STRATEGI KPI MENINGKATKAN KECERDASAN MASYARAKAT MENGGUNAKAN MEDIA Dr. Iswandi Syahputra, M.Si Komisioner KPI Pusat
Kita semua yang hidup di zaman ini sudah di kepung oleh media massa, terutama TELEVISI. Televisi hadir sebagai anggota keluarga yang tidak tercatat dalam kartu keluarga. Televisi memiliki kemampuan dahsyat dalam proses membentuk kesadaran palsu, bersifat fiktif dan imajinatif.
Sebutkan 3 kriteria wanita cantik menurut Anda ; Putih (?) Tinggi (?) Langsing (?) Rambut rebonding (?)
Fakta lain dari dampak buruk Televisi...
Agar dapat tumbuh dan hidup sehat dalam kepungan media massa terutama televisi, kita semua perlu menggunakan perspektif (cara pandang) baru, yaitu media literasi. Literasi media sebagai suatu perspektif yang secara aktif kita gunakan ketika menerima pajangan media dalam rangka melakukan intepretasi makna pesan (media litercay is a perspective that we actively use when exposing ourselves to the media in order to intepret the meaning of the message we encounter) (Potter, 2001 : 4).
5 Pertanyaan Kunci Media Literasi Untuk menjadi literate, maka perlu diajukan pertanyaan berikut ini : 1. Siapa yang membuat pesan? 2. Teknik apa yang membuat saya menarik? 3. Bagaimana orang lain bisa berbeda dengan saya dalam memahami pesan media? 4. Gaya hidup atau nilai apa yang direpresentasikan dalam pesan tersebut? 5. Mengapa pesan ini disampaikan?
Diet Televisi Ini sebuah gerakan sosial (selain gerakan Hari Tanpa TV, Matikan TV-mu!) yang dikembangkan oleh Teresa Orange dan Louise O’Flynn (dalam The Media Diet for Kids, 2008). Gerakan ini dilatar belakangi oleh keprihatinan terhadap pola konsumsi atau menonton tayangan TV yang berlebihan. Sasaran utama dari gerakan ini adalah anak (anak-anak dan remaja) yang belum memiliki kemampuan dasar menyeleksi tayangan Televisi.
Mengapa Perlu Diet Televisi? Anak usia 8-18 tahun menghabiskan 7 jam 38 menit untuk mengkonsumsi berbagai media dalam sehari dengan urutan: a. TV 4:29 jam b. Musik 2:31 jam c. Komputer 1:29 jam d. Video games 1:13 jam e. Media Cetak 38 menit f. Movie 25 menit (Sumber : Kaiser Foundation, 2010) Di Indonesia, anak-anak menonton TV 30-35 jam seminggu atau sekitar 1.800 jam setahun, dan bermain video games sekitar 10 jam seminggu. (Sumber : YPMA, 2004).
Jumlah Jam Normal Menonton Televisi Usia 3 – 7 tahun : 30 menit sehari Usia 7 – 12 tahun : 1 jam sehari Usia 12 – 15 tahun : 1 jam 30 menit sehari Usia 16 tahun ke atas : 2 jam sehari Anak usia di bawah 3 tahun tidak direkomendasikan untuk menonton Televisi.
Diet Televisi dapat dilakukan dengan cara mengetahui : Tips "mematikan layar kaca”. Tips mengontrol dan mengawasi hal-hal yang ditampilkan TV. Tips mengawasi konsumsi TV. Tips rencana menonton TV. Tips menyuguhi anak permainan alternatif.
Sikap Kritis Terhadap Televisi Televisi menciptakan kebutuhan palsu (false need). Seakan tahu segalanya, padahal tidak mengetahui apapun. Atau, mengetahui banyak informasi, tetapi informasi yang tidak berharga buat meningkatkan kualitas hidup. Televisi menciptakan rasa lelah/jenuh informasi (Information fatigue).
Televisi menciptakan kontrol palsu (False sense of control) Televisi menciptakan kontrol palsu (False sense of control). Merasa dapat mengontrol isi media yang dikonsumsi (karena memegang remote), padahal sebenarnya pola konsumsinya sendiri sudah dikendalikan oleh televisi. Telivisi menciptakan kecenderungan untuk meyakini realitas sebagaimana yang dikonstruksikan oleh media (Faulty beliefs).
