SIRKULASI
COORDINATING AND INTEGRATING SYSTEM ENDOCRINE SYSTEM NERVOUS SYSTEM CIRCULATORY SYSTEM
TERDIRI DARI: JANTUNG SEBAGAI POMPA SISTEM PEMBULUH DARAH SEBAGAI SALURAN
FUNGSI UMUM: - MEMELIHARA HOMEOSTASIS DAN HOMEODINAMIS FUNGSI KHUSUS: - TRANSPORTASI NUTRIEN DAN SISA METABOLISME - DISTRIBUSI HORMON - REGULASI FUNGSI ORGAN - REGULASI SUHU TUBUH
SISTEM SIRKULASI 4 ELEMEN PENTING:. 1. CAIRAN (DARAH). 2. POMPA. 3 SISTEM SIRKULASI 4 ELEMEN PENTING: 1. CAIRAN (DARAH) 2. POMPA 3. SALURAN 4. KAPILER CAIRAN : DARAH 45 % SEL DARAH 55% PLASMA: - 90% AIR PROTEIN, LEMAK, HORMON, NUTRIEN, ELEKTROLIT VOLUME DARAH: 4 - 6 LITER (8% BB) PERUBAHAN VOL. DAN ISI DARAH PERUBAHAN SIRKULASI
JANTUNG POMPA UTAMA DARI SIRKULASI TERDIRI DARI: 2 ATRIUM, 2 VENTRIKEL NODUS SA, NODUS AV, SERABUT PURKINJE SEL OTOT-- MYOCYTES, MEMBENTUK SINSITIUM-- SINSITIUM ATRIUM DAN VENTRIKEL TUNDUK PADA HK “ ALL OR NONE”
JANTUNG SEBAGAI POMPA ADA KATUP URUTAN DEPOLARISASI DARI ATRIUM KE VENTRIKEL ADA SINSITIUM KONTRAKSI BERSAMA
SEL OTOT JANTUNG SEL OTOT JANTUNG (MYOCYTES) MYOFIBRIL ACTIN DAN MYOSIN DISKUS INTERKALARIS DESMOSUM DAN GAP JUNCTION ANNULUS FIBROSUS SINSITIUM : ATRIUM DAN VENTRIKEL RESPON “ ALL OR NONE”
SEL OTOT RANGKA
POTENSIAL AKSI PADA SEL OTOT JANTUNG PMI : - 80 SAMPAI - 85 mv PMI TERDIRI DARI : SPIKE (DEPOLARISASI CEPAT) PLATEAU REPOLARISASI YANG LAMBAT
SEL PACU SIMPUL SA : 80/M SIMPUL AV : 50 - 60 / M SABUT PURKINJE SEL OTOT ATRIUM DAN VENTRIKEL
SISTEM PENGHANTAR SA KE AV DAN OTOT ATRIUM : TRAKTUS WENCKEBACH, TRAKTUS THOREL. SIMPUL AV BENDEL HIS CABANG KIRI DAN KANAN, SERABUT PURKINJE, OTOT VENTRIKEL
GERAKAN SIRKUS (SIRKUS MOVEMENT) IMPULS MENYUSURI DINDING VENTRIKEL MELINGKAR SATU ARAH POTENSIAL AKSI CUKUP PANJANG REFRAKTERNYA
IMPULS AKAN BERJALAN TERUS BILA : LINTASAN PANJANG (JANTUNG MEMBESAR) KECEPATAN PENGHANTARAN BERKURANG (ADANYA BLOK) MASA REFRAKTER PENDEK (REAKSI TERHADAP OBAT-OBATAN)
ELEKTRO KARDIO GRAM (EKG) ELECTRO CARDIOGRAPHI (ECG) ELECTRO CARDIOGRAPH ELECTROCARDIOGRAM
ELEKTROKARDIOGRAFI
ELEKTROKARDIOGRAFI
JANTUNG SEBAGAI POMPA SEL PACU (PACE MAKER, IRAMA SINUS) SINSITIUM, KONTRAKSI BERURUTAN SIKLUS JANTUNG : SISTOLE (PERIODE KONTRAKSI) DIASTOLE (RELAKSASI)
FASE-FASE DALAM SIKLUS JANTUNG FASE PENGISIAN VENTRIKEL 70% (100 cc), LANGSUNG 30% (20 cc), KONTRAKSI ATRIUM FASE KONTRAKSI ISOMETRIK (ISO VOLUMETRIC CONTRACTION) FASE EJEKSI (EJECTION) FASE RELAKSASI ISOMETRIK (ISO VOLUMETRIC RELAXATION)
