Ekonomi Konservasi Lahan (Economics of Land Conservation)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Yusman Syaukat Department of Resource & Environmental Economics Faculty of Economics & Management Bogor Agricultural University.
Advertisements

THE AVERTING BEHAVIOR METHOD (ABM)
Yusman Syaukat Department of Resource & Environmental Economics Faculty of Economics & Management Bogor Agricultural University.
Dr. Sucihatiningsih DWP
Chapter 22 – Economic Consideration
Indikator Pembangunan Berkelanjutan (sumber: Hackett, Ch. 13)
PERENCANAAN AGRIBISNIS INDIKATOR HASIL BELAJAR
Yusman Syaukat Department of Resource & Environmental Economics Faculty of Economics & Management Bogor Agricultural University.
Ekonomi Kerusakan Lahan (Economics of Land Degradation) Oleh: Yusman Syaukat Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
MANAJEMEN LAHAN PERTANIAN
VI. Teori Produksi Satu Input
Akuntansi Pertanggungjawaban adalah penyusunan Laporan-Laporan Prestasi yang dikaitkan kepada individu-individu atau anggota-anggota kelompok sebuah organisasi.
KEBIJAKAN PUBLIK.
5. KONSERVASI TANAH DAN AIR
Penganggaran Modal.
Introduction TE #1.
Organisasi Produksi Produksi  cara bagaimana sumber daya (input: Tenaga kerja, Modal, Tanah) dipergunakan untuk menghasilkan produk-produk perusahaan.
Lecture Note: Rini Aprilia, M.Sc
Indonesia’s Soil Account: Java Akuntansi Tanah di Pulau Jawa, Indoneisa.
MAKROEKONOMI LINGKUNGAN
Teori Produksi dan Biaya
CHANGE IN PRODUCTIVITY (PRODUCTIVITYAPPROACH)
Ekonomi Kerusakan Lahan (Economics of Land Degradation)
II. MAKSIMISASI PROFIT DG SATU INPUT & SATU OUTPUT
Studi Kelayakan Bisnis
Bab 6 : Teori dan Estimasi Produksi
Pasar Persaingan Sempurna
MANAJEMEN INVESTASI BISNIS
Keputusan Penetapan Harga dan Manajemen Biaya
ESL313 TEORI HARGA PERTANIAN Topik 2. Permintaan Produk Pertanian
SRI SULASMIYATI, S.SOS., MAP
Bahan kajian pada MK. PSDAL
EKONOMI SUMBERDAYA AIR Topik 5. Water Valuation: Irrigation Water
Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro
EKONOMI SUMBERDAYA AIR Topik 1: Permasalahan SDA
CHANGE IN PRODUCTIVITY (PRODUCTION FUNCTION APPROACH)
CHAPTER 7 OUTLINE 7.1 Mengukur Biaya: Mana yang berperan?
EKONOMI MANAJERIAL Dr. Yansor Djaya, SE.,MA.
ESL313 TEORI HARGA PERTANIAN Topik 4. Theory of Supply in Agriculture
EKONOMI SUMBERDAYA AIR: Piped Water Pricing
Konsep Dasar Ilmu Ekonomi
EKMAN-4 TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI
Pasar persaingan sempurna dan monopoli
Teori Produksi (Production Theory)
Pengantar Ekonomi Mikro
ESL313 TEORI HARGA PERTANIAN Topik 1. Pendahuluan
EKONOMI POLITIK Introduction Anang Muftiadi
EKONOMI PERTANIAN Bahan Kuliah 3 Ekonomika Produksi dalam Pertanian
PUSAT INVESTASI SUNARYO, SE
Pengantar: Pengertian dan Konsep2 Dasar Teori Ekonomi Mikro
Teori dan Estimasi Produksi
Biaya Produksi.
KONSEP DAN RUANG LINGKUP EKONOMI PRODUKSI
EKONOMI MIKRO SESI – 8 Teori Biaya.
Struktur Pasar.
Singgih pudjirahardjo
EKONOMI POLITIK Introduction Anang Muftiadi
EKONOMI MIKRO SESI – 8 Teori Biaya.
?? mempelajari Sistem Usahatani Informasi 1. Tujuan, sikap petani
EKONOMI MIKRO SESI – 8 Teori Biaya.
KONSEP DAN RUANG LINGKUP EKONOMI PRODUKSI
Pendahuluan Tentang Ekonomi Manajerial
AGROFORESTRY.
EKONOMI POLITIK Introduction Anang Muftiadi
EKMAN-4 TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI
Operations Research Linear Programming (LP)
YULIA ANDRIANIYULIA ANDRIANI. pertanian Way of life Usaha tani Usaha tani adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang petani, menejer, penggarap atau.
BAB 9 TEORI PRODUKSI. 2 Introduction Our focus is the supply side. The theory of the firm will address: How a firm makes cost-minimizing production decisions.
MANAJEMEN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN dan AIR Dipresentasikan oleh: Martinus H. Pandutama, Ph.D Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember SEMETER.
BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS
Transcript presentasi:

Ekonomi Konservasi Lahan (Economics of Land Conservation) Mei 2011 Ekonomi Konservasi Lahan (Economics of Land Conservation) Oleh: Yusman Syaukat Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Pendahuluan Kerusakan lahan (land degradation) berpotensi menurunkan pendapatan petani, dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Apa yang harus dilakukan petani: membiarkan kerusakan lahan terus berlangsung? Melakukan konservasi lahan? Bagaimana keinginan petani dalam melakukan konservasi lahan? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi petani dalam melakukan konservasi lahan?

Kerusakan Lahan sebagai suatu Masalah Kebijakan Erosi lahan terjadi pada lahan-lahan yang telah diusahakan secara intensif Membiarkan land degradation (kerusakan lahan – KL) akan memperparah keadaan: On-farm: long-run productivity of the land Off-farm: externality to the other land and water bodies Bagaimana rationalitas petani dalam menghadapi masalah KL ini? Apakah public policies untuk mengatasi KL diperlukan?

Public Policies dalam Menghadapi KL Public attention muncul ketika tindakan individual untuk mencegah KL tidak muncul atau tidak mencukupi KL merupakan masalah kebijakan, karena kerusakan lahan terjadi lebih diakibatkan oleh human factors dibandingkan natural process Farm management system menjadi faktor kunci Petani mencari penghidupan ekonomi, sehingga tindakannya dalam mengelola lahan dan tanaman bisa diterima atau ditolak secara sosial Soil erosion is a firm-level action, tetapi erosion problems merupakan resultan dari perilaku individual tersebut

Public Policies dalam Menghadapi KL Response petani terhadap tingkat KL sangat dipengaruhi oleh: kesempatan (opportunities) yang ada, informasi mengenai pilihan dan dampaknya, serta persepsi terhadap dampak yang timbul akibat tindakannya Respon petani secara umum dipengaruhi oleh: Property right dari lahan Farm ownership

Teknologi Konservasi Lahan Untuk mengatasi kerusakan lahan (terkait erosi) dapat dilakukan: Land management: terrace construction, conservation tillage, waterways and diversion Crop management: Crop rotation Retention of crop residue Contour planting Strip cropping Agroforestry Land and crop management: kedua hal di atas dilakukan secara bersamaan

Tingkah Laku Rasional Petani Masalah: bagaimana agar cara-cara tersebut dapat dipraktekkan pada daerah-daerah yang sesuai Merubah perilaku petani! Petani: “Rational”  Maximizing profit/utility of producer/consumer Sebenarnya, asumsi neo-klasik tersebut tidak benar, karena pada prakteknya mereka tidak melakukan hal tersebut

Tingkah Laku Ekonomi Petani Petani lebih berperan sebagai produsen dibandingkan dengan manajer. Petani menghasilkan produk dalam rangka memaksimumkan keuntungan dengan mempertimbangkan kendala dan kondisi S&D Mereka mengalokasikan input (lahan) dengan mempertimbangkan MVP dan MFC Rentang waktu perencanaan petani relatif pendek Perkembangan terbaru, seperti herbert Simon, mengatakan “Petani memiliki ‘satisfying’ dari pada maximizing motives. Ini lebih rasional…

