BAB 4 PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN
TEORI KEPUASAN KONSUMEN
Kita telah mempelajari bahwa permintaan konsumen terhadap barang dan jasa ditentukan oleh berbagai macam faktor. Namun keputusan konsumen untuk melakukan tindakan pembelian serta konsumsi pada dasarnya terjadi karena barang dan jasa tersebut mempunyai nilai guna. Dalam ilmu ekonomi, berbagai keputusan yang diambil oleh konsumen dalam melakukan konsumsi dijelaskan dengan teori nilai guna. Nilai guna berarti kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang atau jasa. Nilai guna total seorang konsumen biasanya akan meningkat saat ia mengkonsumsi suatu produk dalam jumlah yang semakin meningkat, namun pada tingkat yang umumnya lebih lambat.
Nilai Guna Total (Total Utility) Nilai guna total merupakan nilai kepuasan secara keseluruhan yang didapat konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Misalnya, permintaan buah jeruk di suatu daerah dalam satu bulan adalah 10 ton. Maka nilai guna totalnya dapat kita katakan 10.
Nilai Guna Marjinal (Marginal Utility) Nilai guna marjinal merupakan pertambahan nilai kepuasan yang didapat konsumen sebagai akibat dari pertambahan jumlah barang yang dikonsumsi. Misalnya, nilai guna total dari konsumsi buah mangga yang pertama adalah 50. Sementara itu, nilai guna total dari konsumsi buah mangga berikutnya adalah 90. Maka nilai guna antara mangga yang pertama dengan yang kedua adalah 90 – 50 = 40.
Nilai Guna yang Semakin Menurun (Diminishing Utility) Biasanya kepuasan atau nilai guna yang didapat konsumen untuk setiap pertambahan konsumsi yang dilakukan pada mulanya meningkat, namun setelah sampai pada titik tertentu akan semakin menurun. Saat konsumsi suatu produk meningkat, nilai guna tambahan yang diperoleh dari tiap unit tambahan akan turun secara bertahap. Hal ini dikenal juga dengan hukum nilai guna yang semakin menurun (the law of diminishing marjinal utility)
Nilai Guna Yang Sama Kebutuhan manusia itu banyak dan tidak hanya terdiri dari satu macam saja. Sekarang mari kita lihat apa yang terjadi apabila konsumen berusaha memenuhi kebutuhan dengan mengkonsumsi lebih dari satu benda.
Tabel Kombinasi Konsumsi Roti dan Jeruk Kombinasi Kebutuhan Kuantitas Tingkat Substitusi Marjinal Kebutuhan Roti Jeruk Nilai Guna Total Marjinal A 20 - 2 B 14 6 3 1 6:1 = 6 C 9 5 4 5:1 = 5 D 3:2 = 1,5 E 2:3 = 0,67 F 1:5 = 0,2 G 1:6 = 0,17
Grafik Konsumsi Roti dan Jeruk
KONSUMSI DAN PERILAKU KONSUMEN
Konsumsi adalah kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna barang dan jasa. Ini dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara langsung. Setiap individu dan masyarakat secara umum mempunyai kecenderungan tertentu dalam melakukan konsumsi. Kecenderungan konsumsi disebut dengan pola konsumsi. Tinggi rendahnya pola konsumsi mencerminkan tingkat hidup masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi dibedakan menjadi 2, yaitu : Faktor Internal Faktor Eksternal
Faktor Internal Pendapatan. Semakin tinggi pendapatan konsumen, konsumsi cenderung semakin besar pula. Pendapatan dan konsumsi dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut : di mana : Y = pendapatan (yield) C = konsumsi (consumption) S = tabungan (saving) Y = C + S
Motivasi. Setiap orang mempunyai motivasinya sendiri-sendiri dalam melakukan kegiatan konsumsi. Ada yang melakukan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan yang benar-benar diperlukan. Namun ada pula orang yang membeli barang hanya karena ikut-ikutan orang lain. Sikap dan kepribadian. Orang yang hemat hanya akan membeli barang-barang yang telah direncanakan. Selera. Masing-masing individu mempunyai selera yang berbeda-beda dalam memilih segala jenis barang atau jasa.
