Kelompok 1 Michael ( ) Lintang ( ) Ellen ( )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Advertisements

Analisis Proses Bisnis Pertemuan V
ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT
matematika ekonomi Nama kelompok Sony Andrian ( )
APLIKASI FUNGSI LINIER
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Fungsi penerimaan dan fungsi biaya
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR
BIAYA PRODUKSI kelompok 3.
Metode Kuantitatif Dalam Pemecahan Masalah Ekonomi
Qdx,t = ƒ (Px,t, Py,t, Yt, PeX,t+1,St)
KONSUMSI DAN TABUNGAN Y = C + S KONSUMSI
ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)
Penerapan Fungsi Linier Dalam Ekonomi Makro_Pert.14-18
BAB 6 HUBUNGAN LINEAR Kuliah ke 4.
Hubungan linear (2) Yeni Puspita, SE., ME.
Akuntansi manajemen Analisis Titik Impas Ajang Mulyadi.
FUNGSI PENERIMAAN R R = f(Q) Q
Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global Dominick Salvatore
BIAYA PRODUKSI ( COST OF PRODUCT ).
BIAYA PRODUKSI JANGKA PANJANG
APLIKASI FUNGSI DLM EKONOMI
MATHEMATICS FOR BUSINESS
BAB II KURVA LINEAR DAN APLIKASI DALAM EKONOMI
PENERAPAN FUNGSI LINIER PART 2
B E P TITIK PULANG POKOK.
ANALISA BREAK EVEN POINT ( BEP )
PENERAPAN EKONOMI Fungsi linear sangat lazim diterapkan dalam ilmu ekonomi, baik dalam pembahasan ekonomi mikro maupun makro. Dua variabel ekonomi maupun.
Fungsi Penerimaan.
MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS
Andri Wijanarko,SE,ME Teori Konsumsi Andri Wijanarko,SE,ME
Penerapan Fungsi Linear dalam Teori Ekonomi Mikro
PENERAPAN FUNGSI LINIER
PROGRAM STUDI MANAJEMEN/AKUNTANSI UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
Pertemuan 3 Penggunaan fungsi linier dalam ekonomi dan bisnis
ANALISIS PULANG POKOK (BREAK EVEN POINT)
Aplikasi fungsi linier
Analisis break even point
FUNGSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Penerapan Ekonomi Fungsi Linier
“Fungsi” pada Keseimbangan Pasar
Bab 6 & Bab 7 EKONOMI.
FUNGSI LINIER & GRAFIK FUNGSI APLIKASI DLM EKONOMI
MODEL PEREKONOMIAN DUA SEKTOR
Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar
Kurva Linear dan Aplikasi dalam Ekonomi
APLIKASI FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI DAN BISNIS
FUNGSI LINEAR – Bagian 2.
FUNGSI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER
Penerapan Fungsi Linear
PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER
APLIKASI FUNGSI LINIER FUNGSI PERMINTAAN & PENAWARAN
MATEMATIKA EKONOMI.
FUNGSI LINIER ELIA ARDYAN, SE, MBA.
Fungsi biaya, fungsi penerimaan dan bep
06 SESI 6 MATEMATIKA BISNIS Viciwati STl MSi.
05 SESI 5 MATEMATIKA BISNIS Viciwati STl MSi.
APLIKASI FUNGSI LINEAR dalam EKONOMI
PENERAPAN FUNGSI LINIER PART 2
MATEMATIKA EKONOMI FUNGSI LINIER (Pertemuan)
MATEMATIKA Fungsi dan Hubungan Linier
Penerapan Fungsi Linear Pertemuan 3
MATAKULIAH PENGANTAR ILMU EKONOMI TRIANI RATNAWURI,S.PD.,M.PD.
Produk dosmetik bruto ( PDB )
KEUNTUNGAN PRODUSEN EKONOMI MIKRO.
Ir. Ginanjar Syamsuar, M.E.
PENERAPAN EKONOMI Fungsi linear sangat lazim diterapkan dalam ilmu ekonomi, baik dalam pembahasan ekonomi mikro maupun makro. Dua variabel ekonomi maupun.
Fungsi penerimaan dan fungsi biaya
Transcript presentasi:

Kelompok 1 Michael (01111033) Lintang (01111042) Ellen (01211018) Indraningsih (01111023) Rena (01211019)

Fungsi, Grafik Fungsi dan Sistem Persamaan Linier Fungsi Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar Pengaruh Pajak & Subsidi terhadap keseimbangan Pasar Fungsi Penerimaan, Fungsi Biaya dan BEP Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

FUNGSI PERMINTAAN Pada Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang diminta oleh konsumen dengan variabel-variabel lain yang mempengaruhinya pada suatu perioode tertentu , yaitu: Harga Produk (Pxt) (-) Pendapatan Konsumen (Yt) (-) Harga Barang yang berhubungan ((Pvt) (+,-) Harga Produk yang diharapkan (Px, t + 1) (+) Selera Konsumen (St) (+)

Fungsi Permintaan Umum Dilihat dari bentuk umumnya ; Qdx = f (Pxt, Yt, Pyt, Pxt, St) Note: Yang dianggap paling penting adalah faktor Harga (Pxt) dan faktor yang lain dianggap KONSTAN (Cateris Paribus)

Lanjutan HUKUM PERMINTAAN “ Jika harga suatu produk naik (turun), maka jumlah produk yang diminta oleh konsumen akan berkurang (bertambah), dengan asumsi variabel lainya Konstan” Qx = a – bPx atau Px = f(Q) Dimana : Qx = Jumlah produk X yang diminta Px = Harga Produk X a dan b = Parameter b bertanda negatif, yang berarti kemiringan garis ke arah bawah

Contoh Soal Pada sebuah perusahaan sandal, ketika harga sandal tersebut Rp. 10,000, permintaan sandal sebesar 800 pasang, tetapi ketika harga turun sebesar Rp. 8,000 permintaan naik menjadi 1000 pasang, berdasarkan data tersebut fungsi permintaannya adalah : Diketahui: P1 : Rp.10,000 , P2: Rp. 8,000, Q1: 800 , Q2: 1000 Gambar Grafiknya Q – Q1 = Q2 – Q1 16,000 ( 0, 15,000) P – P1 = P2 – P1 14,000 Q – 500 = 1000 – 800 12,000 P – 10,000 = 8,000 – 10, 000 10,000 Q – 500 = 200 ( P – 10, 000) 8,000 (1,500 – 1/10P) - 2000 6,000 Q - 500 = 1,000 – 1/10P 4,000 Q = 1,500 – 1/10P atau Q+ 1/10P – 1,500 = 0 2,000 (1,500, 0) Q = (1,500 , 0) P= ( 0, 15,000) 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600

Fungsi Penawaran Qsx = f(Pxt, Tt, Pft, Prt, Pxt+1) Qsx = f (Px) Fungsi Penawaran menunjukan hubunga antara jumlah produk yang ditawarkan oleh produsen untuk dijual dengan variabel – variabel lain yang mempengaruhuinya pada suatu periode tertentu. 5 Variabel utama yang mempengaruhinya : Harga Produk tersebut (Px,t) (+) Tingkat teknologi yang tersedia (Tt) (T) Harga dari faktor – faktor Produksi (input) yang digunakan (Pt,t) (-) Harga produk lain yang berhubungan dalam produksi (Pr,t) (+) Harapan produsen terhadap harga produk tersebut dimasa depan (Px,t+1) (-) Secara Matematis dapat ditulis: Qsx = f(Pxt, Tt, Pft, Prt, Pxt+1) Fungsi penawaran dapat disedeharnakan dengan menganggap variabel dari harga produk tersebut, sedangkan yang lainnya dianggap konstan, jadi fungsi penawarannya : Qsx = f (Px) Dimana : Qsx : Jumlah produk X yang ditawarkan oleh produsen Px : Harga produk X Dapat disederhanakan menjadi : Qsx = a + bPx

