Berada di Wilayah Rawan Gempa Indonesia merupakan wilayah langganan gempa bumi dan tsunami. Berbagai daerah di Indonesia merupakan titik rawan bencana, terutama bencana gempa bumi, tsunami, banjir, dan letusan gunung berapi. Wilayah Indonesia dikepung oleh lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Sewaktu-waktu lempeng ini akan bergeser patah menimbulkan gempa bumi. Selanjutnya jika terjadi tumbukan antarlempeng tektonik dapat menghasilkan tsunami. Catatan dari Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral menunjukkan bahwa ada 28 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dan tsunami. Di antaranya NAD, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY bagian Selatan, Jatim bagian Selatan, Bali, NTB dan NTT. Kemudian Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua serta Balikpapan, Kaltim. Selain dikepung tiga lempeng tektonik dunia, Indonesia juga merupakan jalur The Pasicif Ring of Fire (Cincin Api Pasifik), yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia. Cincin api Pasifik membentang di antara subduksi maupun pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara dan lempeng Nazca yang bertabrakan dengan lempeng Amerika Selatan. Ia membentang dari mulai pantai barat Amerika Selatan, berlanjut ke pantai barat Amerika Utara, melingkar ke Kanada, semenanjung Kamsatschka, Jepang, Indonesia, Selandia baru dan kepulauan di Pasifik Selatan. Indonesia memiliki gunung berapi dengan jumlah kurang lebih 240 buah, di mana hampir 70 di antaranya masih aktif. Zona kegempaan dan gunung api aktif Circum Pasifik amat terkenal, karena setiap gempa hebat atau tsunami dahsyat di kawasan itu, dipastikan menelan korban jiwa manusia amat banyak. Untuk mengetahui kapan gempa bumi akan terjadi merupakan pekerjaan yang sulit. Hal ini dikarenakan gempa dapat terjadi secara tiba-tiba di mana pun asalkan masih berada dalam zona kegempaan bumi. Maka dari itu yang masih mungkin dilakukan adalah melakukan sistem peringatan dini (early warning sytem) yang berfungsi sebagai “alarm” darurat jika sewaktu-waktu datang gempa secara tak terduga. Implementasi sistem ini bisa diterapkan dengan memasang rangkaian seismograph yang tersambung dengan satelit. National Ocean and Atmospheric Administration (NOAA) USA misalnya, telah menggunakan sensor bernama DART (Deep Oceaan Assesment and Reporting) yang mampu mengukur perubahan gelombang laut akibat gempa bumi tektonik. Alat-alat pendeteksi gempa langsung harus diletakkan pada daerah-daerah rawan gempa seperti Aceh, Nabire, Alor, Bengukulu, pantai selatan Jawa, dan sejumlah daerah rawan gempa lainnya. Alat-alat pendeteksi dipasang dan dipantau setiap hari oleh petugas teknis yang berada di daerah bersangkutan, yang lalu mengirimkannya ke pusat untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut oleh para pakar yang memang ahli di bidangnya. Karena rawannya Indonesia akan gempa, ada baiknya kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapi situasi jika gempa itu datang. Pada saat terjadi gempa, kita harus memperhatikan di mana posisi kita berada. Berikut yang bisa kita lakukan pada saat terjadi gempa: Berada di dalam ruangan. Getaran gempa akan terasa beberapa saat, selama jangka waktu itu upayakan menyelamatkan diri. Berlindunglah di samping suatu benda yang kemungkinanremuk sedikit tetapi menyisakan ruangan kosong di sebelahnya. Contohnya jika berada di tempat tidur, bergulinglah ke samping tempat tidur, atau berbaring meringkuk di sebelah sofa atau kursi besar. Masuklah ke dalam kolong meja, lindungi kepala dari jatuhan benda-benda dengan tas, buku, bantal, atau barang-barang lainnya. Jauhi lemari dan kaca. Jangan berdiri di dekat pintu karena pintu akan roboh ke depan atau ke belakang. Jika pada saat itu kompor dan alat-alat listrik sedang menyala segera matikan untuk mencegah terjadinya kebakaran. Jika gempa cukup kuat jangan gunakan tangga, karena tangga memiliki “momen frekuensi” yang berbeda, sehingga tangga akan berayun terpisah dari bangunan utama. Tangga akan menjadi bagian bangunan yang paling mungkin untuk rusak. Jika gempa mereda keluarlah, dan cari tempat yang lapang, jangan berdiri dekat bangunan, tiang, atau pohon. Jika saat terjadi gempa Anda sedang berada di gedung, pusat perbelanjaan, atau bioskop. Jangan menyebabkan kepanikan atau korban kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam. Jika saat terjadi gempa Anda sedang berada dalam lift. Hubungi pengelola gedung dengan menggunakan interphone yang tersedia. Berada di luar. Segera lindungi kepala dengan menggunakan tas atau apa pun yang sedang dibawa dan hindari benda-benda berbahaya. Jika berada di sekitar kawasan perkantoran atau industri, bahaya akan muncul dari jatuhan kaca-kaca dan papan reklame. Berada dalam kereta api. Berpeganglah erat pada tiang agar tidak terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikaplah tenang mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Berada dalam mobil (sedang berkendaraan). Kendaraan akan susah dikendalikan saat terjadi gempa. Jangan mengerem mendadak. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil di bahu jalan dan berhentilah. Jangan berhenti di dekat pompa bensin, di bawah kabel bertegangan tinggi, atau di bawah jembatan penyeberangan. Bila getaran gempa kuat, keluarlah dari dalam kendaraan, karena orang-orang yang berada di dalam kendaraan akan tertimpa reruntuhan bahan bangunan tinggi atau jalanan di atasnya runtuh dan akibatnya meremukkan kendaraan. Berada di gunung. Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah ke tempat yang aman. Berada di pantai. Di pesisir pantai bahayanya datang dari tsunami. Jika terasa getaran, cepatlah mengungsi ke dataran tinggi. Segera setelah selamat maka berikan pertolongan bagi yang lain. Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitar anda. Dengarkan pula informasi dari pihak berwenang. Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas. Sumber: cscr.or.id, duniarumah.com, pdat.co.id.