TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL
Tabel IO Regional Tabel Input-Output (IO) Regional disusun untuk menyajikan gambaran hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar sektor dalam perekonomian di wilayah (propinsi/ kabupaten/kota tertentu; Bentuk penyajian Tabel IO Regional adalah matriks; Penyusunan Tabel IO Regional sebagai alat untuk analisis dan proyeksi perekonomian regional.
Tabel IO Regional Tahun penyusunan Tabel IO Regional antar propinsi berbeda-beda tergantung ketersediaan dana; Model IO Regional terdiri dari : Model IO satu regional Seperti Tabel IO Propinsi DKI Jakarta tahun 2005, Tabel IO Propinsi Jawa Barat 2005 dsb Model IO antar regional Seperti Tabel IO antar pulau (5 pulau).
INPUT OUTPUT SATU REGIONAL TABEL INPUT OUTPUT SATU REGIONAL
Teknik Penyusunan IO Satu Regional Penyusunan Tabel IO satu regional dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung; Pendekatan langsung atau metode survei, digunakan apabila seluruh data yang diperlukan dikumpulkan secara langsung melalui survei atau penelitian lapangan, Pendekatan tidak langsung atau metode non survei menggunakan 1) Metode persentase penyediaan regional atau 2) Metode analisis Location Quotient (LQ). Penyusunan Tabel IO satu regional lebih banyak menggunakan pendekatan non-survei karena tidak membutuhkan banyak biaya dan mudah.
Contoh : IO Satu Regional Contoh : Tabel IO Regional Propinsi X Transaksi Total Atas Dasar Harga Pembeli
INPUT OUTPUT ANTAR REGIONAL (IRIO) TABEL INPUT OUTPUT ANTAR REGIONAL (IRIO)
Manfaat Tabel IO Antar Region Peranan dan potensi region menurut lokasinya seperti kabarin dan katimin. Konsentrasi industri menurut region yang memperlihatkan sebaran industri menurut ragam kegiatan sektornya. Tingkat saling ketergantungan antar region, baik yang mencakup sektor-sektor produksi, seperti penyediaan bahan baku maupun yang berkaitan dengan sektor-sektor pengguna, seperti penyediaan barang /jasa konsumsi akhir (final demand) Hubungan perdagangan lintas region yang dapat menjadi pola dasar bagi perumusan kebijakan ekonomi lintas sektoral yang mengacu pada terciptanya mekanisme aktivitas distribusi barang. Keseimbangan antar sektor industri antar region dapat tertata secara terencana.
Kendala Penyusunan IO Antar Regional (IRIO) Beberapa kendala yang muncul dalam penyusunan tabel IO Regional antara lain : Ekspor dan impor dalam skala regional tidak hanya mencakup ekspor dan impor antar negara, tetapi juga antar wilayah atau propinsi. Statistik perdagangan luar negeri tidak disusun berdasarkan propinsi tetapi menurut pelabuhan di mana barang/komoditi diekspor atau diimpor. Contoh, ekspor tekstil yang dihasilkan Jawa Barat diekspor melalui pelabuhan Tanjung Priok, dalam statistik perdagangan luar negeri tercatat sebagai ekspor yang berasal dari pelabuhan Tanjung Priok. Perkiraan besarnya output dan nilai tambah dari perusahaan multiregional. Tidak jarang dijumpai perusahaan multiregional yang sistem pencatatan administrasinya dilakukan secara terpusat.
