Sumardjo Gatot Irianto BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Advertisements

Perkumpulan Sawit Watch Desember 2013
Oleh: Syamsidar Thamrin Kasubdit Iklim dan Cuaca
Data produksi ( ) • Produksi padi, pada tahun 2007 mencapai 57,05 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
MEKANISME PEMBAYARAN PAJAK PADA PENGGUNAAN DANA BOS TAHUN 2014
Baseline Sektor Energi
KONSERVASI TANAH DAN AIR
PENJELASAN CAPAIAN PAMSIMAS SAMPAI TAHUN 2013
PENGANTAR KEPALA BKKBN KONFERENSI PERS
Sosialisasi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) RAN/RAD - GRK
Endah Murniningtyas Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Departemen Dalam Negeri
IMPROVING THE ENABLING ENVIRONMENT FOR SUGAR AND BIOETHANOL INDUSTRY COMPETITIVENESS Oleh : SUBIYONO Direktur Utama PTPN X (Persero) Jakarta, 21 Mei 2011.
LITBANG MENJAWAB TANTANGAN PERUBAHAN IKLIM
PERSAMAAN AKUNTANSI.
PENYEMPURNAAN arSITEKTUR PROGRAM, KEGIATAN DAN STRUKTUR KINERJA
Makalah Kunci (Keynote Speech)
PENDAHULUAN. PERUBAHAN DUNIA POPULASI 5,5 M M (2020) POPULASI 5,5 M M (2020) INCOME TERUS MENINGKAT INCOME TERUS MENINGKAT.
ARAH KEBIJAKAN DAN PEMANFAATAN DAK BIDANG LH 2012.
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA Koordinasi Monitoring – Evaluasi Kementerian Riset dan Teknologi 2012.
KONSEP DASAR DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM SD.ALAM
Jakarta Convention Centre, 29 Januari 2010
Prospek Perusahaan Perkebunan
Workshop Rehabilitasi & Rekonstruksi Usaha Peternakan Sapi
Is Fatimah. 28/03/ Sudahkan memahami SKEMA PENDANAAN (RD, RT, KP, DF) Insentif SINas ?
PRODUKSI PANGAN INDONESIA
1 Manggala Wanabakti, Jakarta 1 Februari 2011 KOMUNIKASI PUBLIK RISET MENJAWAB TANTANGAN PERUBAHAN IKLIM: IMPLEMENTASI REDD+ DI INDONESIA Kementerian Kehutanan.
KELEMBAGAAN PROTOKOL KYOTO-CDM
CDM DAN CARBON TRADE Protokol Kyoto adalah suatu instrumen hukum (legal instrument) yg dirancang untuk mengimplementasikan Konvensi Perubahan Iklim (KPI)
Peran Kementerian Negara PAN dalam Penguatan Akuntabilitas
Kementerian Lingkungan Hidup 2009
PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA MELALUI POLA SENTRA HHBK
DINAS PERTANIAN PROVINSI BENGKULU 2012
KONSERVASI TANAH DAN AIR
BAB 2 BERBAGAI KASUS SUSTAINABILITY A. KASUS SUSTAINABILITY PERUSAHAAN
Jayapura, 13 Agustus SEJAHTERA DEMOKRATIS BERKEADILAN Memperkuat triple tracks strategy serta pembangunan inklusif dan berkeadilan Memantapkan.
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
PEMBANGUNAN PERTANIAN/PEDESAAN DAN PERUBAHAN SOSIAL
PELUANG AGROINDUSTRI PEDESAAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN
KEBIJAKAN DAN REVITALISASI PERTANIAN
Peluang Pasar Pemanfaatn Kompos Hasil Pengomposan Sampah Pasar
RENCANA INDUK PENELITIAN (RIP) UNIVERSITAS DIPONEGORO
KEBIJAKAN DAN STRATEGI DALAM MENINGKATKAN NILAI TAMBAH DAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Direktorat Pengairan dan Irigasi Kementerian Perencanaan Pembangunan.
PENGEMBANGAN LINGKUNGAN HIDUP
KOORDINASI, INTEGRASI DAN SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
GREEN ECONOMY DALAM SISRENBANG INDONESIA
DASAR AGRONOMI.
ADAPTASI.
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI, KAKAO DAN TEH INDONESIA
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Penyumbang Emisi Gas Rumah Kaca Terbesar
Maria Lusia Hutagalung D1B011024
Dr. Ir. Sri Wilarso Budi R. MSc.
LATAR BELAKANG Pada saat ini >100 juta penduduk Indonesia belum memiliki akses terhadap layanan air minum dan sanitasi dasar yang layak Sarana AMPL yang.
Hak Kepemilikan Hutan Nama kelompok: Masruri ( )
Rabu, 20 September 2017 PEMETAAN SISTEM PENGUKURAN, PELAPORAN, DAN VERIFIKASI (MRV) EMISI GRK DI SEKTOR INDUSTRI.
PERAN SEKTOR KEHUTANAN TERHADAP PEMANASAN GLOBAL
Model-Model Usaha Agribisnis
Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional
AKSI MITIGASI PERUBAHAN IKLIM DAN PEP RAD-GRK DI BIDANG KEHUTANAN
KINERJA PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN
ANTISIPASI PEMANASAN GLOBAL DAN MITIGASI IKLIM MELALUI PENGHIJAUAN
Rencana Aksi Nasional Perubahan Iklim Sektor Kehutanan
ANALISIS KETERKAITAN ANTAR SISTEM DALAM SISTEM PERTANIAN-BIOINDUSTRI
ISU LOKAL DAN GLOBAL OLEH YUDO SISWANTO ASEAN ECO SCHOOL MANDIRI
Strategi Optimalisasi Lahan Gambut dengan Teknologi Biogas untuk Meningkatkan Produktivitas Perkebunan Kelapa Sawit di Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi.
RENCANA AKSI DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA / RAD GRK KABUPATEN CILACAP Cilacap 5, Maret 2011.
RENCANA KERJA DAN ARAH KEBIJAKAN TAHUN
SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP)
Transcript presentasi:

TINDAK LANJUT COP 15 COPENHAGEN: RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GRK SEKTOR PERTANIAN Sumardjo Gatot Irianto BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2010

BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian ARAH DAN KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTANIAN MENYIKAPI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

PERSOALAN MENDASAR SEKTOR PERTANIAN Antara lain: Konversi, degradasi/kerusakan SDL & lingkungan Ancaman variabilitas & perubahan iklim Keterbatasan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, & air. Status dan luas kepemilikan lahan (9,55 juta KK <0.5 Ha). Masih rawannya ketahanan pangan dan energi Peningkatan provitas & opt. SDL/Air Penambahan areal pertanian (baru) masih diperlukan BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian PROGRAM PRIORITAS Antara lain: Audit & sertifikasi lahan pertanian Pencetakan 100 ribu Ha lahan baru per tahun  pemanfaatan lahan terlantar 2 juta ha Infrastruktur (Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani dan Jaringan Irigasi Desa). Subsidi pupuk anorganik dan pupuk organik. Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir Alat-mesin pertanian  pengolah tanah sd pasca panen, pengelolaan air sd pupuk organik/ kompos BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

STRATEGI UMUM MENYIKAPI PERUBAHAN IKLIM Program aksi adaptasi pada sub-sektor tanaman pangan dalam upaya melestarikan dan memantapkan ketahanan pangan nasional, SEBAGAI PRIORITAS UTAMA Program aksi mitigasi pada sub-sektor perkebunan melalui pengembangan teknologi ramah lingkungan dan penurunan emisi GRK, Sub-sektor lain melakukan adaptasi & mitigasi, namun tetap prioritas pencapaian sasaran pembangunan. BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian OPTIMALISASI SUMBERDAYA LAHAN Optimalisasi lahan eksisting  peningkatkan produktivitas & IP dengan dukungan inovasi teknologi SEBAGAI PRIORITAS UTAMA Penambahan areal pertanian baru diarahkan untuk memanfaatkan lahan terlantar dan/atau terdegradasi, Menprioritaskan penambahan lahan pertanian baru pada tanah mineral, Memanfaatkan lahan gambut secara selektif terutama lahan yang telah mendapat ijin dan/ atau dibuka/terlantar. BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian KEBIJAKAN & STRATEGI UMUM PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT (1) Lahan Eksisting: Mengembangkan & menerapkan teknologi rendah emisi & ramah lingkungan: reklamasi, pengaturan drainase dan tata lahan penggunaan teknologi amelioran dan pemupukan rendah emisi Lahan Baru: Pengembangan LG hanya ditujukan pada lahan gambut potensial sesuai dengan PERMENTAN No.14/2009 Sangat selektif & mempertimbangkan: keberlan-jutan sistem pertanian & kelestarian SDL/ lingkungan BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian KEBIJAKAN & STRATEGI UMUM PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT (2) Pengembangan PLTB Pengendalian dan pengawasan & sistem insentif untuk menghindari terjadinya kebakaran hutan dan gambut Pengusaha yang memperoleh IUP, tetapi tidak memenuhi syarat (tidak layak)  memanfaatkan fasilitas & mekanisme REDD (REDD plus) Litbang: Delineasi & reevaluasi kesesuaian & dampak lingkungan secara empirik dan komprehensif Pengembangan inovasi teknologi rendah emisi & ramah lingkungan BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

