DISUSUN OLEH IRA KAMILAH KELAS : BAHASA A NIM : NO ABSEN : 18
SUKRENI GADIS BALI NOVEL ANGKATAN ’ 33 KARYA A.A. PANDJI TISNA
Penokohan : Ni Luh Sukreni : Anak dari Men Negara yang ditinggalkannya ketika Sukreni masih berumur 8 bulan. Men Negara : Seorang pemilik kedai yang tega memberikan anaknya kepada hidung belang. Ni Negari : Seorang gadis cantik yang dijadikan umpan untuk memikat dan menguras harta para pelanggan kedainya I Negara : Anak Men Negara yang sangat baik. I Gusti Made Tausan : Seorang Mantri Polisi yang tega meninggalkan istrinya demi mengejar gadis-gadis cantik di desa sebelah. I Gustam : Anak nakal yang ketika besarnya dia menjadi seorang perampok sekaligus membunuh ayah kandungnya sendiri.
Ida Gede Swamba : Pemilik kebun kelapa dekat kedai milik Men negara yang menyukai Sukreni. I Made Aseman : Seorang mata-mata polisi atau ajudan dari I Gusti made tausan. I Kompiang : Sepupu I Nyoman raka suami Men Negara yang diajak kabur oleh Men Negara. I Nyoman raka : ayah kadung Sukreni atau suami Men negara ketika men Negara masih berada di desa Kertaraja. I sudiana : saudara Sukreni ayng mengantarkan Sukreni ke Desa Bingahbanjah. Pam Gumilang : teman ayah Sukreni yang tinggal di Banjarbali yang merawat sukreni ketika Sukreni hamil sampai melahirkan.
Sukreni adalah seorang anak yang ditinggalkan oleh ibunya ketika sukreni masih berumur delapan bulan. Ibunya tega meninggalkan dia bersama saudara sepupu suaminya pergi ke desa seberang. Sukreni adalah seorang anak yang ditinggalkan oleh ibunya ketika sukreni masih berumur delapan bulan. Ibunya tega meninggalkan dia bersama saudara sepupu suaminya pergi ke desa seberang.
–Di desa Bingahbanjah Men Negara mempunyai dua orang anak yang bernama Ni Negari dan I Negara. Disana mereka mempunyai kedai yang banyak disinggahi oleh orang banyak apalagi dikedai itu ada seorang gadis cantik yang memikat hati siapa saja yang melihatnya.
Semua pemuda banyak yang menginginkan Ni Negari, termasuk Mantri Polisi yang sedang bertugas di desa Bingah banjah, kecuali Ida Gede Swabda, seorang pemilik kebun Kelapa didekat kedai milik Men Negara. Semua pemuda banyak yang menginginkan Ni Negari, termasuk Mantri Polisi yang sedang bertugas di desa Bingah banjah, kecuali Ida Gede Swabda, seorang pemilik kebun Kelapa didekat kedai milik Men Negara.
Hingga pada suatu hari Sukreni datang ke kedai Men Negara untuk mencari I Gede Swamba, semua mata yang ada dikedai itu tertuju pada kecantikan Sukreni. Melihat kecantikan dari Sukreni Men Negara merasa takut kalau semua pelanggan kedai nya pergi meninggalkannnya, sehingga niat jahatnya untuk menghancurkan Sukreni pun datang. Hingga pada suatu hari Sukreni datang ke kedai Men Negara untuk mencari I Gede Swamba, semua mata yang ada dikedai itu tertuju pada kecantikan Sukreni. Melihat kecantikan dari Sukreni Men Negara merasa takut kalau semua pelanggan kedai nya pergi meninggalkannnya, sehingga niat jahatnya untuk menghancurkan Sukreni pun datang.