Persamaan penawaran berbeda dengan persamaan permintaan dimana parameter b bernilai Positif sehingga bila digambarkan dalam bidang koordinat cartesius kurvanya akan naik dari kiri bawah ke kanan atas berbentuk garis lurus. Qs = a + bp - a b 0

Contoh soal Jika harga sandal Rp. 8,000 maka yang akan tejual 1000, ketika harga sandal naik menjadi Rp, 10,000 yang Terjual 1500 pasang Fungsi penawarannya adalah Diketahui ; P1: Rp.8,000 P2: Rp. 10,000 Q1: 1000 Q2: 1500 Q – Q1 = Q2 – Q1 10000 P – P1 = P2 – P1 Q – 1000 = 1500 – 1000 8000 (1000,8000) P – 8,000 = 10,000 – 8,000 Q – 1000 = 500 (P – 8,000) 6000 2000 Q – 1000 = - 2000 + 1 P 4000 (0,4000) 4 Q = - 1000 + 1 P atau Q – 1/4P + 1000 = 0 2000 4 20 40 60 80 100 120 Q = (1000 , 8000) P= (0, 4,000) Q=-100+1/4P

Keseimbangan Pasar Keseimbangan pasar satu macam produk P Q adalah Interaksi fungsi permintaan Q=a + bP dan fungsi penawaran Q=a – bP, dimana jumlah produk yang diminta konsumen sama dengan jumlah produk yang ditawarkan (Qd=Qs) atau harga produk yang diminta sama dengan harga produk yang ditawarkan (Pd=Ps) Keseimbangan secara aljabar dapat diperoleh dengan mengerjakan sisitem persamaan linier secara simultan, sedangkan secara geometri ditunjukan oleh perpotongan antara kurva permintaan dengan kurva penawaran dan syarat : perpotongan harus di kuadran I Dimana : Qd = Jumlah produk yang diminta Qs = Jumlah produk yang ditawar E = Keseimbangan pasar Qe= Jumlah Keseimbangan Pe= Harga Keseimbangan Q Qd Qe Pe P Qs E(Qe, Pe)

Keseimbangan Pasar Dua produk Pada keseimbangan sekarang ini membahas fungsi permintaan dan fungsi penawaran menjadi fugsi yang mempunyai dua variabel bebas, yaitu : Harga produk itu sendiri Harga produk lain yang saling berhubungan. Dapat di tulis : Fungsi permintaan : Qdx = a0- a1 Px + a2 Py Qdy= b0 + b1 Px – b2 Py Fungsi Penawaran : Qsx = m0 + m1Px + m2Py Qsy = -n0 + n1pX + n2Py Keseimbangan pasar akan terjadi apabila jumlah yang diminta dari produk X sama dengan jumlah yang ditawarkan dari produk X atau Qdx = Qsx

CONTOH SOAL Diketahui Fungsi penawaran dan permintaan pada perusahaan sandal sbb: Qd = 200 – 0,2P Qs= -150+ 0,3P Harga keseimbangannya adalah : Qd = Qs 200 – 2P = -150 + 0.3P -0,5P = -350 P= 700 1000 (0,1000) Q = 200 – 0.2(700) = 60 900 E = (60 , 700) 800 Fungsi permintaan (Qd) 700 E=(60 , 700) Jika P=0 maka Q = (200,0) 600 ka Q= 0 Maka P = (0,1000) 500 Qd = 200 – 0.2P=0 400 0.2P=200 300 P=200/0.2 = 1000 200 Fungsi permintaan Qs 100 (200,0) Jika P = 0 maka Q = (-150,0) 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 Jika Q = 0 Maka P = ( 0,-500) Qs= -150 + 0.3P 0.3P= -150 P = -500

Pengaruh Pajak (T) pada Keseimbangan Pasar

Jika sesuatu produk dikenakan pajak oleh pemerintah, maka akan terjadi perubahan keseimbangan atas produk tersebut. Pada produk tertentu akan menyebabkan harga produk tersebut naik karena produsen membebankan sebagian pajak pada konsumen, sehingga jumlah produk yang diminta pun berkurang. Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena pajak dapat digambarkan sebagai berikut.

