Membangun Kemandirian Produksi Susu Nasional yang Berkualitas

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PANGAN
Advertisements

Higiene Perusahaan Faktor Biologi
PEDOMAN CARA PRODUKSI PANGAN OLAHAN YANG BAIK (GOOD MANUFACTURING PRACTICES) INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN Direktorat Jenderal Industri Agro.
Catatan Penggunaan Presentasi:
Harga beli = 100% Jika untung = a %  H. Jual = …….% (100 + a) %
Legislasi pengamanan kesehatan hewan 6/2014 DISIAPKAN OLEH PROF. DR.DRH.PRATIWI, TS. MS DRH.ROSITAWATI, I. MP 2/23/2014PTS-RST-PKH
Dampak Kebijakan Retribusi Pajak Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pedagang Kaki Lima Di Pasar Nempan Desa Durbuk Kec. Pademawu Kab.Pamekasan Nama Kelompok.
LATAR BELAKANG : ANAK – ASET BANGSA MEMERLUKAN PERLINDUNGAN DARI PAPARAN MAKANAN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT BAGI KESEHATAN PEMERIKSAAN BBPOM SURABAYA.
Minggu ke-2 Keamanan dan Sanitasi Hasil Ternak Yuli Yanti, S.Pt., M.Si yyanti12.staff.uns.ac.id LAB. IPHT FP-UNS.
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL.
DASAR-DASAR PENYIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA
Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
STATISTIKA OLEH : SURATNO, S.Pd SMAN 1 KALIWUNGU Kelas XI IPS
UU Nomor 18 Tahun 2009 Tentang PETERNAKAN & KESEHATAN HEWAN
SKEMA PENERAPAN SISTEM KEAMANAN PANGAN PADA TIAP TAHAPAN PRODUKSI
BAHAN PENCEMAR MAKANAN LAINNYA
Workshop Rehabilitasi & Rekonstruksi Usaha Peternakan Sapi
PENDAMPINGAN KKN POSDAYA
PERAN PENGUMPUL, PENGECER, STANDAR MUTU
Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar
Pujianto DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Sesi 4 – Investigasi Penyakit File PowerPoint.
POKOK-POKOK PIKIRAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ”SEMINAR NASIONAL FEED THE WORLD” DENGAN TEMA : ”MENUJU SWASEMBADA YANG KOMPETITIF DAN BERKELANJUTAN SERTA.
KONSEP DEMAND DALAM SEKTOR KESEHATAN
Peluang Pasar Pemanfaatn Kompos Hasil Pengomposan Sampah Pasar
ABSTRAKSI PENELITIAN Penulis drh. Mustofa Helmi Effendi, DTAPH.; Dr.dr. Kuntaman, M.S., SpMK.; Dr.drh. A.T. Soelih E Asal Fakultas Kedokteran Hewan Sumber.
Universitas Udayana.
FLU BURUNG DAN FLU BABI.
Budidaya domba garut Oleh: Ilma Mahdiana ( )
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Sesi 7 – Penularan dan penyebaran penyakit.
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Sesi 7 – Penularan dan penyebaran penyakit Rekaman.
AUSTRALIA INDONESIA PARTNERSHIP FOR EMERGING INFECTIOUS DISEASES Basic Field Epidemiology Sessi 2 – Overview Epidemiolog.
PENGENDALIAN PROSES UNTUK MENGATASI BAHAYA
DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBAYARAN SUSU
Studi Kasus : Klaster Susu Boyolali.
Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar
PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN KLB
ELIMINASI MALARIA DI BANYUMAS 2015
Pengawasan Pangan Siap Saji
PENYULUHAN TENTAN TATA CARA MENGETAHUI DAN MENGOBATI MASTITIS SUBKLINIS PADA SAPI PERAH DI DESA PANDESARI, KECAMATAN PUJON, KABUPATEN MALANG TIM PENYULUH.
GAYA HIDUP DAN KEBIASAAN MAKAN LIFE STYLE & EATING HABIT
KEJADIAN LUAR BIASA Sri Handayani.
PENGENDALIAN PROSES UNTUK MENGATASI BAHAYA
KEAMANAN PANGAN.
STIKES T.TAMBUSAI BANGKINAG
BENTUK KEGIATAN KESMAVET
SANITASI BAHAN BAKU Sakunda Anggarini Sanitasi Industri Pangan 2015.
MATERI 3 Sejarah dan Perkembangan Inseminasi Buatan
NAMA KELOMPOK : DESI AYU ARUM S. ( 176 ) BAYU ADI SURYONO ( 193 )
ETIOLOGI PENYAKIT drh.Rositawati Indrati, MP Matakuliah Epidemiologi
Kesehatan ternak Beberapa hal yang paling penting diketahui dalam masalah kesehatan ternak adalah sebagai berikut: 1. Ciri-ciri hewan ternak yang sehat.
SISTEM PRODUKSI SAPI PERAH
BUDIDAYA SAPI POTONG.
CEMARAN KIMIA DAN OBAT PADA PRODUK ASAL HEWAN
PETERNAKAN Sub Sektor Dalam Mendukung Swasembada Daging Nasional
HOME PETA ULASAN FOR READER.
Penyakit infeksi dan parasit akibat kerja
PROFIL PETERNAKAN SAPI PERAH DI JAWA TIMUR TH 2008
KEAMANAN PANGAN.
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENGAWASAN KUALITAS MAKANAN. Tujuan umum :  Mampu melakukan pengendalian keamanan mak min Tujuan Khusus :  Mampu menjelaskan pengaruh lingk fisik mak.
Program Pencegahan Zoonosis
Judul : Perkembangan industri di Era globalisasi Terhadap pendapatan nasional indonesia Nama : Agustinus Jono Npm :
PERLINDUNGAN KESEHATAN PADA PEKERJA PEREMPUAN Disampaikan pada PERINGATAN INTERNATIONAL WOMEN’S Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Kesehatan.
Pengaruh Sanitasi terhadap Mutu Telur Ayam Buras Kelompok 7 Oleh Nadia Aullia R Aprilia Ningrum Febri Kerisyana Farninda.
LIMA KUNCI KEAMANAN PANGAN WHO
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
Keamanan Pangan. – Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan fisik yang.
Transcript presentasi:

Membangun Kemandirian Produksi Susu Nasional yang Berkualitas Tinjauan Aspek Veteriner Disampaikan dalam Semiloka Mengoptimalkan Susu Sebagai Aset Ketahanan Pangan Bangsa Yogyakarta, 17 Mei 2008 drh.Widagdo Sri Nugroho, M.P. Bagian Kesehatan Masyarakat Veternier Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada

Pendahuluan Produksi susu belum mencukupi untuk mencukupi kebutuhan nasional Tingginya ketergantungan pada produk susu dari luar negeri Kejadian penyakit pada ternak perah yang menurunkan produksi Seringnya terjadi kasus keracunan akibat mengonsumsi susu. Tingkat cemaran bakteri pada susu masih tinggi

Profil persusuan di Indonesia Populasi sapi perah dan produksi susu nasional Deptan 2007

Konsumsi susu di Indonesia beberapa tahun terakhir DEPTAN 2006

Konsumsi susu di Indonesia dan beberapa negara lain

Perbandingan konsumsi susu cair vs susu bubuk (%) CANADEAN SURVEY Perbandingan konsumsi susu cair vs susu bubuk (%)

Skema Alur Penyediaan Susu Bagi Masyarakat Indonesia IMPORTASI INDUK BIBIT IMPORTASI SUSU SEGAR DAN OLAHAN Pusat Pembibitan Pabrik/IPS Peternakan KONSUMEN Koperasi

Potensi bahaya untuk kesehatan pada sapi perah, susu dan produknya Agen infeksius: Bakteri, virus, parasit, jamur Kimia: Antibiotik, pestisida, Hormon Fisik: Serpihan kayu, rambut, pasir, kertas, plastik,dll

Profil kasus penyakit sapi perah di Indonesia Putra (2006) menyebutkan beberapa penyakit menular pada hewan besar yang masuk dalam penyakit strategis yang terdeteksi di Indonesia: Brucellosis (Brucella abortus) Antraks (Bacillus anthraxis) Ngorok/Septicaemia epizootica (Pasteurella multocida)

