Psikologi sebagai Ilmu Dosen : Ravianty Dony, Psikolog
Psikologi sebagai Ilmu Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang memiliki syarat-syarat tertentu. Para ahli menyebutkan bahwa untuk dinyatakan sebagai ilmu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1) Mempunyai objek tertentu; 2) Mempunyai metode tertentu; 3) Tersusun secara sistematis; 4) Bersifat universal.
Objek Ilmu Ilmu harus mempunyai objek. Objek ilmu terdiri dari : a) Objek material sesuatu yang dikaji, dibahas atau diselidiki. Sering juga disebut pokok persoalan (subject matter). Satu objek material dapat ditinjau dari beberapa sudut pandangan, sehingga ada beberapa ilmu yang mempunyai objek material yang sama, tetapi sudut pandangnya berbeda. Contoh: psikologi, sosiologi, antropologi dan komunikasi mempunyai objek material yang sama, yaitu manusia, tetapi objek formalnya berbeda.
Objek Ilmu (lanjutan) b) Objek formal sudut pandang terhadap objek material ilmu tersebut. Dengan demikian, objek formal ilmu yang membedakan antara satu ilmu dengan ilmu yang lain. Satu objek formal hanya dimiliki oleh satu ilmu. Jika ada dua ilmu yang memiliki objek yang sama, maka pada hakikatnya ilmu tersebut adalah sama/identik. Objek formal suatu ilmu dapat dilihat dari definisi atau batasan dari ilmu tersebut. Objek material ilmu psikologi adalah manusia, sedangkan objek formalnya adalah jiwa dan tingkah laku manusia.
Metode Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri telah menggunakan metode ilmiah dalam cara kerjanya, antara lain mengumpulkan data dan informasi serta mengambil kesimpulan. Metode ilmiah adalah tata cara kerja yang dilakukan secara sistematis dan menggunakan metode yang tepat dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan sebagai suatu ilmu pengetahuan.
Metode (lanjutan) Metode ilmiah yang digunakan dalam psikologi antara lain: 1) Metode eksperimental metode dengan cara observasi atau pengamatan terhadap suatu percobaan tentang suatu gejala, kejadian atau tinggkah laku tertentu dalam pengondisian atau syarat-syarat yang telah ditetapkan. Contoh: kejadian tentang pengaruh kebisingan terhadap pemusatan perhatian atau daya konsentrasi, pengaruh suhu terhadap ketelitian menghitung. Pelaksanaan metode eksperimental bisa dilakukan di dalam atau di luar laboratorium.
Metode (lanjutan) 2) Metode non-Eksperimental metode yang tidak menggunakan eksperimen atau percobaan. Ada macam-macam metode non-eksperimental antara lain: a) Metode observasi pengamatan yang dilakukan secara terencana dan sistematis terhadap suatu objek dengan menggunakan alat tertentu. Terencana dan sistematis artinya pengamatan tersebut betul-betul direncanakan secara baik dan bukan suatu kebetulan. Alat yang digunakan waktu observasi : alat perekam, panduan observasi seperti skala penilaian. Metode observasi digunakan misalnya untuk mempelajari tingkah laku pasien dan perlakuan perawat.
Metode (lanjutan) b) Metode studi kasus metode yang dilakukan untuk merekonstruksikan riwayat pengalaman masa lalu klien berdasarkan laporan verbal yang bersangkutan, laporan keluarga, catatan harian dan dokumen lainnya. Metode ini mengkaji secara mendalam seluruh aspek-aspek dalam kehidupan klien.
Metode (lanjutan) c) Metode survei metode yang bertujuan menyimpulkan dan menganalisis sejumlah besar variabel melalui wawancara dan observasi. Survei digunakan untuk mengukur berbagai fenomena, mendiskripsikan, menganalisis, dan memprediksi. Survei dibagi dalam dua bentuk, yaitu: 1) Sensus yang mencakup seluruh anggota populasi; 2) Survei sampel survei yang dilakukan dengan mengambil sebagian anggota populasi yang mewakilinya. Contoh metode survei: perilaku masyarakat dalam menjaga kesehatan; model MCK; dan sumber air bersih yang digunakan masyarakat desa.
