"Tour de Cirebon" dengan Becak Kalau di Jakarta, si penguasa jalan adalah bus. Sedangkan di Cirebon, becak menjadi raja jalanan. Begitu tutur seorang kenalan yang tinggal di Kota Cirebon, Jawa Barat. Si tukang becak cukup mengangkat tangan, tanda mobil harus berhenti memberi jalan. Awalnya saya tak percaya kata-kata teman saya itu, sampai saya membuktikannya sendiri. Malam mulai turun ketika saya berencana pergi ke Jalan Gunung Sari, Cirebon. Dari depan hotel, deretan becak berjejer rapi siap mengantar wisatawan. Saya tinggal naik dan becak pun melaju menuju tujuan. Becak dikayuh dengan cepat. Bagai berada dalam sebuah pertandingan balap becak. Saat tiba di persimpangan jalan, becak harus menyeberang melewati jalan dua arah. Dengan gesit, tukang becak mengangkat tangan. Sontak mobil berhenti dan becak pun menyeberang dengan santai. Wow, ibarat lambaian sakti. Jadi, tak perlu khawatir walaupun naik becak malam-malam di Kota Cirebon, dijamin tak akan kalah bersaing menguasai jalan dengan kendaraan bermotor. Apalagi bagi wisatawan yang belum pernah ke kota ini sebelumnya, jalanan Kota Cirebon ibarat labirin membingungkan. “Ya, jalanan di Cirebon memang mutar-mutar suka bikin bingung. Naik becak cara paling mudah untuk keliling Kota Cirebon. Tapi untuk pengendara mobil, bikin kesal juga,” kata Heri, kenalan yang tinggal di Cirebon, sambil tertawa. Mau coba naik angkutan umum? Bisa saja namun pastikan kemampuan geografis Anda memang mumpuni. Sebab, arah datang dan arah pulang setiap angkutan umum berbeda. Misalnya, Anda ingin ke suatu tempat dengan naik angkutan umum nomor X. Maka untuk pulang Anda harus naik angkutan umum nomor lain. Jika tak hafal nomor dan rute, dijamin Anda akan kesasar. Nah, wisata di Kota Cirebon tak lengkap jika Anda belum naik becak. Ada ribuan becak di kota ini, sehingga dengan mudah Anda menemukannya. Berkelilinglah ke empat keraton yang ada di Cirebon, yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Keraton Keprabonan. Perhatikan jarak antara keraton dan bicarakan dengan tukang becak yang Anda tumpangi. Lebih seru jika Anda selalu berganti becak di setiap objek yang Anda kunjungi. Selain Anda bisa membandingkan antara becak satu dengan yang lainnya, mengobrol dengan setiap tukang becak yang berbeda-beda niscaya menambah pengalaman Anda. Cukup rogoh kocek mulai dari lima ribu rupiah untuk menikmati tur dengan becak. Lanjutkan perjalanan dengan berwisata kuliner. Minta tukang becak membawa Anda ke tempat-tempat yang menjual aneka masakan khas Cirebon seperti Empal Gentong, Nasi Lengko, sampai Docang. Pilihan lain adalah mampir ke Jalan Gunung Sari untuk menikmati nasi jamblang. Bisa juga mampir ke Warung Nasi Jamblang Mang Dul. Malam itu, saya naik becak ke Jalan Gunung Sari untuk berburu nasi jamblang. Namun, ada pemandangan unik yang saya lihat di sana. Beberapa becak diletakkan dalam posisi terbalik. Sementara itu, para tukang becak tampak berdebat dengan polisi. “Palingan mereka sedang ditertibkan. Besok pagi juga sudah balik, jalan lagi becaknya,” tutur Heri. Ya, becak-becak tak beratap itu boleh jadi terpaksa tidur di malam hari. Esok, ia akan kembali merajai jalanan Kota Cirebon.