Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik Nasional

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Teori Graf.
Advertisements

Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
(Matematika Al-Quran)
Kuswanto, Uji Normalitas  Untuk keperluan analisis selanjutnya, dalam statistika induktif harus diketahui model distribusinya  Dalam uji.
Pusat Litbang Permukiman – Dep. Pekerjaan Umum
SUBBIDANG DATA DAN INFORMASI
PERCOBAAN FAKTORIAL DENGAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK Prof. Kusriningrum
FUNGSI KUADRAT Titik potong dengan sumbu-Y jika x = 0
KARAKTERISTIK KEMISKINAN NASIONAL KEBIJAKAN NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN KEMISKINAN JAWA BARAT DALAM KONSTALASI KEMISKINAN NASIONAl KELEMBAGAAN TKPK.
Wido Hanggoro ` Research and Development Department Indonesia Meteorological Climatological and Geophysical Agency.
Bulan maret 2012, nilai pewarnaan :
Tugas: Perangkat Keras Komputer Versi:1.0.0 Materi: Installing Windows 98 Penyaji: Zulkarnaen NS 1.

1 Diagram berikut menyatakan jenis ekstrakurikuler di suatu SMK yang diikuti oleh 400 siswa. Persentase siswa yang tidak mengikuti ekstrakurikuler.
(UKURAN PEMUSATAN DAN UKURAN PENYEBARAN)
Bab 11A Nonparametrik: Data Frekuensi Bab 11A.
BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL DIREKTORAT PELAPORAN DAN STATISTIK DISAJIKAN PADA RADALGRAM JAKARTA, 4 AGUSTUS 2009.
Interval Prediksi 1. Digunakan untuk melakukan estimasi nilai X secara individu 2. Tidak digunakan untuk melakukan estimasi parameter populasi yang tidak.
PEMBANDINGAN BERGANDA (Prof. Dr. Kusriningrum)
Bab 11B
PENCAPAIAN KKP PROGRAM KB NASIONAL PROV RIAU BULAN : JUNI 2010.
BOROBUDUR (4) FAHMI BASYA
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT SRIJAYA PUSAKA NUSANTARA JAKARTA TIMUR
Mari Kita Lihat Video Berikut ini.
Statistika Deskriptif
LAPORAN MILLENIUM DEVELOPMENT GOALs
Bab 6B Distribusi Probabilitas Pensampelan
Bab 13A Nonparametrik: Data Peringkat I
UKURAN PENYEBARAN DATA
Uji Normalitas.
DISTRIBUSI FREKUENSI oleh Ratu Ilma Indra Putri. DEFINISI Pengelompokkan data menjadi tabulasi data dengan memakai kelas- kelas data dan dikaitkan dengan.
Pengolahan Citra Digital: Konsep Dasar Representasi Citra
Rabu 23 Maret 2011Matematika Teknik 2 Pu Barisan Barisan Tak Hingga Kekonvergenan barisan tak hingga Sifat – sifat barisan Barisan Monoton.
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN PEMAHAMAN PERANCANGAN PERCOBAAN MAHASISWA SEMESTER VI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA PENANGGUNG.
Nonparametrik: Data Peringkat 2
PERKEMBANGAN KELULUSAN SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK KOTA SEMARANG DUA TAHUN TERAKHIR T.P DAN 2013.
Pengujian Hipotesis Parametrik 2
MG-11 ANALISIS BIAYA MANFAAT ANALISIS PROYEK KEHUTANAN BERDISKONTO
PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
UKURAN PEMUSATAN DATA Sub Judul.
TIRANI MODAL DAN KETAHANAN EKONOMI
PADA RAPAT EVALUASI PENYERAPAN ANGGARAN APBD
Bab 16 Sekor Komposit dan Seleksi Sekor Komposi dan Seleksi
PROPOSAL PENGAJUAN INVESTASI BUDIDAYA LELE
Selamat Datang Dalam Kuliah Terbuka Ini
Bulan FEBRUARI 2012, nilai pewarnaan :
AREAL PARKIR PEMERINTAH KABUPATEN JEMBRANA
EVALUASI KINERJA LABORATORIUM OLEH: WAHYU WIDODO.
KINERJA SAMPAI DENGAN BULAN AGUSTUS 2013
Bab 13A Nonparametrik: Data Peringkat I Bab 13A
Nonparametrik: Data Peringkat 2
PENGUJIAN HIPOTESA Probo Hardini stapro.
TOKOFEROL DAN FENOLIK TOTAL PADA 10 JENIS KACANG
Graf.
PENGUJIAN HIPOTESIS RATA-RATA (MEAN) 1 SAMPEL
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
USAHA DAN ENERGI ENTER Klik ENTER untuk mulai...
Statistika Deskriptif: Statistik Sampel
DISTRIBUSI FREKUENSI.
Bersyukur.
Statistika Deskriptif: Distribusi Proporsi
Nilai Ujian Statistik 80 orang mahasiswa Fapet UNHAS adalah sebagai berikut:
Teknik Numeris (Numerical Technique)
• Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah•
BAB2 QUEUE 6.3 & 7.3 NESTED LOOP.
Bab 7 Nilai Acuan Norma.
UKURAN PEMUSATAN DAN LETAK DATA
Akuntasi Sektor Publik Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Daerah
Korelasi dan Regresi Ganda
Pengantar sistem informasi Rahma dhania salamah msp.
Transcript presentasi:

Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik Nasional

Pendahuluan

Prakiraan bertumpu pada pertumbuhan jumlah pelanggan dengan asumsi bahwa pertumbuhan ini merupakan respon masyarakat terhadap adanya pasokan listrik. Apabila pasokan listrik cukup, keandalan yang baik, harga sesuai kemampuan beli masyarakat, maka pelanggan akan bertambah.

Tiga tahapan proses prakiraan : a). mencari batas terendah dan batas tertinggi pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik. Hasil perhitungan batas terendah disebut prakiraan- rendah dan batas tertinggi disebut prakiraan-tinggi. b). melakukan koreksi atas hasil perhitungan tahap pertama berdasarkan pertimbangan lain dan informasi dari hasil sensus tahun 2010. c). melakukan koreksi-koreksi mengenai kebutuhan tenaga listrik berdasarkan rencana nyata kebutuhan tenaga listrik (rencana pembangunan).

Oleh hal pertama yang harus diperhatikan adalah pertumbuhan penduduk. Tujuan utama pasokan energi listrik adalah peningkatan kesejahteraan penduduk, mulai dari kenyamanan kehidupan rumah tangga, kecukupan lapangan kerja, kecukupan pendapatan, sampai ke pelayanan kesehatan dan keamanan. Oleh hal pertama yang harus diperhatikan adalah pertumbuhan penduduk. Dari pertumbuhan penduduk inilah, ditambah dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, suatu cara prakiraan kebutuhan listrik untuk masa-masa mendatang diturunkan.

Formulasi Kebutuhan Tenaga Listrik Jumlah pelanggan Publik: Sos  2%, Kantor  0,3%, PJU  0,3% dari Total Pelanggan Penjualan Energi Total  Konsumsi Pelanggan Total Jumlah pelanggan Bisnis  5% dari Total Pelanggan Jumlah pelanggan Industri  1% dari Total Pelanggan Jumlah pelanggan Rumah Tangga sangat dominan : >90% total pelanggan Berubah dari tahun ke tahun (fungsi waktu) Pendahuluan

modifikasi bentuk-bentuk fungsi Prakiraan kebutuhan tenaga listrik bukan hanya kelanjutan trend yang sudah terjadi Harapan serta rencana-rencana pembangunan dapat dimasukkan dalam formulasi konsumsi pelanggan total dengan cara modifikasi bentuk-bentuk fungsi Pendahuluan

Pengamatan Data Historis

Perkembangan Kapasitas Terpasang PLN 1973-2005 Situasi Tidak Normal (sarana tak mencukupi) Pengamatan Data Historis

Perkembangan Jaringan PLN 1994-2005 Gb.6.5. Jaringan Transmisi dan Distribusi Situasi Tidak Normal (sarana tak mencukupi) Pengamatan Data Historis

Puncak kondisi buruk: SAIDI 27 jam/plg Situasi Tidak Normal Puncak kondisi buruk: SAIDI 27 jam/plg Pengamatan Data Historis

Pertumbuhan Jumlah Pelanggan Tahun RT Ind Bis Pub 1994 12,15% 7,45% 8,10% 2,67% 1995 15.14% 8.01% 11.66% 13.41% 1996 12.94% 6.34% 12.79% 11.48% 1997 11.92% 6.06% 13.19% 18.43% 1998 7.51% -15.09% 6.88% 0.91% 1999 3.70% -1.33% 15.84% 5.47% 2000 3.73% 4.29% 8.21% 3.75% 2001 4.10% 3.78% 10.28% 3.41% 2002 3.65% 1.76% 6.27% 4.73% 2003 3.79% -0.01% 5.22% 5.05% 2004 3.66% -0.64% 5.67% 2005 3.47% -0.10% 5.31% 4.83% 2006 2.93% -0.23% 13.71% 5.57% 2007 0.97% -2.70% 6.50% 2008 3.86% 1.53% 6.55% 6.42% 2009 2.98% 0.77% 9.52% 3.32% 2010 6.00% 1.62% 1.74% 5.46% Tidak Normal Pertumbuhan tinggi Pertumbuhan rendah Normal : PLN memiliki sarana cukup untuk mecatu kebutuhan Energi Listrik Tidak Normal : Sarana fisik PLN tidak mencukupi Pengamatan Data Historis

