GOOD AGRICULTURAL PRACTICES (GAP) Oleh: Ismulhadi
LANDASAN HUKUM UU No. 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya UU No. 29 Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman UU. No. 16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Lanjutan landasan hukum…. Permentan No. 61/Permentan/OT.160/11/2006 Tentan Pedoman Budidaya Buah yang baik (GAP Komoditi Buah) Permentan No. 48/Permentan/OT.140/10/2009 Tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur yang baik (GAP for Fruits and Vegetables) Perpres No 22 Tahun 2009 Tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal Permentan No. 43/Permentan/OT.140/10 /2009 Tentang Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal
MENGAPA HARUS GAP Era Globalisasi Ekonomi (Persaingan Bebas) Pasar Global Terbuka (tidak ada proteksi dan hambatan tarif) Menurut FAO 3 Tantangan utama pertanian, adalah : 1.Peningkatan Ketahanan Pangan, mata pencaharian, pendapatan penduduk pedesaan 2. Memenuhi Peningkatan Kebutuhan Berbagai Produk Pangan yang Aman 3. Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan
PERMASALAHAN PANGAN DAN PENERAPAN GAP Perubahan Konsep Konsumen thdp Produk Pertanian Tuntutan Konsumen thdp Nutrisi Produk Sehat, Aman, menunjang kebugaran Kata Kuncinya Keamanan Pangan adalah Kualitas Produk Pangan Konsumen Mendesak agar Produk Pertanian: 1. Aman bagi kesehatan dan kebugaran 2. Aman bagi keselamatan dan kesehatan kerja 3. Aman bagi kualitas dan kelestarian lingkungan hidup Good Agricultural Practices bukan lagi wacana
BAGAIMANA GAP DI INDONESIA ? Tantangan terjadinya konversi lahan Dampak Konversi Lahan 1. Ekologi, menurunnya daya dukung lahan 2. Potensial, berkurangnya produksi air berakibat banjir 3. Ekonomi, berkurangnya kesempatan kerja, investasi infrastruktur (irigasi, kelembagaan) 4. Jangka Panjang menurunya Kesejahteraan Petani (lahan sempit, pendapatan rendah)
PENERAPAN GAP DLM AGRIBISNIS DI INDONESAI Penerapan GAP melalui SOP yang Spesifik: 1. Lokasi 2. Komoditas 3. Sasaran Pasar 4. Meningkatkan Produktivitas 5. Meningkatkan Kualitas Produk 6. Memenuhi Kebutuhan Konsumen 7. Memiliki Daya Saing Tinggi Nasional/Internasional
Lanjutan penerapan GAP …. Tujuan Penerapan GAP/SOP Meningkatkan: 1. Produksi dan Produktivitas 2. Mutu Hasil dan Keamanan Konsumsi 3. Efisiensi Penggunaan SDA 4. Kesuburan Lahan 5. Pelestarian Lingkungan 6. Sistem Produksi Berkelanjutan 7. Sikap Mental Petani yg akuntabel terhadap Kesehatan dan Keamanan Diri dan Lingkungan 8. Peluang Pasar Internasional 9. Jaminan Keamanan terhadap Konsumen
Sasaran GAP, adalah terwujudnya: 1. Keamanan Pangan 2. Jaminan Mutu Lanjutan……… Sasaran GAP, adalah terwujudnya: 1. Keamanan Pangan 2. Jaminan Mutu 3. Usaha Agribisnis Berkelanjutan 4. Peningkatan Daya Saing
Lanjutan………Penerapan GAP Tahapan Pelaksanaan Penerapan GAP/SOP: 1. Sosialisasi GAP 2. Penyusunan dan Perbanyakan SOP Budidaya 3. Penerapan GAP/SOP Budidaya 4. Identifikasi Kebun/Lahan Usaha 5. Penilaian Kebun/Lahan Usaha 6. Kebun/Lahan Usaha Tercatat/Teregister 7. Penghargaan Kebun Lahan Usaha Gap (kategori Prima- 3,Prima-2, dan Prima-1) 8. Labelisasi Produk Prima
Penerapan GAP Lahan Pertanian: 1. Program Perawatan Peralatan Lanjutan……… Penerapan GAP Lahan Pertanian: 1. Program Perawatan Peralatan 2. Program Sanitasi termasuk fasilitas Pengepakan 3. Pembersihan Akhir Musim Tanam 4. Tempat Penyucian dan Pengepakan 5. Pelatihan Bagi Karyawan 6. Program Penanganan Hama dan Penyakit 7. Program Perawtan Gudang 8. Transportasi 9. Pengambilan Sampel Mikrobia