Tingkah Laku Ekonomi Petani (2) Petani bertanggung jawab atas kondisi tanahnya dan memahami tanggung jawab sosialnya (menghargai hak orang lain) Namun, petani menjawab insentif ekonomi yang ada, price and costs, dalam mengatasi KL. Hal ini menimbulkan kesan kurang baik – karena yang ada adalah ‘lack of economic incentives’ Dengan demikian, perhatian harus diberikan pada insentif ekonomi bagi petani terhadap upaya-upaya konservasi lahan

Investasi Optimal bagi Konservasi Lahan Mengapa terjadi perbedaan antara kepentingan individual petani dan masyarakat dalam upaya konservasi lahan? Bagaimana agar konservasi menguntunbgkan bagi individual petani? Modelling: Capital budgeting: pendapatan, erosi. Namun, interest rate, government subsidy masih tetap penting Dynamic optimal control method: Petani terus melanjutkan erosive crop dibandingkan dengan rerumputan (Burt) Erosion damage function Secara umum: (1) social investment is required karena dengan tingkat suku bunga tinggi petani menjadi tidak tertarik, (2) teknologi bukan substitusi terhadap upaya konservasi

Variabel Tingkah Laku Net returns (keuntungan) dipengaruhi oleh Cost of production  Cost of conservation Selection of crops Pendapatan bisa juga diperoleh dari luar usahatani Akibatnya: petani menjadi kurang tanggap terhadap KL Petani ada juga yang memiliki social responsibility  stewardship motive tinggi, atau berusaha mempertahankan stabilitas incomenya. Mereka bersedia melakukan konservasi lahan

The Rational Economic Eroder & Agricultural Policy Tujuan Kebijakan Pertanian: Peningkatan pendapatan usahatani Stabilitas pendapatan Proteksi terhadap bencana (disaster) Mendukung pengembangan teknologi Hal di atas mempengaruhi insentif bagi petani dalam mengurangi erosing-inducing actions

The Rational Economic Eroder & Agricultural Policy Yang penting: Bagaimana suatu kebijakan dapat memberi insentif bagi petani dari pada mencegah petani menggunakan lahannya yang erosif “Right to erode” adalam pemilikan lahan harus dikurangi Targeted soil conservation program: pada lahan-lahan yang memiliki “economic return to erosive abatement” tertinggi

An Economic Model of Soil Conservation Misal, suatu aktivitas pertanian menimbulkan soil erosion Tujuan jangka panjang petani dalam jangka panjang: Bagaimana agar penghasilan petani maksimum Bagaimana agar nilai jual lahan pada akhir periode tertinggi Model: ( s=soil loss, x=soil depth, z=variabel inputs )

An Economic Model of Soil Conservation (2) Dengan memperhatikan kendala: Maka Maximum Principle:

References Barbier, Edward B. 1990. The Farm Level Economics of Soil Conservation: The Uplands of Java. Land Economics 66(2):199-211. Barbier, Edward B. 1995. The Economics of Soil Erosion: Theory, Methodology and Examples. Special Papers of the Economy and Environmental Program for Southeast Asia, Singapore. Crosson, Pierre. 2003. The Economics of Soil Erosion and Maintaining Soil Biodiversity. Paper presented at OECD Conference, Rome, March 24-28, 2003. McConnell, Kenneth E. 1983. An Economic Model of Soil Conservation. American Journal of Agricultural Economics (February):83-89.

Estimasi Onsite Cost dengan Pendekatan Produktivitas Revenue/ hectare R0 Without soil erosion Yield Loss With soil ersion

Estimasi Onsite Cost dengan Pendekatan Replacement Costs PV A Unit Price of Input VMP B X0 X1

Correct Approach to Measuring On-Site Costs of Soil Erosion: Opportunity Cost Method PV With Conservation A B With Erosion Time T