Men Negara menyuruh I Gusti Made Tausan untuk datang kekedai miliknya setelah malam datang, I Gusti Made tausan yang hidung belang pun dengan semangat menyetujui apa yang ditawarkan oleh Men Negara. Men Negara menyuruh I Gusti Made Tausan untuk datang kekedai miliknya setelah malam datang, I Gusti Made tausan yang hidung belang pun dengan semangat menyetujui apa yang ditawarkan oleh Men Negara. Malam harinya I Gusti Made Tausan benar-benar datang kekedai milik Men Negara untuk menodai sukreni. Setelah kejadian malam itu, paginya Men Negara mendapat kabar dari anaknya I Negara yang bermalam dengan I Sudiana, saudara Sukreni kalau Sukreni itu adalah anak yang di tinggalkannya ketika masih berumur delapan bulan. Malam harinya I Gusti Made Tausan benar-benar datang kekedai milik Men Negara untuk menodai sukreni. Setelah kejadian malam itu, paginya Men Negara mendapat kabar dari anaknya I Negara yang bermalam dengan I Sudiana, saudara Sukreni kalau Sukreni itu adalah anak yang di tinggalkannya ketika masih berumur delapan bulan.
Setelah kejadian malam itu Sukreni pergi dari desa Binginbanjah ke desa Singaraja tanpa ada satu pun orang yang mengetahui kepergiannya, didesa itu Sukreni berganti nama menjadi Ni Made Sari agar tak ada lagi yang mengenalinya. Setelah kejadian malam itu Sukreni pergi dari desa Binginbanjah ke desa Singaraja tanpa ada satu pun orang yang mengetahui kepergiannya, didesa itu Sukreni berganti nama menjadi Ni Made Sari agar tak ada lagi yang mengenalinya.
Ida Gede Swamba yang merasa kehilangan Sukreni pun terus mencari Sukreni ke beberapa desa, tapi sia-sia mereka tidak mengenal orang yang bernama Sukreni, hingga akhirnya ia bertemu dengan I Made Aseman yang sedang menjalani hukuman enam bulan karena telah memukul I Negara hingga pingsan. Ida Gede Swamba yang merasa kehilangan Sukreni pun terus mencari Sukreni ke beberapa desa, tapi sia-sia mereka tidak mengenal orang yang bernama Sukreni, hingga akhirnya ia bertemu dengan I Made Aseman yang sedang menjalani hukuman enam bulan karena telah memukul I Negara hingga pingsan. Dari I Made Aseman I Gede Swamba mengetahui kejadian yang telah terjadi kepada Sukreni gadis yang akan di nikahinya. Setelah banyak mendapatkan informasi tentang Sukreni, Ida Gede Swamba pun menyusul Sukreni yang tinggal dirumah teman ayahnya di Banjarbatu. Dari I Made Aseman I Gede Swamba mengetahui kejadian yang telah terjadi kepada Sukreni gadis yang akan di nikahinya. Setelah banyak mendapatkan informasi tentang Sukreni, Ida Gede Swamba pun menyusul Sukreni yang tinggal dirumah teman ayahnya di Banjarbatu.
Di Desa itu, Sukreni melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama I Gustam. setelah umurnya I Gustam bertambah, I Gustam menjadi anak yang Semakin hari semakin nakal, bahkan ketika ia berumur dua belas tahun, ia sudah berani memukul ibunya dengan kayu sampai luka, bahkan kenakalannya pun semakin menjadi-jadi, pada umur sembilan belas tahun I Gustam harus mendekam didalam penjara karena mencuri dikedai orang Tionghoa di Singaraja, didalam penjara I Gustam berkenalan dengan seorang panjahat yang mengajarkan dia banyak hal tentang kejahatan, sehingga setelah keluar dari penjara I Gustam pun menjadi perampok yang ditakuti oleh warga kampung. Di Desa itu, Sukreni melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama I Gustam. setelah umurnya I Gustam bertambah, I Gustam menjadi anak yang Semakin hari semakin nakal, bahkan ketika ia berumur dua belas tahun, ia sudah berani memukul ibunya dengan kayu sampai luka, bahkan kenakalannya pun semakin menjadi-jadi, pada umur sembilan belas tahun I Gustam harus mendekam didalam penjara karena mencuri dikedai orang Tionghoa di Singaraja, didalam penjara I Gustam berkenalan dengan seorang panjahat yang mengajarkan dia banyak hal tentang kejahatan, sehingga setelah keluar dari penjara I Gustam pun menjadi perampok yang ditakuti oleh warga kampung.
