Focused Group Discussion Tentang Seleksi Masuk dan Penerimaan Mahasiswa Baru Tingkat Sarjana Hari/Tanggal: Kamis 24 November 2011 Pukul: 8:00 – 12:30 Tempat:

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENETAPAN PESERTA SERTIFIKASI GURU TAHUN 2013
Advertisements

FM-UII-AM- Rincian Pokok Bahasan NOTULEN RAPAT FSM-01-05/RO
JALUR MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (PTN) 2012
MEWUJUDKAN Perkuliahan PAKEM
Panduan Pelaksanaan Bintek
LAYANAN MAHASISWA NAMA : DRS. ACHMAD HUSAINI, MAB
PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI SESUAI PP 66/2010
Dosen: Dr. Ngadimun Hd, M.Pd.
SNMPTN 2011 JALUR UNDANGAN.
IKK 431: 3(3-0) KONTRAK PERKULIAHAN MANAJEMEN KEUANGAN KONSUMEN
Program Mahasiswa Berprestasi
KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU
PENERIMAAN, REGISTRASI, DAN ADMINISTRASI AKADEMIK PASCASARJANA UGM
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
ORIENTASI MHS 2013/2014 Peraturan, Tata Tertib, & Sanksi Akademik
Customer Relationship Managemant Diema Hernyka S, M.Kom.
Bahan Ajar SMAN 3 Bahan Ajar SMAN 3 Kelas: XII Semester: 1 Kelas: XII Semester: 1.
Sosialisasi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
ATURAN PENYELENGGARAAN OSTN SMK TINGKAT PROVINSI JATENG
PENGEMBANGAN RPS DAN SAP
PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER
SISTEM INFORMASI KEUANGAN
PENGISIAN KRS BERSAMA SEM 5 & 7 MAHASISWA MAYOR DEPARTEMEN SAINS KPM SEM GANJIL Auditorium GMK, 29 Agustus 2012.
UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN
Disampaikan pada: SOSIALISASI SNMPTN 2015
Sosialisasi Perguruan Tinggi SMA Negeri 6 Kota Bogor
SNMPTN 2015.
Rencana Pembelajaran Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat
PEMROGRAMAN JARINGAN Catur Iswahyudi, S.Kom, S.E
Materi Sesi Kelompok 6 Panduan Menerapkan dan Melaksanakan Penjaminan Mutu Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Biokimia Veteriner 1 Semester Ganjil 2012/2013
BEHAVIOUR CHANGE COMMUNICATION (BCC)
Informasi Pendaftaran KALBIS & Biaya Kuliah Periode 2014/2015
KEBIJAKAN BAN-PT KAMANTO SUNARTO KETUA BAN-PT
DIPONEGORO UNIVERSITY
PROGRAM PRAKTIK INDUSTRI
Teknik jaringan wireless
INTEROPERABILITAS Catur Iswahyudi, S.Kom, S.E
MEKANISME KERJA PPL FAKULTAS DEKANAT 5 JURUSAN PKPP SENAT FAKULTAS
IT Telkom (STT Telkom) IM Telkom (STMB Telkom) Politeknik Telkom
RAPAT PRODI ILMU KEPERAWATAN
Program kreatifitas mahasiswa
AKUNTANSI DASAR Catur Iswahyudi Manajemen Informatika (D3)
Jalur Masuk.
STRATEGI DAN SISTEM PENILAIAN PELATIHAN ASESOR SEKOLAH/MADRASAH
RAKOR SOSIALISASI SEKOLAH MODEL
Laporan Evaluasi Diri Program Sarjana S1
PENILAIAN MAHASISWA ATAS KINERJA DOSEN
SNMPTN 2016.
Pedoman Akademik Universitas Negeri Semarang Disampaikan pada Program Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (PPAK) Tahun © Unnes.
Disampaikan pada: SOSIALISASI SNMPTN 2015
Pedoman Akademik 2015 Universitas Negeri Semarang Disampaikan pada Program Pengenalan Akademik (PPA) Tahun © Unnes.
SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) TAHUN 2013
Materi Pelatihan SIA - P
PELATIHAN ASESOR SEKOLAH/MADRASAH
USULAN PENELITIAN SKRIPSI
USULAN PENELITIAN SKRIPSI
SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN 2013)
PENDIDIKAN SEPANJANG HAYAT
MODUL SISTEM INFORMASI AKADEMIK
PENILAIAN MAHASISWA ATAS KINERJA DOSEN
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
SEKARANG SAYA MENJADI MAHASISWA
SOSIALISASI SNMPTN dan SBMPTN 2018
BUKU REFRENSI MK STATISTIK
SISTEM INFORMASI AKADEMIK SEKOLAH DI SMA AL-FALAH DAGO BANDUNG
Rekayasa Sistem Komputer
Disampaikan pada: SOSIALISASI SNMPTN 2015
SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI TAHUN 2019
Transcript presentasi:

Focused Group Discussion Tentang Seleksi Masuk dan Penerimaan Mahasiswa Baru Tingkat Sarjana Hari/Tanggal: Kamis 24 November 2011 Pukul: 8:00 – 12:30 Tempat: Ruang Rapim B

PERMOHONAN MAAF Permohonan maaf dari Kepala LP4 yang tidak bisa hadir karena sedang bertugas ke luar negeri.

TUJUAN Mengumpulkan informasi dan mengkaji sistem dan mekanisme seleksi dan penerimaan mahasiswa baru tingkat sarjana (SMS&PMB). Menggunakan hasil kajian untuk mengusulkan SMS&PMB: -yang tepat ke depan termasuk menentukan proporsi jumlah mahasiswa yang diterima melalui jalur SNMPTN Undangan dan Tertulis. -melalui jalur mandiri. -di tingkat program studi atau F/S atau kombinasi keduanya. -bagi mahasiswa asing atau lulusan sekolah luar negri pada umumnya.

MENGAPA KITA? SMATPB Sasaran Kualitas (?) Seleksi WRAM Ditdik (Subdit Penjaringan) Ka LTPB Kord. Perkuliahan Prodi WDA Kaprodi Cara Seleksi: SNMPTN Undangan dan Tertulis MAFIKI-BI dan Cara Pembelajaran Kualitas Hasil Seleksi (Potensi Akademik dan Kreativitas) Kualitas Hasil Belajar (TPB Plus) Kualitas Hasil Belajar (TPB) MK Dasar Prodi Skoring Kualitas (PI) Proses Indikator Keberhasilan Proses Keterlibatan Objek

JADWAL (10’)Pembukaan (10’)Pengantar 1 – Prof. Adang Surachman (10’)Pengantar 2 – Dr. Mindriany Syafila (10’)Pengantar 3 – Prof. Triyanta (90’)Diskusi Sesi I: Respons thd Paparan 1,2, (10’)Pengantar 4 – WDA STEI (10’)Pengantar 5 – WDA FITB (10’)Pengantar 6 – WDA FSRD (90’)Diskusi Sesi II: Respons thd Paparan 4,5, (20’)Wrap Up dan pengisian Kuesioner 12:30Selesai, dilanjutkan Makan Siang.

PENGANTAR Pengantar 1 –Kebijakan penjaringan mahasiswa dan evaluasi pelaksanaan kebijakan. Pengantar 2 –Pelaksanaan dan operasional proses penjaringan mahasiswa serta evaluasi. Pengantar 3 –Proses pendidikan dan mutu hasil pendidikan di TPB serta evaluasi, termasuk hasil UTS Mahasiswa Angkatan Pengantar 4 –Pandangan dan pengalaman STEI serta evaluasi. Pengantar 5 –Pandangan dan pengalaman FITB serta evaluasi. Pengantar 6 –Pandangan dan pengalaman FSRD serta evaluasi.

KETENTUAN Pengantar Diskusi – Dimohon tidak menggunakan viewgraph atau dibatasi hanya 2-3 slides dengan waktu bicara 10 menit. Diskusi terbuka (tidak panel) – diikuti oleh seluruh peserta secara aktif. Peserta dimohon untuk mengisi kuesioner sebelum diskusi dinyatakan selesai.

ISSUES – FOCUSED TOPICS Apakah tujuan seleksi itu? Sasaran kualitas, potensi vs. prestasi calon mahasiswa? Berapa proporsi SNMPTN Undangan vs. Tertulis? Isu pada sistem dan mekanisme seleksi jalur undangan (geografis, reputasi/prestasi SMA, variasi standar penilaian, variasi cara/penentuan ranking siswa, “katrol”/rekayasa nilai, status ekonomi siswa, jalur prestasi akademik) Apakah masih diperlukan mekanisme seleksi mandiri (mis. untuk FSRD atau mungkin SAPPK)? Cara penerimaan mahasiswa di prodi, di F/S, atau kombinasi keduanya? Bagaimana dengan prodi di Jatinangor? Bagaimana penerimaan mahasiswa asing atau lulusan sekolah luar negri pada umumnya?