KEBUN GAP REGISTRASI Tahun 2007: 39 kebun, hanya komoditas salak Tahun 2008: 616 kebun, 12 komoditas (salak, apel, mangga, durian, nanas, pisang, melon, semangka, rambutan, alpukat, markisa, manggis) Tahun 2009: 2.421 kebun, 19 komoditas (salak, apel, mangga, durian, nanas, pisang, melon, semangka, rambutan, alpukat, markisa, manggis, jeruk, sawo, duku, belimbing, strawbery)
ALUR PIKIR PENGEMBANGAN HORTIKULTURA SASARAN Ketahanan & Kemandirian Pangan Stabilisasi Harga / Inflasi Serapan & Produktivitas Tenaga Kerja Pelestarian Lingkungan Mendorong Investasi Usaha Kecil / Menengah Mendorong Pariwisata, Kesehatan, Industri & Jasa Pemeliharaan Kekayaan Budaya Produksi Buah : 18,4 Juta Ton (5,9 %), Sayuran : 12,1 Juta Ton (10 %), Biofarmaka : 512 Ribu Ton (6,6 %), Tanaman Hias : 352 Juta Tangkai (21,5 %) LINGKUNGAN STRATEGIS POTENSI TANTANGAN KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM PELUANG KONSUMSI PRODUKSI DISTRIBUSI GAP KAWASAN Produktivitas (Rata-rata) Buah : 23,2 Ton/Ha, Sayur : 12,32 Ton/Ha, Biofarmaka : 20,67 Ton/Ha, Tanaman Hias : 177.125 Tangkai/Ha TEMA STRATEGIS PDB Peningkatan PDB Hortikultura 5,29 % menjadi Rp. 82.435 Milyar Peningkatan Kualitas Produk Persentase Ekspor (Buah-buahan 2%, Sayur 2,5 %, Tanaman Hias 3 % dan Biofarmaka 2 %) Persentase masuk pasar moderen (buah 15 %, Sayur 20 %, Bifarmaka 60 % untuk industri) Peningkatan Ketersediaan Buah 4,23 % menjadi 78,65 Kg/Thn Sayur 7,32 % menjadi 48,68 Kg/Thn Peningkatan Pendapatan Petani Hortikultura 1,72 % menjadi Rp 5,96 Juta/rumah tangga petani/tahun Peningkatan Konsumsi : Buah 5,31 % menjadi 37,53 Kg/Thn Sayuran 3,29 % menjadi 43,46 Kg/Thn Peningkatan Volume Ekspor 14,48 % menjadi 717,45 Juta Ton dan nilai ekspor 13,31 % menjadi 411,51 Juta US $ Peningkatan Kesempatan Kerja 3,79 % menjadi 5.221.920 orang 13
Good Agriculture Practices Prinsip Produk aman dikonsumsi Produk bermutu Produktivitas tinggi Teknologi ramah lingkungan Mencegah penularan OPT Menjaga kesehatan dan kesejahteraan pekerja Traceability Kunci Penerapan GAP Kelompok tani Komoditas * Manager profesional * Pelatihan penerapan GAP * Sistem pendukung yang * difasilitasi pemerintah Adanya promosi * Kebun belum menerapkan GAP GAP Sertifikat kebun/produk Kelembagaan Kelompok tani dg managernya Penyuluhan konsultan pertanian Dinas Pertanian dan BAPPEDA BPTP, dll Puslitbang Hortikultura Perguruan Tinggi Organisasi Jaminan Mutu Kebun sudah menerapkan GAP Target Aman Konsumsi * Buah Bermutu * Kesejahteraan Petani Meningkat * Pelestarian Lingkungan * Mendukung Peningkatan Ekspor * Buah Bermutu
1. Memahami Pelanggan dan Konsumen Kondisi Riil Kondisi Ideal Produk yang dihasilkan petani tidak ada yang membeli sehingga dijual obral Konsumen menginginkan produk berkualitas, merek jaminan mutu harga murah
Sistem produksi melalui 2. Menyediakan Produk dgn Benar Sesuai Permintaan Pasar (Kontuinitas, Kualitas, Kuantitas) Kondisi Riil Kondisi Ideal Produk yang dihasilkan bermutu rendah tanpa melalui sistem produksi yang benar Sistem produksi melalui penerapan GAP/POS
4. Logistik & Distribusi yg Memadai Kondisi Riil Kondisi Ideal transportasi & logistik tidak didukung oleh fasilitas yang memadai transportasi & logistik didukung oleh fasilitas yang memadai
5. Komunikasi dan Informasi yg Lancar Kondisi Riil Kondisi Ideal Banyak petani yang masih buta/tidak mengerti mengenai pemasaran dan apa yang dibutuhkan oleh pasar Champion mengenai pemasaran dapat membantu petani mengerti pasar dan memahami kebutuhan pasar
6. Hubungan yang Efektif antar Rantai Pasokan Kondisi Riil Kondisi Ideal Tidak ada kepercayaan pada setiap anggota rantai Adanya rasa saling membutuhkan, saling percaya untuk membangun komitmen