HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
Advertisements

Materi 2. lanjutan SSiMP Stress Strain Diagram.
Klasifikasi benda/ bahan (berdasar elastisitasnya)
OLEH JULIZAR BAGIAN FISIKA KEDOKTERAN FAK. KEDOKTERAN UANAND
BY : RETNO ANGGRAINI, ST. MT
BAB IV BATANG LENGKUNG   Batang-batang lengkung banyak dijumpai sebagai bagian suatu konstruksi, dengan beban lentur atau bengkok seperti ditunjukkan pada.
OLEH : MUHARIKH AL HANIF
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Fisika Dasar IA (FI-1101) Bab 7 ELASTISITAS
ELASTISITAS.
Tegangan – Regangan dan Kekuatan Struktur
ELASTISITAS LOADING
KESETIMBANGAN BENDATEGAR, TEGANGAN DAN REGANGAN & FLUIDA
Lateral Contraction, Tegangan-Regangan pada Bidang 2D dan 3D
ANALISA STRUKTUR METODE MATRIKS RANGKA RUANG (SPACE TRUSS)
TEORI MEKANIKA KEKUATAN KOMPOSIT
MECHANICAL TRANSDUCER
Bab 9: Elastisitas dan Patahan
Mekanika Teknik III (Strength of Materials)
KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR
MEKANIKA BAHAN RETNO ANGGRAINI.
DESAIN BETON BERTULANG
Bab IV Pipe Stress Analysis Pipe Stress Analysis 1 BAB V PIPE STRESS ANALYSIS  Why ?  Statics  General State of Stress  Tegangan Pada Pipa  Why ?
<<POKOK BAHASAN>> Pertemuan 5
Pertemuan 10 Elastisitas
ELASTISITAS BAHAN Musthafa Akbar,ST
Bab VII Pipe Stress Analysis Desain, Fabrikasi, dan Inspeksi Sistem Perpiaan 1 BAB VII PIPE STRESS ANALYSIS  Why ?  Statics  General State of Stress.
Bab 6 Elastisitas.
Alat Ukur dan Teknik Pengukuran
Pertemuan 7 Tegangan Normal
BAB I TEGANGAN DAN REGANGAN
MODUL 8 Deformasi Logam 1. Deformasi elastis logam
WATAK-WATAK DASAR BAHAN PADAT IDEAL
WATAK-WATAK DASAR BAHAN PADAT IDEAL
SIFAT ELASTIS BAHAN.
Mekanika Teknik Pengenalan Tegangan dan Regangan
Fisika Dasar IA (FI-1101) Bab 7 ELASTISITAS
Uji Tarik Gabriel Sianturi MT.
Hubungan Tegangan dan Regangan (Stress-Strain Relationship) Untuk merancang struktur yang dapat berfungsi dengan baik, maka kita memerlukan pemahaman.
Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan Tahun : 2006
KONSTRUKSI MESIN (3 SKS)
ILMU BAHAN Material Science
Defleksi pada balok Diah Ayu Restuti W.
SIFAT-SIFAT MATERIAL TKI-112 PENGETAHUAN BAHAN Pertemuan 2 Oleh :
Tegangan GABRIEL SIANTURI MT.
Beban Puntiran.
Sifat-sifat benda Benda bila mendapat tekanan, maka bentuk dan ukurannya akan berubah. Bila tekanan ditiadakan, benda akan kembali ke bentuk dan ukuran.
Pertemuan 10 Tegangan dan Regangan Geser
ELASTISITAS Pertemuan 16
Matakuliah : K0614 / FISIKA Tahun : 2006
PERTEMUAN 6 Disain Kolom Langsing Konstruksi Beton II.
METODE ENERGI REGANGAN (STRAIN ENERGY METHOD)
PEMBEBANAN dan PRINSIP MEKANIKA
PENGARUH GAYA PADA SIFAT ELASTISITAS
PENGARUH GAYA PADA SIFAT ELASTISITAS
A A MODUL 11. FISIKA DASAR I 1. Tujuan Instruksional Khusus
LENTURAN (DEFLECTION)
Pertemuan 09 Pemakaian dari Hukum Hooke
Pertemuan 20 Tegangan Geser
Pertemuan 12 Energi Regangan
Pertemuan 11 Torsi dan Tekuk pada Batang
SIFAT ELASTISITAS BAHAN
Elastisitas Zat Padat By : Mardina Fitri ( )
PERTEMUAN 6 Disain Kolom Langsing Konstruksi Beton II.
Kesetimbangan benda tegar Elastisitas dan Patahan
Standar Kompetensi Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik Kompetensi Dasar Menganalisis pengaruh gaya pada sifat.
Matakuliah : K0614 / FISIKA Tahun : 2006
Pertemuan 8 Tegangan danRegangan Normal
3.6 MENGANALISIS SIFAT ELASTISITAS BAHAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Menjelaskan sifat elastisitas bahan Menjelaskan streiss, strain, dan modulus.
Ikhlas berbagi rela memberi PENGARUH GAYA PADA SIFAT ELASTISITAS BAHAN PENGARUH GAYA PADA SIFAT ELASTISITAS BAHAN SMA Kelas XI Semester 1.
Transcript presentasi:

HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN Hubungan yg terjadi ketika muncul tegangan dan regangan pada suatu penampang

Hubungan antara Tegangan dan Regangan Hubungan antara tegangan dan regangan yang terjadi pada material dapat digambarkan dalam suatu grafik s Diagram tegangan dan regangan baja e

Diagram Tegangan dan Regangan Beberapa Material Beton Tanah liat s Diagram Tegangan dan Regangan menunjukan sifat karakteristik dari masing-masing material e

Bagian-Bagian pada Diagram TeganganRegangan Kondisi Elastis Kondisi Strain Hardening Kondisi Plastis Hancur

Hukum Hooke Hukum hooke menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang linear atau proporsional antara tegangan dan regangan suatu material s = E e Dimana hubungan antara keduanya ditentukan berdasarkan nilai Modulus Elastisitas / modulus Young (E) dari masing masing material

Hukum Hooke Hubungan linear seperti yang dinyatakan dalam hukum hooke tidaklah selamanya terjadi. Hubungan yang linear terjadi hanya pada saat kondisi material masih dalam kondisi elastis. Kondisi Elastis adalah adalah kondisi bahwa jika beban yang bekerja dihapuskan maka tidak akan meninggalkan regangan sisa yang permanen. Dan sifat material masih seperti semula saat belum ada beban bekerja. Hukum Hooke tidak berlaku untuk kondisi diluar kondisi elastis.

Modulus Elastisitas Nilai Modulus Elastisitas merupakan nilai yang menunjukkan sifat keelastisitasan material Masing-masing material memiliki nilai ymasing masing Nilai modulus elastisitas berdasarkan Hukum Hooke E = s / e Yang nilainya sama dengan besaran gaya persatuan luas

CONTOH Nilai modulus Elastisitas beberapa material Baja : 2,1 x 106 kg/cm2 Beton : 2,0 x 105 kg/cm2 Kayu Plastik

REGANGAN LATERAL Regangan Lateral Merupakan jenis deformasi pada arah lateral ( tegak lurus sb batang) yang muncul akibat gaya normal tekan L’ P P h’ h L

Poisson Ratio Nilai yang menunjukkan besaran perbandingan antara regangan aksial dan lateral ν = regangan lateral / regangan aksial Sehinggaregangan lateral: er = ν x e er = ν x s / E

Perubahan Volume Pada saat terjadi deformasi semua dimensi elemen mengalami perubahan. Sehingga volume elemen juga berubah y P P x