Bovine Viral Diarhea Infectious Bovine Rhinotracheitis Mastitis sub klinis adalah kasus yang paling banyak dan sering terjadi di peternakan sapi perah Sudarwanto (1999) Adji (2004) mengindikasikan adanya seropositif Mycobacterium avium subspecies paratuberculosis di peternakan sapi perah

Brucellosis Merata hampir disemua propinsi kecuali bali dan NTB Serologi terdapat di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan Cenderung meningkat prevalensi dan distribusinya Ancaman perkembangan populasi Zoonotik

Uji positif CFT Brucellosis pada sapi perah di Jawa Propinsi Tahun Sampel Positif Jatim 2002 2003 3.991 1012 855 (21,4%) 254 (25,1%) Jateng 442 82 160 (36,2%) 23 (28,0%) Jabar 964 1019 183 (18,9%) 29 (2,8%) DKI 607 296 188 (30,9%) 62 (20,9%) DIY 4 1 (25%) Putra (2006)

Antraks Penyakit endemis di Indonesia yang berpotensi menjadi wabah. Ancaman khususnya di pusat-pusat peternakan sapi perah seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur Kerugian ekonomi karena kematian hewan dan bersifat zoonotik

Septicaemia Epizooticae (Ngorok) Penyakit bakterial (P.multocida) yang menimbulkan kerugian cukup besar. Seroprevalensi tahun 2001-2005 bervariasi dan tidak diketahui sebagai hasil vaksinasi atau infeksi alami (Putra, 2006)

Bovine Viral Diarhea Virus BVD merupakan Pestivirus dari keluarga Flaviviridae Umumnya subklinis penularan kontak langsung dan dapat vertikal Data tahun2003-2005 diketahui banyak terjadi di luar Jawa (Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Bali) dengan seroprevalensi diatas 40% (Muhammad, 2005)

Infectious Bovine Rinotracheitis Bovine herpesvirus-1 (BHV-1) Menyerang sistem pernafasan dan reproduksi Endemik dan telah menyebar di beberapa daerah di Jawa, Sumatera, Sumba. Diduga disebabkan oleh sapi impor yang membawa virus IBR (Sodirun dan Sosiawan 2003) Sapi perah, sapi potong dan kerbau dilaporkan telah terjangkiti Diduga berperan dalam keguguran

Mastitis Kasus paling banyak terjadi di lapangan, kususnya Mastitis Sub Klinis Faktor kejadian (Sudarwanto 1999): Ternak/sapi: kondisi ternak turun akibat cekaman lingkungan (perkandangan, ribut, pemerahan kasar, gigitan serangga, dsb) Penyebab keradangan: bakteri (dominan) masuk lubang puting dan berkembang menjadi peradangan. Lingkungan: sanitasi buruk, lecet sekitar puting

Gambaran kasus masititis sub klinis seperti fenomena gunung es 2-3% mastitis klinis 97-98 % Mastitis sub klinis

Tahun Lokasi Prosentase Peneliti Gambaran mastitis sub klinis di Indonesia Tahun Lokasi Prosentase Peneliti 1989/1990 Jawa Tengah 80-90% Sudarwanto et al. 1989-1996 Jabar, Jateng, Jatim, 1995 Kab. Bogor 87,1% Ananto 1996 Bogor 88% Sukada 2002 Boyolali Malang 90% 80,95% Wahyuni 2005 Sleman 70% Wahyuni et al.

Profil pengelolaan peternakan sapi perah (Harris 2003) Uraian Prosentase Latar belakang Pendidikan SD 83%, SMP 10%,SMU 7% Pengalaman beternak 1-5 tahun = 5,6% > 5-10 tahun = 16,2% >10-15 tahun = 41,6% >15-20 tahun = 28,9% >20 tahun = 7,7% Frekuensi Membersihkan kandang 1 kali = 81,7% 2 kali = 18,3% Pemerahan manual,tangan dicuci desinfektan Ya = 4,2% Tidak = 95,8%

Ya:10,6%, Tidak: 89,4% Uraian Prosentase Pembersihan ambing sebelum diperah Ya: 100% Tidak: 0% Pembersihan ambing dengan desinfektan setelah pemerahan Ya: 0% Tidak: 100% Kasus mastitis sebelumnya Ya:10,6%, Tidak: 89,4%

Johne’s disease Penyebab Mycobcaterium avium subspecies paratuberculosis Diduga penyebab Crohn’s disease pada manusia - radang granulomatosa kronis saluran pencernaan bagian bawah Dampak ekonomi, dikaitkan produk susu dan olahannya, dampak Kesehatan masyarakat MAP foodborne disease ?