Metode (lanjutan) d) Metode Korelasional metode yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Artinya, seberapa besar satu variabel mempengaruhi variabel yang lain. Ada variabel yang mempengaruhi (variabel bebas) dan ada variabel yang dipengaruhi (variabel tergantung). Contoh: korelasi/hubungan antara tingkat ekonomi keluarga dengan status gizi balita, hubungan antara merokok dengan kanker paru- paru.
Metode (lanjutan) e) Metode komparatif membandingkan dua atau lebih suatu sifat, kejadian, kondisi, atau perilaku. Contoh: pola konsumsi makanan orang desa dan orang kota, perbandingan pola menyusui ibu-ibu wanita karir dan ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja.
Sistematika Psikologi Secara garis besarnya percabangan psikologi dibagi dua: A. Psikologi teoritis Psikologi berdasarkan teori. Tujuannya adalah untuk mengembangkan psikologi secara teoritis artinya menemukan dan mengembangkan teori-teori tentang tingkah laku manusia. Menurut Dahar (1989), ada 4 fungsi teori, yaitu: 1) Menyistematikan temuan-temuan, 2) Melahirkan hipotesis-hipotesis, 3) Membuat prediksi, 4) Memberikan penjelasan.
Sistematika Psikologi (lanjutan) Psikologi teoritis dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: 1) Psikologi Umum cabang psikologi teoritis yang mempelajari psikis dan tingkah laku manusia secara umum. Umum di sini dimaksudkan berlaku untuk semua jenis kelamin, kelompok, ras atau suku bangsa dan berlaku untuk manusia dewasa. Aktivitas psikis manusia tersebut misalnya ingatan, intelegensi, minat, sikap, emosi, perhatian dan motivasi. Dalam psikologi umum dijelaskan dalil-dalil yang bersifat umum berdasarkan aktivitas psikis tadi yang selanjutnya melahirkan teori-teori psikologi.
Sistematika Psikologi (lanjutan) 2) Psikologi Khusus psikologi yang mempelajari psikis dan tingkah laku manusia dalam situasi atau bidang khusus tertentu. Macam-macam psikologi khusus: a) Psikologi Perkembangan ilmu yang mempelajari perkembangan psikis dan tingkah laku manusia sejak lahir sampai masa tua. Psikologi perkembangan ini dapat dibagi menjadi: psikologi anak, psikologi remaja, psikologi dewasa, dan psikologi orangtua (gerontologi). b) Psikologi Sosial ilmu yang mempelajari tingkah l aku manusia dalam situasi sosial. c) Psikologi Kepribadian ilmu yang mempelajari struktur, sifat, jenis, dinamikan kepribadian manusia.
Sistematika Psikologi (lanjutan) d) Psikologi Abnormal ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang abnormal. e) Psikologi Pendidikan ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam situasi dan bidang pendidikan. f) Psikologi Wanita ilmu yang mempelajari aktivitas psikis dan tingkah laku wanita. g) Psikologi Manajemen ilmu yang mempelajari aktivitas dan tingkah laku manusia dalam bidang manajemen. h) Psikologi Massa ilmu yang mempelajari aktivitas psikis dan tingkah laku orang dalam situasi kelompok besar (massa). i) Psikologi Kriminal (forensik) ilmu yang mempelajari aktivitas psikis dan tingkah laku individu yang telah berbuat kejahatan (kriminal).
Sistematika Psikologi (lanjutan) B. Psikologi Terapan/Praktis ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dan bidang kehidupan praktis sehari-hari. Tujuan psikologi terapan adalah menemukan prinsip-prinsip psikologi dalam bidang kehidupan tertentu agar diperoleh efisiensi pemecahan masalah. Beberapa psikologi terapan antara lain: a) Psikologi Industri ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam bidang industri. Ruang lingkupnya mencakup: seleksi dan penempatan pegawai, pelatihan karyawan, peningkatan produktivitas kerja, dan disiplin karyawan.
Sistematika Psikologi (lanjutan) b) Psikologi Klinis ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam bidang klinis. Kajiannya meliputi tentang kelainan-kelainan jiwa dan perilaku kesehatan jiwa dan membantu individu yang mempunyai berbagai masalah dalam kehidupannya. c) Psikologi Konseling ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam situasi konseling. Ruang lingkupnya adalah tingkah laku klien dalam proses konseling, efektivitas konseling, dan perilaku konselor dalam proses konseling. d) Psikologi Dakwah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan tingkah laku manusia yang terkait dengan proses dakwah.