TINDAK LANJUT COP 15 COPENHAGEN BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian TINDAK LANJUT COP 15 COPENHAGEN Koordinasi dan sosialisasi hasil COP 15 Penyelesaian dan Lounching : (a) Road Map Strategi Sektor Pertanian Menghadapi Perubahan Iklim & (b) Peta Kerentanan dan Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Petrytanian (Program 100 hari) Penyususunan Rencana Aksi Penurunan Emisi GRK Sektor Pertanian & Areal Pertanian di Lahan Gambut Penyusunan/Penetapan Arah & Staregi Kebijakan Perluasan Lahan Pertanian Baru Penyusunan strategi dan proposal program terkait REDD++ BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian SESI KELOMPOK DISKUSI IMPLIKASI COPENHAGEN ACCORD DARI SUDUT PANDANG NASIONAL Rencana Aksi Nasional Perubahan Iklim untuk Penurunan Emisi GRK bidang REDD/LULUCF BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

PERTANYAAN KUNCI (SEBAGAI BAHAN/ARAH DISKUSI KELOMPOK) Pertimbangan Prioritas & Keberlanjutan Pembangunan Ekonomi Nasional Prioritas Pemantapan Ketahanan Pangan (Kemandirian Pangan) Keuntungan diplomasi & kehati-hatian Legal Binding Monitoring & pelaporan ke UNFCC Peluang pendanaan (kenyataannya??) Kepedulian terhadap PI & lingkungan BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

AKANKAH INDONESIA MENGIKUTI COPENHAGEN ACCORD? Haruskah Indonesia mengasosiasikan diri dengan Copenhagen Accord dan memasukkan informasi mengenai target penurunan emisi dan sekaligus Rencana Aksi Mitigasi Pernyataan Presiden RI di Pittsburgh & Copenhagen “Indonesia akan menurunkan emisi secara sukarela sampai 26% (41%)”  secara moral Indonesia sudah mengasosiasikan diri dengan CA tsb. Informasi mengenai tingkat emisi dalam skenario BAU dan target penurunan emisi perlu didokumentasi sebagai bahan/titik tolak MRV tingkat penurunan emisi. BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

RENCANA AKSI PERLU DILAPORKAN Perlu dalam rangka mendukung komitmen nasional tersebut. Apa saja opsi NAMAs di bidang REDD/ LULUCF?  Flexible options dengan tetap memperhatikan laju pembangunan ekonomi, antara lain: Restocking lahan terlantar/semak belukar dengan tanaman perkebunan/HTI (tergantung status kawasan) Pengelolaan lahan gambut: ameliorasi, tata air BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

BAGAIMANA MENGHUBUNGKAN PROGRAM NASIONAL DARI MASING-2 SEKTOR/PROGRAM RENCANA UNTUK IMPLEMENTASI? Baseline Emission NAMAs Action A Action B Action C, etc Target ER Emission Reduction +transaction costs Measuring Reporting Verifying Institutional supports Source of funding Implementa tion

APAKAH DIPERLUKAN PROGRAM PENGEMBANGAN KAPASITAS? Ya, terutama dalam bidang: MRV (Metodologi, Mekanisme, Sarana & Peralatan) Negotiasi di tingkat lokal (dengan masyarakat), nasional dan internasional (antara penyedia & pengguna jasa karbon) Pemahaman & implementasi teknologi dalam pelaksanaan NAMA’s, REDD/LULUCF dan MRV Penyiapan panduan mekanisme pengusulan dan pelaksanaan NAMA’s, REDD/LULUCF dan MRV BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