Pertumbuhan Jumlah Pelanggan Tahun RT Ind Bis Pub 1995 15.14% 8.01% 11.66% 13.41% 1996 12.94% 6.34% 12.79% 11.48% 1997 11.92% 6.06% 13.19% 18.43% 2007 4.73% 0.97% -2.70% 6.50% 2008 3.86% 1.53% 6.55% 6.42% 2009 2.98% 0.77% 9.52% 3.32% 2010 6.00% 1.62% 1.74% 5.46% 2011 8.27% 3.47% 7.18% 5.90% RT 5,2% Ind 1,6% Bis 4,5% Pub 5,5% RT 13,3% Ind 6,8% Bis 12,6% Pub14,4% RT 4,4% Ind 1,22% Bis 3,8% Pub 5,4% Pengamatan Data Historis

Pertumbuhan Konsumsi Rata-rata Per Pelanggan Pengamatan Data Historis

Prakiraan Nasional

Batas-Rendah dan Batas-Tinggi Kebutuhan Tenaga Listrik Pertumbuhan Jumlah Pelanggan Karena akan diperbandingkan dengan RUPTL 2011-2020, maka realisasi tahun 2011 belum dianggap sebagai data historis. Pertumbuhan rata-rata jumlah pelanggan antara 2007 sampai 2010 adalah 4,4% untuk RT, 1,22% untuk Industri, 3,8% untuk Bisnis dan 5,4% untuk Publik. Namun pertumbuhan rendah ini perlu dicermati, terutama pada pertumbuhan jumlah pelanggan RT karena kita menaruh harapan (misalnya) bahwa Rasio Elektrifikasi 100% dapat dicapai pada tahun tertentu. Pertumbuhan jumlah penduduk diambil dari proyeksi BPS 2005. Jika diasumsikan satu RT terdiri dari 4 jiwa maka pertumbuhan jumlah pelanggan RT adalah 4,4% Rasio Elektrifikasi 100% akan tercapai pada tahun 2023 Hal ini dinilai terlalu lambat. Harapan: Rasio Elektrifikas 100% dapat dicapai tahun 2020, maka pertumbuhan jumlah pelanggan RT harus ditargetkan Prakiraan Nasional

Prosedur Perhitungan 1. Tentukan Konsumsi Rata-rata untuk pelanggan RT, Industri, Bisnis, dan Publik [kWh/tahun], dengan menggunakan persamaan trend perubahan konsumsi; persamaan yang digunakan untuk menghitung adalah persamaan yang diperoleh pada situasi normal. 2. Targetkan pertumbuhan jumlah pelanggan RT, yaitu 3 juta/tahun agar rasio elektrifikasi 100% tercapai menjelang 2020. Untuk keperluan ini digunakan proyeksi pertumbuhan penduduk dari BPS tahun 2005. 4. Hitung prakiraan-rendah = jumlah pelanggan x konsumsi energi per tahun, dengan pertumbuhan 1,22% untuk Industri, 3,8% untuk Bisnis, dan 5,4% untuk Publik. 5. Hitung prakiraan-tinggi = jumlah pelanggan x konsumsi energi per tahun, yang merupakan harapan untuk meraih kembali sukses yang pernah dicapai sebelum tahun 1998, dengan pertumbuhan 6% untuk Industri, 11% untuk Bisnis dan 11% untuk Publik, sedangkan untuk RT sama dengan prakiraan rendah. Prakiraan Nasional

Prakiraan Rendah Kebutuhan Energi [GWh] Hasil Perhitungan Prakiraan Rendah Kebutuhan Energi [GWh] Tahun RT Ind Bis Pub Total RE kWh/kapita 2012 72,263 52,711 30,510 11,859 167,343 73.90% 700 2013 79,215 54,178 32,532 13,178 179,103 77.41% 740 2014 86,741 55,673 34,663 14,606 191,683 81.12% 783 2015 94,886 57,197 36,908 16,149 205,140 85.03% 829 2016 103,695 58,750 39,274 17,817 219,535 89.13% 877 2017 113,220 60,332 41,766 19,618 234,935 93.45% 928 2018 123,514 61,944 44,390 21,562 251,410 98.01% 983 2019 130,930 63,586 47,153 23,659 265,329 100.00% 1,027 2020 135,876 65,260 50,061 25,920 277,118   1,062 Prakiraan Nasional

