Geografi Pertanian Revolusi Pertanian
Revolusi Pertanian Teknologi yang memungkinkan produksi lebih besar (surplus) dengan tenaga manusia lebih sedikit, tetapi sering memiliki biaya sosial dan lingkungan yang tinggi suparmini@uny.ac.id
REVOLUSI PERTANIAN – INDUSTRIALISASI Knox & Marston Revolusi Pertanian tahap pertama = penggunaan alat pengolahan lahan dan pemanfaatan ternak -- bajak Revolusi Pertanian tahap kedua = pengenalan pengembangan sistem pertanian peningkatan produksi ternak dan tanaman -- Revolusi Industri : teknologi, transportasi Revolusi Pertanian tahap ketiga = Mekanisasi, Rekayasa Kimiawi dan biologi pertanian
Input Revolusi Hijau Alat bajak dari logam Traktor (Mesin Pembakaran Internal) --Mekanisasi Menggabungkan Pestisida Kimia / Pupuk – Herbisida, Pestisida, dan Pupuk Kimia Hybrid Tanaman Tanaman hasil rekayasa genetik– Monocropping Varietas Dengan Hasil Tinggi
Dampak Lingkungan Erosi Tanah, Salinisasi Polusi Air dan Eksploitasi Berlebihan Hilangnya Keragaman Hayati, kemiskinan lahan Residu Pestisida dan Antibiotik dalam Makanan
Revolusi Hijau Pertanian komersial modern sangat tergantung pada pupuk kimia, pestisida, herbisida. (Minyak) dibutuhkan untuk membuat pupuk dan pestisida. Diperlukan 10 kalori energi untuk menciptakan 1 kalori makanan dalam pertanian modern. Petani kecil tidak mampu membeli peralatan yang dibutuhkan dan untuk persediaan.
Revolusi Hijau Revolusi hijau merujuk pada pengembangan dan adopsi tinggi yang menghasilkan biji-bijian sereal di negara maju selama tahun 1960-an, 1970, dan 1980-an Revolusi hijau sangat besar keuntungan jangka pendek dalam output gandum telah memungkinkan pasokan makanan untuk tumbuh lebih cepat dari populasi
Penggunaan Pupuk Kimia Mikro organisme / Biota tanah Teracuni Tanah Mengeras Kesuburan tanah menurun Tanah Menjadi Kering Produktifitas menurun Keseimbangan alam terganggu Kerusakan lingkungan
PRODUKSI Varietas tanaman yang dikembangbiakkan untuk meningkatkan produksi. Meningkatkan hasil panen. Kurang sensitif terhadap usia tanaman, sehingga tanaman diversifikasi lebih menguntungkan Sangat sensitif terhadap input pupuk dan air
Industrialisasi Pertanian Perubahan tenaga kerja perdesaan dengan penerapan mesin- mesin terkait kegiatan pertanian Pembaharuan input / sarana produksi pertanian pupuk, obat-obatan, bioteknologi Pengolahan produk pertanian
Industri pertanian, mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. -- industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.
Karakter Komoditas Agribisnis Bersifat musiman Mudah rusak Makan tempat/bulky Sangat beragam (waktu ketersediaan/panen, lokasi, kualitas, dll) Transmisi harga rendah (kenaikan harga di tingkat konsumen tidak serta merta menaikan harga di tingkat produsen) Struktur pasar monopsonis (pedagang/pembeli yang sangat kuat bargaining power-nya)
KETERKAITAN SDA DAN AKTIVITAS EKONOMI
Prinsip dasar pertanian berkelanjutan : Prinsip ekologi. Prinsip teknis produksi dan pengolahan. Prinsip sosial ekonomis. Prinsip politik.
