Arti sengsara YESUS bagi suami istri Pdt. Alexius Letlora S.Th, M.Min GPIB JEMAAT IMMANUEL DI BEKASI
Lukas 22 : 63 - 71 22:63 Dan orang-orang yang menahan Yesus, mengolok-olokkan Dia dan memukuli-Nya. 22:64 Mereka menutupi muka-Nya dan bertanya: "Cobalah katakan siapakah yang memukul Engkau?" 22:65 Dan banyak lagi hujat yang diucapkan mereka kepada-Nya. 22:66 Dan setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka, 22:67 katanya: "Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami." Jawab Yesus: /"Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya;* 22:68/dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab.* 22:69 Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa."* 22:70 Kata mereka semua: "Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?" Jawab Yesus: /"Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah."* 22:71 Lalu kata mereka: "Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri."
Salib adalah puncak Penderitaan Yesus: sebab sebelum tiba di salib sebuah proses dijalani. Teterrimun et credulis simum - kematian yang paling mengerikan dan menakutkan yang dapat dibayangkan manusia. Menjadi sebuah scandal – hal yang memalukan.
Ayat 63 - 65 Orang banyak itu mengejar kesenangan diatas penderitaan Yesus dengan mengolok – olok Dia. Menirukan cara Yesus mengajar. Orang banyak itu juga mencobai Yesus – untuk menghujat Yesus dengan mempertanyakan ‘siapakah yang memukul’. Rembrand – pelukis dari Belanda , melukiskan episode ini dengan menambahkan diujung lukisannya – bayangan seseorang yang hadir dalam tindakan menghujat. ITULAH REMBRAND SI PELUKIS.
Pengadilan Yesus adalah simbol keriuhan kuasa dosa yang bersifat MERUSAK DAN MEMALUKAN. Alasannya : Dosa MERUSAK hubungan antara Allah dan manusia dan berujung pada kejahatan terdapa sesama. Perikop bacaan ini menunjukkan bahwa dosa membuat manusia berada pada pengejaran – pursuit kesalahan sesama yang tidak berbuat salah. Dosa tidak pernah dilakukan dalam TERANG TETAPI GELAP , kenapa ? Sebab MEMALUKAN. Karena itu kita diutus untuk menjadi garam dan terang.
DOSA JUGA MERUSAK RELASI SUAMI -ISTRI
PENGARUH DOSA ATAS KEHIDUPAN KELUARGA Ketika Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, citra Allah terenggut dari mereka, dan secara sepihak manusia memisahkan diri dari Allah. Dosa jelas mengakibatkan banyak kerusakan dalam keluarga, dosa-dosa tersebut antara lain: Sikap tidak menghoramati dan berontak terhadap otoritas orang tua (Kej. 9:20). Hubungan-hubungan tidak pantas dalam pernikahan (Kej. 19:30-38). Istri memperdaya suami dengan tujuan merampas otoritas suami (Kej. 27:5-17). Ketidaksetiaan antara suami istri (Kej. 39:7). Orang tua yang tidak mendisiplin anak (1 Sam. 8:1-5). Sikap mementingkan diri sendiri dan ketidakjujuran dalam pernikahan (Kej. 20:10- 20).
Tetapi oleh sengsara itu : Ia memikul semua ke-sengsara-an kita. Mengolok – mocked - is Greek empaizo, "to subject to derision ( cemooh ), ridicule ( menertawakan ).” bukankah ini perilaku dosa yang menertawakan kebajikan. Kebajikan adalah ancaman serius bagi pendosa. Penolakan terhadap Yesus adalah penolakan yang selama ini sudah dilakukan kepada nabi-nabi yang terdahulu. Karakter dosa adalah selalu menolak kebenaran. YANG BERUJUNG KEMATIAN DAN KEBANGKITAN TERJALINLAH HUBUNGAN BARU ANTARA ALLAH DAN MANUSIA. JUGA MANUSIA DAN SESAMANYA SEBUAH HUBUNGAN YANG DILANDASI KEMENANGAN ATAS DOSA.
Jadi suami istri yang ditebus oleh Yesus selalu mengalami kekuatan untuk menjalani kehidupan yang terhormat dan penuh kasih diantara mereka.
SUAMI ISTRI DIPULIHKAN UNTUK TERUS MENDAKI JALAN UTAMA KEHIDUPAN
AYAT 66 - 71 Dalam peristiwa kematian seseorang / keluarga ingin mendengar ‘ucapan terakhir ‘. Kenapa ? Sebab didalamnya terkandung : Kejujuran. Pengakuan. Pernyataan. Dalam ayat-ayat ini ke-3 hal tersebut sangat tegas diungkapkan Yesus ditengah-tengah pengadilan Mahkamah Agama.
Yesus dengan JUJUR: Mengungkapkan bahwa imam imam kepala dan ahli taurat tidak akan memahami pernyataan - Nya yang berujung kepada kematian.