Faktor Eksternal Kebudayaan. Kebudayaan yang terdaat di suatu daerah berpengaruh pada pola konsumsi masyarakat di daerah tersebut. Di Jepang atau Cina orang makan dengan menggunakan sumpit, sedangkan di negara barat menggunakan sendok dan garpu. Status Sosial. Konsumsi seorang raja atau presiden jelas berbeda dengan konsumsi sopir taksi. Harga Barang. Sudah menjadi hukum ekonomi bahwa bila harga naik, konsumsi akan menurun, dan bila harga barang rendah, konsumsi akan tinggi.
Perilaku Konsumsi Perilaku konsumen dalam berbelanja dibedakan menjadi dua macam : Perilaku Konsumsi Rasional adalah perlaku konsumen yang didasari atas pertimbangan rasional (nalar) dalam mengkonsumsi suatu produk. Perilaku Konsumsi Tidak Rasional (Irrasional) Sebuah tindakan dikatakan irrasional apabila seorang konsumen memutuskan membeli barang tanpa pertimbangan yang baik.
Suatu pembelian dapat dikatakan rasional, bila dasar pertimbangannya adalah sebagai berikut : Produk tersebut mampu memberikan kegunaan optimal (optimum utility) bagi konsumen. Produk tersebut benar-benar dibutuhkan konsumen. Mutu produk terjamin. Harga terjangkau dan sesuai dengan kemampuan konsumen yang membeli.
Berikut adalah contoh perilaku irrasional : Membeli barang hanya karena tertarik dengan iklannya. Tertarik membeli barang hanya karena mereknya yang terkenal. Membeli barang hanya karena obral atau untuk memperoleh bonus. Konsumsi hanya untuk pamer atau gengsi, bukan karena kebutuhan akan barang tersebut.
Rasional atau tidaknya seorang konsumen dalam melakukan tindakan konsumsi sangat dipengaruhi oleh : Tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka akan cenderung semakin rasional pilihan yang dibuat orang tersebut. Tingkat Kedewasaan. Semakin dewasa seseorang, maka orang tersebut cenderung semakin bijaksana dalam berindak. Kematangan Emosional. Orang yang mampu mengendalikan diri, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, dapat berpikir secara jernih, dan teliti dalam memilih, sehingga cenderung lebih rasional dalam mengambil keputusan pembelian.
Perilaku konsumen amat dipengaruhi oleh adanya nilai guna marjinal (marginal utility). Secara matematis, kepuasan marjinal merupakan turunan dari nilai guna total atau kepuasan total (total utility). Kepuasan marjinal dapat dirumuskan sebagai berikut : Di mana : MU = marginal utility TU = total utility q = quantity (jumlah barang yang dikonsumsi)
TEORI PRODUKSI
Produksi adalah usaha menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk memenuhi kebutuhan. Sebagai contoh, tepung akan meningkat manfaatnya apabila telah diubah menjadi roti. Usaha untuk mengubah tepung menjadi roti ini yang disebut dengan kegiatan produksi. Untuk dapat melakukan kegiatan produksi, seorang produsen membutuhkan faktor-faktor produksi.
Faktor-faktor Produksi Faktor Produksi Asli Faktor Produksi Turunan
Faktor Produksi Asli Alam. Bagaimana alam berperan sebagai faktor produksi ? Mari kita lihat berbagai hasil alam dan sumbangannya bagi produksi. Tanah. Bagi pengrajin gerabah tanah liat dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan gerabah. Tanah juga berfungsi untuk tempat perkantoran, pabrik atau gudang. Air. Air laut misalnya berguna sebagai bahan pembuatan garam. Udara. Udara atau angin bisa dimanfaatkan untuk memutar kincir angin. Sinar Matahari. Di negara tropis, sinar matahari sangat membantu bagi produsen garam. Tumbuh-tumbuhan. Cabe misalnya, amat berguna bagi pabrik penghasil sambal. Hewan. Bagi petani, hewan (sapi,kerbau) dapat digunakan sebagai pembajak sawah. Barang Tambang. Berbagai barang tambang berguna sebagai bahan baku produksi.