Prakiraan Tinggi Kebutuhan Energi [GWh] Tahun RT Ind Bis Pub Total RE kWh/kapita 2012 72,263 58,683 35,884 13,974 180,804 73.90% 756 2013 79,215 63,641 41,495 16,856 201,207 77.41% 831 2014 86,741 69,003 47,950 20,279 223,973 81.12% 915 2015 94,886 74,799 55,371 24,339 249,394 85.03% 1,007 2016 103,695 81,065 63,899 29,148 277,807 89.13% 1,110 2017 113,220 87,838 73,695 34,839 309,592 93.45% 1,223 2018 123,514 95,156 84,944 41,566 345,180 98.01% 1,349 2019 130,930 103,064 97,856 49,509 381,359 100.00% 1,476 2020 135.876 111.607 112.670 58.879 419.033 1.605 Prakiraan Nasional

Perbandingan dengan RUPTL 2011-2020  Tahun Prakiraan Rendah Prakiraan Tinggi RUPTL 2011-2020 2012 167.3 180.8 177.8 2013 179.1 201.2 193.4 1014 191.7 224.0 210.1 2015 205.1 249.4 227.6 2016 219.5 277.8 246.2 2017 234.9 309.6 264.6 2018 251.4 345.2 284.4 2019 265.3 381.4 305.7 2020 277.1 419.0 328.3 Prakiraan Nasional

Prakiraan Nasional

Dalam prakiraan-rendah dan prakiraan-tinggi , Koreksi-Koreksi Koreksi-1: Pertumbuhan Konsumsi Rata-rata Pertumbuhan suatu fungsi kontinyu F(t) di setiap t adalah dF(t)/dt Jika F(t) adalah diswkrit maka dF(t)/dt diganti menjadi F(t)/t Dalam prakiraan-rendah dan prakiraan-tinggi , konsep pertumbuhan ini telah diterapkan pada pertumbuhan jumlah pelanggan tetapi konsumsi per pelanggan didekati dengan trend peningkatan konsumsi. Pertumbuhan konsumsi per pelanggan dihitung dari data dalam situasi normal 2007-2010; masing-masing diambil rata-ratanya dan digunakan untuk menghitung pertumbuhan konsumsi untuk tahun-tahun berikutnya. Prakiraan Nasional

Dalam prakiraan-rendah diasumsikan terdapat 4 jiwa per rumah tangga. Koreksi-2: Pertumbuhan Pelanggan Dalam prakiraan-rendah diasumsikan terdapat 4 jiwa per rumah tangga. Sensus penduduk 2010 memberikan angka jumlah jiwa rata-rata per rumah tangga adalah 3,86 jiwa. Jika angka 3,86 jiwa per rumah tangga digunakan dalam perhitungan prakiraan-rendah, dan pertambahan jumlah pelanggan RT sebesar 3 juta per tahun tetap dipertahankan, maka Rasio Elektrifikasi 100% tercapai mundur satu tahun; dari yang semula tercapai pada 2019 menjadi tahun 2020 Prakiraan Nasional

Koreksi-3: Angkatan Kerja Dengan kriteria angkatan kerja sesuai sensus penduduk 2010 yaitu Penduduk yang berusaha sendiri; Penduduk yang berusaha dibantu oleh buruh tidak tetap; Penduduk yang berusaha dibantu oleh buruh tetap; Buruh atau karyawan atau pegawai; Pekerja bebas jumlah angkatan kerja adalah 88.393.758 jiwa atau 37,20% dari jumlah penduduk Indonesia Angkatan kerja ini merupakan jumlah orang yang bekerja baik di sektor formal maupun nonformal dan dianggap sebagai jumlah angkatan kerja yang mengkonsumsi tenaga listrik non-RT. Prakiraan Nasional