VOLUME AKHIR DIASTOLIK DAN VOLUME AKHIR SISTOLIK VENTRIKEL SELAMA DIASTOLIK PENGISIAN VENTRIKEL : 120 – 130 cc (VOLUME AKHIR DIASTOLIK) SELAMA SISTOLIK VENTRIKEL DARAH YANG DIPOMPA : 70 cc (“STROKE VOLUME”/ISI SEKUNCUP) VOLUME DARAH YANG TERSISA SEKITAR 50 – 60 cc (VOLUME AKHIR SISTOLIK) APABILA KONTRAKSI VENTRIKEL KUAT VAS 10 – 30 cc, VAD 200 cc
PENGATURAN FUNGSI JANTUNG 1. AUTOREGULASI INTRINSIK : PERUBAHAN VENOUS RETURN HK. FRANK-STARLING 2. PENGATURAN OLEH SARAF OTONOM SARAF SIMPATIS : KRONOTROFIK+,INOTROFIK+ SARAF PARASIMPATIS: KRONOTROFIK -, INOTROFIK –
BUNYI JANTUNG BUNYI JANTUNG PERTAMA : INTENSITAS RENDAH, SEDIKIT MEMANJANG (LUB) KATUP MITRAL DAN TRIKUSPIDALIS PADA PERMULAAN SISTOLE VENTRIKEL BUNYI JANTUNG KEDUA: INTENSITAS TINGGI, LEBIH PENDEK (DUP) KATUP AORTA DAN PULMONALIS SETELAH AKHIR SISTOLE VENTRIKEL BUNYI JANTUNG KETIGA: LEBIH LEMBUT, NADA RENDAH AKIBAT PENGISIAN VENTRIKEL YANG CEPAT BUNYI JANTUNG KEEMPAT: TERDENGAR SESAAT SEBELUM BUNYI JANTUNG PERTAMA KARENA PENGISIAN VENTRIKEL
CURAH JANTUNG (CARDIAC OUTPUT) JUMLAH DARAH YANG MAMPU DIPOMPA JANTUNG SETIAP MENIT DISEBUT CURAH JANTUNG (CARDIAC OUTPUT) CJ = SV x HR dimana : CJ = CURAH JANTUNG (CARDIAC OUTPUT) SV = STROKE VOLUME (ISI SEKUNCUP) HR = HEART RATE (frekuensi jantung/mnt)
METODE FICK CJ = --------------- OA - OV Dimana : KO CJ = --------------- OA - OV Dimana : CJ = CURAH JANTUNG KO = KONSUMSI OKSIGEN (ml/menit) OA = OKSIGEN ARTERI (ml/menit) OV = OKSIGEN VENA (ml/menit)
BERBAGAI FAKTOR YANG MENGATUR CURAH JANTUNG MELALUI : FREKUENSI JANTUNG ISI SEKUNCUP
PENGATURAN TERINTEGRASI CURAH JANTUNG SELAMA KERJA OTOT, PENINGKATAN LEPAS MUATAN SIMPATIS MENYEBABKAN KONTRAKSI MIOKARD MENINGKAT, FREKUENSI JANTUNG MENINGKAT, PENINGKATAN SEDIKIT ISI SEKUNCUP
ARUS BALIK VENA MENINGKAT, TEKANAN VENA MENINGKAT, VENOUS RETURN MENINGKAT, TEKANAN AKHIR DIASTOLE MENINGKAT, KONTRAKSI OTOT JANTUNG MENINGKAT SELAMA KERJA OTOT MENINGKAT, VENOUS RETURN MENINGKAT (POMPA OTOT MENINGKAT), RESPIRASI MENINGKAT, PENINGKATAN DILATASI PEMBULUH DARAH DALAM OTOT
POMPA OTOT SELAMA LATIHAN OTOT-OTOT YANG AKTIF TERUTAMA PADA TUNGKAI BAWAH AKAN MEMERAS DARAH DI VENA OTOT TERSEBUT (SEBAGAI POMPA OTOT), YANG MENYEBABKAN VENOUS RETURN MENINGKAT
PENGARUH INSPIRASI DAN EKSPIRASI PADA SAAT INSPIRASI DIAFRAGMA BERGERAK KE BAWAH (LEBIH DATAR), RONGGA DADA MEMBESAR SEHINGGA TEKANAN DALAM RONGGA DADA MENURUN.