Tenaga Kerja. Tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersediatidak akan dapat diolah menjadi barang hasil produksi. Tenaga kerja menurut sifatnya. Tenaga kerja rohani merupakan tenaga kerja yang menekankan kemampuan berpikir manusia. Contohnya : dokter, guru, akuntan, pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani merupakan tenaga kerja yang menekankan kemampuan fisik dalam proses produksi. Contohnya : supir, tukang kayu, buruh, pembantu rumah tangga. b. Tenaga kerja menurut kualitas kerja. Tenaga kerja tidak terdidik dan terlatih Tenaga kerja terdidik dan terlatih Tenaga kerja terlatih
Faktor Produksi Turunan Modal. Meski tersedia bahan baku dan manusia yang dapat mengolahnya, bila tidak ada modal, produksi tidak akan berjalan dengan baik. Modal tidak semata-mata berupa uang, tetapi meliputi semua alat yang dipergunakan sebagai penunjang proses produksi. Keahlian. Yang dimaksud keahlian di sini adalah kemampuan pengusaha sebagai produsen untuk mengolah faktor-faktor produksi di atas hingga dapat melakukan tindakan produksi yang efektif dan efisien.
Fungsi Produksi Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan (input) dengan keluaran (output). Misalkan kita akan memproduksi jeans. Dalam fungsi produksi jeans tersebut diproduksi dengan berbagai macam cara. Kalau salah satu komposisinya diubah begitu saja, maka hasilnya juga akan berubah. Namun output akan tetap sama bila perubahan itu diganti dengan komposisi yang lain. Misalnya penurunan jumlah mesin diganti dengan penambahan tenaga kerja.
Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis sebagai berikut : di mana : Q = jumlah barang yang dihasilan (quantity) f = simbol persamaan (function) L = tenaga kerja (labour) R = kekayaan alam (resources) C = modal (capital) T = teknologi (technology) Q = f(L, R, C, T)
Hukum Hasil yang Semakin Menurun Hukum tambahan hasil yang semakin berkurang dalam teori produksi dikenal dengan the law of diminishing return. Hukum yang diungkapkan oleh J. Turgot ini berbunyi : “Apabila faktor vaiabel ditambah dengan tambahan yang sama secara terus menerus terhadap faktor produksi tetap, maka hasil produksi seluruhnya akan bertambah hingga pada tingkat tertentu, kemudian hasil itu semakin berkurang”.
PRODUKSI TOTAL, MARJINAL, DAN RATA-RATA DARI PENGGUNAAN TENAGA KERJA, SEMENTARA TANAH DIPERTAHANKAN TETAP Tanah Tenaga Kerja Produksi Total Produksi Marjinal Produksi Rata-rata 5 1 2 12 7 6 3 21 9 4 28 33 6,6 36 37 5,3 8 4,6 10 30 46
Kurva TP, AP dan MP
Produksi marjinal daat ditulis sebagai berikut : Sementara itu, rata-rata produksi dapat dirumuskan sebagai berikut : Di mana : TP = produksi total (total production) MP = produksi marjinal (marginal production) AP = rata-rata produksi (average production) = selisih L = tenaga kerja (labour)
Produksi yang Sama Seperti halnya konsumsi, proses produksi akan memiliki jumlah output yang sama walaupun menggunakan faktor produksi yang berbeda. Hal ini dapat terjadi karena satu faktor produksi dapat mensubstitusi faktor produksi lain. Lihatlah tabel kombinasi di bawah ini, dari tabel terlihat kombinasi berbagai faktor produksi yang berbeda , tingkat produksi dari ketiga cara tersebut tetap sama.
