Ekonomi Konservasi Lahan (Economics of Land Conservation) Mei 2011 Ekonomi Konservasi Lahan (Economics of Land Conservation) Oleh: Yusman Syaukat Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Pendahuluan Kerusakan lahan (land degradation) berpotensi menurunkan pendapatan petani, dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Apa yang harus dilakukan petani: membiarkan kerusakan lahan terus berlangsung? Melakukan konservasi lahan? Bagaimana keinginan petani dalam melakukan konservasi lahan? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi petani dalam melakukan konservasi lahan?
Kerusakan Lahan sebagai suatu Masalah Kebijakan Erosi lahan terjadi pada lahan-lahan yang telah diusahakan secara intensif Membiarkan land degradation (kerusakan lahan – KL) akan memperparah keadaan: On-farm: long-run productivity of the land Off-farm: externality to the other land and water bodies Bagaimana rationalitas petani dalam menghadapi masalah KL ini? Apakah public policies untuk mengatasi KL diperlukan?
Public Policies dalam Menghadapi KL Public attention muncul ketika tindakan individual untuk mencegah KL tidak muncul atau tidak mencukupi KL merupakan masalah kebijakan, karena kerusakan lahan terjadi lebih diakibatkan oleh human factors dibandingkan natural process Farm management system menjadi faktor kunci Petani mencari penghidupan ekonomi, sehingga tindakannya dalam mengelola lahan dan tanaman bisa diterima atau ditolak secara sosial Soil erosion is a firm-level action, tetapi erosion problems merupakan resultan dari perilaku individual tersebut
Public Policies dalam Menghadapi KL Response petani terhadap tingkat KL sangat dipengaruhi oleh: kesempatan (opportunities) yang ada, informasi mengenai pilihan dan dampaknya, serta persepsi terhadap dampak yang timbul akibat tindakannya Respon petani secara umum dipengaruhi oleh: Property right dari lahan Farm ownership
Teknologi Konservasi Lahan Untuk mengatasi kerusakan lahan (terkait erosi) dapat dilakukan: Land management: terrace construction, conservation tillage, waterways and diversion Crop management: Crop rotation Retention of crop residue Contour planting Strip cropping Agroforestry Land and crop management: kedua hal di atas dilakukan secara bersamaan
Tingkah Laku Rasional Petani Masalah: bagaimana agar cara-cara tersebut dapat dipraktekkan pada daerah-daerah yang sesuai Merubah perilaku petani! Petani: “Rational” Maximizing profit/utility of producer/consumer Sebenarnya, asumsi neo-klasik tersebut tidak benar, karena pada prakteknya mereka tidak melakukan hal tersebut
Tingkah Laku Ekonomi Petani Petani lebih berperan sebagai produsen dibandingkan dengan manajer. Petani menghasilkan produk dalam rangka memaksimumkan keuntungan dengan mempertimbangkan kendala dan kondisi S&D Mereka mengalokasikan input (lahan) dengan mempertimbangkan MVP dan MFC Rentang waktu perencanaan petani relatif pendek Perkembangan terbaru, seperti herbert Simon, mengatakan “Petani memiliki ‘satisfying’ dari pada maximizing motives. Ini lebih rasional…
Tingkah Laku Ekonomi Petani (2) Petani bertanggung jawab atas kondisi tanahnya dan memahami tanggung jawab sosialnya (menghargai hak orang lain) Namun, petani menjawab insentif ekonomi yang ada, price and costs, dalam mengatasi KL. Hal ini menimbulkan kesan kurang baik – karena yang ada adalah ‘lack of economic incentives’ Dengan demikian, perhatian harus diberikan pada insentif ekonomi bagi petani terhadap upaya-upaya konservasi lahan
Investasi Optimal bagi Konservasi Lahan Mengapa terjadi perbedaan antara kepentingan individual petani dan masyarakat dalam upaya konservasi lahan? Bagaimana agar konservasi menguntunbgkan bagi individual petani? Modelling: Capital budgeting: pendapatan, erosi. Namun, interest rate, government subsidy masih tetap penting Dynamic optimal control method: Petani terus melanjutkan erosive crop dibandingkan dengan rerumputan (Burt) Erosion damage function Secara umum: (1) social investment is required karena dengan tingkat suku bunga tinggi petani menjadi tidak tertarik, (2) teknologi bukan substitusi terhadap upaya konservasi
Variabel Tingkah Laku Net returns (keuntungan) dipengaruhi oleh Cost of production Cost of conservation Selection of crops Pendapatan bisa juga diperoleh dari luar usahatani Akibatnya: petani menjadi kurang tanggap terhadap KL Petani ada juga yang memiliki social responsibility stewardship motive tinggi, atau berusaha mempertahankan stabilitas incomenya. Mereka bersedia melakukan konservasi lahan
The Rational Economic Eroder & Agricultural Policy Tujuan Kebijakan Pertanian: Peningkatan pendapatan usahatani Stabilitas pendapatan Proteksi terhadap bencana (disaster) Mendukung pengembangan teknologi Hal di atas mempengaruhi insentif bagi petani dalam mengurangi erosing-inducing actions
The Rational Economic Eroder & Agricultural Policy Yang penting: Bagaimana suatu kebijakan dapat memberi insentif bagi petani dari pada mencegah petani menggunakan lahannya yang erosif “Right to erode” adalam pemilikan lahan harus dikurangi Targeted soil conservation program: pada lahan-lahan yang memiliki “economic return to erosive abatement” tertinggi
An Economic Model of Soil Conservation Misal, suatu aktivitas pertanian menimbulkan soil erosion Tujuan jangka panjang petani dalam jangka panjang: Bagaimana agar penghasilan petani maksimum Bagaimana agar nilai jual lahan pada akhir periode tertinggi Model: ( s=soil loss, x=soil depth, z=variabel inputs )
An Economic Model of Soil Conservation (2) Dengan memperhatikan kendala: Maka Maximum Principle:
References Barbier, Edward B. 1990. The Farm Level Economics of Soil Conservation: The Uplands of Java. Land Economics 66(2):199-211. Barbier, Edward B. 1995. The Economics of Soil Erosion: Theory, Methodology and Examples. Special Papers of the Economy and Environmental Program for Southeast Asia, Singapore. Crosson, Pierre. 2003. The Economics of Soil Erosion and Maintaining Soil Biodiversity. Paper presented at OECD Conference, Rome, March 24-28, 2003. McConnell, Kenneth E. 1983. An Economic Model of Soil Conservation. American Journal of Agricultural Economics (February):83-89.
Estimasi Onsite Cost dengan Pendekatan Produktivitas Revenue/ hectare R0 Without soil erosion Yield Loss With soil ersion
Estimasi Onsite Cost dengan Pendekatan Replacement Costs PV A Unit Price of Input VMP B X0 X1
Correct Approach to Measuring On-Site Costs of Soil Erosion: Opportunity Cost Method PV With Conservation A B With Erosion Time T