Cardiac CT Stenosis Artery Coronary
Indikasi Klinis Cardiac CT
Coronary Angiography (Coronary CTA/CCTA)
Manfaat Mengetahui gambaran jantung dengan teknik non invasif untuk mengetahui adanya deposit lemak/kalsium pada arteri koronaria Paling unggul dari semua modalitas dalam evaluasi anomali struktur arteri koroner Menilai posisi coronary bypass graft sebelum dilakukan operasi cardiothoracic dan menilai in-stent stenosis
Mekanisme Kerja Kontras iodin , melalui iv Melalui jalur IV yang sama dapat digunakan untuk memasukkan medikasi untuk memperlambat/menstabilisasi heart rate pasien Dalam 10-15 menit, sinar x melewati seluruh tubuh (80-100 ml kontras diinjeksi melalui iv line dengan kecepatan 3-5 ml/s dan pasien harus menahan napas 3-4 kali dalam 15-20 detik) ditangkap 16 atau lebih detektor spesial pada scanner menghasilkan gambaran lebih jernih (CCTA sebagai multidetektor/multi-slice CT scan) Informasi dari CCTA dalam 24 jam identifikasi arteri koronaria, jika ditemukan plak pada dinding pembuluh darah dengan gambaran 3D pada layar komputer
Perbedaan Coronary CTA dengan Pemeriksaan Jantung Lain Coronary angiography (+) Non-invasif Deteksi stenosis a. koronaria dg keakuratan tinggi Can establish patency of by-pass grafts and stented arteries Visualisasi anatomi jantung & v. koronaria Menilai plak kalsifikasi dan non-kalsifikasi Gold standard Dapat sebagai intervensi (cth angioplasty, stent) (-) Tidak cocok pada pasien dengan irama jantung ireguler, wanita hamil Memerlukan ß-blocker untuk menurunkan HR hingga < 65 Sulit menilai in-stent re-stenosis Pasien harus menahan napas 15-20 detik, 3-4 kali Tidak dapat visualisasi struktur dinding Tidak dapat deteksi dini PJK sebelum lumen menyempit Resiko hematoma pangkal paha, pseudoaneurisma, fistul A/V (1-3%) Resiko serangan jantung, stroke (0.1%)
Dosis Radiasi Procedure Effective dose (mSv) CT coronary angiography (using helical MDCT) Low dose axial MDCT with prospective gating CT coronary angiography (using EBCT) CT calcium scoring using MDCT CT calcium scoring using EBCT CT scan of thorax Conventional invasive coronary angiography Chest X ray (one posterioanterior film) Annual natural background (worldwide average) 8-30 2-3 1 – 2 1-5 1 10 2-22 but typically 3 – 10 0.02 2.4
Kontraindikasi Pasien dengan riwayat nyeri dada setelah akitivitas fisik berat Pasien dengan riwayat hasil positif pada stress test Pasien dengan riwayat PJK atau serangan jantung Pasien dengan ritme jantung abnormal (cth AF) mengaburkan gambaran stenosis Pasien dengan area kalsifikasi yang luas, plak yang banyak (sering pada pasien lansia) Pasien dengan BB overweight
Persiapan Pasien Heart rate harus < 65 pasien harus meminum ß-blocker pada sore dan pagi hari sebelum prosedur. Jika HR terlalu tinggi segera sebelum prosedur iv ß-blockers. Puasa makan dan minum 4 jam sebelum prosedur Cek kreatinin serum KI agen kontras iodin: pasien hamil, pasien dengan penurunan fungsi ginjal, multiple myeloma, riwayat reaksi anafilaktik terhadap kontras iodin. Pasien dengan terapi Metformin harus dihentikan minimal 48 jam sebelum prosedur.
Pasien dengan stress test tidak jelas dan nyeri dada atipikal Pasien dengan stress test tidak jelas dan nyeri dada atipikal. Gambaran melengkung pada a. koronaria anterior desending dan gambaran 3D menunjukkan plak aterosklerosis yang panjang menyebabkan penyempitan arteri yang signifikan.
Stenosis ringan, sebagian merupakan lesi aterosklerotik kalsifikasi pada LAD proksimal.
Volume-rendered CT image (gambar berwarna) memperlihatkan anatomi koroner dan stenosis proksimal LAD (panah). CT postprocessing techniques (maximum-intensity projections [MIP]) dan curved multiplanar reconstructions [cMPR]) memastikan adanya stenosis yang sesuai dengan conventional angiogram (CA).
Pasien dengan nyeri dada dan a.koronaria abnormal (A) Curved planar reconstruction menunjukkan stenosis fokal pada a.koronaria anterior desending (panah) B) Vessel tracking melakukan pengukuran pada a.koronaria normal [N] and regio stenotik [S] (C) Diameter stenosis 51% (panah)
Korelasi 64-slice CTA dan kateterisasi jantung Korelasi 64-slice CTA dan kateterisasi jantung. Terlihat blokade berat pada a.koronaria dekstra proksimal (panah merah), stent proksimal (panah oranye) dan stent distal (PDA) (panah hijau).
A. Multi detector CT (MDCT) menunjukkan adanya stenosis (panah) B A. Multi detector CT (MDCT) menunjukkan adanya stenosis (panah) B. Angiografi menunjukkan adanya stenosis (panah)
Daftar Pustaka http://rpop.iaea.org/RPOP/RPoP/Content/InformationFor/HealthProfessionals/1_Radiology/CardiacCT.htm Appl Radiol 33(11):12-22, 2004. http://www.healthbanks.com/PracticeCollateral/Cardiology/ccsf/v1i2/images/1-1.jpg http://www.amiradiology.com/exam-ct-cardiac.html http://www.mghradrounds.org/index.php?src=gendocs&link=2004_august