Membunuh dan merampok adalah kesukaan I Gustam. Hingga pada suatu malam I Gustam merencanakan untuk merampok Kedai milik Men Negara, yang dikenal banyak peti uang di bawah kasurnya. ketika itu I Gusti Made Tausan sedang berpatroli di desa Bingih Banjah, sehingga ketika kejadian itu I Gusti Made Tausan lah yang melawan para perampok itu. Membunuh dan merampok adalah kesukaan I Gustam. Hingga pada suatu malam I Gustam merencanakan untuk merampok Kedai milik Men Negara, yang dikenal banyak peti uang di bawah kasurnya. ketika itu I Gusti Made Tausan sedang berpatroli di desa Bingih Banjah, sehingga ketika kejadian itu I Gusti Made Tausan lah yang melawan para perampok itu.
Mendengar perkelahian yang sengit itu, I Made Aseman pun keluar dari rumahnya, dan melihat orang yang sedang berkelahi itu dengan teliti. Melihat kedua belah pihak yang sedang berperang itu I Made Aseman pun tercengang karena ynag sedang berkelahi itu adalah seorang anak dan ayahnya. I Made Aseman pun tercengang sambil berkata “ Disini Tuhan yang maha kuasa memperlihatkan kuasanya, anak menggerakan tangan hendak memarang kepala ayahnya, dan ayahnya pun hendak membunuh anaknya. I Made Aseman memberitahukan kepada I Gusti Made Tausan bahwa yang akan dibunuh oleh I Gusti Made Tausan itu adalah anaknya, tapi pernyataan dari I Aseman itu terlambat, pedang I Gusti Made Tausan telah menyabet anak nya hingga tewas, mendengar perkataan itu I Gusti Mede Tausan pun Tercengang, lalu menunduk dan memandangi anaknya yang terbaring dibawah kakinya. Ketika itu baru terasa oleh I Gusti Made Tausan kalau dia juga terluka parah karena kepalanya kena parang I Gustam, tak lama kemudian I Gusti Made Tausan meninggal jatuh tersungkur disisi mayat I Gustam. Mendengar perkelahian yang sengit itu, I Made Aseman pun keluar dari rumahnya, dan melihat orang yang sedang berkelahi itu dengan teliti. Melihat kedua belah pihak yang sedang berperang itu I Made Aseman pun tercengang karena ynag sedang berkelahi itu adalah seorang anak dan ayahnya. I Made Aseman pun tercengang sambil berkata “ Disini Tuhan yang maha kuasa memperlihatkan kuasanya, anak menggerakan tangan hendak memarang kepala ayahnya, dan ayahnya pun hendak membunuh anaknya. I Made Aseman memberitahukan kepada I Gusti Made Tausan bahwa yang akan dibunuh oleh I Gusti Made Tausan itu adalah anaknya, tapi pernyataan dari I Aseman itu terlambat, pedang I Gusti Made Tausan telah menyabet anak nya hingga tewas, mendengar perkataan itu I Gusti Mede Tausan pun Tercengang, lalu menunduk dan memandangi anaknya yang terbaring dibawah kakinya. Ketika itu baru terasa oleh I Gusti Made Tausan kalau dia juga terluka parah karena kepalanya kena parang I Gustam, tak lama kemudian I Gusti Made Tausan meninggal jatuh tersungkur disisi mayat I Gustam.