Prinsip ekologi Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara organisme dengan alam adalah satu kesatuan Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah, udara, iklim serta sumber-sumber keanekaragaman hayati di alam harus seoptimal mungkin (tidak mengeksploitasi) Upaya-upaya pelestarian harus sejalan dengan upaya pemanfaatan
Prinsip teknis produksi dan pengolahan Prinsip teknis merupakan dasar untuk mengupayakan suatu produk organik. Mulai dari transisi lahan model pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan, cara pengelolaannya, pemupukan, pengelolaan hama dan penyakit hingga penggunaan teknologi yang digunakan sejauh mungkin mempertimbangkan kondisi fisik setempat
Prinsip sosial ekonomis Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara sosial dan secara ekonomis menguntungkan petani. Mendorong berkembangnya kearifan lokal, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, dan mendorong kemandirian petani
Prinsip politik Prinsip ini mengutamakan adanya kebijakan yang tidak bertentangan dengan upaya pengembangan pertanian berkelanjutan Kebijakan ini baik dalam upaya produksi, kebijakan harga, maupun adanya pemasaran yang adil
Syarat-syarat mutlak yang harus ada dalam pembangunan pertanian (A Syarat-syarat mutlak yang harus ada dalam pembangunan pertanian (A.T Mosher) Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani Teknologi yang senantiasa berkembang Tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal Adanya perangsang produksi bagi petani Tersedianya perangkutan yang lancar dan berkesinambungan
Industrialisasi Pertanian Perubahan tenaga kerja perdesaan dengan penerapan mesin- mesin terkait kegiatan pertanian Pembaharuan input / sarana produksi pertanian pupuk, obat-obatan, bioteknologi Pengolahan produk pertanian
Kapasitas daya dukung SDA Kapasitas daya dukung (carrying capacity) : pengukuran kapasitas berdasarkan asumsi bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung pertumbuhan organisme pertumbuhan kompetisi terhadap ruang dan makanan hingga daya dukung lingkungan tak mampu lagi memfasilitasi pertumbuhan
Penduduk usia >15 tahun yang bekerja di sektor pertanian Indonesia Total jumlah penduduk % 2004 40.608.019 93.772.036 43,33 2005 41.309.776 93.958.387 43,97 2006 40.136.242 95.456.935 42,05 2007 41.206.474 99.930.27 41,24 2008 41.337.706 102.552.750 40,30 2009 43.029.493 104.485.444 41,18
Schaller (1993) beberapa dampak negatif dari sistem pertanian konvensional: - Pencemaran air tanah dan air permukaan oleh bahan kimia pertanian dan sedimen. - Ancaman bahaya bagi kesehatan manusia dan hewan, baik karena pestisida maupun bahan aditif pakan. - Pengaruh negatif aditif senyawa kimia pertanian tersebut pada mutu dan kesehatan makanan. - Penurunan keanekaragaman hayati termasuk sumber genetik flora dan fauna yang merupakan modal utama pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). - Perusakan dan pembunuhan satwa liar, lebah madu, dan jasad berguna lainnya. - Peningkatan daya ketahanan organisme pengganggu terhadap pestisida. - Penurunan daya produktivitas lahan karena erosi, pemadatan lahan, dan berkurangnya bahan organik. - Ketergantungan yang makin kuat terhadap sumber daya alam tidak terbarui (nonrenewable natural resources). - Munculnya risiko kesehatan dan keamanan manusia pelaku pekerjaan pertanian.
Menurut IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movements), tujuan penggunaan sistem pertanian organik - Menghasilkan bahan pangan dengan kualitas nutrisi tinggi serta dalam jumlah cukup. - Melaksanakan interaksi efektif dengan sistem dan daur alamiah yang mendukung semua bentuk kehidupan yang ada. - Mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usaha tani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman, serta hewan. - Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan. - Menggunakan sebanyak mungkin sumber-sumber terbarui yang berasal dari sistem usaha tani itu sendiri. - Memanfaatkan bahan-bahan yang mudah didaur ulang dalam dan di luar usaha tani - Menciptakan keadaan yang memungkinkan ternak hidup sesuai dengan perilakunya - Membatasi terjadinya semua bentuk pencemaran lingkungan oleh kegiatan pertanian. - Mempertahankan keanekaragaman dan pelestarian hayati - Memberikan jaminan yang semakin produsen pertanian (terutama petani) dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan hak asasi manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan. kepuasan kerja, dan lingkungan kerja kondusif - Mempertimbangkan dampak kegiatan usaha tani terhadap kondisi fisik dan sosial.
Transfer bioteknologi di negara berkembang, berdampak: - Pengurangan keanekaragaman karena paksaan atau dorongan untuk menggunakan satu atau beberapa varietas tanaman sehingga dapat memicu serangan hama atau stres baru yang tidak diperkirakan sebelumnya - Penguasaan atau konsentrasi perusahaan biji hanya pada perusahaan tertentu, sehingga dapat mengendalikan pasar - Kurangnya fasilitas dan pengetahuan untuk menguji kelayakan tanaman khususnya di daerah tropika dengan jenis hama yang bervariasi - Masalah paten, rahasia perusahaan yang dimiliki oleh perorangan atau perusahaan atau institusi tertentu sehingga tidak semua orang dapat menggunakan produk-produk paten tanpa izin atau tanpa membayar royalti - Kurangnya pengetahuan tentang proses dan pengujian yang teliti untuk mencegah munculnya atau tersebarnya alergan - Kurangnya pengetahuan akan perkembangan resistensi hama terhadap bahan kimia tertentu yang digunakan untuk memberantasnya. Diperkirakan bahwa hama yang pada mulanya sensitif terhadap toksin, kemungkinan akan mengembangkan ciri yang membuatnya resisten terhadap toksin - Tantangan dari berbagai pihak yang tidak menyetujui dengan upaya-upaya manipulasi alam dan gangguan terhadap alam