Oleh : Drs. Kus Eddy Sartono, M.Si. Dosen FIP UNY WAWASAN KEBANGSAAN Oleh : Drs. Kus Eddy Sartono, M.Si. Dosen FIP UNY
PEMAHAMAN Rakyat Masyarakat Penduduk Warga negara Bangsa
Pertanyaan ? Apa yang membuat keanekaragaman etnik, budaya, ras, dan agama yang menghuni wilayah kepulauan Nusantara antara Sabang dan Merauke sampai menjadi satu negara ? Ind. sekedar kelanjutan kesatuan administratif bekas jajahan Belanda terlalu dangkal Ind. Bangsa mendahului negara Sumpah Pemuda Kebangsaan Ind mrpk kenyataan sosial bukan semacam lebel yg diciptakan politisi.
Jawaban : Ind. Adalah komunitas karakter yg berkembang dari komunitas pengalaman bersama. Yang mempersatukan Ind. Adalah pengalaman ketertindasan, pengalaman ketidakadilan yg diderita bersama, pengalaman pelbagai kekejaman, pengalaman penghinaan. Berbeda dg Korea. Perancis atau Polandia kebangsaan terbentuk secara alami berdasar adanya satu bahasa dan satu budaya. Oleh krn kebangsaan Ind bukan suatu yg alami, maka perlu terus-menerus diemong, dipelihara, dirangsang, dibimbing, dikembangkan dan diperdalam. Kalau tidak dipelihara dapat juga menguap.
Sejarah Kebangsaan Ind adalah hasil suatu proses dalam sejarah. Sejarah proses Ind menjadi bangsa, tidak pernah boleh dilupakan. Kita yg hidup sekarang harus tahu apa yg dipikirkan dan dipersoalkan oleh para pendiri bgs. Spy bgs Ind dapat menanggulangi tantangan yg dihadapi sekarang, bgs harus mengingat sejarahnya.
Bangsa Indonesia Segerombolan manusia, meskipun agamanya berwarna macam-macam, meskipun bahasanya bermacam-macam, meskipun asal keturunannya bermacam-macam, asal gerombolan manusia itu mempunyai kehendak untuk hidup bersama, itu adalah bangsa.
WAWASAN KEBANGSAAN wawasan kebangsaan meliputi matra: paham kebangsaan, rasa kebangsaan dan semangat kebangsaan
PAHAM KEBANGSAAN Matra paham kebangsaan merupakan refleksi dari kesadaran individu (peserta didik) akan ke- bhinnekatunggalika-an masyarakat Indonesia. Refleksi kesadaran tersebut dijadikan pedoman berperilaku dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat yang majemuk. Refleksi kesadaran ini dilandasi oleh pemahaman yang dalam akan kondisi geografis, latar belakang sejarah, pandangan hidup, kesenian, dan bahasa Indonesia. Keseluruhan landasan tersebut hendaknya menjadi fasilitas bagi peserta didik dalam bergaul dan berinteraksi dengan sesamanya.
RASA KEBANGSAAN Matra rasa kebangsaan dimaksudkan dimensi kesadaran yang bersifat apresiatif (menerima dan menghargai) atas perbedaan-perbedaan keadaan diri, asal-usul keturunan dan suku bangsa, tetapi tetap mengekspresikan perasaan yang sama sebagai bangsa Indonesia. Matra rasa kebangsaan terfokus pada perdamaian dalam kehidupan antar sesama, walaupun berhadapan dengan perbedaan perbedaan keadaan diri yang tidak mungkin dihindarkan. Perdamaian sebagai indikator esensial dalam matra rasa kebangsaan terangkum dalam perilaku yang mau menerima dan menghargai perbedaan itu. Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan atau semangat patriotisme
SEMANGAT KEBANGSAAN Matra semangat kebangsaan dimaksudkan sebagai dinamika perilaku yang atraktif yang diwujudkan dalam perbuatan senasib- sepenanggungan, toleransi, tenggang rasa, saling menghormati dan sanggup berkompetisi secara sehat serta menunjukkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah bangsa lain di dunia ini.
BASIS WAWASAN KEBANGSAAN PANCASILA wawasan kebangsaan kita harus ditunjukkan dengan wujud baru namun tetap mengacu kepada jiwa Pembukaan UUD 1945 yang menetapkan dasar dan tujuan kemerdekaan kebangsaan Indonesia. SILA KETUHANAN Wawasan kebangsaan Indonesia adalah wawasan yang memiliki landasan spiritual,moral dan etik, karena itu bersilakan Ketuhanan Yang Maha Esa.