Kebutuhan konsumsi per angkatan kerja merefleksikan pertumbuhan Industri, Bisnis, dan Publik Pertumbuhan rata-rata per tahun penjualan (Ind+Bis+Pub), dari tahun 2007 sampai 2010 adalah 5% per tahun. Pertumbuhan rata-rata ini agak rendah karena pada tahun 2009 terjadi pertumbuhan negatif sebesar 0,23% walaupun pertumbuhan tahun sebelumnya 6,75% dan pertumbuhan tahun berikutnya 8,50%. Pertumbuhan rata-rata jumlah angkatan kerja tidak dapat dicari oleh karena itu pertumbuhan jumlah angkatan kerja dikaitkan dengan pertumbuhan jumlah penduduk dengan persentase jumlah angkatan kerja dianggap sama setiap tahun yaitu sebesar 37,20% Dengan anggapan ini, konsumsi tenaga listrik per angkatan kerja untuk tahun 2007 sampai 2010 dapat dihitung dan nilai rata-ratanya digunakan sebagai pertumbuhan untuk tahun-tahun berikutnya Prakiraan Nasional

Hasil Perhitungan dengan Koreksi 1, 2, 3 Tabel-4. Prakiraan Kebutuhan Energi [TWh] dengan Koreksi Tahun RT Ind+Bis+Pub Total RE RUPTL 2011-2020 2012 74,666.1 98,799.6 173,465.8 73.48% 177.8 2013 82,533.9 104,975.5 187,509.5 77.39% 193.4 2014 90,882.9 111,504.6 202,387.4 81.23% 210.1 2015 99,737.8 118,403.4 218,141.1 85.00% 227.6 2016 109,124.7 125,719.5 234,844.2 88.68% 246.2 2017 119,071.0 133,459.4 252,530.3 92.29% 264.6 2018 129,605.1 141,635.3 271,240.4 95.84% 284.4 2019 140,757.2 150,260.4 291,017.6 99.33% 305.7 2020 148,423.4 159,347.7 307,771.1 100.00% 328.3 Prakiraan Nasional

Prakiraan Nasional

Tabel-5. Prakiraan Kebutuhan Energi [TWh] pada Pert Ekonomi 6% Pertumbuhan Ekonomi Telah diberikan argumen bahwa di antara empat kelompok pelanggan PLN, pelanggan RT adalah pelanggan yang paling tidak terlalu terpengaruh oleh gejolak ekonomi baik dilihat dari jumlah pelanggan maupun konsumsi tenaga listriknya. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi mempengaruhi pertumbuhan jumlah pelanggan maupun konsumsi energi Industri, Bisnis, maupun Publik. Jika faktor elastisitas 1,5 dan pertumbuhan ekonomi diasumsikan 6%, maka pertumbuhan konsumsi Ind+Bis+Pub menjadi 9%. Tabel-5. Prakiraan Kebutuhan Energi [TWh] pada Pert Ekonomi 6% Tahun RT Ind+Bis+Pub Total RE RUPTL 2011-2020 2012 74,666.1 106,461.9 181,128.1 73.48% 177.8 2013 82,533.9 117,421.2 199,955.1 77.39% 193.4 2014 90,882.9 129,470.5 220,353.3 81.23% 210.1 2015 99,737.8 142,712.3 242,450.1 85.00% 227.6 2016 109,124.7 157,296.7 266,421.4 88.68% 246.2 2017 119,071.0 173,334.7 292,405.6 92.29% 264.6 2018 129,605.1 190,953.4 320,558.5 95.84% 284.4 2019 140,757.2 210,290.7 351,047.8 99.33% 305.7 2020 148,423.4 231,494.5 379,917.9 100.00% 328.3 Prakiraan Nasional

Prakiraan Nasional

Kesimpulan Suatu cara untuk melakukan prakiraan kebutuhan tenaga listrik sampai tahun 2020 telah diusulkan. Proses perhitungan diawali dengan mencari koridor pertumbuhan kebutuhan energi. RUPTL 2011-2011 berada dalam koridor yang dihitung. Dengan pertumbuhan pasokan energi rata-rata 5% per tahun pada kelompok pelanggan Industri+Bisnis+Publik, pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik masih lebih rendah dari pertumbuhan menurut RUPTL 2011-2020. Walaupun tidak ditampilkan perhitungannya, dapat disebutkan disini bahwa kurva RUPTL akan tercapai pada pertumbuhan Industri+Bisnis+Publik sebesar 6,7%. Jika faktor elastisitas adalah 1.5, RUPTL 2011-2020 dapat terlaksana pada pertumbuhan ekonomi 5%. Pertumbuhan ekonomi sebesar 6% belum cukup untuk meraih kembali pertumbuhan tinggi yang pernah dicapai sebelum krisis ekonomi 1998. Referensi: 1].Buku Statistik PLN 1999 – 2011. 2]. Proyeksi penduduk, BPS 2005, kolaborasi Bappenas, BPS, UNFPA. 3]. Sensus Penduduk 2010, BPS, 2011. Prakiraan Nasional