Exchange Rate Policy Oleh : Dr. Rina Oktaviani.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Perekonomian Terbuka, Tinjauan Ulang : Model Mundell-Fleming dan
Advertisements

PERMINTAAN AGREGAT DALAM
Oleh : Dr. Rina Oktaviani
PEREKONOMIAN TERBUKA Samuelson Ch.30
Nilai Tukar & Sistem Keuangan Internasional
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN
Oleh : Tanti Novianti, MSi
Keuangan Internasional
Keseimbangan Pendapatan pada Perekonomian Terbuka
SISTEM MONETER INTERNASIONAL
ekmakro08-ittelkom-mna
ALIRAN STRUKTURALIS Adalah aliran pengembangan ide dasar sosialisme yang muncul di akhir 1940 dan 1950an. Teori strukturalis percaya bahwa pembangunan.
OPEN - ECONOMY.
OPEN ECONOMY MACROECONOMICS Makroekonomi Pada Perekonomian Terbuka
Pemerintah dan Nilai Tukar
MATERI EKONOMI MONETER PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
Sistem Nilai Tukar tidak ada satupun sistem nilai tukar yang dikenal selama ini, secara umum cocok digunakan untuk semua struktur ekonomi suatu negara,
mankiw's macroeconomics modules
EKONOMI MONETER I KEBIJAKAN MONETER.
Sistem Nilai Tukar.
REVIEW MATERI EKONOMI MAKRO (BAHAN UAS)
Teori Makro Ekonomi Perekonomian Terbuka
Kebijakan Perekonomian Terbuka
Transformasi Struktural Perekonomian Indenesia
Macro Economics Policy: Exchange Rate
PEREKONOMIAN TERBUKA Arus Modal dan Barang Internasional
Neraca Pembayaran.
MODUL MAKROEKONOMI MANKIW
EKONOMI MONETER I KEBIJAKAN MONETER.
SISTEM NILAI TUKAR RUPIAH
MAKROEKONOMI, edisi ke-6.
GLOBALISASI DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PEREKONOMIAN TERBUKA (OPEN ECONOMY)
Pasar Valuta Asing.
PEREKONOMIAN TERBUKA Samuelson Ch.30
Garapan Drs. Puji Suharjoko
Gambaran Umum Ekonomi Internasional
Penentuan Kurs Mata Uang
PENGANTAR ILMU EKONOMI INFLASI DAN DEFLASI
TEORI NILAI TUKAR (KURS)
BAHAN AJAR EKONOMI Kelas X Semester 2.
TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA
Risiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun fokus terhadap
PEREKONOMIAN TERBUKA Rowland B.F.P
SHORT RUN FLUCTUATION DAVID ROMER
Kebijakan moneter.
DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN
Makroekonomi Perekonomian Terbuka: Konsep Dasar
PEREKONOMIAN TERBUKA (OPEN ECONOMY)
KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN
EKONOMI MONETER II KEBIJAKAN MONETER.
Gambaran Umum Ekonomi Internasional
NAMA : LUKMAN JATI U NO : 26 KELAS : XMIA7.
EKONOMI MONETER I KEBIJAKAN MONETER.
Penentuan Kurs Mata Uang
BAB 12 Neraca Pembayaran, Kurs Valuta Asing dan Kegiatan Perekonomian Terbuka Neraca Pembayaran : suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai.
EKONOMI INTERNASIONAL
BAB 31 ILMU EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA : KONSEP-KONSEP DASAR
SEBUAH TEORI MAKROEKONOMI PEREKONOMIAN TERBUKA
Mengapa Perlu Belajar Pasar Keuangan?.
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
EKONOMI MONETER I KEBIJAKAN MONETER.
PEREKONOMIAN TERBUKA Arus Modal dan Barang Internasional
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI MASALAH EKONOMI
EKONOMI MONETER I KEBIJAKAN MONETER.
OPEN ECONOMY MACROECONOMICS Makroekonomi Pada Perekonomian Terbuka
EKONOMI MIKRO dan EKONOMI MAKRO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR MATERI PEMBELAJARAN.
TEORI NILAI TUKAR (KURS)
EKONOMI MONETER I KEBIJAKAN MONETER.
Transcript presentasi:

Exchange Rate Policy Oleh : Dr. Rina Oktaviani

Kebijakan Nilai Tukar Nilai Tukar  harga dari mata uang asing dalam mata uang domestik Penting dalam ekonomi terbuka  menghubungkan ekonomi dalam negeri dengan dunia melalui pasar barang & jasa Negara berkembang harus memilih sistem kurs & tergantung pada ekonomi & non ekonomi isu

Kebijakan Nilai Tukar Ada 3 alasan mengapa negara berkembang pindah dari fer (fixed exchange rate) ke floating/flexible exchange rate, yaitu : Tingkat inflasi yang tinggi dan tetap pada tahun 1980-an, shg membiarkan mata uangnya terdepresiasi untuk mempertahankan competitivenes. Inward looking  export orientation Meminimalisasi dampak kebalikan dari fluktuasi exchange rate dari mata uang dominan Secara politis nyaman bagi banyak negara berkembang KRITIK : mengakibatkan inflasi yang tinggi

Nilai Tukar sebagai Signal Harga  Bisakah mengaturnya ? Dalam pasar, harga memberikan informasi ttg barang, jasa & kekayaan apa yang akan diperdagangkan serta kekuatan beli apa (pendapatan & kekayaan) yang dapat digunakan untuk membelinya Jika pasar efisien, harga-harga merefleksikan seluruh informasi yang ada Pasar finansial diberlakukan sbg pasar yang efisien, walaupun bbrp studi menemukan ketidakefisienan. Bahkan jika harga-harga tidak menunjukkan informasi yang sempurna, harga tidak mengacaukan pembentukan harga pasar. Hal inilah yang menyebabkan ekonom secara umum mengakui pentingnya harga dalam alokasi sumberdaya yang efisien Jika demikian, manajemen harga dari suatu badan sangat kontradiksi, tetapi banyak ekonom menganjurkan “managing exchange rate” walaupun exchange rate adalah harga dalam ekonomi terbuka

Kenen Argumen untuk exchange rate management : Mereka yang “memproduksi” exchange rate di pasar nilai tukar mempunyai motivasi yang berbeda dengan mereka yang “mengkonsumsi” exchane rate di pasar barang, jasa & modal Exchange rate sangat fleksibel, sedangkan harga barang kaku, maka nominal & riil exchange rate bergerak bersama. Kekakuan harga membuat regim exchange rate sangat penting. Ketika nominal exchange rate memperoleh real rates maka aktivitas ekonomi juga terpengaruh Floating exchange rate lebih mahal karena menghasilkan perubahan yang besar dari real exchange rate  perubahan output dan pola perdagangan

Atau bisa dikombinasikan fixed dan floating exchange rate Pendapat lain : Pasar exchange rate di negara berkembang adalah tipis, pasar yang menetukan exchange rate fluktuasi  memperoleh economi real Tapi fluktuasi tidak selalu buruk, pada banyak kasus justru menunjukkan penyesuaian ekonomi Atau bisa dikombinasikan fixed dan floating exchange rate

Pendekatan pada Exchane Rate Policy Ada 2 pendekatan kebijakan exchange rate di negara berkembang : Real Target Nominal exchange rate adalah instrumen kebijakan yang berbeda dari kebijakan fiskal & moneter domestik Swan Salter model  jika terjadi neraca berjalan defisit  exchange rate terdepresiasi, to correct it Pemerintah dipercaya untuk membuat kebijakan

Asumsi Nominal gaji & harga adalah non-tradable & sluggish  menyebabkan turunnya real wages setelah nominal devaluation dengan demikian menyebabkan devaluasi riil Devaluasi riil memiliki dampak signifikan seperti meningkatkan net ekspor Keadaan perekonomian tergantung pada pada goncangan riil yang berasal dari domestik atau eksternal yang berbeda dari yang dialami oleh trading partner-nya