TABEL KOMBINASI YANG MENGHASILKAN OUTPUT YANG SAMA Modal / Mesin Tenaga Kerja 100 2 3 4 6 5
Kurva Produksi yang Sama Titik Q1, Q2 dan Q3 memberikan tingkat produksi yang sama
Perilaku Produsen Sebuah usaha baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau yang sering kita sebut sebagai pengusaha (enterprenur). Pengusaha adalah orang yang mecari peluang yang menguntungkan dan mengambil resiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis. Pengusaha berusaha mendirikan perusahaan yang menguntungkan, mencari dan mengelola sumber daya untuk memulai suatu bisnis.
Agar berhasil, seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut : Perencanaan. Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus bisa aia kelola untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya alam, modal, mauun manusia. Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing anak buahnya. Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan kerja tersebut.
Etika Produsen Kita mendefinisikan etika secara sederhana sebagai studi mengenai hak dan kewajiban manusia, peraturan moral yang dibuat dalam pengambilan keputusan dan sifat alami dalam hubungan di antara manusia. Etika dalam bisnis sangatlah penting agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan.
Untuk memahami etika dalam bisnis, kita harus menganalisis hal-hal berikut ini : Nilai. Nilai itu merupakan aturan main yang dibuat pengusaha dan menjadi patokan dalam berusahaa. Hak dan Kewajiban. Pengusaha akan meminta haknya sebagai pihak yang mendapat keuntungan dari hasil usaha, namum ia memahami kewajibannya seperti membayar pajak, menggaji karyawannya dengan bayaran yang layak. Peraturan Moral. Sebuah perusahaan mungkin memegang nilai-nilai tertentu. Namun bila nilai tersebut tidak dituangkan dalam peraturan, maka nilai tersebut akan kurang dipegang. Hubungan Manusia. Pengusaha yang baik adalah pengusaha yang memahami pentingnya hubungan antarmanusia.
Pasar Faktor Produksi Untuk dapat menghasilkan benda pemuas kebutuhan, rumah tangga produksi memerlukan faktor produksi dari rumah tangga konsumsi. Faktor produksi adalah semua input yang digunakan untuk memproduksi barang ataupun jasa seperti tenaga kerja, tanah, dan modal. Sebagai ganti atas faktor produksi yang digunakan, rumah tangga produksi akan memberikan upah (untuk tenaga kerja), uang sewa (untuk tanah), dan laba (untuk kewirausahaan)
Pasar Tenaga Kerja Pasar tenaga kerja, layaknya pasar lainnya dalam perekonomian, terbentuk adanya penawaran dan permintaan akan tenaga kerja. Permintaan rumah tangga produksi akan tenaga kerja dan penawaran dari rumah tangga konsumsi akan tenaga kerja menimbulkan pasar tenaga kerja. Setiap perubahan yang terjadi pada penawaran dan permintaan tenaga kerja, akan mengubah titik ekulibrium dan nilai marjinal produk dalam jumlah yang sama.
Kurva Pergeseran Penawaran Tenaga Kerja
Pasar Faktor Produksi Tanah Perusahaan memerlukan tanah, antara lain untuk mendirikan bangunan pabrik atau kantor, agar dapat melakukan proses produksi. Ada dua cara bagaimana perusahaan memperoleh tanah, yaitu dengan membeli tanah tersebut atau dengan menyewanya dari rumah tangga konsumsi. Nilai dari tanah tergantung pada karakteristik tanah dan lokasinya. Tanah merupakan salah satu penawaran yang tetap karena jumlah tanah itu tetap, dengan kata lain penawaran atas tanah adalah inelastis.
Kurva Penawaran dan Permintaan Pasar Untuk Tanah
Pasar Faktor Produksi Modal Dalam ilmu ekonomi, modal didefinisikan sebagai barang yang diproduksi dalam suatu sistem ekonomi, yang digunakan sebagai input untuk menghasilkan barang atau jasa hasil produksi di masa depan. Sesuatu yang penggunaannya dapat menghasilkan keuntungan terus menerus di masa mendatang dapat disebut sebagai modal.
Kurva Penawaran dan Permintaan Pasar Untuk Faktor Produksi Modal