RINGKASAN (1) Pengantar 1 –Kebijakan penjaringan mahasiswa dan evaluasi pelaksanaan kebijakan. Adang Surachman: Belum terlihat cara penerimaan mana yg paling baik walau cara F/S kelihatan lbh baik dari cara Prodi Multi cara seleksi (undangan/tertulis/mandiri) lebih baik – perlu data korelasi hasil seleksi dgn kualitas TPB utk menentukan proporsi masing2 cara ujian Wacana cara cluster dg basis F/S/kontekstual keilmuan/penetrasi kpd masyarakat

RINGKASAN (2) Pengantar 2 –Pelaksanaan dan operasional proses penjaringan mahasiswa serta evaluasi. Mindriany Syafila: Berbagai upaya dan cara seleksi sdh dilakukan sejak 2002 termasuk UMFSRD – SBM, Kemitraan, Transfer, Mandiri Terpusat dan Daerah, Kerma dg Daerah Tahun 2011: Undangan:Tertulis = 60:40, FSRD 80:20, tdk ada USM. Mahasiswa Asing dg SAT(terbatas bbrp negara dan hasilnya tdk menggembirakan, msh ada kendalaoperasional) Masih mungkin kita pikirkan cara seleksi yang lain – perlu promosi 2006 – 2010: cara penerimaan F/S masih ada kasus putus studi krn IP rendah tapi memilih prodi favorit Ranking SMA tidak sama di IPB misalnya dg di ITB krn siswa dari SMA2 tertentu tdk memilih IPB shg tdk ada database di IPB (contoh SMA 3 Bandung)

RINGKASAN (3) Pengantar 3 –Proses pendidikan dan mutu hasil pendidikan di TPB serta evaluasi, termasuk hasil UTS Mahasiswa Angkatan Triyanta: Belum terlihat nyata data korelasi antara hasil seleksi dg prestasi di TPB. UTS ITB 2011:Skor rata2 MA = 63 (nilai sekitar BC), skor<30 = 104 mhs/1700 mhs Skor rata2 FI = 50 (nilai sekitar C), skor<30 = 237 mhs/1700 mhs Skor rata2 KI = 59 (nilai sekitar C), skor<30 = 88 mhs/1700 mhs

RINGKASAN (4) Catatan Lainnya Pak Yuli (Subdit Penjaringan Mahasiswa) ttg mahasiswa internasional Tdk ada korelasi signifikan antara mutu hasil/jenis seleksi dg prestasi TPB Desk evaluation lbh baik Mahasiswa asing diundang -- SK Rektor No 300/2008 Pak Pudjo ttg penjaringan mahasiswa Sistem penjaringan mhs hrs disesuaikan dg standar internasional Unsur kreatititas dlm penjaringan hrs dapat diukur/diseleksi (FSRD) Perlu ada evaluasi thd hasil cara penjaringan Catatan lain (bbrp orang) Terdapat penurunan kualitas krn perubahan cara seleksi (mis. MK B. Inggris di SBM) Ada mslh pengelompokkan mahasiswa berdasar prestasi B. Inggris shg data tdk reliable Mhs 2011 (dg cara seleksi yg beda dg sebelumnya) memperlihatkan perilaku yg lbh baik (patuh dan sopan) – juga jml wanita lbh banyak – konsistensi selama di SMA. Siswa badung di SMA pdhl kreatif dan pandai tdk konsisten)

RINGKASAN (5) Catatan Lainnya (Lanjutan) Pak Syarief (FSRD) Khusus FSRD – Utk Undangan dan Tertulis tdk promoting – Undangan: minat tinggi tapi bakat dan kemampuan tdk bisa terukur, Tertulis spt kucing dalam karung. Inginnya USM dan yg menguji FSRD sendiri. SAPPK Menginginkan penerimaan per prodi atau cluster krn AR dan PWK berbeda. Ada program integrasi di AR utk pendidikan profesi 4-5 tahun

RINGKASAN (6) Pengantar 4 –Pandangan dan pengalaman STEI serta evaluasi. Wakil STEI: Unexpectedly, ada mslh yaitu ketidakpastian dlm memilih prodi Menginginkan penerimaan per prodi