BAGIAN YANG PALING MENARIK: ” Kuda mu terlalu amat payah, bagaikan tak ada rumput di Bingah Banjah ini", kata suara yang amat merdu manis sampai kedengaran kepada anak-anak muda yang sedang duduk menunggu Ni Negari. Mereka membenarkan duduknya, serta menoleh kepada kawan- kawan yang ada disebelahnya, seolah-olah mereka takut kalah dalam pertandingan. Ada yang mengeluarkan rokok, ada pula yang membersihkan kuku dengan pisau, serta ada pula yang seakan-akan minta disediakan makanan. ” Kuda mu terlalu amat payah, bagaikan tak ada rumput di Bingah Banjah ini", kata suara yang amat merdu manis sampai kedengaran kepada anak-anak muda yang sedang duduk menunggu Ni Negari. Mereka membenarkan duduknya, serta menoleh kepada kawan- kawan yang ada disebelahnya, seolah-olah mereka takut kalah dalam pertandingan. Ada yang mengeluarkan rokok, ada pula yang membersihkan kuku dengan pisau, serta ada pula yang seakan-akan minta disediakan makanan. " Bukan demikian," jawab kusir itu, " Kuda ini bukan tidak kuat, melainkan malas" " Bukan demikian," jawab kusir itu, " Kuda ini bukan tidak kuat, melainkan malas" ” Bukan kudamu yang malas, melainkan engkau hendak makan jerih payah kudamu dengan tiada memberi dia makan. ” Bukan kudamu yang malas, melainkan engkau hendak makan jerih payah kudamu dengan tiada memberi dia makan.
Men Negara, ibu Ni Negari cukup menjaga dia, uang boleh dia terima, tetapi anaknya"dipegang jangan" itulah taktiknya. Dengan demikian ia dapat memoroti uang I Gusti Made Tausan. Men Negara, ibu Ni Negari cukup menjaga dia, uang boleh dia terima, tetapi anaknya"dipegang jangan" itulah taktiknya. Dengan demikian ia dapat memoroti uang I Gusti Made Tausan. ” Mulai saja besok, sudah. Jangan tunggu sampai ikan yang telah ada dalam belanga itu luput pula," kata I Gusti Made Tausan sambil memutau-mutar tongkatnya. " pendek kata besok engkau mulai. ” Mulai saja besok, sudah. Jangan tunggu sampai ikan yang telah ada dalam belanga itu luput pula," kata I Gusti Made Tausan sambil memutau-mutar tongkatnya. " pendek kata besok engkau mulai. Beberapa lamanya kedua manusia yang telah dalam tangan iblis itu berdiam diri, seakan-akan tak ada yang diperkatakannya. Menurut kepercayaan orang bali, setan berkeliaran pada malam hari, suka memasiki badan orang yang kosong, yang tidak memakai jimat. Oleh karena tingkah setan cuma semacam saja, yaitu hendak berbuat bencana supaya manusia masuk neraka, Men Negara pun tersenyum, lalu berdiri dan pergi kedalam. Gadis yang mengalahkan kecantikan anaknya itu, akan dihinakan pada malam itu. Beberapa lamanya kedua manusia yang telah dalam tangan iblis itu berdiam diri, seakan-akan tak ada yang diperkatakannya. Menurut kepercayaan orang bali, setan berkeliaran pada malam hari, suka memasiki badan orang yang kosong, yang tidak memakai jimat. Oleh karena tingkah setan cuma semacam saja, yaitu hendak berbuat bencana supaya manusia masuk neraka, Men Negara pun tersenyum, lalu berdiri dan pergi kedalam. Gadis yang mengalahkan kecantikan anaknya itu, akan dihinakan pada malam itu.
–Amanat: –- Jangan pernah mencoba mendholimi – oranglain. –- Harta itu adalah titipan dari tuhan yang – maha kuasa suatu hari Dia akan – mengambilnya kembali. - Manusia hanya bisa merencanakan, tapi Tuhan lah yang Maha Adil dan Maha Kuasa. - Manusia hanya bisa merencanakan, tapi Tuhan lah yang Maha Adil dan Maha Kuasa.