TG = Pajak total oleh pemerintah = d, b, Et, Pt TK = Pajak yang ditanggung oleh konsumen = Pt, Po, C, Et TP = Pajak yang ditanggung oleh produsen = Po, C, B, d Maka : TK = ( Pt – Po ) Qt TG = t.Qt TP = TG – TK Qt = Jumlah keseimbangan setelah kena pajak.

Contoh soal : Diketahui suatu produk ditunjukan fungsi permintaan P = 7 + Q dan fungsi penawaran P = 16 – 2Q. Produk tersebut dikenakan pajak sebesar Rp. 3,-/unit a. berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak ? b. berapa besar penerimaan pajak oleh pemerintah ? c. Berapa besar pajak yang ditanggung kosumen dan produsen ? Jawab : a. Pd = Ps P = 7 + Q 7+Q = 16 – 2 Q P = 7 + 3 3 Q = 9 P = 10 Q = 3 Jadi keseimbangan pasar sebelum pajak E (3,10) b.Pt = 16 - 2 Q + t = 16 - 2 Q + 3 = 19 – 2 Q Pt = Pd Pt = 19 – 2Q 19 – 2 Q = 7+Q = 19 – 8 3 Q = 12 = 11 Q = 4 Jadi keseimbangan pasar setelah pajak Et (4,11)

Fungsi penerimaan, fungsi biaya dan bep

FUNGSI BIAYA FUNGSI BIAYA TETAP (Fixed Cost /FC) Biaya tetap (FC) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu. Dengan kata lain biaya yang jumlahnya tetap meskipun volume kegiatan (produksi) berubah-ubah. Contoh biaya tetap adalah: biaya untuk membayar pakar kimia makanan, biaya sewa tempat penjualan, dan biaya penyusutan alat-alat produksi. Jika digambarkan dalam diagram cartesius dimana sumbu tegak adalah jumlah biaya (Rp) dan sumbu mendatar adalah volume produksi (Q) maka garis biaya tetap (FC) berupa garis lurus horisontal. Biaya atau ongkos pengertian secara ekonomis merupakan beban yang harus dibayar produsen untuk menghasilkan barang dan jasa  sampai barang tersebut siap untuk dikonsumsi . Biaya merupakan fungsi dari jumlah produksi, dengan notasi C = f(Q). C = biaya total Q = jumlah produksi.       Fungsi biaya merupakan hubungan antara biaya dengan jumlah produksi yang dihasilkan, fungsi biaya dapat digambarkan ke dalam kurva dan kurva biaya menggambarkan titik-titik kemungkinan bsarnya biaya di berbagai tingkat produksi. Dalam membicarakan biaya ada beberapa macam biaya, yaitu: a. Biaya Total ( Total Cost = TC = C) b. Biaya Variabel (Variable Cost = VC) c. Biaya Tetap (Fixed Cost = FC) d. Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost = AC) e. Biaya Variabel Rata Rata ( Average Variable Cost = AVC) f. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost = AFC) g. Biaya Marginal Rumus : 1. C = AC x Q  atau C = FC + VC 2. FC = AFC X Q 3. VC = AVC  X Q

C A Rp FC = Fixed Cost Q Dari gambar di atas terlihat bahwa jika perusahaan tidak berproduksi akan tetap menanggung biaya sebesar A rupiah.