Kerangka Dasar Model IRIO Untuk 2 Daerah
Koefisien Teknis (Koefisien A) Koefisien input angsung dalam daerah A dan B diperoleh dengan rumus : Matriks Koefisien Teknis (A) tersusun dalam empat blok yaitu
Dampak Pengganda Output IRIO Besarnya nilai output akibat permintaan akhir dirumuskan sbb: X = (I – A)-1 F Dimana :
Dampak Pengganda Output IRIO Misal M adalah matrik leontif IRIO 2 region maka bentuk nya :
Dampak Pengganda Total Adalah angka yang menunjukkan besarnya perubahan nilai output di seluruh sektor ekonomi nasional akibat perubahan satu satuan uang permintaan akhir output sektor j di suatu daerah. Rumusnya :
Dampak Pengganda Total Contoh : Dampak Pengganda Total Akibat Kenaikan Permintaan Akhir Sektor di Masing-masing Pulau
Dampak Pengganda Intraregional Adalah angka yang menunjukkan besarnya perubahan nilai output di seluruh sektor di suatu daerah akibat perubahan satu satuan uang permintaan akhir output sektor j di daerah tersebut. Rumusnya :
Dampak Pengganda Intraregional Contoh : Dampak Pengganda IntraRegional Akibat Kenaikan Permintaan Akhir Sektor di Masing-masing Pulau
Dampak Pengganda Interregional Adalah angka yang menunjukkan besarnya perubahan nilai output di satu daerah akibat perubahan satu satuan uang permintaan akhir di daerah lain. Jika permintaan akhir terhadap output sektor j di A mengalami kenaikan sebesar satu satuan uang, maka besarnya dampak output yang muncul didaerah B sebesar :
Dampak Pengganda Interregional Contoh : Dampak Pengganda InterRegional Akibat Kenaikan Permintaan Akhir Sektor di Masing-masing Pulau
Dampak Pengganda Sektoral Adalah angka yang menunjukkan besarnya dampak perubahan nilai output sektor i diseluruh daerah, sebagai akibat penambahan satu satuan uang permintaan akhir output sektor j di suatu daerah. Jika terjadi kenaikan permintaan akhir satu satuan uang terhadap output sektor j di A, maka dampak sebesar :
Dampak Pengganda Balik Kenaikan permintaan akhir di daerah A memberikan dampak pada kenaikan output di daerah B. Kemudian kenaikan output di daerah B pada gilirannya berdampak balik pada kenaikan output di daerah A. Besarnya dampak balik adalah sebagai berikut :
Dampak Pengganda Balik Contoh : Dampak Pengganda Balik Akibat Kenaikan Permintaan Akhir Sektor di Masing-masing Pulau
Dampak Pengganda Bersih Dampak bersih adalah dampak total dikurangi dengan dampak awal. Besarnya dampak awal sama dengan stimulus yang dimasukan ke dalam perekonomian.
Dampak Pengganda Bersih Contoh : Dampak Pengganda Bersih Akibat Kenaikan Permintaan Akhir Sektor di Masing-masing Pulau
Dampak Pengganda Pendapatan IRIO Besarnya penambahan pendapatan akibat permintaan akhir sbb: Z = V (I – A)-1 F Dimana : Z = matriks pengganda pendapatan (I-A)-1 = matriks kebalikan leontif. V = matriks koefisien pendapatan (rasio upah dan gaji terhadap output)
Dampak Pengganda Pendapatan IRIO Dengan menggunakan rumusan Z = V (I – A)-1 F Akan menghasilkan matriks dampak pengganda pendapatan yang ordonya sama (nxn) dengan dampak pengganda output maka: Dampak pengganda pendapatan total, Dampak pengganda pendapatan intraregional, Dampak pengganda pendapatan interregional, Dampak pengganda pendapatan sektoral Dampak pengganda pendapatan balik Dampak pengganda pendapatan bersih dapat dicari dengan enggunakan formula yang sama dengan dampak pengganda output.
Dampak Pengganda Kesempatan Kerja IRIO Besarnya penambahan kesempatan kerja akibat permintaan akhir sbb: E = L (I – A)-1 F Dimana : E = matriks pengganda kesempatan kerja (I-A)-1 = matriks kebalikan leontif. L = matriks koefisien tenaga kerja (rasio tenaga kerja terhadap output)
Dampak Pengganda Kesempatan Kerja IRIO Dengan menggunakan rumusan E = L (I – A)-1 F Akan menghasilkan matriks dampak pengganda kesempatan kerja yang ordonya sama (nxn) dengan dampak pengganda output maka: Dampak pengganda kesempatan kerja total, Dampak pengganda kesempatan kerja intraregional, Dampak pengganda kesempatan kerja interregional, Dampak pengganda kesempatan kerja sektoral Dampak pengganda kesempatan kerja balik Dampak pengganda kesempatan kerja bersih dapat dicari dengan menggunakan formula yang sama dengan dampak pengganda output.