PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Beberapa Konsep dalam Antropologi Budaya
Advertisements

Oleh: ACHMAD DARDIRI (FIP UNY). Meletakkan dasar kecerdasan, pengeta- huan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti.
Sosiologi Pedesaan Pertemuan IV
MASALAH KEBUDAYAAN.
Masyarakat dan Kebudayaan
Created by : Dewi Mulyasari F, S.Pd NIP
PRANATA SOSIAL.
ISBD: ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
KEBUDAYAAN Oleh : Dr. Ir. Yayuk Yuliati, MS
ISBD: ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
KAITAN ANTARA KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN
SEJARAH, KEBUDAYAAN, IPTEK DAN MASALAH SOSIAL
A. PENGERTIAN PRANATA SOSIAL
Ilmu dan Kebudayaan Anita Noer Rachman Dhamar Prahasmoro Aji
TEORI ANTROPOLOGI POSITIVISTIK
PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA
1 Manusia dan Kebudayaan Pengertian Perwujudan Kebudayaan
ILMU BUDAYA DASAR MATERI PERTEMUAN 1.
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Kuliah ke-6 Kebudayaan.
PEMAHAMAN, BATASAN DAN FUNGSI KELEMBAGAAN MASYARAKAT
Sosiologi Antropologi Pendidikan
Diferensiasi Sosial Artinya klasifikasi masyarakat secara mendatar/horizontal/tidak menimbulkan kelas-kelas sosial. Misalnya perbedaan agama, suku, klan,
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
Nama Kelompok : 1. IRPAN PANDALA 2. YOGI ZULIANDI 3. MOHAMMAD FARLI 4. DWI SANJAYA 5. RIZAL GUNAWAN 6. MUHAROM HARYANTO 7. ICHSAN MAUALANA.
Konsep dasar antropologi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ANTROPOLOGI II HERDAWATI WENIDA ANDREAS LAMBOK TUA M
Pengantar Ilmu SOSIAL KEBUDAYAAN PERTEMUAN 5.
VALERIA GABELAN
KONSEP TEKNOLOGI.
MANUSIA & KEBUDAYAAN Psb Aris martiana, m.sI.
Masalah-masalah dalam Pendidikan Multikultural
PRANATA SOSIAL.
Manusia Dan Kebudayaan
ILMU BUDAYA DASAR Yanti Trianita S.I.Kom.
Manusia dan Kebudayaan
KEBUDAYAAN.
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di Indonesia
Pertemuan 1 Kebudayaan Matakuliah : G0542/Indonesian Culture & Society
`SOSIOLOGI PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
`SOSIOLOGI PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
KEBUDAYAAN Antarin Prasanthi.
Kebudayaan Minggu 4.
Ilmu Sosial Budaya Dasar KEBUDAYAAN, PERADABAN, DAN SISTEM NILAI BUDAYA Oleh: Iswadi, M. Pd Pendidikan Guru Sekolah Dasar Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu.
Melville J Horskovits dan Bronislaw Malinowski
Pertemuan 3 Lembaga Sosial.
`SOSIOLOGI PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
BAB 5 KEBUDAYAAN.
Cross Culture Understanding
Konsep dasar antropologi
Ilmu sosial budaya dasar
Kebudayaan dan Masyarakat - 1
Pertemuan ke-6 KEBUDAYAAN
TEORI ANTROPOLOGI POSITIVISTIK
Pertemuan ke-6 KEBUDAYAAN
1. Latar Belakang Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan.
Manusia Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia.
Matakuliah : O0012 / Pengantar Antropologi Sosial
Kebudayaan.
Manusia Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia.
MANUSIA, KEBUDAYAAN, DAN PERADABAN
KELOMPOK 8 Metodelogi Studi Islam “Islam Sebagai Produk Budaya”
BAB 03 SOCIAL INSTITUTION
Wujud kebudayaan & Unsur kebudayaan
TIPE – TIPE KELEMBAGAAN
ANTROPOLOGI Afmi Fuad.
Oleh: ACHMAD DARDIRI (FIP UNY)
Pertemuan 1 Kebudayaan Matakuliah : G0542/Indonesian Culture & Society
Transcript presentasi:

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL Dipresentasikan Oleh: ACHMAD DARDIRI (FIP UNY Pada Kuliah Program S1 PGSD PJJ Fakultas Ilmu Pendidikan UNY Juli 2007

1. HAKEKAT KEBUDAYAAN Menurut Koentjaraningrat (dalam Sutarno,tt), kata “kebudayaan” atau “budaya” dari kata culture (bhs. Inggris) dan dari kata Latin colere yang berarti “mengo- lah”, “mengerjakan”, terutama mengolah tanah atau bertani. Budaya merupakan aktivitas manusia sekaligus menjadi ciri manusia itu sendiri. Peradaban: kebudayaan yang halus dan indah seperti kesenian, ilmu pengetahuan dsb. Peradaban: kebudayaan yang memiliki sistem teknologi, seni bangunan , seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks

Unsur-unsur Budaya E.B. Taylor: budaya adalah kompleksitas hal yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan serta kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Koentjaraningrat: unsur-unsur kebudayaan meliputi: -Sistem religi dan upacara keagamaan -Sistem dan organisasi kemasyarakatan -Sistem pengetahuan -Bahasa -Kesenian -Sistem mata pencaharian hidup -Sistem teknologi dan peralatan

Wujud Kebudayaan Wujud idiil (adat tata kelakuan) bersifat abstrak, tak dapat diraba. Adat (sistem nilai budaya, sistem norma-norma dan peraturan khusus mengenai berbagai aktivitas sehari-hari (aturan sopan santun). Sistem sosial mengenai kelakuan berpola manusia. Kebudayaan fisik (benda budaya)

Lingkungan fisik/geografis Budaya dan lingkungan Lingkungan fisik/geografis Lingkungan sosial Lingkungan metafisik

Budaya dan non budaya Hal-hal non budaya mencakup benda yang keberadaannya belum mendapat sentuhan aktivitas manusia (benda-benda alamiah seperti batu, tanah, pohon, gunung, planet dsb.) Budaya mencakup sesuatu yang keberadaannya sudah mendapat sentuhan aktivitas manusia. Seperti: patung, bangunan, bonsai, aturan makan dsb.)

Pranata (institusi) Budaya Pranata domestik: untuk memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan, spt: perkawinan dan pengasuhan anak. Pranata ekonomis: untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam pencaharian hidup, memproduksi, menimbun, dan mendistribusi harta benda, spt: pertanian, industri, koperasi, dan pasar. Pranata pendidikan: untuk memenuhi kebutuhan pene -rangan dan pendidikan manusia agar menjadi anggota masyarakat yang berguna, spt: pendidikan dasar, mene- ngah dan tinggi. Pranata ilmiah; untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manu- sia, menyelami alam semesta, spt: penjelajahan luar angkasa.

(Lanjutan) Pranata: Pranata estetis dan rekreasional: untuk meme- nuhi kebutuhan manusia menyatakan keindahan- nya dan rekreasi, spt: seni suara, batik, seni drama, olah raga, dan seni gerak. Pranata religius; untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan atau dengan alam gaib, spt: masjid, gereja, doa, kenduri, upacara keagamaan. Pranata somatik: untuk memenuhi kebutuhan jasmaniah manusia, spt: perawatan kecantikan, pemeliharaan kesehatan, kedokteran dsb.

2. HAKEKAT PENDIDIKAN MULTIKULTURAL Pengertian “Multikultural” secara luas mencakup pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap usia, gender, agama, status sosial ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras dan kebutuhan khusus. 2 istilah penting dalam studi budaya: ethic dan emic. Ethic: titik pandang dalam mempelajarai budaya dari luar sistem budaya itu sendiri, dan merupakan pendekatan awal dalam mempelajarai sustau sistem budaya asing Emic: titik pandang dari dalam sistem budaya itu sendiri. Ethic menjelaskan universalitas suatu konsep kehidupan, sedangkan emic menjelaskan keunikan dari sebuah konsep budaya.

