Siti Masfiah, SKM, M.Kes, MA Mata Kuliah Dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman 2013
Konsep Individu, Kelurga Pendidikan Kesehatan Individu Pendidikan Kesehatan Keluarga Pendidikan Kesehatan Pasien Konseling
Individu “individuum” (tidak terbagi) Manusia disebut individu pola tingkahnya bersifat spesifik dirinya, dan bukan lagi mengikuti pola tingkah umum Manusia sebagai individu tidak hanya memiliki peranan-peranan di lingkungkungan sosial, namun juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya
Didalam suatu kerumunan massa manusia cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang ditampilkannya hampir identik dengan tingkah laku masa. Seringkali terjadi konflik dalam diri karena harus menyesuaikan perilaku sosial masyarakatnya Ketika individu dapat menyesuaikan diri berarti proses aktualisasi individu sebagai bagian dari lingkungan telah terbentuk
Aspek individu : organik jasmaniah, psikis-rohaniah, sosial masing-masing aspek saling berpengaruh Pola perilaku individu : Menyimpang dari norma kolektif Menyesuaikan dengan norma kolektif Mempengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004)
Pasal 21 UU 12 /2013 ttg jaminan Kesehatan 1. Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: 1. Penyuluhan kesehatan perorangan 2. Imunisasi dasar 3. Kelurga berencana 4. Skrining kesehatan
It can be more powerful than other methods of communication in bringing about behavioral change. Using individual opportunities will help you to create mutual understanding with the other person and help you to get to know each other more closely. Your sessions should promote frankness between you and the other person and help you develop the ability to give and receive feedback immediately. It also creates the opportunity to discuss problems which are sensitive and need special handling, for example discussions on sexuality Counselling is one of effective method in individual health education.
Ask Advise Assist Arrange
PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA
Konsep Keluarga Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Duvall & Logan, 1986) Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Depkes RI)
Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
Struktur Keluarga Patrilineal - Patriarki Matrilineal - Matriarki Matrilokal Patrilokal Kelurga Kawinan
PERANAN DALAM KELUARGA pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman pengasuh dan pendidik anak- anaknya, pelindung melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual
Penyuluhan Konseling Kunjungan rumah (home visit)
Tujuan : Meningkatkan derajat kesehatan pasien, dengan: Promosi perilaku yang sehat Pelibatan pasien dan keluarga dalam penyembuhan dan pengambilan keputusan terkait penyembuhan secara tepat Promosi recovery
Agar penderita /pasien memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan (dirinya), keselamatan lingkungan, dan masyarakatnya. Mencegah berkembangnya sakit menjadi lebih parah dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh penyakit. Agar orang mempelajari apa yang dapat di lakukan sendiri dan bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada sistem pelayanan kesehatan yang formal. Increases adherence to treatment Increase Impacts of health outcomes
Teaching Negotiation Motivation
Lack of readiness for change Literacy level Language barriers Socio-economic level Cultural and spiritual beliefs
Discuss; DON’T LECTURE! Consider socio-economic factors Respect cultural/spiritual beliefs and attitudes Ask the patient what they understand about the health issue Assess the patient’s readiness for change Keep it simple Reinforcement, reinforcement, reinforcement Relapse is part of changing behavior
Tools: Literature – pamphlets, leaflets Videotapes Models Flip charts Teaching boards Discussion Metode : Kelas bersama antara pasien dan keluarga Pendidikan individual pasien Perpustakaan multimedia
Proses konseling dibingkai oleh kerangka kerja untuk mengajar klien dalam mengubah tingkah lakunya Tujuan konseling : Mengahapus/menghilangkan tingkah laku maldaptif (masalah) untuk di-gantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan klien.
Konselor mendorong klien untuk mengemukakan keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu itu. Assesment diperlukan untuk mengidentifikasi motode atau teknik mana yang akan dipilih sesuai dengan tingkah laku yang ingin diubah.
AKTIVITAS DALAM KONSELING (CARKHUFF) Aktivitas Klien INVOLVELMENT EXPLORATION UNDERTRANDING ACTION INITIATING RESPONDING PERSONALIZING ATTENDING Aktivitas Konselor
KlienKonselor INVOLVEMENT Kehadiran klien dihadapan konselor Menyatakan diri secara verbal dan non verbal Menyatakan materi yang bersifat pribadi Memahami tujuan konseling Mengetahui peran konselor ATTENDING Mempersiapkan : penataan ruang, informasi, merancang bantuan Positioning : jarak, kecondongan, kontak mata Mengamati : tingkatan intelektuallitas, energi dan perasaan Mendengarkan : siapa, apa, mengapa, kapan, dimana, bagaimana UNDERSTANDING Situasi saat ini Pemaknaan saat ini Alasan-alasan saat ini RESPONDING Merespon terhadap isi Merespon terhadap perasaan Merespon terhadap pemaknaan Emphaty, respect, genuiness, concreteness EXPLORATION Memahami makna yang dipersonalisasikan (personalized meaning) Memahami masalah yang dipersonalisasikan(personalized problem) Memahami tujuan yang dipersonalisasikan (personalized goal) PERSONALIZING Mempersonalisasikan makna (personalizing Meaning) Mempersonalisasikan masalah (personalizing Problem) Mempersonalisasikan tujuan (personalizing Goal) ACTION Menetapkan tujuan (konkrit, dapat diukur, bermakna) Mengembangkan langkah-langkah tindakan (alternatif primer, sekunder, tersier) Perubahan perilaku (positif, dapat diukur, konstruktif) INITIATING Menetapkan tujuan Mengembangkan program Mendesain jadwal Reinforcement Tahap-tahap individualisasi
Konselor VCT (Voluntary Consulting and Testing) HIV Konselor Kesehatan Reproduksi Konselor gizi jemaah haji Konselor ASI eksklusif