Created by : Aria Gusti http://ariagusti.wordpress.com SCREENING TEST Created by : Aria Gusti http://ariagusti.wordpress.com.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE EPIDEMIOLOGI UNTUK MENILAI DIAGNOSIS PADA SECRINING
Advertisements

TEST HIV DAN KONSELING.
PEDOMAN PENGISIAN KUESIONER PENYAKIT MENULAR TUBERKULOSIS PARU (TB)
MENYUSUN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Aria Gusti, SKM, M.Kes KONSEP PENYEBAB DAN PROSES TIMBULNYA PENYAKIT‏ Aria Gusti, SKM, M.Kes
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Konsep dan strategi pelaksanaan dan pelatihan Deteksi dini kanker leher rahim dan payudara Dr. Achmad suparmono ,spog.
SKRINING SAWITRI.
Prinsip Dasar Pemilihan Pemeriksaan Penunjang
SKRINING dr. Fazidah A Srg Mkes.
Prodi Kesehatan Masyarakat
Kelainan Sistem Pencernaan
Mugi Wahidin, M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa unggul 2014/2015.
DISUSUN OLEH NURJANAH , RAHAYU P , RATIH S , RENI F , RINAWATI
Uji Hipotesis Beda Proporsi
Diagnosis aids.
Materi Pengertian dan Tujuan Transfusi Golongan Darah Tes Combs
HIV/ AIDS PANJI HIDAYAT, M.Pd.
Ria Hartini Sitompul G1B011054
SKRINING.
KARDIOTOKOGRAFI oleh Yusrawati.
SELEKSI & PENEMPATAN TENAGA KERJA
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3 (2)
Validitas dan Reliabilitas Pengukuran
SKRINING DAN DETEKSI DINI KANKER SOLID
PRINSIP DETEKSI DINI TERHADAP KELAINAN, KOMPLIKASI DAN PENYULIT PADA IBU HAMIL Hasnaeni Hatta, S. ST.
Epidemiologi & Pencegahan
UKURAN FREKUENSI MASALAH KESEHATAN
Pertemuan 4 Materi 4. Sampling untuk Pengujian Transaksi
Pengukuran Pencegahan
SKRINING By. Nur Alvira.
Apa itu HIV? HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh Dimana sel darah putih dalam tubuh berfungsi sebagai tameng untuk melawan bibit.
PENEMUAN PENYAKIT DENGAN ‘SCREENING’
Aplikasi Pemeriksaan Psikologis
DEASY ROSMALA DEWI, SKM,MKES
SKRINING.
Comparison of Real Time IS6110-PCR, Microscopy, and Culture for Diagnosis of Tuberculous Meningitis in a Cohort of Adult Patients in Indonesia Nama :
METODE EPIDEMIOLOGI UNTUK MENILAI DIAGNOSIS PADA SECRINING
MANIFESTASI KLINIK PENYAKIT MENULAR
PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN DETEKSI DINI
Aplikasi Validitas dan Reliabilitas
LAPORAN METODE PENELITIAN PROJECT WORK/TUGAS AKHIR
PEMERIKSAAN PENUNJANG AREA BEDAH Tintin Sukartini, SKp, M.Kes, Dr. Kep.
PSIKOLOGI KESEHATAN.
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
KEBIJAKAN & UPAYA PEMERINTAH TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI
SCREENING By: Nurul Hidayah, S.KM.
SCREENING By: Nurul Hidayah, S.KM.
Dr.Samuel Marco Kanker Leher Rahim dr.Samuel Marco
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
PSIKOLOGI KESEHATAN.
KELOMPOK 6 : AMALIA WARDATIN NISA DELLA APRIMANINGSIH DYAH AYU PUSPITA .A.
Kemampuan suatu fasilitas penyaringan dapat memproses 1000 orang perminggu. Dengan asumsi bahwa prevalensi suatu penyakit sebesar 4 %, saudara diminta.
MENGENAL, MENCEGAH & MENGOBATI KANKER PAYUDARA DIAWAL PAGI
Apa itu HIV? HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh Dimana sel darah putih dalam tubuh berfungsi sebagai tameng untuk melawan bibit.
ASUHAN ANTENATAL Riyan irawan. Adalah upaya preventif program pelayanan obstetrik u/ luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan.
Pelatihan IPP > Paket 1 Pelatihan IPP - Paket 1 HIV dan AIDS.
PENCEGAHAN KANKER SERVIKS Asrama Haji Kota Madiun
UKURAN FREKUENSI MASALAH KESEHATAN
CERVICAL CANCER. WHAT IS CERVICAL CANCER ??? penyakit tumor ganas di leher rahim yang dapat menyebar (metastasis) ke organ- organ yang lain dan menyebabkan.
Created by Mr.CHROME.
UJI DIAGNOSTIK.
UKURAN FREKUENSI MASALAH KESEHATAN
Pendahuluan ICPD  (International Conference on Population and Development ) Mesir)  1995 Beijing, Cina,  1999 Denhaque  2000 New York Definisi.
Skrining Pengertian Usaha untuk mengidentifikasi penyakit- penyakit yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan pemeriksaan tertentu atau prosedur.
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Sesi 2 Manifestasi Klinik Penyakit Menular
Transcript presentasi:

Created by : Aria Gusti http://ariagusti.wordpress.com SCREENING TEST Created by : Aria Gusti http://ariagusti.wordpress.com

What is? Screening adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita.

