ANALISIS & DIAGNOSIS SITUASI (SOSIAL) HARYADI Departemen Politik FISIP-Unair
KEPEMIMPINAN Kepemimpinan born leader atau dipelajari dan dikembangkan? Kepemimpinan harus bisa memahami ekspektasi publik dan problem substantif dlm kehidupan publik. Kemampuan analisis/diagnosis situasi menjadi mutlak diperlukan, agar tak terposisi sebagai bagian dari problem, tapi bagian dari solusi.
PENGERTIAN ANALISIS & DIAGNOSIS Analisis: Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (situasi) sosial untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Diagnosis: proses pemeriksaan terhadap hal (situasi) sosial yang dipandang tak beres.
ANALISIS, INTERPRETASI, TEORI/PERSPEKTIF Analisis punya konotasi sebagai pengorganisasian data (kategorisasi atau klasifikasi dgn prinsip komprehensif dan tak tumpang tindih; konseptualisasi). Interpretasi punya konotasi sebagai pemaknaan data yang telah diorganisasi lewat analisis. Teori/Perspektif berfungsi membantu dalam proses analisis dan interpretasi data.
FALSAFAH DAN METODE ANALISIS SOSIAL Falsafah: positivisme vs anti-positivisme. Falsafah positivisme: melahirkan metode kuantitatif. Falsafah anti-positivisme: melahirkan metode kualitatif.
ASUMSI METODE KUANTITATIF Sikap dan tindakan manusia adalah fungsi dari respon terhadap skema. Karena itu dikenal istilah “responden” untuk menunjuk sumber data. Melalui tracking dapat diketahui “keteraturan” (regularity) sikap dan tindakan manusia yang mengarah ke pembentukan “pola” (pattern). Sikap dan tindakan manusia serba terukur secara “obyektif”.
ASUMSI METODE KUALITATIF Manusia hidup di dunia yang memiliki “makna” (meaning) baginya, karena itu pemahaman makna perilaku manusia dalam konteks interaksi sosialnya menjadi penting. Setiap individu/komunal/komunitas/ikatan budaya adalah “spesifik/unik”, dan menjadi sumber informasi dalam memaknakan dunianya. Sumber data disebut “informan”.
PERBEDAAN TIPIKAL Dasar falsafah kualitatif kuantitatif ONTOLOGI (persepsi thd realitas) Realitas beragam, dan ko-eksistensi subyektivitas Realitas tunggal, dan eksistensi obyektivitas EPISTEMOLOGI(peran analis) Harus berinteraksi dgn gejala yang dianalisis Independen dari variabel yang dianalisis AKSIOLOGI (nilai analis) Bertindak sarat nilai dan bias cara Bertindak bebas nilai dan tak bias cara RETORIK (gaya bahasa) Personal, informal, kontekstual Impersonal, formal, tekstual METODOLOGI (pendekatan) Induktif, multivariat, interaksi multiproses, metode kontekstual Deduktif, hubungan sebab-akibat, metode bebas konteks
UNIT ANALISIS Personal: individu. Supersonal: kelompok, lembaga, organisasi. Impersonal: peran, interaksi, dsb.
LEVEL ANALISIS Nominal: tak berjarak (agama, gender, etnis, ras, dsb). Ordinal: berjenjang dng jarak yg belum jelas (kurang – cukup – baik). Interval: berjenjang dng jarak yg jelas (nilai 0 – 10). Rasio: perbandingan (2:1).
PENDEKATAN TRIANGULASI Triangulasi merupakan strategi pengumpulan data secara jamak. 4 tipe triangulasi: triangulasi data, triangulasi investigator, triangulasi teori, triangulasi metodologis.
BERAGAM PERSPEKTIF Jawaban atas pertanyaan juga amat ditentukan oleh perspektif yang di anut. Perspektif tak berbicara ttg “salah” atau “benar”, tapi soal percaya thd asumsi-asumsi tertentu. Kategori perspektif: liberalisme ortodoks dan kritik sosial thd liberalisme, cultural based dan structural based; neo-liberal, neo-merkantilis, marxis/neo-marxis, ketergantungan, dsb.
INSTRUMEN FRANK STILLWEL Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa hal itu terjadi? Siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan? Apakah hal tersebut dianggap bermasalah? Jika YA, bagaimana mengatasinya dan siapa yang harus melakukannya?
INSTRUMEN ICE-BERG SYSTEM Analisis berjenjang menurut derajat substansi: fenomena – pola – struktur. Fenomena: refleksi data yang analog dgn permukaan gunung es, sifatnya artificial. Pola: refleksi data yang lebih dalam derajat substansinya. Struktur: refleksi data yang mendasar dalam derajat substansinya.