Pendekatan Nominal Anchor Exchange rate suatu negara harus dikenal dan dapat dipercaya untuk tetap, terhadap mata uang yang mempunyai tingkat inflasi yang rendah Implikasinya jika signal adalah jelas dan dapat dipercaya, riil ekonomi dapat meyesuaikan dengan tepat pada setiap perubahan, termasuk anti-inflasionary exchange rate policy. Untuk menjaga daya saing, exchange rate memimpin daripada mengikuti variabel nominal lainnya seperti harga domestik dan inflasi tingkat upah

Pendekatan Nominal Anchor Sukses Dengan Syarat Terdapat komitmen yang tinggi untuk mempertahankan nilai tukar  disiplin pada penciptaan kredit terutama untuk sektor publik Komitmen exchange rate harus bisa dipercaya pada foreign exchange market Komitmen exchange rate harus bisa dipercaya di pasar TK Kekakuan di pasar TK tidak menghalangi penyesuaian riil

Dua Argumen yang Menyukai Nominal Anchor Approach Negara dengan inflasi yang tinggi harus mempunyai pegangan untuk melawan inflasi Negara kecil, dengan share thdp non tradables dgn total output yang kecil mungkin memiliki kemapuan yang lebih kecil untuk menyamakan devaluasi riil dengan devaluasi nominal

Dua Poin yang Memperkuat Nominal Anchor Approach Gangguan ekonomi yang terjadi di banyak negara berkembang (contohnya : terms of trade) membutuhkan devaluasi riil exchange rate Jika tidak ada mekanisme exchange rate banayk negara berkembang masih memiliki hambatan perdagangan, seperti instrumen kebijakan yang mungkin digunakan pada balance of payment krisis

Subbab selanjutnya mereview ekonomi politik dari inflasi dan adanya keuntungan yang terbatas bagi perusahaan dan sistem fixed exchange rate pada negara berkembang yang tingkat inflasinya tinggi Banyak negara berkembang di Asia dengan tingkat inflasi yang rendah mungkin mempunyai keadaan yang lebih baik jika mereka dapat menerapkan pendekatan target riil untuk mengelola daya saing eksternalnya SWAN MODEL Menunjukkan jika suatu negara tetap mempertahankan tingkat real exchange rate “dekat” dengan keseimbangan real exchange rate  hal ini akan mengakibatkan an active demand management policy untuk memperbaiki keseimbangan internal & eksternal

The Swan Diagram IB menunjukkan kombinasi dari real exchange rate dan absorpsi domestik (C+I+G) pada saat terdapat internal balance dalam ekonomi yaitu full employment & harga stabil EB IB (II) (III) (IV) Surplus Inflation Deficit Unemployment D A B B’ (I) Domestic Absorption Real Exchange Rate Depreciation Appreciation EB menunjukkan kombinasi real exchange rate dengan absorpsi domestik dimana terdapat eksternal balance (keseimbangan pada neraca berjalan) Titik A Keseimbangan

Ekonomi Politik Dari Inflasi Terdapat hubungan yang erat antara derajat politik yang tidak stabil dengan polarisasi dan ketergantungan dengan pajak inflasi Negara Asia lebih stabil  kecil kemungkinan untuk penggunaan yang salah dari kebijakan fiskal dan moneter & lebih menguntungkan jika menerapkan fixed exchange rate ISU KUNCI  kepercayaan (credibility) Penerapan kepercayaan sulit dilakukan pada negara dimana pemerintahnya memiliki sejarah panjang pada kebijakan ekspansi & inflasi tinggi

CURRENCY BOARD  suatu format pengaturan keuangan yang ekstrim & memaksa disiplin keuangan dengan pemindahan pertimbangan dari kekuasaan moneter sehingga menetapkan stabilitas harga CURRENCY BOARD SYSTEM (CBS) memerlukan secular growth of external reserves melalui surplus perdagangan dan atau net capital inflows

Menjaga Dayasaing Overvalued dari exchange rate akan mengakibatkan : Menekan ekspor Merugikan pertanian Menstimulasi impor Ketidakstabilan capital account dan menimbulkan krisis hutang Meningkatkan proteksi untuk melawan impor Tidak menolong inflasi Rent seeking ekonomi