Screening Screening bukan mendiagnosa penyakit. Bagi yang dianggap positif hasil screening  dilakukan pemeriksaan lebih intensif untuk menentukan apakah benar-benar sakit atau tidak. Bagi yg terdiagnosa positif diobati secara intensif agar tidak membahayakan diri ataupun lingkungannya.

Proses Screening Tahap pertama, dilakukan pemeriksaan terhadap penduduk risiko tinggi  Bila positif dilanjutkan ke : Tahap kedua, yaitu pemeriksaan diagnostik  bila positif diberi pengobatan. Proses screening adalah pemeriksaan tahap pertama.

Pemeriksaan screening, al: - pemeriksaan gula darah - pemeriksaan rontgen untuk TBC - screening murid SD Syarat uji screening : - dengan cepat dapat memilih sasaran untuk pemeriksaan lebih lanjut - tidak mahal - mudah dilakukan oleh petugas kesehatan - tidak membahayakan yang diperiksa dan pemeriksa

Tujuan Screening Test Identidikasi Infeksi bakteri (lepra, TBC, dll) Identifikasi Infeksi virus (hepatitis) Identifikasi Non infeksi (hipertensi, diabetes, jantung, karsinoma serviks, prostat, glaukoma) Identifikasi AIDS, dll Dapat dilakukan secara massal atau selektif

Lokasi Screening tes TBC  RO foto mobil Pap smear dan uji kehamilan di RS Screening tes glaukoma di RS khusus mata Screening di RS Jantung dan kanker Screening murid kelas 1 SD di sekolah

Kriteria Uji Validitas Reliabilitas, dan Yield

Validitas Dua komponen validitas : Sensitivitas  kemampuan suatu tes mengidentifikasi individu dgn tepat, dgn hasil positif dan benar sakit. Spesivisitas  kemampuan suatu tes mengidentifikasi individu dgn tepat, dgn hasil negatif dan benar tidak sakit. Validitas = keakuratan alat ukur

Perkiraan nilai kecermatan Nilai kecermatan positif adalah proporsi yg sakit diantara yg hasil tes positif y = a/(a+b) Nilai kecermatan negatif adalah proporsi yg tidak sakit diantara hasil tes negatif z = d/c+d

Positif Rate & Negatif Rate False positif rate adalah jumlah hasil tes positif semu dibagi jumlah seluruh hasil tes positif = (1 – y) False negatif rate adalah jumlah hasil tes negatif semu dibagi jumlah seluruh hasil tes negatif = (1 - z)

Hasil tes Keadaan Penderita Jumlah Sakit Tidak sakit Positif 45 10 55 Misalkan dilakukan tes screening terhadap 150 org dicurigai menderita penyakit dan 45 org positif benar, 10 org positif semu, 5 org negatif semu, dan 90 org negatif benar. Hasil tes Keadaan Penderita Jumlah Sakit Tidak sakit Positif 45 10 55 Negatif 5 90 95 50 100 150

Hasil validitas alat Sensitivitas hasil tes = 45/55 = 82% Spesivisitas hasil tes = 90/95 = 95% Nilai kecermatan positif = 45/55 = 82% Nilai kecermatan negatif = 90/95 = 95% False positif rate = 100-82% = 18% False negatif rate = 100-95% = 5%

Reliabilitas Bila tes dilakukan berulang-ulang dan hasilnya konsisten  reliabel dipengaruhi oleh : Variabilitas alat yg digunakan dipengaruhi oleh : - stabilitas reagen - stabilitas alat ukur yg digunakan Variabilitas orang yg diperiksa :  kondisi fisik, psikis, stadium penyakit, atau penyakit dlm masa tunas. umumnya variasi ini sulit diukur teutama faktor psikis. Variabilitas pemeriksa  interna dan eksterna

Upaya mengurangi variasi Standardisasi reagen dan alat ukur Pelatihan intensif pemeriksa Penentuan kriteria yg jelas Penerangan kepada orang yg diperiksa Pemeriksaan dilakukan dengan cepat

YIELD Jumlah penyakit yg terdiagnosis dan diobati sebagai hasil dari screening test. Dipengaruhi oleh beberapa faktor : Sensitivitas alat uji Prevalensi penyakit yg tidak nampak Screening yg dilakukan sebelumnya Kesadaran masyarakat Bila alat yg digunakan sensitivitas rendah  disebut screening tes dgn Yield rendah

Terima Kasih