RINGKASAN (7) Pengantar 5 –Pandangan dan pengalaman FITB serta evaluasi. Wakil FITB: Tdk ada yg signifikan, hanya menyampaikan masalah disparitas penetrasi kpd masyarakat (GL tertinggi, Meteorologi terendah)

RINGKASAN (8) Pengantar 6 –Pandangan dan pengalaman FSRD serta evaluasi. Wakil FSRD: Penerimaan per Fakultas lbh baik utk FSRD USM (UMFSRD) lebih diinginkan krn mengukur potensi yg diinginkan FSRD Fakta: prestasi mhs asal Undangan tdk berhubungan langsung dg pendidikan di FSRD. Ada 115 orang (48%) mhs FSRD 2011 yg jika diuji via USM tdk akan diterima. UjianTertulis: margin tertinggi (di ITB) dan terendah (di luar ITB) sangat besar.

RINGKASAN KUESIONER (1) Pertanyaan 1: Tujuan seleksi. Mendapatkan mhs yg sesuai agar mampu mengikuti pendidikan di ITB Memilih mhs yg berkemampuan mengikuti materi kuliah TPB Mendapatkan mhs berprestasi Memperoleh mhs terbaik yg sesuai dg minat Memperoleh mhs yg berkualitas sesuai minat Memperoleh mhs dg kemampuan berpikir visual dan berpotensi kreatif (FSRD) Memperoleh mhs yg memiliki potensi Memperoleh mhs bermotivasi tinggi Memperoleh mhs berminat dan berpotensi akademik Memperoleh mhs berpotensi akademik plus cerdasr emosi dan spiritual Mendapatkan mhs berkualitas baik

RINGKASAN KUESIONER (2) Pertanyaan 2: Proporsi mahasiswa Jalur Undangan vs. Tertulis Tergantung korelasi antara alat ukur dg IP TPB. Korelasi baik  proporsi lebih tinggi Tergantung evaluasi sistem penjaringan dikorelasikan dg prestasi akademik di ITB Jalur tertulis lbh tinggi; jalur undangan hrs diverifikasi dahulu Jalur undangan lbh tinggi krn berdasar konsistensi di SMA (bisa 60:40 atau 70:30) Jalur undangan lbh tinggi krn konsistensi di SMA -- dg catatan sistem di SMA baik (60:40) Jika tdk ada relasi antara pendidikan di SMA dan di ITB/sistem seleksi (mis. FSRD); jalur tertulis lbh tinggi (FSRD usul 80:20) Jalur undangan lebih besar krn track record (konsistensi) selama di SMA – dg catatan data dan fakta dari SMA benar. Proporsi tdk berpengaruh (F/S tdk diket), bisa 50:50 Proporsi antara 40:60 sampai 60:40 tgt F/S Undangan lbh tinggi 60:40. tapi perlu dipikir cara selesi yg lain. Undangan vs tertulis 60:40 (SBM) Jalur undangan lbh tinggi dg selektivitas SMA Jalur tertulis lbh tinggi (60:40) krn tertulis berdasar perbandingan global Dua responden lainnya menyebut 50:50 dg alasan keseimbangan

RINGKASAN KUESIONER (3) Pertanyaan 3: Challenges Jalur Undangan Kejujuran pengisian nilai oleh SMA (4 responden). Tidak mungkin 100% dari undangan, perlu korelasi hasil seleksi dg IP TPB Database dan kualitas sekolah Kejujuran data – perlu sistem verifikasi yg baik “Level” dan track record masing2 sekolah – kewilayahan Kejujuran – pemalsuan dan kecurangan Mata pelajaran di SMA tdk memiliki korelasi dg MK ITB (FSRD) – perlu data lain Disparitas masing2 sekolah Track record selama di SMA tdk bisa dipercaya begitu saja – ikut les utk mendapat nilai Jaminan kualitas siswa (bbrp responden) Kewilayahan (hanya DKI dan Jabar yg potensial) Tidak ada penilaian ttg minat calon mhs Dasar seleksi SMA yg dipilih tdk jelas – sulit menentukan SMA yg dipilih (bbrp responden) Tdk menguji kemampuan mhs secara terintegrasi

RINGKASAN KUESIONER (4) Pertanyaan 4: Tentang seleksi mandiri. Semua responden menyatakan masih diperlukan seleksi mandiri dg berbagai alasan: Jika alat ukur SNMPTN diragukan (FSRD) Jika ingin lbh bebas mengatur biaya kuliah (SBM) Jika menginginkan mhs yg kreatif dan motivated. Jika menginginkan mhs dg kriteria khusus (mis. FSRD) Jika korelasi hasil seleksi dan IP ITB baik.