JENIS DAN JUMLAH DANA DALAM MENYUSUN RENCANA AKSI Sumber dana: APBN; Swasta; Swadaya masyarakat; Luar Negeri (transaksi/ kompensasi) Jenis kegiatan Jumlah dana yang diperlukan (USD) Skala waktu Analisis baseline emission dari LULUCF nasional ? Feb-Jun 2010 Penyusunan skenario penurunan emisi dan estimasi penurunan emisi Jul-Sep 2010 Stakeholder analysis (terutama tingkat provinsi dan kabupaten) Oct-Dec 2010 Sosialisasi skenario Jan-Jun 2011 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian INDIKATOR KEBERHASILAN ATAU KEMAJUAN APA YANG SUDAH DIPEROLEH SELAMA INI? Substantif (Taktis) Data base nasional penutupan lahan dari >300 plot di seluruh indonesia (Ditjen Plan) Analisis emisi C dari lahan gambut (Bappenas, IPB, Dephut, Deptan) Base line (inventory GRK) Nasional  2nd National communication Beberapa hasil penelitian oleh lembaga nasional (KP3I) dan internasional Pencapaian target penurunan GRK dalam periode yang telah ditentukan  MRV BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian INDIKATOR KEBERHASILAN (2) Strategis (Politis) Setiap Pelaksanaan Program Aksi tidak menurunkan laju pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi sebaliknya dapat memacu/meningkatkan  PDB, Devisia , dll. Dituangkan dalam Kerangka Kerja Logis (Log-Frame work) RAN-PEGRK masing-masing Program/Kegiatan & Sektor BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN GRK SD 2020 1. Target Penurunan Emisi Sektor Pertanian: a) 8 juta ton CO2 eq kemampuan sendiri b) 11 juta ton CO2 eq dengan bantuan negara donor 2. Sasaran: Sub Sektor : Pangan, Perkebunan, Peternakan, PLA & Pendukung (Litbang) Lahan Pertanian Mineral dan Gambut a) Lahan mineral: 5 kegiatan utama dan 1 pendukung b) Lahan gambut: 2 kegiatan utama dan 1 pendukung BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN GRK SD 2020 TANAH MINERAL NO KEGIATAN VOLUME DANA (Rp Tril) TARGET (jt ton CO2 eq) 1 PLTB dan optimalisasi pemanfaatan lahan 300.500 ha 1,000 0.520 2 Penerapan teknologi budidaya tanaman 2.026.500 0,720 1.781 3 Pemanfaatan pupuk organik dan bio-pestisida 250.000 ha 1,489 1.000 4 Pengembangan areal perkeb-unan di lahan tidak berhutan, terlantar & terdegradasi (APL) K.Sawit 860.000ha Karet 42.000 ha Kakao 365.000 ha 0,900 7.453 0.238 0.541 5 Pemanfaatan kotoran/urine ternak dan limbah pertanian untuk bio energi dan pupuk organik 1500 kelompok 0,360 6 Penelitian dan pengembangan teknologi rendah emisi, metodologi MRV sektor pertanian 4 keg. tan.pangan, 12 keg. Peternakan, 4 keg. Perke-bunan, 3 keg. terkait MRV 0,300 JUMLAH 4,769 14.014

BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN GRK SD 2020 AREAL PERTANIAN DI LAHAN GAMBUT NO KEGIATAN VOLUME DANA (Rp Tril) TARGET (jt ton CO2 eq) 1 Pengelolaan lahan gambut untuk pertanian berkelanjutan 325.000 ha 2,300 10.343 2 Rehabilitasi, reklamasi dan revitalisasi lahan gambut terlantar/terdegradasi pada areal pertanian 8 kegiatan 0,600 10.075 3 Penelitian dan pengembangan teknologi serta metodologi MRV pada areal pertanian di lahan gambut 6 kegiatan/ 12 paket teknologi 0,070 JUMLAH 2,970 20.418 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

SKENARIO PENURUNAN EMISI PADA LAHAN GAMBUT Pemberlakuan Permentan No.14/2009 secara utuh/efektif  dapat menurunkan emisi CO2 sekitar 7-10% dari tingkat emisi BAU, Skenario 2: Skenario 1, diikuti PLTB serta perbaikan pengelolaan air  dapat mengurangi emisi CO2 menjadi sekitar 19-25%. Skenario 3: Skenario 2, diikuti dengan penambahan amelioran,  dapat mengurangi emisi CO2: 25-31%. BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

TARGET PENURUNAN EMISI DAN SKENARIO EFEKTIVITAS PROGRAM Lahan Mineral (Umum) 1 Efektivitas teknologi mitigasi 20% dengan efektifitas program 100 % 14,0 jt t 2 Skenario1:Target penurunan emisi dengan Efektivitas teknologi mitigasi 20% dengan efektifitas program 75 % 10,5 jt t 3 Skenario2:Target penurunan emisi dengan Efektivitas teknologi mitigasi 20% dengan efektifitas program 60% 8,4 jt t 4 Skenario3:Target penurunan emisi dengan Efektivitas teknologi mitigasi 20% dengan efektifitas program 50% 7,0 jt t Lahan Gambut 1 Efektivitas teknologi mitigasi 21% dengan efektifitas program 100 % 20,4 jt t 2 Skenario 1:Target penurunan emisi dengan Efektivitas teknologi mitigasi 21% dengan efektifitas program 75% 15,3 jt t 3 Skenario 2:Target penurunan emisi dengan Efektivitas eknologi mitigasi 21% dengan efektifitas program 60% 12,3 jt t 4 Skenario 3:Target penurunan emisi dengan Efektivitas teknologi mitigasi 21% dengan efektifitas program 50% 10,2 jt t

BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian PENUTUP Keseragampahaman Komitmen bersama (semua sub sektor dan stake holders) Cross cutting issues antar sektor Komunikasi dan sosialisasi BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian

BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian Kondisi glasiers di Amerika Selatan (Andes) pada tahun 1928 (atas) dan 2004 (bawah) Terima Kasih 1928 Wabillahi taufiq wal hidayah WASSALAMUALAIKUM, WR,WB 2004 BBSDLP-Balitbang-Kementerian-Pertanian