Tips Sikap Kritis Tidak mudah percaya dengan apa yang disajikan TV. Dapat memahami dan mengaparesiasi isi pesan tayangan. Dapat menyeleksi isi tayangan. Tidak mudah terkena dampak negatif. Dapat mengambil manfaat dari isi tayangan yang ditonton. Dapat mengatur kapan waktu menonton televisi dan membatasi jumlah jamnya.
‘5 S’ Racun Televisi SADIS (KEKERASAN) SARU/SEX SARA (KONFLIK) SIHIR/SUPRANATURAL SEDIH/SUSAH
Jarak Sehat Menonton Televisi Menonton televisi terlalu dekat tidak baik buat kesehatan mata. Televisi memancarkan cahaya berupa gelombang elektromagnetik yang dapat menyebabkan miopi/piopi. QUIZ : Berapa jarak sehat menonton televisi?
Alternatif Pengganti TV VCD/DVD Pendidikan Membaca Bermain Mengunjungi perpustakaan/toko buku Mengikuti kegiatan olah raga Mengikuti kegiatan kesenian Bermain dengan teman sebaya di luar rumah Mengikuti kelompok belajar, kelompok ilmiah Mengikuti kegiatan keagamaan Mencoba resep masakan, membantu ortu (memasak, mencuci, berkebun, dll) Ingatlah : Anak sukses dalam belajar bukan dari menonton TV tetapi dari membaca Buku.
APA KABARNYA KPI? Aturannya ; KPI merupakan lembaga negara independen yang mengatur hal-hal mengenai penyiaran. Faktanya ; KPI hanya diberikan kewenangan terbatas pada konten siaran. KPI memiliki kewenangan menjatuhkan sanksi pelanggaran siaran. Tidak semua sanksi menjadi kewenangan KPI. Seluruh LP wajib menta’ati sanksi yang diberikan KPI. LP menentang aturan dan sanki yang dibuat oleh KPI.
Pengawasan Isi Siaran Selama tahun 2011 mengeluarkan 55 sanksi administratif kepada lembaga penyiaran akibat pelanggaran terhadap P3SPS dengan mengeluarkan 44 teguran tertulis pertama dan 8 teguran tertulis kedua, penghentian sementara mata acara sebanyak 2 dan 1 sanksi pembatasan durasi dan waktu siaran.
Lembaga penyiaran yang mendapatkan sanksi administratif KPI Pusat terbanyak pada 2011 adalah SCTV sebanyak 12 sanksi. Selanjutnya 7 sanksi dijatuhkan kepada ANTV sdan Trans TV. Trans7 mendapat 6 sanksi. Indosiar dan RCTI msaing-masing mendapatkan 5 sanksi. Selanjutnya Metro TV mendapatkan 4 sanksi. MNC TV dan TVOne masing-masing mendapatkan 3 sanksi. TVRI 2 sanksi Dan Global TV sebanyak 1 sanksi.
Pengaduan Masyarakat Di antara sejumlah lembaga penyiaran yang diadukan oleh publik, yang paling banyak diadukan secara berturut-turut adalah RCTI, Trans TV, SCTV, Trans 7, ANTV, Indosiar, MNC TV, Global TV, TV One, Metro TV, TVRI, dan O Channel.
Jadikan TV sebagai pilihan, PENUTUP Jadikan TV sebagai pilihan, bukan kebiasaan. ”Jika kita menyerahkan diri kita pada TV, maka semakin kuatlah dia. Tetapi jika kita melawannya, maka semakin lemahlah dia.” (Edwin Louis Cole)
PENGADUAN www.kpi.go.id/ SADIS (KEKERASAN) SARU/SEX SARA (KONFLIK) Jika Anda menemukan tayangan televisi yang mengandung unsur : SADIS (KEKERASAN) SARU/SEX SARA (KONFLIK) SIHIR/SUPRANATURAL SEDIH/SUSAH Adukan segera ke : Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah Jalan. Tri Lomba Juang No. 6 Semarang Telp : 024-8448608 – SMS : 081326026000 Atau kunjungi situs KPI : www.kpi.go.id/