Perubahan Volume Dimana : Vf = a1b1c1(1+Є)(1-v Є)(1-v Є) Dimana : a1b1c1 = dimensi yg sdh berubah (dimensi akhir) v = angka poisson Є = regangan Disederhanakan Vf = a1b1c1(1+ Є – 2 vЄ) ΔVf = Vf – Vo = a1b1c1Є(1-2v ) Vo = volume semula

Perubahan Volume satuan Perubahan Volume dibagi dengan volume semula e = ΔV/ Vo = Є (1 – 2v) = s (1-2v) /E Dimana e = dilatasi s = tegangan E = modulus Elastisitas Є = regangan

Regangan Thermal Perubahan temperatur dapat menyebabkan perubahan dimensi pada elemen. Akibat pemenasan suatu elemen akan terjadi pemuaian. Akibat pendinginan terjadi penyusutan Sehingga elemen akan mengalami regangan thermal merata (uniform thermal Strain) et = a (ΔT) Dgn a = koefisien muai thermal Perubahan dimensi akhir menjadi : δt = et L = a (ΔT)L

Tegangan Thermal Tegangan yang muncul karena efek perubahan temperatur s = R / A =E a (ΔT) Dimana R = gaya yang terjadi pada elemen E = modulus Elastisitas bahan a = koefisien muai thermal A = luas penampang ΔT = perubahan temperatur

HUBUNGAN TEGANGAN REGANGAN PADA BIDANG Akibat terjadinya gaya pada bidang shg memunculkan tegangan dan regangan maka tegangan dan regangan tersebut terjadi pada seluruh arah pada bidang Akan muncul . sxx syy dan sxy Akibat sxx, timbul εxx = sxx/E εyy = -v εxx = -v sxx / E Akibat sxx, timbul εxx = syy/E εyy = -v εyy = -v syy / E

GESER MURNI Deformasi geser adalah ragam deformasi yg terjadi dimana garis sudut mengalami perubahan sudut apit saat terjadi beban Tegangan Geser t = G g dimana t = tegangan geser G = modulus geser g = perubahan sudut G = E /2(1+v)

MUNCULNYA GESER AKIBAT GAYA AKSIAL syy=-s sxx = s s t syy=-s t s

TEGANGAN BIAKSIAL Keseimbangan Momen t1=t2 ; t3=t4 ; t3 =-t2 t4 =-t1 Keseimbangan Gaya arah sb x dan sb y : s3 = - s1 s4 = - s2 s2 t2 t3 t1 s1 s3 t4 s4 Sistem Tegangan Biaksial

Tegangan dan Regangan Biaksial Tegangan yang timbul s1 = sxx s2 = syy Sehingga sxx syx sxy syy dimana : sxy = syx Regangan yang timbul ex = exx ey = eyy Sehingga exx eyx exy eyy dimana : exy = eyx e = s s =

REGANGAN GESER εxy = sxy 2(1+v) / E εxy = sxy / G Akibat sXY, timbul regangan geser εxy = sxy / G εxy = sxy 2(1+v) / E Dimana nilai G adalah modulus geser dari material

KOMPONEN TEGANGAN DAN REGANGAN BIAKSIAL Akibat sxx exx = sxx /E eyy = -v exx =-v sxx/E Akibat syy eyy = syy /E exx = -v eyy =-v syy/E Akibat sxy exy = sxy / G = sxy 2(1-v)/E Dan semua tegangan akan menimbulkan regangan total

{ } REGANGAN TOTAL εyy = - v. sxx /E + syy /E εxy = sxy 2(1+v) / E Regangan total yang timbul pada elemen adalah penjumlahan dari regangan yg muncul akibat teg pada berbagai arah : εxx = sxx/E – v. syy /E εyy = - v. sxx /E + syy /E εxy = sxy 2(1+v) / E Dlm bentuk matrix didapat hub exx 1/E -v/E 0 sxx eyy = -v/E 1/E 0 syy exy 0 0 2(1+v) sxy Atau {e} = [C] {s} {s} = [C] {e} { }

TUGAS