Fungsi biaya variabel (vc) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Semakin banyak barang yang diproduksi, biaya variabel akan meningkat sebanding dengan peningkatan jumlah produksi. Contoh biaya variabel adalah: biaya bahan baku, biaya bahan pembungkus (kemasan) dan label. Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya variabel (VC) berupa garis lurus ke kanan atas (kemiringan / gradien positif).

C VC = Variabel Cost Q Dari gambar diatas terlihat bahwa jika perusahaan tidak berproduksi, maka tidak mengeluarkan biaya variabel.

Fungsi biaya total (tc) Biaya total adalah hasil dari penjumlahan biaya tetap dengan biaya variabel, atau dengan persamaan matematis sebagai: TC = FC +Total VC atau TC = FC +VC.Q.

Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya total (TC), merupakan gabungan dari garis biaya tetap (FC) dengan garis total biaya variabel (TVC) yaitu berupa garis lurus ke kanan atas (kemiringan positif) dengan titik awal tidak pada titik (0,0) tetapi dimulai dari biaya tetap. C TC TVC FC Q

Penerimaan total (tr) Pendapat adalah jumlah keseluruhan hasil yang diterima dari penjualan produk, yaitu harga jual per unit (P) dikalikan dengan kuantitas penjualan (Q), atau dengan pendekatan matematis sebagai TR = PxQ . Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis pendapatan (TR) berupa garis lurus ke kanan atas (kemiringan / gradien positif). R TR = Total Revenue Q

Anaalisis impas (bep) Break even, atau impas, atau pulang pokok adalah suatu keadaan perusahaan yang pendapatannya sama dengan jumlah total biayanya, dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi atau laba rugi sama dengan nol. Untuk menentukan titik impas dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan grafik dan matematis.

Pendekatan grafik diperoleh dengan mencari titik potong antara grafik penerimaan total (TC) dengan grafik biaya total (TC) sebagai berikut: c TR Laba TC PBEP rugi FC Q QBEP

Pendekatan matematis Perhitungan analisa impas (Break Even) didasarkan oleh persamaan matematis sebagai berikut: Pendapatan = Total Biaya TR = TC TR = FC + TVC P X Q = FC + (VC X Q) Keterangan: TR = Total Revenue (Pendapatan Total) TC = Total Cost (Biaya Total) FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) VC = Variable Cost (Biaya Variabel) per unit Q = Quantity (jumlah produk penjualan) P = Price (Harga jual barang) per unit

Contoh Soal Sebuah pabrik Sandal dengan Merk " Idaman" mempunyai biaya tetap (FC) = 1.000.000; biaya untuk membuat sebuah sandal Rp 500; apabila sandal tersebut dijual dengan harga Rp 1.000, maka: Ditanya: a. Fungsi biaya total (C), fungsi penerimaan total ( TR) dan Variable Cost. b. Pada saat kapan pabrik sandal mencapai BEP c. Untung atau rugikah apabila memproduksi 9.000 unit Jawab: a. FC = Rp 1.000.000     VC= Rp 500.     Fungsi biaya variabel VC = 500  Q ..........................................................................(1)     Fungsi biaya total C = FC + VC     -----> C = 1.000.000 + 500 Q ..........................(2)     Fungsi penerimaan total  TR = P.Q -----> TR = 1.000 Q ..........................................(3) b. Break Even Point terjadi pada saat TR = TC     1.000 Q  = Rp 1.000.000 + 500 Q     1.000 Q - 500 Q = 1.000.000      500 Q = 1.000.000      Q = 2.000 unit     Pabrik roti akan  mengalami BEP pada saat Q = 2.000 unit     Pada biaya total  C = 1.000.000 + 500 ( 2.000)                               C = 2.000.000