Pengertian Pendidikan Multikultural James A. Banks: Pendidikan multikultural adalah ide, gerakan pembaharuan pendidikan dan proses pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur lembaga pendidikan supaya siswa baik pria maupun wanita, siswa berkebutuhan khusus, dan siswa yang merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam-macam itu akan memiliki kesem- patan yang sama untuk mencapai prestasi akademis di sekolah. Jadi, pendidikan multikultural mencakup: - Ide dan kesadaran akan nilai penting keragaman budaya - Gerakan pembaharuan pendidikan - Proses pendidikan.

Benang merah berbagai pemikiran tentang pendidikan multikultural; kesempatan yang sama bagi setiap siswa untuk mewujudkan potensi sepenuhnya; Penyaiapan pelajar untuk berpartsisipasi penuh dalam masyarakat antar budaya; Penyiapan pengajar agar memudahkan belajar bagi setiap siswa secara efektif, tanpa memperhatikan perbedaan atau persamaan budaya dengan dirinya; Partisipasi aktif sekolah dalam menghilangkan penindasan dalam segala bentuknya. Pendidikan harus berpusat pada siswa dengan mendengarkan aspirasi dan pengalaman siswa; Pendidik, aktivis dan yang lain harus mengambil pernanan lebih aktif dalam mengkaji ulang semua praktek pendidikan, termasuk teori belajar, pendekatan mengajar, evaluasi, materi pendidikan dsb.

Paul Gorski: Pendidikan multikultural: pendekatan progresif untuk mengubah pendidikan secara holistik dengan mengkritik dan memusatkan perhatian pada kelemahan, kegagalan, dan praktek diskriminatif di dalam pendidikan akhir-akhir ini. Keadilan sosial, persamaan pendidikan, dan dedikasi menjadi landasan pendidikan multikultural dalam pengalaman pendidikan agar semua siswa dapat mewujudkan semua potensinya secara penuh dan menjadikannya sebagai manusia yang sadar dan aktif secara lokal, nasional dan global.

Rasional dan Arti pentingnya Pendidikan Multikultural Pendidikan multikultural merupakan jembatan dalam mencapai kehidupan bersama dari umat manusia dari berbagai budaya di era global yang penuh tantangan baru. Pertemuan antar budaya bisa berpotensi memberi manfaat tetapi sekaligus menim- bulkan salahpaham.

Tujuan Pendidikan Multikultural 1. Pengembangan Literasi Etnis dan Budaya; 2. Perkembangan Pribadi; 3. Klarifikasi Nilai dan sikap; 4. Kompetensi Multikultural; 5. Kemampuan Ketrampilan dasar; 6. Persamaan dan Keunggulan Pendidikan; 7. Memperkuat Pribadi untuk reformasi sosial; 8. Memiliki wawasan kebangsaan/kenegaraan yang kokoh; 9. Memiliki wawsan hidup yang lintas budata dan lintas bangsa sebagain warga dunia; dan 10.Hidup berdampingan secara damai.

Fungsi Pendidikan Multikultural Menurut Gorski, pendidikan multikultural berfungsi: 1. memberi konsep diri yang jelas; 2. membantu memahami pengalaman kelompok etnis dan budaya ditinjau dari sejarahnya; 3. membantu memahami bahwa konflik antara yang ideal dan realitas itu memang ada pada setiap masyarakat; 4. membantu mengembangkan pembuatan keputusan partisipasi sosial dan ketrampilan kewarganegara- an; dan 5. mengenal keberagaman dalam penggunaan bahasa.

Penekanan pendidikan multikultural Bahwa sekolah pada dasarnya berfungsi mendasari perubahan masyarakat dan meniadakan penindasan dan ketidakadilan. Fungsi pendidikan multikultural yang mendasar adalah mempengaruhi perubahan sosial, ada tiga butir perubahan: 1. perubahan diri; 2. perubahan sekoalh dan persekolahan; 3. perubahan masyarakat