleh dua orang yang berbeda Verifikasi permintaan obat Sistem komputerisasi yang dapat mendeteksi adanya medication error.

Strategi mengurangi risiko medication error di UGD 5. Pencatatan berat badan pasien Alat tersedia, mudah & akurat Mewajibkan dituliskannya berat badan pada rekam medis pasien. Standardisasi ke dalam satuan kilogram. Penggunaan “hard stop” pada sistem komputer yang tidak mencantumkan berat badan pasien.

Strategi mengurangi risiko medication error di UGD 6. Informasi obat Perawat siap mengakses informasi mengenai obat darurat standar. Menyediakan staf yang siap mengakses informasi obat secara online.