Teknik Pemeriksaan, Penyekoran dan Pengolahan Tes Hasil belajar Abdul Munif
Perbedaan Skor dengan Nilai Skor adalah hasil pekerjaan menyekor, (memberikan angka) yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap butir item yang oleh testee dijawab benar, dengan memperhitungkan bobot jawaban betulnya. Bobot skor adalah angka yang diberikan kepada setiap butir soal yang dijawab benar;dan disesuaikan dengan tingkat kesulitannya. Nilai adalah angka (juga bisa berupa huruf) yang merupakan hasil ubahan skor yang sudah dijadikan satu dengan skor-skor lainnya, serta disesuaikan dengan standar tertentu.
Teknik pemeriksaan (koreksi) Tes Tertulis bentuk uraian (essay test) Baca setiap jawaban yang diberikan testee dan bandingkan dengan ancar-ancar/kunci jawaban yang sudah dipersiapkan Beri skor berdasarkan perbandingan tersebut Jumlahkan skor-skor yang dipoeroleh testee
Teknik pemeriksaan (koreksi) Tes Tertulis bentuk obyektif Cocokan jawaban siswa dengan kunci jawaban yang disiapkan Beri skor untuk setiap butir soal yang benar Jumlahkan skor-skor yang diperoleh testee
Teknik pemeriksaan (koreksi) Tes Lisan Kendala; tester bisa kurang objektif Perhatikan: Kelengkapan jawaban yang diberikan siswa Kelancaran dalam menjawab Kebenaran jawaban Kemampuan mempertahankan argumennya Dll
Scoring Scoring atau pemberian skor merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes. Yaitu proses pengubahan jawaban-jawaban siswa menjadi angka, atau Kuantifikasi jawaban Skor-skor yang diperoleh siswa selanjutnya diubah menjadi nilai (grade) melalui proses tertentu
Pemberian skor tes uraian Pertimbangkan tingkat kesulitan butir soal; soal yang sulit diberikan skor lebih tinggi dibandingkan dengan soal yang mudah.
No Soal Kategori Soal Skor Maksimal 1 Sukar 5 2 Sangat sukar 7 3 Mudah 4 dst Jumlah Skor Maksimum 15
Pemberian skor tes Obyektif Tentukan dulu berapa bobot skor untuk setiap item atau buitr soal Ada dua teknik, yaitu sistem denda dan non denda. Sistem denda S= (R-W)/(O-1); dimana S=Skor; R=jawaban benar; W=jawaban salah; O=option atau alternatif jawaban yang benar; 1=bilangan konstan Non Denda; S=R
Contoh pembobotan skor untuk berbagai tes No Urut Item Model Tes Jumlah Butir Bobot Skor Jawaban Benar Skor Maksimum 1-10 Benar-Salah 10 1 11-20 Pilihan ganda 1,5 15 21-25 Pilihan ganda model analisis kasus (sebab-akibat) 5 2 25-30 Menjodohkan 30-35 Essay 25 Jumlah 35 65
Pengolahan skor mentah menjadi skor matang Kriteria acuan, kriteria mutlak (criterion referenced evaluation). Acuan kelompok (norm referenced evaluation)
Model kriteria acuan mutlak CONTOH SOAL
Acuan Norma (Kelompok) Asumsi; siswa itu heterogen; nilai hasil belajar menyerupai kurva normal Sangat cocok untuk mengetahui posisi siswa di tengah kelompoknya Kesan negatif; pengatrolan nilai
Proses pengolahannya Tentukan dulu aritmatic mean (nilai rata-rata tes yang diperoleh seluruh siswa) Tentukan Standar deviasinya
Lanjutan Tentukan standar yang akan digunakan 1. Standar skala 5 (A,B,C,E) 2. Standar skala 11 (0---10) 3. Nilai Standar z (z Score)
Skala lima --------------------- A Mean + 1,5 SD --------------------- B Mean + 0,5 SD -------------------- C Mean – 0,5 SD ------------------- D. Mean – 1,5 SD --------------------- E Contoh
Skala 11 Contoh --------------------- 10 Mean + 2,25 SD --------------------- 9 Mean + 1,75 SD -------------------- 8 Mean + 1,25 SD ------------------- 7 Mean + 0,75 SD -------------------- 6 Mean + 0,25 SD -------------------- 5 Mean - 0,25 SD -------------------- 4 Mean - 0,75 SD -------------------- 3 Mean - 1,25 SD -------------------- 2 Mean – 1,75 SD -------------------- 1 Mean - 2,25 SD -------------------- 0 Contoh
Nilai Standar Z (Z score) Nilai z umumnya digunakan untuk mengubah skor mentah yang diperoleh dari berbagai jenis pengukuran yang berbeda. Contoh: seleksi CPNS terdiri dari 4 komponen tes IP Kumulatif (x1) Masa Kerja (x2) Tes Tertulis (x3) Tes lisan (x4)
x = deviasi skor X, yaitu selisih antara skor X dengan Mx lanjutan Misalkan Depag membuka 5 formasi guru SKI, sedangkan yang mengikuti tes sebanyak 15 orang, maka 5 orang yang memiliki akumulasi nilai z terbaik itulah yang bisa diterima. Rumus: z = z scor x = deviasi skor X, yaitu selisih antara skor X dengan Mx SDx = deviasi standar dari skor-skor X Langkah-langkah perhitungan bisa di klik di sini