PENURUNAN TEKANAN DALAM RONGGA DADA BERFUNGSI SEBAGAI DAYA PENGISAP SEHINGGA MENARIK DARAH MASUK KE JANTUNG (VENOUS RETURN MENINGKAT). DI SAMPING ITU GERAKAN DIAFRAGMA KE BAWAH/KE RONGGA PERUT MENYEBABKAN PENINGKATAN TEKANAN DALAM RONGGA PERUT YANG AKAN MEMERAS DARAH DALAM VENA DI RONGGA PERUT YANG JUGA AKAN MENINGKATKAN VENOUS RETURN. SEDANGKAN EKSPIRASI AKAN TERJADI SEBALIKNYA
PENGARUH LATIHAN PADA CURAH JANTUNG LATIHAN MENYEBABKAN PENINGKATAN DENYUT JANTUNG, ISI SEKUNCUP DAN ALIRAN DARAH BALIK (VENOUS RETURN) APABILA LATIHAN DILAKUKAN SECARA TERATUR MENYEBABKAN HYPERTROPI DARI OTOT JANTUNG YANG DIIKUTI DENGAN PENINGKATAN KEUATAN KONTRAKSI OTOT (KARENA PENINGKATAN PROTEIN KONTRAKTIL, MYOGLOBIN, SISTEM ENZYM DALAM OTOT), REAKSI BIOKIMIA DALAM OTOT LEBIH CEPAT.
TAMPAK JANTUNG LEBIH EFISIEN, SEHINGGA PADA ATLET YANG TERLATIH AKAN DIJUMPAI : FREKUENSI JANTUNG LEBIH RENDAH DARIPADA YANG BUKAN ATLET VOLUME AKHIR SISTOLE VENTRIKEL LEBIH BESAR ISI SEKUNCUP LEBIH BESAR
PEMBULUH DARAH 1. PEMBULUH DARAH ARTERI ELASTIS (DIAMETER < 2 cm) 2. PEMBULUH DARAH BEROTOT (MUSCULAR ARTERIES), Diameter < 1 cm 3. PEMBULUH DARAH ARTERI TERMINAL (diameter < 500 milimikron) dan ARTERIOLE (diameter < 100 milimikron) 4. PEMBULUH KAPILER 5. ARTERIOVENOUS ANASTOMOSIS (SHUNT VESSELS) 6. VENULE DAN VENA
ALIRAN DARAH (BLOOD FLOW) ALIRAN DARAH DALAM PEMBULUH DARAH DAPAT BERUPA : ALIRAN LAMINAR ALIRAN TURBULEN SINGLE FILE
DENYUTAN TEKANAN DALAM ARTERI SIRKULASI SISTEMIK TEKANAN DARAH DENYUTAN TEKANAN DALAM ARTERI JANTUNG MERUPAKAN POMPA YANG BERDENYUT DENYUTAN TERSEBUT MERAMBAT FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI TEKANAN NADI : ISI SEKUNCUP COMPLIANCE PEMBULUH ARTERI
TEKANAN DARAH DITENTUKAN OLEH : CURAH JANTUNG (CJ) TAHANAN PERIFER (TPR) BP = CJ x TPR BP CJ TAHANAN PERIFER TOTAL HR SV PRELOAD AFTER LOAD
ARTERIOLE DAN KAPILER VENA DAN FUNGSINYA PENYEBAB GERAKAN CAIRAN MELALUI MEMBRAN KAPILER ADALAH BEDA TEKANAN HIDROSTATIS BEDA TEKANAN OSMOTIK KOLOID VENA DAN FUNGSINYA JALAN DARAH UNTUK KEMBALI KE JANTUNG MENYIMPAN DARAH MENDORONG DARAH KEMBALI KE JANTUNG DENGAN POMPA VENA MENGATUR CURAH JANTUNG MELALUI VENOUS RETURN
VENOUS RETURN MENINGKAT APABILA MENINGKATNYA VOLUME DARAH MENINGKATNYA TONUS PEMBULUH DARAH BESAR SELURUH TUBUH OLEH KARENA MENINGKATNYA TEKANAN VENA PERIFER DILATASI ARTERIOLE SISTEMIK YANG MENURUNKAN TAHANAN PERIFER FAKTOR YANG MEMPERLAMBAT VENOUS RETURN TAHANAN VENA DAN TEKANAN VENA PERIFER EFEK TEKANAN HIDROSTATIS
SIRKULASI PARU TEKANAN DALAM SISTEM SIRKULASI PARU SISTOLIK VENTRIKEL KANAN 22 mmHg DIASTOLIK 0 – 1 mmHg TEKANAN VENA PULMONALIS 2 mmHg
MEKANISME PENGATURAN ALIRAN DARAH 1. MEKANISME PENGATURAN LOKAL OLEH KEBUTUHAN PERFUSI JARINGAN 2. MEKANISME PENGATURAN SISTEMIK OLEH HORMON 3. MEKANISME PENGATURAN SISTEMIK OLEH SARAF