Ketika dalam kepura-puraan orang-orang Farisi dan Herodian datang kepada Yesus untuk mencobainya; “Guru, kami tahu Engkau orang jujur, dan Engkau tidak pernah takut kepada siapa pun.” Gaya hidup Yesus pada zaman-Nya menampakkan sesuatu yang lain dari kebanyakan orang Farisi dan Ahli Taurat Yahudi. Markus 12:14 : Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran. Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak? Haruskah kami bayar atau tidak?" Kejujuran-Nya membuat banyak orang terpesona, walaupun ini menjadi alasan kebencian banyak orang kepada Yesus pada zaman-Nya. Kejujuran membuka tabir-tabir kebohongan. Kejujuran mengalir menembus tembok keangkuhan dan keberdosaan. Kejujuran bagaikan lilin yang bernyala di tengah gelap gulita, walaupun resiko tertiup angin bahkan sampai padam selalu diterimanya.
Bertahannya Yesus dalam hidup adalah dengan kejujuran, kebenaran, keadilan dan kesucian hidup-Nya dalam kata dan tindakan, di satu pihak menjadi cermin bagi semua orang untuk melihat dan mengevaluasi hidup mereka, namun di lain pihak, menjadi ganjalan dan batu sandungan bagi sebagian orang yang hidup tidak jujur, bahkan karena alasan inilah fitnah diterima-Nya, penolakan didapatkan, dan akhirnya berpuncak pada tersalibnya Yesus di bukit Golgota.
Yesus dengan tegas MENGAKUI Bahwa Dialah Anak Manusia yang menjangkau manusia supaya mengalami pemulihan.
Pengakuan sebagai Anak memperlihatkan hubungan dekat dengan Bapa bahkan pada saat sengsara hubungan itu tetap terjaga. Anak Manusia merujuk kepada kesediaan Yesus untuk menjadi manusia sebab tanpa itu Ia tidak dapat menyelematkan manusia.
Didalam Yesus terjalinlah hubungan yang baru diantara manusia Didalam Yesus terjalinlah hubungan yang baru diantara manusia. Dalam konteks suami istri berarti : MENGAKUI YESUS MEMERLUKAN KESEDIAAN UNTUK MENJALIN HUBUNGAN DENGAN CARA MENGOSONGKAN DIRI.
Yesus membuat PERNYATAAN. Bahwa Dialah Anak Allah, yang menegaskan otoritas-Nya bukan dari dunia tetapi dari Allah Bapa. Otoritas ini bukan sebuah imajinasi tetapi sebuah kenyataan. Hanya dengan otoritas inilah kesengsaraan-Nya membangun relasi baru.
Allah yang adalah Roh tidak dapat dilihat manusia, tetapi melalui Yesus kita dapat mengenal Allah. Yesus adalah gambaran Allah yang tidak terlihat itu. Melalui Yesus kita dapat melihat sifat, pikiran, perasaan, kehendak, rencana, pekerjaan dari Allah yang Mahakuasa itu, (Yohanes 10:33-36). Jadi, arti kata “anak” adalah menunjukkan orang tersebut sama seperti bapanya atau gambaran dari bapanya. Kitab Ibrani 1:3 berkata, “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi.” Ayat ini menjelaskan dengan gamblang bahwa Yesus adalah Anak Allah dalam pengertian merupakan cahaya kemuliaan dan gambaran dari Allah yang tidak dapat dilihat itu. Apa yang tidak nampak pada Allah dapat kita lihat pada Yesus.
Dalam relasi suami istri-sengsara Yesus memberi makna : Menyatakan kasih dengan jujur. Kesepahaman yang dibangun dalam relasi komunikasi yang terjaga dan terawat.
Dan, apabila harus diteliti lebih dalam lagi, kata 'honest' (jujur) -- berasal dari bahasa Yunani, yaitu "kalos" yang artinya cantik, pemandangan yang indah. Jadi, kejujuran di hadapan Tuhan adalah segala sesuatu yang cantik dan indah ketika dipandang,dan untuk inilah Ia menyatakan berkatNya .
Dalam relasi suami istri, sengsara Yesus memberi makna Menyatakan pengakuan tentang pentingnya mengasihi dan menghormati. Menyatakan pengakuan bahwa didalam Yesus terwujud kemauan yang kuat untuk
Martabat suami juga ditopang dengan CINTA DAN HORMAT yang diwujudkan dalam relasi dengan Tuhan. Keanggunan seorang istri juga dibentuk oleh CINTA DAN HORMAT seorang suami yang mewujudkan relasinya dengan Tuah.
Dalam relasi suami istri : sengsara Yesus memberi makna : Adanya pernyataan yang kuat dan sungguh sungguh bahwa keduanya mengandalkan otoritas Allah didalam Yesus Kristus.
Maju terus bersama Yesus, sebab dalam persekutuan dengan-Nya jerih lelah sebagai suami istri tidak sia sia. Amin.