Sistematika Psikologi (lanjutan) e) Psikologi Wanita Hamil ilmu yang mempelajari tingkah laku wanita yang sedang hamil, berusaha mengungkapkan apa yang tersembunyi di balik perilaku wanita hamil tersebut, selanjutnya berusaha bagaimana mengendalikan dan mengarahkan perilakunya agar tercapai proses persalinan yang baik dan melahirkan anak yang sehat. f) Psikologi Keperawatan ilmu yang mempelajari tingkah laku individu dalam proses keperawatan. Tingkah laku yang dipelajari tersebut adalah tingkah laku pasien. Psikologi keperawatan berusaha menjelaskan, mengendalikan, dan mengarahkan perilaku pasien agar tercapai proses penyembuhan secara efektif.
Manfaat Mempelajari Psikologi Keperawatan Membantu individu atau calon perawat untuk lebih memahami dirinya. Orang yang belajar psikologi akan semakin paham tentang aspek-aspek psikis dan perilakunya serta hal-hal yang berkenaan dengan perilaku yang seharusnya dilakukan oleh seseorang. Membantu individu atau calon perawat untuk memahami tingkah laku orang lain, sehingga diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan baik. Membantu individu atau calon perawat untuk bekerjasama lebih baik dengan orang lain dan bertingkah laku sebagaimana diharapkan oleh orang lain.
Manfaat Mempelajari Psikologi Keperawatan (lanjutan) Membantu individu atau calon perawat untuk memperlakukan pasien secara tepat sesuai dengan kebutuhan dan harapannya. Hal tersebut dapat mendukung proses penyembuhan pasien. Membantu individu atau calon perawat untuk memperlakukan keluarga pasien secara tepat sesuai dengan kebutuhannya. Hal tersebut dapat meningkatkan kerjasama dengan keluarga pasien yang mendukung proses penyembuhan pasien. Membantu individu atau calon perawat untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan menajemen rumah sakit/klinik, dokter, sesama perawat. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pelayanan terhadap pasien.
Manfaat mempelajari psikologi keperawatan (lanjutan) Membantu individu atau calon perawat untuk meningkatkan kerjasama dengan dokter dan sesama perawat, pelayanan keperawatan bukanlah pelayanan yang bekerja secara perorangan, tetapi secara tim. Membantu individu atau calon perawat agar dapat berkomunikasi secara baik dengan pasien dan orang-orang di lingkungan kerjanya.
Ruang Lingkup Psikologi Keperawatan Analisis terhadap seluruh komponen yang terlibat dalam proses pelayanan keperawatan. Pembahasan difokuskan pada hakikat manusia, karakteristik pasien dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku individu. Kualitas pelayanan keperawatan kepada pasien dan keluarganya. Komunikasi perawat dengan mitra kerja, pasien dan keluarganya, serta sesama perawat. Perlakuan terhadap pasien dan pengendalian tingkah laku pasien.
Pelayanan Prima terhadap Pasien Pelayanan prima adalah pelayanan yang diberikan secara cepat, tepat, dan memuaskan kepada pelanggan atau relasi. Beberapa hal yang melatarbelakangi pentingnya pelayanan prima terhadap pasien antara lain: Keberadaan pasien yang memungkinkan perawat bekerja dan memperoleh penghasilan. Pasien adalah pribadi yang mempunyai kebutuhan dan keinginan untuk sehat. Oleh sebab itu tugas perawat untuk memenuhi keinginan pasien tersebut. Keberadaan pasien adalah pribadi yang penting sebagai sumber penghasilan klinik/rumah sakit
Pelayanan Prima terhadap Pasien (lanjutan) Pasien bukanah sebagai objek kegiatan, tetapi ia adalah manusia yang mempunyai pikiran dan perasaan. Pasien merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pekerjaan kita dan bukan orang yang menganggu pekerjaan kita. Pasien pada hakikatnya mempunyai kebutuhan untuk dihormati dan dihargai. Kepuasan pelanggan adalah tujuan pelayanan yang cukup penting, karena respons yang menyenangkan cenderung untuk diulangi kembali.