PENGATURAN LOKAL OLEH KEBUTUHAN PERFUSI JARINGAN TERHADAP ZAT GIZI, OKSIGEN, GLUKOSE, ASAM AMINO, LEMAK, DLL. DALAM KULIT BERTUJUAN MEMINDAHKAN PANAS TUBUH KE UDARA SEKITAR DI GINJAL UNTUK MENGANGKUT ZAT-ZAT GINJAL UNTUK DI EKSKRESI DI OTAK UNTUK MENENTUKAN KONSENTRASI CO2, H2O DALAM OTAK DAN TINGKAT AKTIVITAS OTAK
PENGATURAN OLEH SARAF OTONOM PENGATURAN SARAF BERFUNGSI SANGAT CEPAT (DALAM 5 – 30 DETIK SUDAH MULAI) PENGATURAN SIRKULASI TERJADINYA SERENTAK
PENGATURAN HUMORAL ZAT VASOKONTRIKTOR: NOREPINEFRIN DAN EPINEFRIN, ANGIOTENSIN, VASOPRESIN ZAT VASODILATOR: BRADIKININ, HISTAMIN, PROSTAGLANDIN
PENGATURAN TEKANAN ARTERI SECARA OPTIMAL DIPERLUKAN VOLUME DARAH YANG NORMAL (CUKUP) TEKANAN DARAH NORMAL PALING PENTING DILAKUKAN ADALAH : MENGEMBALIKAN TEKANAN DARAH MENGEMBALIKAN VOLUME DARAH
DALAM TUBUH ADA BEBERAPA PENGATUR TEKANAN DARAH, YAITU: PUSAT VASOMOTOR VASOCONSTRICTOR (PRESSOR) VASODILATOR (DEPRESSOR) CHEMORESEPTOR LAIN CHEMORESEPTOR CENTRAL CARDIAC CHEMORESEPTOR BARORESEPTOR ARTERIAL BARORESEPTOR CAROTID BARORESEPTOR (PADA SINUS CAROTICUS) AORTIC BARORESEPTOR (PADA ARCUS AORTA) CARDIAC BARORESEPTOR
PADA JANTUNG JUGA TERDAPAT RESEPTOR REGANGAN YANG DIBEDAKAN MENJADI DUA JENIS : VENO-ARTERIAL MECHANORESEPTOR (REFLEKS BAINBRIDGE) UNMYELINATED MECHANORESEPTOR (REFLEKS BEZOLD-JARISCH) 2. PENGATURAN EKSTRINSIK DARI TAHANAN PERIFER a. PENGATURAN SARAF SARAF VASOKONTRIKSI SARAF VASODILATASI PARASIMPATIS VASIDILATATOR AKAR DORSAL. VASODILATASI (TRIPLE RESPONSE RED, WHEAL, FLARE)
b. PENGATURAN ENDOKRINE VASOCONSTRICTIVE HORMONE VASODILATASI KEDUANYA 3. PENGATURAN INTRINSIK TAHANAN PERIFER SUHU METABOLISME AUTOCOID NITRIC OXIDE (NO)
PENGATURAN TEKANAN DARAH MEKANISME PENGATUR TEKANAN DARAH YANG BEKERJA JANGKA PENDEK (CEPAT MEKANISME PENGATUR TEKANAN DARAH YANG BEKERJA JANGKA PANJANG BARORESEPTOR ISKEMIA SUSUNAN SARAF PUSAT
Ad 2. MEKANISME JANGKA PANJANG MEKANISME HUMORAL PENGATURAN TEKANAN ARTERI YANG MELALUI MEKANISME HUMORAL ADALAH MEKANISME SBB: a. MEKANISME VASOKONTRIKSI NOREPINEFRIN-EPINEFRIN b. MEKANISME VASOKONTRIKSI RENIN- ANGIOTENSIN c. MEKANISME ALDOSTERON
SYOK SIRKULASI SYOK ADALAH SUATU SINDROM ATAU KEADAAN DIMANA TERJADI GANGGUAN PERFUSI DARAH KE SELURUH TUBUH TERUTAMA ORGAN-ORGAN VITAL SEPERTI OTAK GEJALA-GEJALA PENURUNAN TEKANAN DARAH, NADI CEPAT DAN LEMAH PUCAT, BADAN (KULIT) DINGIN SAMPAI BIRU, LEMAH SAMPAI PINGSAN
PENYEBAB SYOK SIRKULASI KARENA CURAH JANTUNG TIDAK MEMADAI KARENA - PENURUNAN KEMAMPUAN POMPA JANTUNG (SYOK KARDIOGENIK) - PENURUNAN VOLUME DARAH (SYOK HIPOVOLEMIK) - SYOK KARENA PERDARAHAN (SYOK HEMORAGIK) - SYOK DISTRIBUTIF, VOLUME DARAH NORMAL TETAPI KAPASITAS SIRKULASI MENINGKAT KARENA VASODILATASI YANG KUAT, VENOUS RETURN MENURUN DAN CURAH JANTUNG MENURUN