Maria Menolong dalam Pesta Nikah (Yohanes 2:1-11)
Dalam sebuah rumah di kota Kana terdengar keramaian Dalam sebuah rumah di kota Kana terdengar keramaian. Banyak orang tertawa dan menyanyi. Mereka juga makan dan minum dengan gembira. Di antara orang banyak itu ada dua orang, laki-laki dan perempuan, berpakain paling indah. Wajah keduannya berseri-seri penuh sukacita. Hari itu adalah hari pernikahan mereka. Banyak sekali tamu yang dating. Maria, ibu Yesus ada di antara mereka. Yesus dan para murid-Nya juga datang ikut bergembira. Akan tetapi…lihat itu. Mengapa mendadak wajah para pelayan begitu cemas? Mereka gelisah. Pengantin laki-laki pun ikut gelisah. Ibu Maria memperhatikan semua itu. “Apa yang terjadi?” pikirnya. Ia pun mendekati mereka, “Mengapa kalian tampak cemas? Ada apa?” tanyanya penuh perhatian.
Kami kehabisan anggur. ” kata mereka dengan lirih Kami kehabisan anggur?” kata mereka dengan lirih. “Oh, kasihan,” kata Ibu Maria. Maria bias merasakan betapa malunya mereka jika banyak tamu tidak mendapat anggur. Ia prihatin dengan keadaan itu. Mereka harus ditolong, tapi bagaimana caranya? Membeli anggur lagi? Di mana? Rasanya tidak mungkin untuk orang sebanyak itu. Ibu Maria benar-benar memikirkan kesulitan mereka. Ia memikirkan kepentingan mereka. Ia bingung bagaimana caranya mendapat anggur. Tiba-tiba, ia dapat akal. Ya, ia yakin Yesus pasti tahu keadaan ini. Berlahan-lahan ia mendekati Yesus, “Mereka kehabisan anggur,” bisik Ibu Maria. “Apa yang engkau inginkan dari-Ku, Ibu. Saat-Ku belum tiba,” jawab Yesus lembut.
Tetapi, Ibu Maria tetap percaya bahwa Yesus akan menolongnya Tetapi, Ibu Maria tetap percaya bahwa Yesus akan menolongnya. Ia segera ke dapur. Ia berpesan kepada para pelayan, ((Apa pun yang Yesus katakan nanti, lakukan saja ya!)). “Tak lama kemudian, Yesus menyuruh para pelayan mengisi semua tempayan dengan air sampai penuh.” “Untuk apa air ini? Kami ‘kan perlu anggur, piker para pelayan?”. Para pelayan itu sangat heran. Namun, mereka melakukan apa yang diminta Yesus. Dengan segera mereka mengisi mengisi semua tempayan yang ada di rumah itu sampai penuh. Mereka ingat pada pesan Ibu Maria, karena itu mereka tetap patuh. Dalam hati, para peelayan itu bertanya-tanya untuk apa tempayan-tempayan sebanyak itu harus diisi air.
“Setelah itu Yesus menyuruh para pelayan mengambil air itu sedikit dan membawanya kepada pemimpin pesta.” Lihatlah apa yang terjadi? Sungguh mengherankan, air itu telah berubah menjadi anggur yang sangat enak. Mereka terhindar dari rasa malu yang besar. Mereka terhindar dari kesulitan karena Ibu Maria sangat memperhatikan mereka. Ibu Maria telah berjuang menolong kepentingan mereka terlebih dahulu. Akhirnya, mereka tidak kekurangan anggur. Pesta itu berlangsung dengan meriah sampai selesai.
Memperhatikan kepentingan orang lain adalah sikap yang sangat baik, karena itulah yang Tuhan ingin kita lakukan. Rasul Paulus berkata,”…kita sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya, hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga”(Flp. 2:2-4).
Perkataan Rasul Paulus di atas hendak menegaskan bahwa siapa pun diri kita, apa pun keberadaan kita, dari mana pun asal kita, marilah kita bersama-sama memikirkan dan bertindak menolong orang lain yang memerlukan bantuan.
Penugasan: lihatlah isi pada kolom Peristiwa Penugasan: lihatlah isi pada kolom Peristiwa. Kemudian tulislah tindakan apa yang harus kamu lakukan pada kolom di sampingnya! peristiwa Tindakan yang dilakukan 1. Ibu membawa belanjaan yang banyak. Saya membantu membawa belanjaan. 2. Seorang anak jatuh di selokan 3. Temanku yang baru belum banyak mengenal teman sekelas 4. Temanku yang kadang-kadang mengganggu sedang jatuh sakit