SILA 2 DAN SILA 3 Wawasan kebangsaan Indonesia tidak menempatkan bangsa kita di atas bangsa lain, tetapi menghargai harkat dan martabat kemanusiaan serta hak dan kewajiban asasi manusia, karena itu wawasan kebangsaan kita mempunyai unsur kemanusiaan yang adil dan beradab yang mengakui adanya nilai-nilai universal kemanusiaan. Sebagai bangsa yang majemuk tetapi satu dan utuh, wawasan kebangsaan Indonesia jelas bersendikan persatuan dan kesatuan bangsa. Pandangan ini kemudian kita tuangkan dan mantapkan dalam Wawasan Nusantara.
SILA 4 DAN SILA 5 Wawasan kebangsaan Indonesia berakar pada asas kedaulatan yang berada di tangan rakyat. Oleh karena itu wawasan kebangsaan Indonesia adalah paham demokrasi yang bertentangan dengan paham totaliter. Wawasan kebangsaan kita mencita-citakan perwujudan masyarakat adil dan makmur karena dituntun oleh sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
POLA PIKIR FALSAFAH PANCASILA Wawasan kebangsaan harus mampu menjawab tantangan dan peluang yang terbuka di hadapan kita. Untuk menjawab berbagai tantangan yang timbul bangsa Indonesia menggunakan pendekatan atau sudut pandang, yang akhirnya berkembang menjadi sudut pandang atau pola pikir falsafah Pancasila. Sudut pandang tersebut adalah : (a) Monodualistik dan monopluralistik ; (b) Keselarasan, keserasian, keseimbangan ; (c)Integralistik, kebersamaan ; dan (d) kekeluargaan.
MONODUALISTIK DAN MONOPLURALISTIK Monodualistik adalah suatu paham yang menganggap bahwa hakekat sesuatu adalah merupakan dua unsur yang terikat menjadi satu kebulatan. Dalam memandang manusia menurut paham monodualis, maka : (a) manusia adalah makhluk Tuhan yang mengadakan hubungan serasi antara pencipta dan ciptaannya : (b) manusia terdiri atas unsur jasmani dan rokhani yang merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dan masing- masing unsur memiliki dharmanya sendiri : (c) manusia akan mengalami hidup dunia dan akherat dan : (d) manusia merupakan bagian dari masyarakat/ bangsanya. Monopluralistik adalah paham yang mengakui bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai unsur beraneka ragam, namu semuanya terikat menjadi satu kesatuan.
PAHAM INTEGRALISTIK Paham Integralistik yang dianut bangsa Indonesia bersumber dari pemikiran Prof. Mr. Soepomo. (a) negara adalah tidak untuk menjamin kepentingan seseorang atau golongan akan tetapi menjaminmasyarakat seluruhnya ; (b) negara adalah suatu masyarakat yang integral ; (c)negara tidak memihak kepada sesuatu golongan yang paling kuat atau yang paling besar akan tetapi negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya.
Cara berpikir integralistik berpandangan bahwa : (a) kebahagiaan yang saya dapat saya capai denganmemberikan kemungkinan pada orang lain untuk mencapai kebahagiaan juga : (b) survival hanya mungkin juga di perjuangkan tidak untuk kepentingan individu saja, melainkan untuk semua orang : (c)kesejahteraan yang tidak merata adalah kesejahteraan yang terancam punah.
SELARAS,SERASI,SEIMBANG Keselarasan adalah keadaan yang menggambarkan suasana yang tertib, teratur,aman, damai sehingga akan ketentraman lahir dan batin. Hal ini terwujud apabila masing-masing melaksanakan tugas sesuai dharmanya. Keserasian adalah keadaan yang menggambarkan terpadunya unsur-unsur yangterlibat dalam kehidupan bersama Keseimbangan adalah keadaan yang menggambarkan bahwa masing-masing unsuryang terlibat dalam hidup bersama dalam hubungan bersama, diperlakukan sepatutnya. Masing-masing mendapat perlakuan sesuai dengan kodrat, harkat, martabat, tugas, hak dan kewajiban, sehingga tercipta suatu suasana keadilan.