Lanjutan c. Pada saat memproduksi Q = 9000 unit     TR = P.Q           = 1.000  X  9.000           = 9.000.000     C  = 1.000.000 + 500 (Q)          = 1.000.000 + 500 ( 9.000)          = 1.000.000 + 4500.000          = 5.500.000     Bila  TR > TC, maka keadaan laba / untung.     laba = TR - TC            = 9.000.00 - 5.500.000            = 3.500.000     Bila hanya memproduksi 1.500 unit maka akan mengalami kerugian sebesar :     Rugi = TR - TC             = 1.000 (1.500)  - 1.000.000 + 500 ( 1.500)             = 1.500.000 - 1.750.000             = 250.000

FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN Seorang ahli ilmu ekonomi JM. Keynes, mengatakan bahwa “Pengeluaran seseorang untuk konsumsi dan tabungan dipengaruhi oleh pendapatannya.” Semakin besar pendapatan seseorang maka akan semakin banyak tingkat konsumsinya pula, dan tingkat tabungannya pun akan semakin bertambah. dan sebaliknya apabila tingkat pendapatan seseorang semakin kecil, maka seluruh pendapatannya digunakan untuk konsumsi sehingga tingkat tabungannya nol. Pendapatan suatu negara terdiri atas dua hal, yaitu : (1). Pendapatan Perseorangan ( Y=C+S) dan (2). Pendapatan Perusahaan (Y=C+I).

Fungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam suatu perekonomian. Persamaannya   C = a + bY Keterangan : C = tingkat konsumsi a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional 0 b = kecondongan konsumsi marginal Y = tingkat pendapatan nasional b. Kecenderungan Mengkonsumsi (Propensity to Consume) Kecenderungan mengonsumsi dibedakan menjadi dua yaitu : - Kecenderungan mengonsumsi marginal - Kecenderungan mengonsumsi rata-rata Kecenderungan mengonsumsi marginal yaitu perbandingan antara pertambagan (AC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disporsabel (AY). MPC= ∆C/∆Yd

Keterangan MPC = Marginal Propensity to concume (kecondongan mengosumsi marginal) ∆C = pertambahan konsumsi ∆Yd = pertambahan pendapatan Kecenderungan Mengonsumsi Rata-rata (Average Propensity to Consume) Kecenderungan mengonsumsi rata-rata yaitu perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan diposabel serta konsumsi itu dilakukan (Yd). APC= C/Yd Keterangan APC = konsumsi rata-rata C = tingkat konsumsi Yd = besarnya pendapatan disposabel

CONTOH SOAL

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Kita telah mempelajari faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi individu, antara lain pendapatan yang diterima, tingkat harga, selera. Kali ini, kita akan mencoba membahasnya dari segi ekonomi makro. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseluruhan konsumsi rumah tangga diklasigikasikan ke dalam tiga bagian, antara lain faktor ekonomi, demografi, dan faktor nonekonomi, ada juaga yang membedakan faktor obyektif dan subyektif

FUNGSI TABUNGAN Fungsi tabungan adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian S = -a + (1 – b) Y Keterangan : S = besarnya tabungan (save) A = konnsumsi yang harus dipenuhi pada saat pendapatan nol 1-b = marginal prospensity to save Y = pendapatan nasional Marginal Prospensity to Save (MPS) Kecenderungan menabung marginal merupakan perbandingan antara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposabel. MPS= ∆S/∆Yd Keterangan : MPS : Marginal Prospensity to saving (kecondongan menabung marginal) S : pertambahan tabungan Yd : pertambahan pendapatan Average Prospensity to Save (APS)

Kecondongan menabung rata-rata merupakan perbandingan antara tingkat tabungan (S) dengan tingkat pendapatan. Hubungan antara pendapatan, dan tabungan dinyatakan dalam rumus: Y = C + S Keterangan Y : Pendapatan C : konsumsi S : Tabungan Antara MPC dengan MPS mempunyai hubungan yang cukup erat, hal in bisa kita buktikan dengan mempergunakan persamaan sebagai berikut: MPS + MPC = 1 MPC = 1 – MPS atau MPS = 1 – MPC

CONTOH SOAL