RINGKASAN KUESIONER (5) Pertanyaan 5: Tentang penerimaan melalui F/S atau Prodi. Cara pengelompokkan (cluster) lebih baik. Basis: F/S/kontekstual keilmuan/penetrasi kpd masyarakat. Namun kombinasi dg penerimaam berdasar Prodi dpt lbh baik – mengurangi masalah yg timbul Cara Prodi adlh yg terbaik – sesuai motivasi mhs Kombinasi F/S dg prodi tetap perlu – terkait disparitas tingkat peminatan. Cara F/S kualitas baik tapi minat/motivasi kurang Cara Prodi lebih baik (kesesuaian minat, tdk ada masalah salah jurusan, fair utk prodi tdk favorit) Kombinasi lbh baik tgt lokasi, popularitas prodi/penetrasi kpd masyarakat (2-3 responden) Cara F/S lbh baik (utk FSRD) juga sistem cluster krn kompetensi dasar di TPB sama utk tiap prodi Cara Prodi lebh baik (FTI) – banyak mslh dg IP rendah minat rendah (TF) dan IP tinggi minat minat tinggi (TK) tapi lulusan bekerja di BUMN (alasan finansial) + 1 responden Cara cluster lbh baik (2 responden lainnya); komunitas SAPPK menginginkan per Prodi krn masalah peminatan dan rencana prodi yg terkait dg pendidikan profesi. Cara F/S sdh baik hanya perlu penyempurnaan mslh penjurusan (pikir dulu cara cluster )

RINGKASAN KUESIONER (6) Pertanyaan 6: Seleksi dan penerimaan mahasiswa asing. Cukup dg cara “desk evaluation; ujian tertulis dilakukan jika data tdk cukup Perlu dirancang cara seleksi khusus mis. SAT Perlu cara tertulis Melalui penelaahan track record sekolah – desk evaluation Cara sama dg calon mhs lokal Ujian tertulis perlu dilakukan utk mengukur potensi dan motivasi Perlu ujian tertulis dan bahkan matrikulasi – fakta: banyak mhs asing yg tdk berpretasi di ITB Desk evaluation (sdh 3 responden) dg kriteria spt jalur undangan; ujian tertulis tdk perlu krn masalah operasional Ujian tertulis dan ujian lisan (wawancara) Tdk perlu ujian tulis, cukup rekomendasi, spt jalur undangan (SBM) Ujian tulis perlu (tapi pelaksanaan sulit?), on-line test?, basis: informasi sekolah asal Mengikuti standar di negara lain (SAT, dll) – bbrp responden SNMPTN tapi dalam Bahasa Inggris Hrs dipikirkan cara pengukuran potensi akademik utk mhs asing

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI (1) Dasar Pertimbangan: Diskusi yang berkembang dalam FGD pada tanggal 24 November 2011 yang diikuti oleh beberapa narasumber dan perwakilan setiap F/S. Hasil analisis terhadap Kuesioner yang dilaksanakan setelah FGD pada tanggal 24 November 2011 Data UTS Mata Kuliah Kalkulus I, Fisika Dasar I, dan Kimia Dasar I, Mahasiswa TPB Angkatan 2011 yang dirinci berdasarkan asal sekolah dan jalur seleksi SNMPTN (Undangan dan Tertulis). Cat: Diperlukan data pendukung yang lebih lengkap dan akurat berkaitan dengan masalah penerimaan F/S atau Prodi.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI (2) Proporsi SNMPTN Jalur Undangan vs. Tertulis? Jalur Undangan sekurang-kurangnya 50% tapi tidak lebih dari 60% Seleksi Mandiri/SM Seleksi mahasiswa untuk FSRD direkomendasikan dilakukan melalui Seleksi Mandiri. Bilamana FSRD tetap menerima mahasiswa melalui jalur SNMPTN dengan proporsi tertentu, diperlukan upaya-upaya khusus untuk menjaring calon mahasiswa yang sesuai dengan kriteria FSRD. Cara penerimaan mahasiswa (Prodi, F/S) Penerimaan mahasiswa melalui F/S kecuali untuk prodi di Jatinangor. Pengkajian lebih lanjut mengenai cara penerimaan mahasiswa akan dilakukan sejalan dengan penyusunan Kurikulum Baru 2013.