Oleh : kelompok 6 Murti Wulan Daru Rahadian Bagus P Selvi Oktaviana
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Pertanian merupakan usaha yang sangat tergantung pada alam. Meski dapat direkayasa dengan teknologi namum sebagian besar alam masih menjadi ganjalan utama pengembangan sektor pertanian. Iklim dan lahan merupakan komponen utama yang mempengaruhi keberhasilan usaha tani. Kelestarian alam merupakan upaya yang harus dilakukan petani agar usahataninya berhasil dan berkelanjutan. Penyempitan lahan pertanian di desa burneh kabupaten bangkalan, akibat dari alih fungsi lahan yang dulunya adalah areal persawahan yang sangat luas, sekarang telah banyak yang dijadikan ruko, rumah makan, dan tak sedikit pula yang menjadi areal pemukiman warga. Semenjak adanya jemabatan Suramadu desa burneh ini menjadi potensial daerah bisnis yang sangat strategis. Selain itu ledakan jumlah penduduk yang membutuhkan pangan baik daerah pedesaan dan daerah perkotaan, sejalan dengan Cliford Geertz yang menyatakan adanya involusi di sektor pertanian karena antara perkembangan penduduk (jumlah keluarga) tidak sebanding dengan kepemilikan lahan yang juga produktivitasnya sangat rendah, angkatan kerja yang membengkak, produktivitas lahan menurun drastis, dan melambungnya harga pupuk dan pestisida. Membuat petani kewalahan menghadapinya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA I. Pertanian Subsisten Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Pengertian petani subsisten yang telah disepakati pada seminar petani kecil di Jakarta pada tahun 1979 (BPLPP, 1979), adalah:sumber daya hayatimanusiapanganindustrienergilingkungan hidupnya 1. Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari setara 240 kg beras perkapita pertahun. 2. Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 hektar 3. Petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan yang terbatas. 4. Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamis. Pertanian subsisten secara rinci dapat diartikan sebagai suatu usaha bercocok tanam yang mengolah suatu lahan secara mandiri dan mengkonsumsi hasil pertanian secara individu atau kelompok juga. Di dalam sistem pertanian subsisten, pelaku yang mengolah lahan adalah individu ataupun anggota keluarga, dan hasil pertaniannya tidak diperjual belikan atau dengan kata lain hanya dikonsumsi oleh keluarga itu sendiri.
Teori klasik menyatakan bahwa jumlah hasil yang dijual ke pasar oleh rumahtangga petani akan tergantung pada tingkat harga produk, yaitu semakin tinggi harga produk maka akan semakin besar jumlah produk yang dijual. Namun, untuk produk komoditas subsisten ini pertimbangan harga produk tersebut bukan satu-satunya pertimbangan petani untuk memutuskan besaran jumlah barang yang dijual kepasar tetapi masih akan mempertimbangkan pula harga barang kebutuhan lain yang tidak diproduksi oleh rumahtangga petani tersebut. Boeke, yang menyatakan desa, sebagai pusat produsen pertanian (pangan), masih sangat gagap berhadapan dengan dunia industri. Karakteristik yang masih tradisional baik pada kultur, kehidupan sosial ekonomi, dan penggunaan teknologi sederhana dalam kehidupan sehari- hari (bertani) berimplikasi pada corak kematangan masyarakat yang ada. Pada level ini, sebelum kapitalisme merembes masuk ke desa, Boeke sering menyebut desa berswasembada dengan aktivitas internal yang dilaluinya. Hidup dengan harmonis, kebutuhan hidup dipenuhi sendiri, aktivitas ekonomi dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup bukan akumulasi kapital seperti dunia industri, dan desa berdiri mandiri tanpa banyak intervensi kapital dari luar.
Perkembangan kehidupan masyarakat pada dasarnya selalu mengarah pada kehidupan yang lebih baik. Setiap orang dan kelompok masyarakat dituntut untuk mengenban tugas tersebut sebagi suatu kewajiban. Todaro mengemukakan bahwa, pembangunan merupakan konsep yang tersusun dan terencana secara sistematis yang bertujuan untuk menciptakan suasana serta system baru, dan system itulah yang kemudian akan memberikan kondisi bagi berkembangnya tata nilai dalam kehidupan masyarakat. Sektor pertanian ini merupakan sektor penting dalam perekonomian kebanyakan negara berkembang. Hal ini dapat dilihat pada peranannya dalam menciptakan pendapatan nasional, walaupun besar peranan sektor pertanian di negara berkembang pada taraf permulaan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Pertanian memiliki kontribusi yang sangat besar kepada pembangunan (Lynn, 2003). Kontribusi pertanian tersebut adalah: 1. Meningkatkan persediaan makanan, 2. Pendapatan dari ekspor, 3. Pertukaran tenaga kerja ke sektor industry, 4. Pembentukan modal, 5. Kebutuhan akan barang-barang pabrik
Metode penelitian kualitatif dipilih oleh penulis sebagai metode atau cara yang tepat untuk mengumpulkan data dan mengembangkan data menjadi sebuah karya tulis karena metode penelitian ini sangat sesuai dengan tema yang diangkat dalam karya tulis ini yaitu Agriculture dan Industry Selain itu, karena metode penelitian kualitatif memiliki tujuan salah satunya adalah untuk menggambarkan realitas yang ada di masyarakat. I. Rancangan Penulisan Rancangan penulisan adalah kerangka kegiatan sebelum penelitian dilakukan, pada saat penelitian dilakukan, dan setelah penelitian dilakukan. Tahap persiapan Tahap pelaksanaan Pelaporan
Sampel dalam penelitian kualitatif diistilahkan dengan narasumber, informan, atau partisipan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan hasil wawancara atau tanya jawab dengan para masyarakat desa burneh untuk mendapat informasi dan data. Dan buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas penulis sebagai penunjang. III. Instrumen Penulisan Karena penulis menggunakan metode penelitian kualitatif maka instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti itu sendiri atau human instrumen yang berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan menyimpulkan hasil temuannya. (Sugiyono, 2007:222).
Sebagai langkah strategis untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan teknik : 1. Wawancara adalah kegiatan tanya jawab dengan beberapa pertanyaan mengenai masalah yang diteliti, dengan narasumber yang paham betul mengenai masalah yang diteliti yaitu mengenai kondisi dampak pekerja urban terhadap perekonomian lokal didesa Truni. Teknik pengumpulan data seperti ini kami pilih karena data yang didapat lebih kongkrit, keterangan yang diberikan lebih jelas, dan lebih lengkap. 2. Observasi adalah kegiatan peneliti mendatangi langsung para keluarga petani 3. Dokumentasi yang dilakukan oleh penulis adalah dokumentasi berbentuk tulisan yang dilakukan peneliti yaitu mengumpulkan data dan dokumen berbentuk tulisan yang berasal dari media cetak atau sumber pustaka. 4. Trianggulasi atau penggabungan teknik yaitu penggabungkan ketiga teknik yang dipakai untuk menghasilkan sebuah kesimpulan sesuai dengan pembahasan yang dilakukan oleh peneliti.