MAP di Indonesia ? Belum ada data lengkap Importasi ternak dan susu dari negara-negara tertular MAP merupakan potensi bahaya Laporan Balitvet 1951, laporan BPPH Medan 1998, Seropositif tahun 2004 (Adji 2004) pada sapi perah dan diperoleh 1 isolat yang diduga MAP. Konfirmasi isolat (PCR): Negatif (Nugroho et al. 2008)

Sekilas gambaran mutu susu di lapangan Tingkat cemaran bakteri dalam susu dan produk susu yang dijual di Bogor (Nugroho 2006-2007 belum dipublikasi) Produk TPC (CFU/ml) Nilai Min –max (CFU/ml) SNI N0.01-6366-2000 (CFU/ml) Susu segar (tingkat peternak) 2,28 .105 Min: 7,95.103 Max: 1,3 107 ≤ 1.106 Susu pasturisasi (tingkat pengecer) 7,4 .103 Min: 8,3 . 102 Max: > 1.106 ≤ 3.104 Susu bubuk Lanjutan 2,6. 102 Min: 2. 100 Max: 1,9 .103 ≤ 5.104

Penisilin, Tetrasiklin, Makrolida SEKILAS GAMBARAN CEMARAN BAHAYA KIMIA Hasil uji kualitatif cemaran antibiotika pada susu segar (Setiawan 2003) terdeteksi mengandung antibiotika: Penisilin, Tetrasiklin, Makrolida

Membangun iklim usaha peternakan sapi perah yang prospektif Perlu kebijakan makro yang mendukung sistem usah secara menyelururh Kesempatan bagi perusahaan swasta untuk usaha peternakan ini secara lebih baik Perbaikan seluruh simpul industri sapi perah Pemerintah harus meningkatkan pelayanan dan memproduksi kebijakan yang dapat mendukung pengembangan produksi sapi perah (Yusdja 2005)

Pemantauan mutu produk impor: Hewan Bahan baku Produk siap konsumsi Pencegahan masuknya penyakit-penyakit dari luar ke dalam negeri Peningkatan kemampuan deteksi agen penyakit khususnya yang di Indonesia belum pernah ada kasus (emerging disease) Evaluasi daftar penyakit hewan menular nasional bersama dari pihak terkait sehingga punya 1 daftar yang sama

Pemantauan kualitas kesehatan ternak secara berkala: Kesehatan pada umumnya Kesehatan reproduksi Kesehatan lingkungan/sanitasi Kesehatan produk Pencegahan penyakit-penyakit menular Strategi yang tepat dalam usaha pembebasan PHM MONITORING DAN SURVEILANCE

Pemantauan mutu produk dari peternakan hingga konsumen (from farm to table) mutu bahan baku (susu segar) mutu rantai distribusi: penampung, kendaraan, penyimpanan. Mutu pemrosesan di IPS Mutu distribusi produk Mutu penanganan produk oleh konsumen

PENUTUP Membangun kemandirian Produksi susu nasional yang berkualitas memerlukan Visi, motivasi kuat dan FOKUS Program kerja jangka panjang yang nyata dan terukur Keterpaduan lintas sektoral

Sektor pembibitan perlu perhatian dan fasilitas khusus dari pemerintah Kondisi investasi yang sehat bagi pengusaha besar dan masyarakat Pembangunan kuantitas harus selalu diiringi kualitas PELAKSANAAN KEBIJAKAN, ATURAN, DAN PROGRAM KERJA SECARA KONSISTEN DAN BERKESINAMBUNGAN

BANGKIT DUNIA PETERNAKAN INDONESIA !!! Terima Kasih